Anda di halaman 1dari 72

Reinhard JD.

Hutahaean
dr,SpF,SH,MM
FK UNIBA-BATAM
Pola pikir manusia terus
berkembang
Kemajuan ilmu & teknologi
Perkembangan ilmu & profesi kedokteran
Peningkatan kualitas profesi kedokteran
masalah (biaya mahal)

Masyarakat semakin kritis


Menuntut pelayanan yang lebih baik
Tidak puas atas layanan yang diberikan
Menuntut di pengadilan
Mengatasi
permasalahan
tersebut

Perlu pedoman sikap & perilaku


profesi kedokteran

KODE ETIK KEDOKTERAN

Martabat Profesi Lebih Terjaga


ETIKA dan ETIK
Etika: ilmu yang mempelajari asas-asas akhlak
Etik: seperangkat nilai yg berkaitan dgn akhlak
ETIK PROFESI: seperangkat nilai yang
mengatur perilaku anggota
profesi dalam hubungannya
dengan orang lain
ETIKA mempunyai arti yang berbeda bagi
disiplin ilmu yang berbeda
Filsuf: etika adalah bagian dari ilmu filsafat
Praktisi (dokter): etika adalah pedoman
perilaku & tindakan dalam
menjalankan profesi
ETIKA dan MORALITAS

ETIKA:
Kajian mengenai moralitas, refleksi terhadap
moral secara sistematik & hati-hati
Analisis terhadap keputusan moral & perilaku
pada masa yang lalu, sekarang atau masa
mendatang
MORALITAS: dimensi nilai dari keputusan dan
tindakan yang dilakukan manusia
ETIKA dan MORALITAS
Etika: bagaimana mengetahuinya (knowing)
Moralitas: bagaimana melakukannya (doing)
Hubungan etika & moralitas:
Etika memberikan kriteria rasional untuk
membuat keputusan atau bertindak dengan
suatu cara diantara pilihan cara yang lain
ETIKA KEDOKTERAN & BIOETIKA
ETIKA KEDOKTERAN:
Seperangkat nilai yang mengatur perilaku para
dokter dalam hubungannya dengan pasien dan
keluarganya, masyarakat, teman sejawat serta
mitra kerja
Sangat terkait, namun bioetika (etika biomedis)
Berfokus terutama pada masalah yang muncul
dalam praktik kedokteran
ETIKA KEDOKTERAN & BIOETIKA
BIOETIKA:
Subjek yang sangat luas
Berhubungan dengan masalah-masalah moral
yang muncul karena perkembangan dalam ilmu
pengetahuan biologis yang lebih umum
Tidak memerlukan penerimaan dari nilai
tradisional tertentu
(hal yang mendasar dalam etika kedokteran)
KODEKI

Beberapa pasal yang relevan:


1. Seorang dokter harus senantiasa berupaya
melaksanakan profesinya sesuai dengan standar
profesi yang tertinggi (Pasal 2)
2. Seorang dokter harus memberikan pelayanan medis
yang kompeten dengan kebebasan teknis dan moral
sepenuhnya, disertai rasa kasih sayang
(compassion) dan penghormatan atas martabat
manusia (Pasal 7a)
KODEKI

3. Seorang dokter harus bersikap jujur dalam


berhubungan dengan pasien dan sejawatnya,
dan berupaya untuk mengingatkan sejawat-
nya yang dia ketahui memiliki kekurangan
dalam karakter atau kompetensi, atau yang
melakukan penipuan atau penggelapan dlm
menangani pasien (Pasal 7b)
KODEKI

4. Setiap dokter harus senantiasa mengikuti


perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi kedokteran/kesehatan (Pasal 17)
PROFESI KEDOKTERAN
Profesi TERTUA
Profesi MULIA (berhadapan dengan masalah
kesehatan & kehidupan seseorang)
Suatu pekerjaan kedokteran yang
dilaksanakan berdasarkan KEILMUAN &
KOMPETENSI yang diperoleh melalui
pendidikan yang berjenjang, dan KODE ETIK
yang bersifat melayani masyarakat
(Pasal 1 butir 11 UU No. 29/2004)
PRAKTIK KEDOKTERAN

