Anda di halaman 1dari 46

Fisiologi Sistem Saraf

dan Otot
Dr. dr. Imran, SpS, M.Kes

LOGO
Brain

Dr.dr.Imran,SpS,M.Kes 2
Pendahuluan

3
Somatic Motoric

Otot Mata
Otot Mata

Otot Pengunyah

Otot Wajah

Traktus Kortiko- Otot Mata


spinalis Lateralis

Otot
Kerongkongan

Otot Lidah

Otot Bahu &


Traktus Kortiko- Leher
spinalis Anterior
Sensory

dr. Imran, SpS, M.Kes 5


Homonkulus Motorik Homonkulus Sensorik
Korteks Motorik Primer Korteks Somatosensorik Primer
Sistem Saraf

Susunan Saraf Pusat (SSP) manusia


mengandung + 100 miliar neuron
Neuron Unit terkecil sistem saraf
Neuron menghantarkan impuls listrik

Sel Neuron

dr. Imran, SpS, M.Kes 7


Morfologi Sel Neuron

Badan Sel (Korpus)


Badan Nissl
Nukleus
Dendrit
Tonjolan dendrit
Menerima rangsangan

Akson
segmen awal akson (Akson Hilok)
membentuk serat yang panjang
berfungsi menghantarkan impuls saraf
bermielin / tidak bermielin
terdapat Nodus Renvier
Ujung akson terminal button
(telodendria akson) menyimpan
transmitter sinaps
Ujung akson membentuk Sinaptic knob
(tonjolan sinaps)

dr. Imran, SpS, M.Kes 8


Morfologi Sel Neuron

dr. Imran, SpS, M.Kes 9


Ukuran Saraf

dr. Imran, SpS, M.Kes 10


Jenis-jenis serat saraf

Masa
Durasi potensial
Diameter Kecepatan Refrakter
Tipe Serat Fungsi
(m) Hantar (m/dt)
aksi (spike)
Absolut
(mdt)
(mdt)

A Proprioseptif, motorik somatik 12-20 70-120

Raba, tekan 5-12 30-70


0.4 0.5 0.4 1
Motorik ke kumparan otot 3-6 15-30

Nyeri, dingin, raba 2-5 12-30

B Otonom preganglionik <3 3-15 1.2 1.2

C Radiks Nyeri, suhu, beberapa meka-


0.4-1.2 0.5-2 2 2
posterior noreseptif, respon refleks

Simpatis Simpatis postganglionik 0.3-1.3 0.7-2.3 2 2

Serat A dan B bermielin, serat C tidak bermielin

dr. Imran, SpS, M.Kes 11


Penggolongan Numerik Saraf Sensorik
Jenis
No Asal
Saraf
Ia Kumparan otot (Muscle A
spindle)
Akhiran anulospinal
(Annulospinal-ending)

Ib Alat tendon Golgi A

II Kumparan otot, akhiran A


flower spray, raba, tekan

III Reseptor nyeri dan A


reseptor dingin,
beberapa reseptor raba

IV Reseptor nyeri, suhu Akar


dan reseptor lain belakang
C
dr. Imran, SpS, M.Kes 12
Fenomena Listrik Saraf
Jaringan saraf merupakan konduktor pasif
Kecepatan hantar saraf diukur dalam mdet (milidetik)
Perubahan potensial listrik diukur dalam mV (milivolt)
Alat ukur listrik saraf Osiloskop Sinar Katoda (OSK)

Istilah dalam pembahasan listrik saraf


Potensial membran istirahat
Masa laten
Potensial aksi
Polarisasi, depolarisasi, repolarisasi,
hiperpolarisasi
Hukum tuntas atau gagal (all or none)
Masa refrakter
Potensial elektrotonik respon setempat &
ambang letup
Hantaran melompat (Saltatory conduction)
Potensial aksi bifasik

dr. Imran, SpS, M.Kes 13


Osiloskop Sinar Katoda

dr. Imran, SpS, M.Kes 14


Potensial Aksi

dr. Imran, SpS, M.Kes 15


Dasar Ionik Potensial pada Sel Saraf
Dalam keadaan istirahat (Potensial
membran istirahat, Polarisasi):
Ion Na+ dipompa keluar sel oleh
pompa Na+ dan Ion K+ dipompa ke
dalam sel oleh pompa K+
Ion Cl- relatif permeabel
Anion banyak terdapat di dalam sel
(tidak bisa berdifusi)
Di dalam sel Elektronegatif
Di luar sel Elektropositif

