Anda di halaman 1dari 28

INFEKSI SALURAN

KEMIH PADA ANAK


Oleh : Gusnur Gazali Ashari
Pembimbing: dr. Ade Amelia, Sp.A
Definisi
w Keadaan adanya infeksi (bertumbuh dan berkembangbiaknya kuman
atau mikroba) dalam saluran kemih dengan jumlah bakteriuria yang
bermakna dan ditandai dengan adanya gejala klinis infeksi

w Bakteriuria bermakna Ditemukannya kuman dalam jumlah yang


bermakna. Menurut konsensus IDAI 2011, Berdasarkan cara
pengambilan sampel urin:

Cara midstream, kateterisasi urin, dan urine collector ditemukan


kuman 105 CFU (colony forming unit) atau lebih dalam setiap
mililiter urin segar
Cara aspirasi suprapubik ditemukan kuman dalam jumlah
berapapun
Terminologi dalam ISK
Bakteriuria asimtomatik
Terdapatnya bakteri dalam saluran kemih tanpa disertai adanya
manifestasi klinis

ISK kambuh (relaps)


Bakteriuria yang timbul kembali setelah pengobatan dengan jenis
kuman yang sama saat biakan urin pertama kalinya
Kekambuhan dapat timbul antara satu sampai 6 minggu setelah
pengobatan awal

Reinfeksi
Bakteriuria yang timbul setelah selesai pengobatan dengan jenis
kuman yang berbeda dari kuman saat biakan pertama
ISK atipik
ISK dengan keadaan pasien yang serius, diuresis sedikit, terdapat
massa abdomen atau kandung kemih, peningkatan kreatinin
darah, septikemia, tidak memberikan respon terhadap antibiotik
dalam 48 jam, serta disebabkan oleh kuman non E. coli

ISK berulang
Dua atau lebih episode pielonefritis akut atau ISK atas, atau
Satu episode pielonefritis akut atau ISK atas disertai satu atau
lebih episode sistitis atau ISK bawah, atau
Tiga kali atau lebih episode sistitis atau ISK bawah
Epidemiologi
w Penyebab kedua morbiditas penyakit infeksi pada anak,
sesudah infeksi saluran napas

w Prevalensi ISK bervariasi berdasarkan usia

w ~ 1 tahun Rasio L : P = 2,8 - 5,4 : 1

w 1-2 tahun keatas Rasio L : P = 1 : 10

w Anak dengan RVU memiliki risiko tinggi untuk terjadinya


ISK berulang
Etiologi

Escherichia coli (60-80%)

Klebsiella spp, Proteus spp,


Enterobacter spp, Enterococcus
spp, Staphylococcus
saprophyticus, dan
Pseudomonas aeroginosa
Spesies Total % Infeksi Infeksi
(n=4176) pertama berulang
(n=1428) (n=2748)

Escherichia coli 79,5 88,6 74,7

Klebsiella 3,5 2,0 4,3


Proteus 3,5 3,4 3,2
Pseudomonas 0,5 0,1 0,6
Enterococcus 2,6 2,9 2,5
Staphylococcus 2,6 0,6 3,6
Lain-lain 8,0 2,4 11,1
Klasifikasi
Gejala klinis
ISK asimtomatik
ISK simtomatik
Lokasi infeksi
ISK atas
ISK bawah
Kelainan saluran kemih
ISK simpleks
ISK kompleks
Patogenesis
Infeksi ascending dari Mikroorganisme
bakteri yang berasal uropatogen
dari flora normal di dengan fimbriae
kolon, yang berkoloni tipe II
di perineum Naik (ascend) ke
Infeksi berulang parenkim ginjal
pada VU
perubahan pada
Masuk ke vesika
dinding vesika
urinaria melalui uretra
inkompetensi
katup vesiko PIELONEFRITIS
ureter refluks

Rasa ingin miksi terus


iritasi dan spasme menerus (urgency) atau
otot polos vesika miksi berulang kali SISTITI
urinaria (polakisuria) atau sakit
waktu miksi (disuria) S
Manifestasi Klinis
Bervariasi, tergantung:
Intensitas reaksi peradangan
Umur pasien
Letak infeksi (ISK atas atau ISK bawah)

Bayi sampai satu


Neonatus Anak > 1 tahun
tahun
Tidak spesifik Demam, Nyeri abdomen
Dapat berupa penurunan berat atau pinggang,
apati, anoreksia, badan, gagal gejala klinis lokal
muntah, demam, tumbuh, nafsu saluran kemih
hipotermia, tidak makan berupa disuria,
mau minum, berkurang, urgensi,
oliguria, iritabel, cengeng, kolik, frekuensi,
atau distensi muntah, dan enuresis, dan
abdomen distensi abdomen hematuria
Pielonefritis Sistitis