Pasal 1 UU No. 29/2004:


Praktik Kedokteran adalah rangkaian kegiatan
yang dilakukan oleh dokter dan dokter gigi
terhadap pasien dalam melaksanakan
upaya kesehatan
DASAR PRAKTIK KEDOKTERAN

1. Nilai ilmiah
2. Manfaat
3. Keadilan
4. Kemanusiaan
5. Keseimbangan
6. Perlindungan dan keselamatan pasien
DASAR PRAKTIK KEDOKTERAN
1. NILAI ILMIAH
Praktik kedokteran berdasarkan pada ILMU
PENGETAHUAN dan TEKNOLOGI yang diperoleh baik
dalam pendidikan maupun pengalaman, serta ETIKA
PROFESI
2. ASAS MANFAAT:
Memberikan MANFAAT BAGI KEMANUSIAAN dalam
rangka mempertahankan dan meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat
DASAR PRAKTIK KEDOKTERAN
3. ASAS KEADILAN:
Memberikan pelayanan secara ADIL dan MERATA kepada
setiap orang dengan biaya yang terjangkau, dengan tetap
memberikan pelayanan yang bermutu
4. ASAS KEMANUSIAAN:
Memberikan PERLAKUAN YANG SAMA
Tidak membedakan suku, bangsa, agama, ras, gender,
status sosial, ekonomi, dan pandangan politik
DASAR PRAKTIK KEDOKTERAN
5. ASAS KESEIMBANGAN:
Tetap menjaga KESERASIAN serta KESELARASAN antara
KEPENTINGAN INDIVIDU DAN MASYARAKAT
6. ASAS PERLINDUNGAN DAN KESELAMATAN
Mampu memberikan peningkatan derajat kesehatan
dengan tetap memperhatikan perlindungan dan
keselamatan pasien
Tidak dapat menjamin kesembuhan, senantiasa berupaya
untuk meringankan penderitaan pasien
4 KAIDAH MORAL
PRAKTIK KEDOKTERAN
1. Menghormati martabat manusia
(respect for person)
2. Berbuat baik (beneficence)
3. Tidak berbuat yang merugikan
(non-maleficence)
4. Keadilan (justice)
4 KAIDAH MORAL
PRAKTIK KEDOKTERAN

1. MENGHORMATI MARTABAT MANUSIA


Setiap individu harus diperlakukan sebagai
manusia yang memiliki OTONOMI (hak untuk
menentukan nasib diri sendiri)
Setiap manusia yang otonominya berkurang atau
hilang perlu mendapatkan PERLINDUNGAN
4 KAIDAH MORAL
PRAKTIK KEDOKTERAN

2. BERBUAT BAIK (BENEFICENCE)


Bersikap RAMAH atau MENOLONG, lebih dari
sekedar memenuhi kewajiban

3. TIDAK BERBUAT YANG MERUGIKAN


Memilih pengobatan yang paling KECIL RISIKOnya
dan paling BESAR MANFAATnya
4 KAIDAH MORAL
PRAKTIK KEDOKTERAN
4. KEADILAN (JUSTICE)
Perbedaan kedudukan sosial, tingkat ekonomi,
pandangan politik, agama & kepercayaan,
kebangsaan dan kewarganegaraan, status
perkawinan, serta jender tidak boleh mengubah
sikap dokter terhadap pasiennya
Mengakui adanya kepentingan masyarakat
sekitar pasien yang harus dipertimbangkan
ILMU & SENI PRAKTIK KEDOKTERAN