dr. Imran, SpS, M.Kes 16


Dasar Ionik Potensial pada Sel Saraf
Bila ada rangsangan (Potensial aksi, Depolarisasi):
Gerbang ion Na+ terbuka (aktifasi) sehingga
ion Na+ bergerak masuk ke dalam sel, dan K+
keluar sel
Di dalam sel Elektropositif
Di luar sel Elektronegatif
Bila potensial melampaui 7 mV, gerbang Na+
terbuka luas sehingga ion Na+ menyerbu
masuk ke dalam sel dan lebih cepat bila telah
tercapai titik letup (firing level).
Setelah penambahan voltase intrasel
mencapai +60 mV gerbang Na+ akan menutup
(inaktifasi)
Ion Na+ dipompa kembali keluar sel
Peristiwa ini terjadi hanya dalam beberapa mdt

dr. Imran, SpS, M.Kes 17


Dasar Ionik Potensial pada Sel Saraf

Kembali ke keadaan istirahat


(Potensial membran istirahat,
Polarisasi:
Ion Na+ dipompa kembali keluar sel
dan ion Ion K+ dipompa kembali ke
dalam sel

dr. Imran, SpS, M.Kes 18


Polarisasi, Depolarisasi dan Repolarisasi
Outside +++++++++++++++
Inside - - - - - - - - - - -- - - - Polarisasi
- - - - - - - - - -- - - - -
+++++++++++++++

Outside - - - - - - - - - -- - - - -

Inside +++++++++++++++ Depolarisasi


+++++++++++++++
- - - - - - - - - - -- - - -

Outside
+++++++++++++++

Inside - - - - - - - - - - -- - - -
- - - - - - - - - -- - - - - Repolarisasi
+++++++++++++++

dr. Imran, SpS, M.Kes 19


Saluran Ion Pada Membran Sel Saraf

dr. Imran, SpS, M.Kes 20


Potensial Membran Istirahat

Di dalam sel saraf lebih elektropositif

Di dalam sel saraf lebih elektronegatif

Beda potensial kira-kira -70mV

dr. Imran, SpS, M.Kes 21


Potensial aksi

Bila akson dirangsang adekuat akan terjadi rambatan impuls berupa


serangkaian perubahan potensial yang khas dikenal sebagai Potensial Aksi.
Bila rangsangan tidak adekuat akan terjadi penyimpangan (defleksi) yang
singkat dan tidak teratur Artefak rangsang, yang disusul oleh suatu
interval isopotensial (Masa laten)
Hukum Tuntas atau Gagal (All or None)
dr. Imran, SpS, M.Kes 22
Potensial aksi

Manifestasi awal terjadinya potensial


aksi adalah timbul depolarisasi
membran.
Setelah depolarisasi mencapai 15 mV,
depolarisasi akan berlangsung cepat
disebut Ambang Letup (Firing Level).
Ketika potensial mencapai +35 mV,
potensial akan berbalik dengan cepat
(spike potential) ke potensial mem-
bran istirahat disebut repolarisasi.
Ketika repolarisasi mencapai 70%
terjadi perlambatan disebut
depolarisasi ikutan
Kemudian potensial melampaui
potensial membran istirahat
membentuk hiperpolarisasi ikutan.

dr. Imran, SpS, M.Kes 23


Berbagai Perubahan Kepekaan pada saat Potensial
Elektronik & Potensial Aksi
Efek hiperpolarisasi akibat
respons anelektronik
meningkatkan ambang (saraf
kurang peka)
Efek depolarisasi akibat
potensial katelektronik
menurunkan ambang (saraf
peka)
Selama terjadi respon lokal
ambang rangsang menurun.
Selama depolarisasi dan
repolarisasi neuron berada
dalam keadaan refrakter (tidak
mudah dirangsang) Masa
Refrakter
a. Masa Refrakter Absolut
b. Masa Refrakter Relatif

dr. Imran, SpS, M.Kes 24


Hantaran Orthodromik dan Antidromik

Akson dapat menghantarkan impuls 2 arah


Bila potensial aksi tercetus di tengah serabut
saraf (akson) impuls berjalan 2 arah:
Hantaran menuju ujung sinaps atau ke reseptor
Hantaran Orthodromik
Hantaran berlawanan Hantaran Antidromik