Demam tinggi disertai Demam jarang


menggigil melebihi 38C
Tekanan darah pada Nyeri perut bagian
umumnya masih bawah, serta gangguan
normal, dapat berkemih berupa
ditemukan nyeri frekuensi, nyeri waktu
pinggang berkemih, nyeri di
Gejala neurologis daerah suprapubik,
dapat berupa iritabel urgensi, kesulitan
dan kejang berkemih, retensio
urin, dan enuresis
Diagnosis
Anamnesis
Pemeriksaan Fisik
Demam merupakan gejala
dan tanda klinis yang Pemeriksaan Penunjang
sering dan kadang-kadang 1) Tanda vital
merupakan satu-satunya 2) Pemeriksaan abdomen 1) Pemeriksaan darah
gejala ISK pada anak massa atau distensi
pada vesika urinaria, nyeri 2) Urinalisis
suprapubik atau nyeri CVA 3) Biakan urin
3) Genitalia eksterna 4) Pemeriksaan pencitraan
fimosis, hipospadia,
epispadia pada laki-laki
atau sinekia labialis pada
perempuan
Pemeriksaan darah
w Membantu menegakkan diagnosis dan membedakan ISK atas dan
bawah

w Indikator non-spesifk ISK atas : Leukositosis, peningkatan nilai absolut


neutrofil, peningkatan laju endap darah (LED), C-reactive protein
(CRP) yang positif

w Kadar prokalsitonin yang tinggi Prediktor yang valid untuk


pielonefritis akut pada anak dengan ISK febris (febrile urinary tract
infection) dan parut ginjal

w Karena sepsis sering menyertai pielonefritis sebaiknya kultur darah


dilakukan sebelum memulai antibiotik
Urinalisis
w Leukosituria

w Analisis biokimia (nitrit dan leukosit


esterase)

w Analisis mikroskopis (bakteriuria)


Biakan urin
Cara pengambilan spesimen
Aspirasi suprapubik
Kateter urin
Pancar tengah (midstream)
Urine collector
Interpretasi
Cara midstream, kateterisasi urin, dan urine collector
ditemukan kuman 105 CFU (colony forming unit) atau lebih
dalam setiap mililiter urin segar
Cara aspirasi suprapubik ditemukan kuman dalam jumlah
berapapun
Pemeriksaan pencitraan
Ultrasonografi

Tujuan : Untuk menentukan ada


tidaknya kelainan anatomis pada
saluran kemih

Menurut AAP guidelines 2011


direkomendasikan pada 2 hari
pertama pengobatan pada ISK
yang berat atau tidak adanya
perbaikan klinis yang nyata
Pemeriksaan pencitraan
Voiding cystourethrography

Tujuan : Untuk menilai ada


tidaknya refluks vesiko-ureter
pada anak dengan ISK

Indikasi : Pada USG ditemukan


adanya hidronefrosis, parut ginjal,
atau temuan lainnya yang
mengarah pada refluks vesiko-
ureter ataupun uropati obstruktif,
pada ISK kompleks dan atipikal,
serta ISK berulang
Pemeriksaan pencitraan
Skintigrafi ginjal

Tujuan: Mendeteksi pielonefritis


akut dan parut pada ginjal akibat
ISK

Cara kerja: isotop radioaktif yang


dimasukkan melalui intravena
nantinya akan diserap oleh
parenkim ginjal, sehingga hal ini
dapat mendeteksi bagian yang
penyerapannya rendah
Tatalaksana
Eradikasi infeksi akut

Deteksi dan tatalaksana kelainan anatomi


dan fungsional

Deteksi dan cegah infeksi berulang


Eradikasi infeksi akut
Tujuan: mengatasi keadaan akut, mencegah terjadinya
urosepsis dan kerusakan parenkim ginjal
Sistitis Pielonefritis

Lama pengobatan Umumnya antibiotik


umumnya 5 7 hari diberikan selama 7-10
Direkomendasikan hari
pemberian antibiotik Sebaiknya diberikan
oral seperti trimetoprim- antibiotik dengan
sulfametoksazol, penetrasi yang baik ke
amoksisilin, amoksisilin- jaringan (amoksisilin-
klavulanat, sefaleksin, klavulanat, seftriakson)
dan sefiksim
Pilihan antibiotik oral pada ISK
Pilihan antibiotik parenteral pada ISK
Deteksi dan tatalaksana kelainan anatomi
dan fungsional
w Dengan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan pencitraan

w Guidelines AAP (2011) hanya merekomendasikan pemeriksaan USG


pada anak kurang dari 2 tahun setelah ISK pertama

w Pemeriksaan VCUG tidak direkomendasikan lagi sebagai pemeriksaan


rutin setelah ISK pertama pada anak
Deteksi dan cegah infeksi berulang
w Biakan urin berkala, misalnya setiap bulan, kemudian
dilanjutkan dengan setiap 3 bulan

w Meningkatkan keadaan umum pasien termasuk


memperbaiki status gizi

w Edukasi tentang pola hidup sehat

w Menghilangkan atau mengatasi faktor risiko

w Koreksi bedah terhadap kelainan struktural


Komplikasi
Komplikasi jangka pendek:
w Gagal ginjal akut
w Sepsis
w Meningitis

Komplikasi jangka panjang :


w Parut ginjal
w Hipertensi
w Gagal ginjal kronik
w Berapa penggantian pampers? Hubungan
pampers dan ISK?
w Ras kulit hitam kenapa tidak isk?

Anda mungkin juga menyukai