Praktik kedokteran merupakan


perpaduan ilmu dan seni

Ilmu berhubungan dengan apa yang bisa


diamati dan diukur
ILMU & SENI PRAKTIK KEDOKTERAN

Kedokteran ilmiah memiliki keterbatasan,


terutama berhubungan dgn manusia secara
individual, budaya, agama, kebebasan, hak
asasi & tanggung jawab
Seni kedokteran melibatkan aplikasi ilmu dan
teknologi kedokteran terhadap pasien secara
individual dan sebagai bagian dari keluarga &
masyarakat
NILAI INTI & ETIKA KEDOKTERAN
Penting bagi dokter untuk mengetahui dan mengamalkan nilai
inti dari praktik kedokteran
(BELAS KASIH, KOMPETEN & OTONOMI)
Nilai-nilai ini, bersama dengan penghargaan terhadap hak
asasi manusia merupakan dasar dari etika kedokteran
Belas kasih, kompeten dan otonomi tidaklah eksklusif hanya
pada profesi kedokteran
Dokter diharapkan dapat
mengaktualisasikan nilai-nilai belas
kasih, kompeten, otonomi serta
penghargaan terhadap hak asasi
manusia dalam derajat yang lebih
tinggi dibanding profesi lain
KOMPETENSI

Seperangkat TINDAKAN CERDAS dan PENUH


TANGGUNG-JAWAB yang dimiliki seseorang
sebagai SYARAT untuk dianggap MAMPU oleh
masyarakat dalam MELAKSANAKAN TUGAS di
bidang pekerjaan tertentu
(SK Mendiknas No. 045/U/2002)
1. Landasan kepribadian
2. Penguasaan ilmu & keterampilan
3. Kemampuan berkarya
4. Sikap & perilaku dalam berkarya menurut tingkat
keahlian berdasarkan ilmu & keterampilan yang
dikuasai
5. Pemahaman kaidah berkehidupan masyarakat
sesuai dengan keahlian dalam berkarya
7 AREA KOMPETENSI

1. Komunikasi efektif
2. Keterampilan klinis
3. Landasan ilmiah ilmu kedokteran
4. Pengelolaan masalah kesehatan
5. Pengelolaan informasi
6. Mawas diri dan pengembangan diri
7. Etika, moral, medikolegal & profesionalisme
serta keselamatan pasien
KOMPONEN KOMPETENSI

1. AREA KOMUNIKASI EFEKTIF


1. Berkomunikasi dengan pasien serta anggota
keluarganya
2. Berkomunikasi dengan sejawat
3. Berkomunikasi dengan masyarakat
4. Berkomunikasi dengan profesi lain
KOMPONEN KOMPETENSI

2. AREA KETERAMPILAN KLINIS


1. Memperoleh & mencatat informasi yg akurat &
penting tentang pasien & keluarganya
2. Melakukan prosedur klinik & laboratorium
3. Melakukan prosedur kedaruratan klinis
KOMPONEN KOMPETENSI

3. AREA LANDASAN ILMIAH KEDOKTERAN


1. Menerapkan konsep-konsep & prinsip-prinsip ilmu
biomedik, klinik, perilaku & ilmu kesehatan masyarakat
sesuai dengan pelayanan kesehatan tingkat primer
2. Merangkum interpretasi anamnesis, pemeriksa-an fisik,
laboratorium & prosedur yang sesuai
3. Menentukan efektivitas suatu tindakan
KOMPONEN KOMPETENSI
4. AREA PENGELOLAAN MASALAH KESEHATAN
1. Mengelola penyakit, keadaan sakit & masalah pasien sbg
individu yg utuh & bagian dari keluarga / masyarakat
2. Melakukan pencegahan penyakit & keadaan sakit
3. Melaksanakan pendidikan kesehatan dlm rangka promosi
kesehatan & pencegahan penyakit
4. Menggerakkan & memberdayakan masyarakat untuk
meningkatkan derajat kesehatan
5. Mengelola sumber daya manusia serta sarana & pra-
sarana secara efektif & efisien dlm pelayanan kesehatan
primer dengan pendekatan kedokteran keluarga
KOMPONEN KOMPETENSI

