Anda di halaman 1dari 9

Oleh

Marco Filano (15710018)


Fisca Resita Setyawati (15710021)
DEFINISI
Retensi urin postpartum didefinisikan
sebagai tidak adanya proses berkemih
spontan dalam waktu 6 jam setelah
kelahiran per vaginam, dalam kasus caesar,
hal ini didefinisikan sebagai tidak adanya
proses berkemih spontan dalam waktu 6
jam setelah pelepasan kateter (lebih dari 24
jam setelah melahirkan).
PATOFISIOLOGI
Bulan ketiga kehamilan

Hormon progesteron

Tonus otot detrusor & kapasitas serta tonus kandung kemih


secara perlahan

Uterus dalam keadaan hamil menekan vesika urinaria

Seletah melahirkan

Tanpa berat dari uterus hamil untuk membatasi kapasitas vesika


urinaria

Gambar 1. Penekanan Vesika urinaria postpartum, cenderung menjadi hipotonus,


bladder oleh bagian
terbawah janin Retensio urine (perubahan fisiologi ini menetap selama beberapa
hari hingga minggu setelah periode postpartum)
FAKTOR FAKTOR YANG
BERKAITAN
1. Kelahiran pervaginam pertama atau berat
badan bayi baru lahir
2. Penggunaan anastesi epidural
3. Sectio caesaria yang dilakukan karena
kala I lama
PENATALAKSANAAN

A. Pemasangan Kateter
Pasien yang menagalami ketidaknyamanan dan
rasa ingin kencing namun tidak dapat kencing,
harus diberikan bantuan dengan kateterisasi
kandung kemih.
B. Bladder Training
Bladder training adalah kegiatan melatih kandung ke
mih untuk mengembalikan pola
normal berkemih dengan menstimulasi
pengeluaran urin.
Non invasif : pasien dapat berkemih spontan.
Pasien post partum harus sedini mungkin
berdiri dan jalan ke toilet untuk berkemih
spontan
Terapi medikamentosa diberikan uterotonika agar
terjadi involusio uteri yg baik. kontraksi uterus
diikuti dengan kontraksi kandung kemih.
Apabila semua upaya telah dikerjakan namun tidak
berhasil untuk mengosongkan kandung kemih yg
penuh, maka perlu dilakukan kateterisasi urin, jika
perlu lakukan berulang.
Pelvic floor muscle training (PFMT) adalah
latihan otot dasar panggul yang dianggap
mampu menstimulus pemulihan organ
urogenitalia kepada fungsi fisiologis pada ibu
post partum
PFMT
dilakukan ketika ibu berdiri, duduk maupun
berbaring, dengan posisi yang nyaman dan rilek.
Ibu seolah-olah mencoba menghentikan aliran
buang air kecil selama 5 detik, kemudian rilek,
dengan merelaksasikan otot sfingter, kemudian
seolah-olah mengeluarkan urine kembali
selama 10 detik, ulangi sekali lagi untuk 1 (satu)
sesi latihan. Latihan dilakukan sebanyak 15 sesi
dan 3 (tiga) kali sehari, selama 10-15 menit.
DAFTAR PUSTAKA
1. Saultz J W, Toffler W L, et. al. Postpartum Urinary Retention,
Departemen of Family Medicine, Oregon Health Sciences
University, Portland. 1991.
2. Dewi M, Ermawati, et. al. Pengaruh Pelvic Floor Muscle
Training terhadap Pengembalian Fungsi Miksi dan Defekasi
pada Ibu Postpartum Spontan. 2014.
3. Wyman JF, Fantl JA,McClish DK, et al. Bladder training plus
pelvic muscle exercises reduced urinary incontinence in
women immediately after treatment. 1999.
4. Hay-Smith J, Mrkved S, Fairbrother KA, Herbison GP.
Pelvic floor muscle training for prevention and treatment
of urinary and fecal incontinence in antenatal and postnatal
women. New Zealdan: The Cochrane Collaboration, Wiley;
2009.

Anda mungkin juga menyukai