Anda di halaman 1dari 25

Strepococcus sp dan

Enterococcus sp
Streptococcus sp
Morphologi
Bentuk Coccus formasi seperti rantai, Gram
positif
Bakteri Komensal di tract. respiratorius atas
manusia, tractus gastro intestinal, dan tractus
genitalis perempuan.
Species tertentu bersifat patogen
Non motil, Non spora, kadang berkapsul
Anaerob fakultatif, suhu optimal 37 C, butuh
media yg diperkaya.
Banyak spesies menunjukkan hemolisis yg khas
pd agar darah.
Klasifikasi Streptococcus
A. Berdasarkan sifat Hemolisis :
Streptococcus , , dan Streptococcus non
hemoliticus.
Streptococcus hemoliticus, adalah
pembentuk zona kehijauan di sekitar koloni
pd agar darah, akibat kerusakan eritrosit, dan
hemoglobin diubah menjadi pigmen hijau.
Contohnya : Streptococcus viridans dan
Streptococcus pneumoniae
Streptococcus beta hemolisis
Membentuk zona jernih disekitar koloni pd
agar darah, akibat lisis sempurna eritrosit.
Derajat hemolisis dpt bervariasi antar galur.
Diklasifikasikan lebih lanjut berdasarkan
antigen dinding selnya.
Streptococcus non hemoliticus
Tdk mampu melisiskan eritrosit, dan tdk
memberikan efek pd agar darah.
B. Antigen selubung sel
Rebecca Lancefield 1930, mengklasifikasikan
Streptococcus beta hemoliticus secara alfabetis,
berdasarkan kepemilikan thd Ag KH spesifik, dlm
selubung sel.
Ab spesifik thd masing masing Ag grup / kelompok
Streptococcus ini digunakan dlm uji aglutinasi, dan
msh menjadi dasar teknik lab. Modern dlm
pengelompokkan rutin Streptococcus beta
hemoliticus.
Grup Streptococcus beta hemoliticus yg penting
secara klinis adalah : A, B, C, F dan G .
Streptococcus grup D dulu S. faecalis, telah diklasifikasi
ulang kedlm genus Enterococcus
C. Reaksi Biokimia
Sebagian Streptococcus sulit diklasifikasikan
berdasarkan sifat hemolitik dan Ag nya.
Untuk melakukan identifikasi lengkap perlu
dilakukan tes Biokimia
Streptococcus beta hemoliticus grup A
{ Streptococcus pyogenes ]
Epidemiologi :
Komensal pd tractus respiratorius atas pd 3-5 %
org.dewasa, dan10 % pd anak
Penularan melalui droplet.
Morphologi dan Identifikasi :
Anaerob fakultatip.
Tumbuh terbaik pd media yg diperkaya, yg
mengandung darah
Umumnya tampak zona jernih beta hemolisis besar
mengelilingi koloni.
Identitas koloni dipastikan menggunakan
pengelompokkan Lancefield dan reaksi biokimia.
Patogenisitas :
Faktor virulensi:
1. Fimbriae : memudahkan bakteri melekat ke sel
epitel faryng, dan mengandung asam lipoteikoat
dan protein M
2. Asam Lipoteikoat : Faktor perlekatan
3. Protein M : protein permukaan yg berfungsi sbg
Faktor antifagositik dan berikatan dgn enzim
protease pejamu, mempermudah penyebaran
melalui jaringan.
Berbagai galur punya protein M yg berbeda dan ini
dpt digunakan u/ pengelompokkan epidemiologi.
Ab terhadap protein M bersifat protektif terhadap
infeksi.
4. Hemolisin dan leukosidin :
Elsotoxin yg melisiskan eritrosit dan leukosit
{sreptolisin}
Streptolisin O, bersifat Kardiotoksik, dan
berperan dlm beta hemolisis yg terlihat pada
agar darah
5. Eksotoksin :
Terdiri atas (1)streptokinase (yg mempermudah
penguraian fibrin, dan memungkinkan
penyebaran Streptococcus melalui jaringan),
(2)Hialuronidase (yg mengurai as. Hialuronat di
jaringan ikat, dan memudahkan penyebaran
kuman), dan (3)deoksiribonuklease.
6. Eksotoksin piogenik Streptococcus A, B, C, D,
F {toksin eritrogenik} :
Berperan dlm menyebabkan ruam pd Scarlet
fever.
Produksi bergantung pd keberadaan
bakteriofage yg menyandi eksotoksin.
Eksotoksin piogenik Streptococcus adalah
Superantigen yg menyebabkan pelepasan
sitokin besar-besaran yg berpotensi
menyebabkan syok.
7. Protein F :
Protein permukaan yg berikatan dgn
fibronektin { komponen matrik ekstrasel
pejamu}
8. C 5a Peptidase :
Memutuskan dan menginaktifkan komponen
kemotaktik C5a sistim komplemen.
Membatasi jumlah netrofil yg dilepaskan
ketempat infeksi.
9. Kapsul asam hialuronat :
Mimikri molekul untuk menghindari pertahanan
pejamu
Mempermudah perlekatan ke reseptor sel.
10. Streptococcal inhibitor of complement :
Menghambat sistim komplemen manusia {C5b
C9 }
11. Infeksi terkait :
Tractus respiratorius atas : Faringitis, Tonsilitis,
dan Otitis media.
Kulit : Sellulitis, Fasiitis nekrotikans, Impetigo,
Erisipelas, Infeksi luka, dan Scarlet Fever.
Invasif : Septikemia dan Sepsis puerperalis.
Komplikasi Pascainfeksi :
Demam Rematik dan Glomerulonefritis akut,
adalah komplikasi pascainfeksi Streptococcus
yg diperantarai sistem imun.
Komplikasi dpt tjd hingga 3 mgg stlh infeksi
primer.
Pd demam rematik, terjd reaksi silang
antara Ag ddg sel Streptococcus grup A dan
otot jantung.
Lanjutan.
Streptolisin O { kardiotoksin}, jg dpt memiliki
efek langsung pd jaringan jantung.
Pd Glomerulonefritis akut pasca infeksi
Streptococcus, terjdi pengendapan komplek
imun Ag Ab Streptococcus dalam glomerulus
Aktivasi komplemen dan respon imun yg
ditimbulkan kompleks tsb menyebabkan
terjadinya Glomerulonefritis.
Diagnosa Lab.
Ditegakkan dgn isolasi MO dr tempat infeksi
(tenggorok, kulit), atau kultur darah.
Diagnosis retrospektif, ditegakkan dgn
menemukan Ab serum thd Streptolisin O (tes
ASO), penting dlm diagnosis demam rematik dan
Glomerulonefritis akut, umumnya MO penyebab
sdh tdk ditemukan pd saat pasen datang
berobat.
Protein M Streptococcus beta hemolitikus grup A,
dpt digunakan u/ pengelompokkan
epidemiologis
Terapi Antibiotik
Penisilin masih merupakan obat pilihan u/
mengobati infeksi o/ Streptococcus beta
hemoliticus Grup A
Eritromisin u/ pasien yg alergi penisilin.
Streptococcus beta hemoliticus Grup
B { Streptococcus agalactiae}
Morphologi dan Identifikasi
Mdh tumbuh pd agar darah, dan di
identifikasi melalui pengelompokkan
Lancefield.
Epidemiologi
Mrpkn flora normal perineum pd 40%
individu.
Patogenisitas
Faktor virulensi kurang banyak diketahui, di
bandingkan Streptococcus beta hemoliticus
grup A.
Ag-Ag spesifik tipe { KH dan Protein }, tampak
berperan penting dlm virulensi{ sep. peran
Protein M pd Streptococcus grup A}.
Lanjutan