5. AREA PENGELOLAAN INFORMASI


1. Menggunakan teknologi informasi & komunikasi
untuk membantuk penegakan diagnosa, terapi,
pencegahan & promosi kesehatan serta penjaga-
an & pemantauan status kesehatan pasien
2. Memahami manfaat & keterbatasan teknologi
informasi
3. Memanfaat informasi kesehatan
KOMPONEN KOMPETENSI

6. AREA MAWAS DIRI & PENGEMBANGAN DIRI


1. Menerapkan mawas diri
2. Mempraktikkan belajar sepanjang hayat
3. Mengembangkan pengetahuan baru
KOMPONEN KOMPETENSI
7. AREA ETIKA, MORAL, MEDIKOLEGAL, PROFESIONALISME
SERTA KESELAMATAN PASIEN
1. Memiliki sikap profesional
2. Berperilaku profesional dalam bekerja sama
3. Sebagai anggota Tim Pelayanan Kesehatan yang
profesional
4. Melakukan praktik kedokteran dalam masyarakat
multikultural di Indonesia
5. Memenuhi aspek medikolegal dalam praktik kedokteran
6. Menerapkan keselamatan pasien dalam praktik
kedokteran
KOMPETENSI DOKTER

Pasal 27 UU No. 29/2004:


Pendidikan dan pelatihan kedokteran untuk
memberikan kompetensi kepada dokter
dilaksanakan sesuai dgn standar pendidikan
profesi kedokteran
KOMPETENSI DOKTER
Dokter yang kompeten mampu:
1. Mengerjakan tugas/pekerjaan profesi
2. Mengorganisasikan tugas agar pekerjaan tersebut dapat
dilaksanakan
3. Segera tanggap & tahu apa yang harus dilakukan bila
terjadi sesuatu yang berbeda dari rencana semula
4. Menggunakan kemampuan yang dimiliki untuk
memecahkan masalah di bidang profesi
5. Melaksanakan tugas dengan kondisi berbeda
KOMPETENSI DOKTER

Dokter yang kompeten:


Dapat mengenali tanda-tanda dari penyakit
Mengetahui bagaimana mengembalikan kesehatan yang
baik
Kompetensi yang tinggi harus dimiliki dokter
Kurang kompeten dapat menyebabkan kematian atau
morbiditas yang serius
KOMPETENSI DOKTER

Dokter menjalani pendidikan & pelatihan yang


lama untuk mencapai kompetensinya

Perkembangan ilmu & teknologi kedokteran


berlangsung dengan cepat
Pasal 28 ayat 1 UU No. 29/2004:
Setiap dokter yang berpraktik wajib mengikuti
pendidikan & pelatihan kedokteran berkelanjut-
an yang diselenggarakan oleh organisasi profesi
& lembaga lain yang diakreditasi oleh organisasi
profesi dlm rangka penyerapan perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran
KOMPETENSI dan ETIKA
Tidak hanya pengetahuan ilmiah dan
keterampilan teknis yang harus dijaga,
namun juga etika/tingkah laku