Hantaran Antidromik Hantaran Orthodromik

dr. Imran, SpS, M.Kes 25


Saltatory Conduction

Penghantaran yang terjadi


pada akson bermielin
Saltatory Conduction
Hantaran melompat-lompat
dari satu nodus Renvier ke
nodus Renvier berikutnya.
Akson bermielin menghan-
tarkan impuls saraf 50x lebih
cepat dibanding saraf tidak
bermielin.

dr. Imran, SpS, M.Kes 26


Energi dan Metabolisme Saraf

Kebutuhan energi saraf terbesar (70%) adalah untuk


mempertahankan polarisasi membran melalui kerja Na+-
K+ ATPase pada pompa ion.
Pada kegiatan maksimal metabolisme saraf meningkat
2x lipat, metabolisme otot meningkat 100x lipat.

dr. Imran, SpS, M.Kes 27


Sifat-sifat Berkas Saraf

Di saraf tepi kumpulan akson terbungkus oleh epineurium.


Perubahan potensial yang direkam secara ekstraseluler merupakan
hasil penjumlahan aljabar potensial aksi yang bersifat tuntas atau
gagal dari banyak akson.
Di dalam berkas saraf potensial aksi yang timbul lebih dari satu
disebut Potensial Aksi Gabungan
Pemberian rangsangan di bawah ambang tidak timbul potensial
aksi
Pemberian rangsangan di batas ambang akson dengan ambang
yang rendah akan terangsang
Pemberian rangsangan yang cukup kuat (maksimal) semua
akson terangsang
Pemberian rangsangan yang sangat kuat (supramaksimal) tidak
menghasilkan perubahan lebih lanjut besarnya potensial aksi

dr. Imran, SpS, M.Kes 28


Neurotrofin

Protein yang diperlukan untuk kehidupan dan pertumbuhan sel saraf


Dihasilkan oleh:
Otot
Struktur yang dipersarafi oleh saraf tersebut
Sebagian oleh astrosit
Protein ini terikat pada reseptor yang terdapat di ujung neuron
Melalui proses internalisasi, protein-protein tsb diangkut secara
retrograd ke badan sel saraf.
Neurotropin lain dihasilkan oleh neuron dan diangkut secara
anterograd ke ujung saraf untuk mempertahankan integritas ujung
saraf.

dr. Imran, SpS, M.Kes 29


Neurotrofin

Neurotrofin Reseptor
Faktor pertumbuhan saraf (NGF) Trk A
Faktor neurotrofik brain-derived (BDNF) Trk B
Neurotrofin 3 (NT-3) Trk C, sedikit di Trk A, Trk B
Neurotrofin 4/5 (NT-4/5) Trk B

dr. Imran, SpS, M.Kes 30


Faktor lain yang mempengaruhi pertumbuhan Neuron

Neurotrofik siliar (CNTF)


Faktor neurotrofik turunan lapisan sel glia (Glial cel-derived
neurotrophic factor/GDNF)
Faktor penghambat leukemia (Leukemia inhibitory factor/LIF)
Faktor pertumbuhan yang menyerupai insulin (Insulin-like growth
factor I/ IGF-I)
Transforming growth factor (TGF)
Faktor pertumbuhan fibroblast (Fibroblast growth factor/ FGF)
Plateled Derived Growth Factor (PDGF)

Pengaturan pertumbuhan sel saraf ternyata merupakan suatu proses yang


rumit.

dr. Imran, SpS, M.Kes 31


Glia

Disamping neuron di dalam sistem saraf juga


mengandung sel glia (neuroglia)
Jumlahnya sangat banyak (10-50x jumlah neuron)
Yang termasuk sel glia: Potongan ganglion
Sel Schwann
Mikroglia
Oligodendrogliosit
Astrosit (fibrosa & protoplasmik)

Fungsi:
Tidak berfungsi menghantarkan impuls saraf
Menghasilkan zat-zat yang merangsang sel Sel Glia
saraf Sel Neuron
Membantu mempertahankan konsentrasi ion &
neurotransmitter
Membantu memperbaiki neuron yang rusak
Membentuk tigh junction pada sawar darah-otak

dr. Imran, SpS, M.Kes 32


Sel Glia di Otak

dr. Imran, SpS, M.Kes 33


Sinaps

Tempat terjadi transmisi impuls


saraf:
Sel saraf sel saraf
Sel saraf otot (Neuromuscular
junction)

Hubungan ini (sinaps) bisa


terjadi di:
Nukleus (di dalam otak)
Kornua medulla spinalis
Ganglion
Otot (sarkoplasma)
Sinaps