Infeksi terkait :
Neonatus : Streptococcrup grup B,
berperanpenting pd terjadinya Septikemia
dan Meningitis.
Dewasa : MO ini kadang menjadi penyebab
infeksi Tractus urinarius dan genitalis, Sepsis
pascapartum, Septikemia {pd psn lansia}, dan
Endocarditis.
Streptococcus beta hemoliticus lain :
Streptococcus grup C, punya sejumlah
species yg berbeda, yg sebagian mrpk
patogen hewan.
Infeksi pd manusia dpt terjadi & serupa dgn
yg disebabkan o/ Streptococcus grup A.
Streptococcus grup G, kdg menyebabkan
infeksi kulit pada manusia.
Diagnosis Lab

Ditegakkan dgn isolasi MO dr tmpt infeksi,


sep. darah, CSS = Cairan serebro spinal.
Deteksi langsung Ag dr CSS atau urin dgn
reaksi aglutinasi antibodi monoklonal, jg dpt
dilakukan.
Terapi Antibiotik

Obat pilihan u/ mengobati infeksi ini adalah


Penisillin.
Enterococcus sp
Punya sifat serupa dgn Streptococcus, tp beda
dlm kemampuannya u/ tumbuh di media yg
mengandung garam empedu (Mac Conkay)
Bakteri ini tmbh subur pd agar darah, mem
perlihatkan sifat alpha atau beta hemolisis.
Bbrp galur bsf non-hemolitikus, sebagian
galur tmsk dlm grup D Lancefield.
Species penting dlm kelpmpk ini adl.
Enrerococcus faecalis dan Streptococcus
faecium {dibedakan dgn tes Biokimia}
Lanjutan
Habitat utama Enterococcus adalah tractus
gastrointestinal.
Menyebabkan sejumlah infeksi penting seperti :
Endocarditis, tractus urinarius, infeksi luka dan
abses { terutama disebabkan o/ koliform dan
anaerob}.
Enterococcus, terutama Enterococcus faecium tlh
menjadi resisten thd Penisillin.
Muncul jg Enterococcus resisten pd antibiotik
Glicopeptida{Vancomicin}, menghawatirkan dr
segi medis dsbt Enterococcus resisten
vancomisin/ VRE.
SELESAI

Anda mungkin juga menyukai