Masalah-masalah etis muncul sejalan dengan


perubahan dalam praktik kedokteran dan
lingkungan sosial, politik dan budaya
TANTANGAN
Banyak dokter yang merasa tidak lagi dihormati sebagaimana
mereka dulu dihormati:
Pasien yang dulunya menerima perintah dokter tanpa
ragu, kadang meminta penjelasan mengenai rekomendasi
yg diberikan dokter karena berbeda dgn saran yang
didapatkan dari praktisi kesehatan lain atau dari internet
Beberapa prosedur yang dulunya hanya bisa dilakukan
oleh dokter, sekarang dapat dilakukan oleh teknisi,
perawat atau paramedis
NILAI POSITIF
DILEMA BERKAITAN DGN SEJAWAT
Kewajiban untuk melaporkan kolega yang melakukan
tindakan yang tidak kompeten, mencelakakan atau
perbuatan tidak senonoh, ditekankan dalam Kode Etik
Internasional yang dikeluarkan oleh World Medical
Association (WMA):
Dokter harus berusaha keras untuk menyata-kan
kekurangan karakter & kompetensi dokter yang terlibat
dalam penipuan/kecurangan
DILEMA BERKAITAN DGN SEJAWAT
Penerapan prinsip ini tidak mudah
Di satu sisi seorang dokter mungkin menye-rang
reputasi koleganya karena motif yang tidak benar
seperti cemburu/perasaan ter-hina oleh koleganya
Dokter juga merasa tidak enak & ragu untuk
melaporkan tindakan koleganya yang tidak benar
karena simpati atau persahabatan
DILEMA BERKAITAN DGN SEJAWAT

Pelaporan tersebut dapat berakibat kurang


baik bagi pelapor; termasuk kemarahan dari
yang tertuduh, atau bahkan dari kolega yang
lain
Pelaporan terhadap tindakan salah yang
dilakukan kolega merupakan suatu tugas
profesional
DILEMA BERKAITAN DGN SEJAWAT