Sinaps Saraf-Saraf

Sinaps Saraf-Otot
(Neuromuscular
junction)
Sinaps (Sel Saraf Sel Saraf )

Komponen sinaps
Neuron pre-sinaps
Vesikel (neurotransmitter)
Celah sinaps (20-40nm)
Neuron post-sinaps
Reseptor
Jenis sinaps
Aksodendritik
Aksoaksonik
Aksosomatik
Neurotransmitter

Merupakan zat yang berperan sebagai fasilitator impuls di sinaps

Macam-macam Neurotransmitter:
Asetilkolin
Amina (mis: dopamin, norepinefrin,epinefrin, serotonin, histamin)
Asam amino eksitasi (mis: glutamat,aspartat)
Asam amino inhibisi (mis: GABA & glisin)
Polipeptida (mis: senyawa P, vasopresin, oksitosin, CRH, TRH,
GRH,somatostatin, GnRH,endotelin, enkefalin, -endorfin,
endomorfin, dinorfin, kolesistokinin, VIP, neurotensin, GRP, gastrin,
glukagon, moti-lin, sekretin, peptida , neuropeptida Y, aktivin,
inhibin, angiotensin II, amida FMRF, galanin, ANP, BNP)
Purin (mis: adenosin, ATP)
Gas (mis: NO, CO)
Lipid (mis: anandamid)
Refleks Regang Otot

Bila otot rangka diregangkan


timbul kontraksi otot (refleks regang)
Reseptornya terdapat di muscle
spindle (kumparan otot)
Impuls regang seraf saraf aferen
SSP (bersinaps, neurotransmitter
glutamat neuron motorik
kontraksi otot
(membentuk lengkung refleks)

Contoh : refleks patella


refleks tendo akhiles
refleks masseter

www.themegallery.com
Sinaps (Sel Saraf Otot)

dr. Imran, SpS, M.Kes 39


dr. Imran, SpS, M.Kes 40
Miofilamen

Susunan filamen-filamen tipis (aktin)


dan tebal (miosin)
Hubungan aktin dan miosin
membentuk garis M
Pergeseran aktin pada miosin sela-
ma kontraksi menyebabkan garis Z
bergerak saling mendekat.

Filamen tipis

dr. Imran, SpS, M.Kes 41


Sistem Sarkotubuler

Fibril-fibril otot dikelilingi oleh


struktur:
1. Sistem Sarkotubuler (Sistem
T), berbentuk tubulus dan
2. Retikulum Sarkoplasmik
Bagian ujung dari Retikulum
sarkoplasmik ber-bentuk agak
melebar disebut Sisterna ter-
minal
Sistem T berfungsi untuk meng-
hantarkan potensial aksi dengan
kecepatan tinggi dari membran
sel ke seluruh fibril otot.

dr. Imran, SpS, M.Kes 42


Tahapan Kontraksi Otot
1. Impuls neuron motorik
2. Pelepasan neurotransmitter (asetilkholin) ke end-plate motorik
3. Pengikatan asetilkholin oleh reseptor asetilkholin nikotinik
4. Peningkatan konduktans Na+ dan K+ di membran end-plate
5. Tercetus potensial aksi di serat-serat otot
6. Penyebaran depolarisasi ke dalam tubulus T
7. Pelepasan Ca2+ dari sisterna terminal retikulum sarkoplasmik dan difusi Ca2+
ke filamen tebal dan filamen tipis
8. Pengikatan Ca2+ oleh troponin C membuka tempat pengikatan miosin di
molekul aktin
9. Pembentukan ikatan silang (cross linkage) antara aktin dan miosin dan
pergeseran filamen tipis pada filamen tebal, menyebabkan pemendekan
(kontraksi otot)

dr. Imran, SpS, M.Kes 43


Kontraksi Otot

Proses pemicuan kontraksi otot


oleh depolarisasi disebut Proses
Eksitasi-kontraksi.
Potensial aksi dihantarkan ke
dalam serat otot oleh sistem T
Impuls ini memicu pelepasan Ca+
dari sisterna terminal yang akan
diikat oleh troponin C sehingga
terjadi kontraksi otot.
Pada saat kontraksi otot:
Terjadi pergeseran kepala miosin
berikatan dengan aktin dengan
adanya ATP
Jarak antara garis Z mendekat
Daerah H menyempit/menghilang

dr. Imran, SpS, M.Kes 44


Kontraksi Otot

dr. Imran, SpS, M.Kes 45


dr. Imran, SpS, M.Kes 46

Anda mungkin juga menyukai