Melaporkan kolega kepada komisi dislipin


sebaiknya merupakan langkah terakhir setelah
semua alternatif telah dicoba dan tidak
memberikan hasil
PENYIMPANGAN
NORMA ETIK
DAPAT DIBENARKAN BILA ADA FAKTOR
PEMBENARNYA
TERMINASI KEHAMILAN KARENA MENOLONG NYAWA
IBUNYA
DAPAT DIMAAFKAN KESALAHANNYA BILA ADA
FAKTOR PEMAAFNYA
TAK BICARA BENAR KARENA TAKUT MEMPERBURUK
KEADAAN PASIEN
DELICT, BILA TAK ADA FAKTOR PEMBENAR / PEMAAF
TUMPANG TINDIH NORMA
ETIK PROFESI - HUKUM
ETIK DAN HUKUM : NORMANYA BANYAK YANG
TUMPANG TINDIH
ETIK :
TERMASUK KEWAJIBAN PENUHI STANDAR PROFESI (ps 2
Kodeki)
PENILAIAN ETIK TAK DAPAT DIPISAHKAN DARI PENILAIAN
PROFESI
AHLI HUKUM :
STANDAR MASUK DOMAIN HUKUM
JADI PELANGGARAN STANDAR :
PELANGGARAN ETIK
PELANGGARAN HUKUM
TINDAKAN KOREKTIF
PELANGGARAN ETIK & PROFESI
DIPERIKSA OLEH:
MKEK IDI
KOMITE ETIK / KOMITE MEDIK RS
PUTUSAN :
MELANGGAR ATAU TIDAK
SANKSI :
TEGURAN LISAN / TERTULIS
SKORSING, ALIH TUGAS
RE-EDUKASI / RESCHOOLING
REKOMENDASI PENCABUTAN IJIN PRAKTEK
PERSIDANGAN
ETIK DAN PROFESI
BUKAN PENGADILAN (HUKUM), JUGA BUKAN
PENYELESAIAN SENGKETA
LEBIH BERSIFAT INKUISITOR
TAK ADA PENUNTUT / PENGGUGAT
TAK ADA PEMBELA (penasehat hukum)
PEMBELA PROFESI BOLEH ADA (BP2A)
TERTUTUP (HINGGA SAAT INI)
MAJELIS DAPAT MEMINTA PENDAPAT PEER
PUTUSAN TAK MENGIKAT PENGADILAN DAN TIDAK
TERIKAT SUBPOENA
PROSES
PENGADUAN :
PASIEN (KUASANYA), TERADU, RUMKIT,
MASYARAKAT
SIDANG ANALISIS AWAL
PEMERIKSAAN PENGADU
DATA CLARIFICATION / COLLECTING
PEMERIKSAAN TERADU
DOKUMEN: AFIDAVIT
PROSES (2)
PEMERIKSAAN PROFESIONAL & RUMKIT
TERKAIT
DOKUMEN : RM, SOP, IJIN
KESAKSIAN : DR, ZR, KOMMED, DIR
MENDENGAR PENDAPAT PEER-GROUP
SIDANG ANALISIS PENYIMPULAN
PEMBUATAN & PELAPORAN PUTUSAN
PELUANG BANDING
PIDANA & PERDATA ?
PENGADILAN PUBLIK TETAP BISA
BERLANGSUNG
KONTRADIKSI:
SEMA 80-an :
BILA ADA DUGAAN MALPRAKTEK MEDIS, PERIKSA OLEH
MKEK DAHULU
PANDUAN MKEK :
BILA TELAH MASUK PENGADILAN, SIDANG MKEK
DIHENTIKAN
ICEBERG PHENOMENON
APAKAH ITU REPRESENTASI KASUS YANG
TERJADI di MASYARAKAT ?
APAKAH ITU HANYA UJUNG DARI GUNUNG ES
?
BERAPA BANYAK KASUSNYA DI MASYARAKAT ?
BISAKAH KITA GUNAKAN STATISTIK DI LUAR
NEGERI UNTUK MEMPERKIRAKANNYA ?
BAGAIMANA DI LUAR ?
INGGRIS : TIAP HARI ADA KELALAIAN MEDIS
AUSTRALIA : 11,8 / 1000 DOKTER DITUNTUT
GANTIRUGI
SINGAPURA : 10,7 / 1000 DOKTER
AMERIKA :
4% PASIEN RAWAT INAP : IATROGENIK
44.000-96.000 MATI AKIBAT MEDICAL ERROR PER-
TAHUN
PERHITUNGAN
RATA-RATA PENUNTUTAN : 10 / 1000 Dr
HANYA 10% DARI SELURUH KEGAGALAN MEDIS
YANG MENUNTUT GANTI RUGI
SEBALIKNYA : HANYA 15%-30% DARI SELURUH YANG
MENUNTUT GANTI RUGI TERBUKTI BAHWA TELAH
TERJADI KELALAIAN MEDIK
JADI BILA DI DKI TERDAPAT 6000 DR :
JUMLAH PENUNTUTAN = 60 / TAHUN
JUMLAH KELALAIAN TERTINGGI = 600 /TAHUN
JUMLAH KELALAIAN TERRENDAH = 9 / TAHUN
HUKUM PIDANA
(tersering dituntutkan)
294 : DOKTER MENCABULI PASIEN, MAX 7
TAHUN
359 : LALAI MENGAKIBATKAN MATI, MAX 5
TAHUN
360 : LALAI MENGAKIBATKAN LUKA BERAT
MAX 5 TAHUN, LUKA MAX 9 BULAN
HUKUM PERDATA
(tersering digugatkan)
1365 : KESALAHAN YANG MERUGIKAN ORANG
LAIN WAJIB GANTI RUGI (SAMA DG 58 UU
KES)
1366 : JUGA KELALAIAN
1367 : JUGA PERBUATAN / KELALAIAN ORANG
YG JADI TANGGUNGANNYA
1371 : TUNTUTAN GANTI RUGINYA
PROFIL -3
CABANG KEAHLIAN :
OBSTETRI GINEKOLOGI 12
BEDAH 10
DOKTER UMUM 8
PENYAKIT DALAM 6
ANESTESI 4
ANAK, JIWA, THT 3
KARDIO, MATA, PARU 2
BO, BP, BS, F, R, U 1
PROFIL -4
PENGADU :
PASIEN / KELUARGANYA 44
KUASA HUKUMNYA 10
MASYARAKAT 7
ISSUE UTAMA :
KOMUNIKASI LEMAH / BURUK:
PRA-TINDAKAN
PASCA PERISTIWA
KERUGIAN ec KEGAGALAN MEDIK ?
PROFIL -5
SANKSI :
TEGURAN LISAN DAN TERTULIS
SATU KASUS RESCHOOLING
(TAHUN 2002 JUGA SATU KASUS)
SKORSING (-), CABUT IJIN (-)
KONSISTENSI PUTUSAN DENGAN PUTUSAN
PENGADILAN :
3 KASUS DIAJUKAN KE PENGADILAN,
PUTUSANNYA KONSISTEN
PELANGGARAN ETIK LAIN
YANG TIDAK DIADUKAN
TIDAK BERI INFORMASI & PERHATIAN
PERNYATAAN YANG MENYESATKAN
PERTIMBANGAN KOMERSIL, DICHOTOMY
TIDAK MENGHARGAI HAK PASIEN, PRIVACY PASIEN,
DLL
PUTUSAN ETIKA BIOMEDIS : SEPUTAR AWAL DAN
AKHIR KEHIDUPAN
TAK MENGHORMATI SEJAWAT
MENILAI ETIKA KLINIS
AUTONOMY MEDICAL INDICATIONS
BENEFICENCE PATIENT PREFERENCE
NON MALEFICENCE QUALITY OF LIFE
JUSTICE CONTEXTUAL
CIRCUMSTANCES
MENGANALISIS DAN MENILAI ETIKA
DILAKUKAN PADA:
PRA-KEJADIAN :
ETIS ATAU TIDAKNYA SUATU TINDAKAN YG AKAN
DILAKUKAN
MEMBUAT SUATU PEDOMAN
PASCA-KEJADIAN :
MENILAI TINDAKAN YG TELAH DILAKUKAN ETIS ATAU
TIDAK
KOREKSI SIKAP
1. Dokter harus memahami, menyadari dan
menghayati bahwa MORAL, ETIKA
KEDOKTERAN & HUKUM KESEHATAN
merupakan rambu-rambu yang tidak dapat
dipisahkan dari pelaksanaan profesi sebagai
dokter dengan baik & benar
2. Dokter perlu menyadari dan menerima kenyataan bahwa
sistem nilai sudah berubah:
Paternalisme yang menjadi asas dalam tradisi Hippokrates
digeser oleh asas etika yang kontemporer (otonomi pasien)
Second opinion bukan merupakan pelanggaran etika oleh
dokter yang memberi pendapat kedua, tetapi menjadi
bagian dari hak otonomi pasien yang wajib dihormati
Dokter tidak boleh tersinggung dan marah jika pasien
minta dikirim kepada dokter lain untuk konsultasi
3. Penyelenggaraan praktik kedokteran adalah
merupakan inti dari berbagai kegiatan dalam
penyelenggaraan upaya kesehatan
4. Kegiatan ini seyogyanya dilakukan oleh
dokter dan dokter gigi yang memiliki etika
dan moral yang tinggi
5. Praktik kedokteran yang baik memiliki unsur
penting yang meliputi kompetensi, hubungan yang
baik antara dokter & pasien, dan antar-sejawat,
serta ketaatan pada etika profesi
6. Kompetensi adalah kemampuan minimal dalam
bidang pengetahuan, keterampilan, serta sikap dan
perilaku profesional untuk dapat melakukan
kegiatan di masyarakat secara mandiri
7. Dalam melaksanakan profesinya dokter harus selalu
mempertahankan dan meningkatkan
kompetensinya
8. Kompetensi ditingkatkan melalui pendidikan &
pelatihan berkelanjutan, agar penyeleng-garaan
praktik kedokteran sesuai dengan per-kembangan
ilmu pengetahuan & teknologi

Anda mungkin juga menyukai