Anda di halaman 1dari 18

REFLEKSI KASUS

Demensia Vaskular (F.01)

Disusun Oleh :
Pedro Sumampouw Pembimbing :
10 16 777 14 125 dr. Dewi Suriyani A, Sp.KJ
Kepanitraan Klinik Bagian Kedokteran Jiwa
Fakultas Kedokteran Universitas Alkhairaat
IdentitasPasien
Nama : Tn. J
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tanggal Lahir : Manado, 07 juni 1947
Umur : 70 Tahun
Status Perkawinan : Menikah
Agama : Kristen khatolik
Suku Bangsa : Minahasa / Indonesia
Pendidikan / Sekolah : SD
Pekerjaan : Teknisi
Alamat : Jl. Anoa 1 No.42
Tanggal Pemeriksaan : 18 Januari 2017 (Poli jiwa Undata)
KeluhanUtama
Sering Lupa

Riwayat Gangguan Sekarang


Seorang laki-laki berinisial Tn.J berusia 70 tahun datang ke Poliklinik jiwa RS Undata
dengan keluhan sering lupa, keluhan ini sudah dirasakan kurang lebih 1 tahun dan
makin memberat 6 bulan terakhir, pasien juga mengeluh kurang tidur kurang lebih
dialami 1 minggu ini, pasien juga sering jalan-jalan sendiri keluar rumah sekitar jam 5
sore sampai jam 12 malam. Pasien juga sering gelisah dan sakit kepala. Sebelumnya
pasien pernah berobat ke bagian neurology dengan keluhan bibir mencong ke arah kiri
3 tahun yang lalu dan telah mendapatkan pengobatan kurang lebih selama 4 bulan.
Tekanan darah pasien juga biasanya mencapai angka 140/100 MmHg, dan tidak
terkontrol. Pasien telah mendapatkan pengobatan dari dr. Dewi Suryani Sp.KJ kurang
lebih 1 minggu dan gejala yang ada sedikit berkurang.
EmosiYangTerlibat

Kasus ini menarik untuk dibahas dimana pasien baru pertama kali mengalami
gangguan kejiwaan dan ingin diketahui apa penyebab dari pada gangguan ini
berdasarkan beberapa pendekatan faktor-faktor seperti faktor biologi.
AnalisaKasus
Diagnosis
pasien dengan keluhan sering lupa. Pasien juga sering jala-jalan
sendiri, gelisah, susah tidur, sakit kepala. Serta adanya riwayat stroke
dan hipertensi. Pada pemeriksaan status mental, tampak seorang laki-
laki mengenakan kemeja batik, Wajah pasien sesuai dengan umur.
Perawatan diri cukup baik.Perilaku dan aktivitas psikomotor pasien
tenang dan menurun, pembicaraan sesuai dengan yang ditanyakan
dan Koperatif, mood euthimia, afek menyempit, empati dapat
dirabarasakan, Preokupasi (+). Tilikan derajat VI.
DiagnosisMultiaksial

Aksis I : F.01 Demensia Vaskular


Aksis II : Z03.2 Tidak ada diagnosis aksis II
Aksis III : I00-I99 Penyakit Sirkulasi
Aksis IV : Primary Support Group
Aksis V : GAF 70 61 Beberapa gejala ringan dan menetap,
disabilitas ringan dalam fungsi, secara umum masih
baik.
TinjauanPustaka

Demensia vaskular adalah penurunan kognitif dan kemunduran fungsional yang


disebabkan oleh penyakit serebrovaskuler, biasanya stroke hemoragik dan iskemik,
juga disebabkan oleh penyakit substansia alba iskemik atau sekuale dari hipotensi
atau hipoksia.
Baru-baru ini terdapat kontroversi dalam diagnosis demensia vaskuler. Pada abad ke
20, demensia pada orang lanjut usia diduga berasal dari vaskular tetapi penelitian
autopsi dan neuroimaging modern menunjukkan banyak kasus demensia pada
orang lanjut usia di Eropa dan Amerika Utara adalah dampak dari penyakit
Alzheimer. Walaupun begitu, beberapa individu mengalami gangguan kognitif
sebagai akibat dari stroke. Kebanyakan dari pasien ini menunjukkan tanda klinis
seperti afasia atau disfungsi visual dan defisit neurologis ini jarang dikelirukan
dengan penurunan kognitif karena demensia.
TinjauanPustaka
ETIOLOGI
Penyebab utama dari demensia vaskular adalah penyakit serebrovaskular yang multipel, yang
menyebabkan suatu pola gejala demensia. Gangguan terutama mengenai pembuluh darah
serebral berukuran kecil dan sedang, yang mengalami infark menghasilkan lesi parenkim
multipel yang menyebar pada daerah otak yang luas. Penyebab infark termasuklah oklusi
pembuluh darah oleh plak arteriosklerotik atau tromboemboli dari tempat asal yang jauh
seperti katup jantung. Pada pemeriksaan, ditemukan bruit karotis, kelainan funduskopi, atau
pembesaran kamar jantung.
Selain itu, faktor resiko demensia vaskular adalah:
Usia lanjut
Hipertensi
Merokok
Penggunaan alkohol kronis
Aterosklerosis
Hiperkolesterolemia
Homosistein plasma
Diabetes melitus
Penyakit kardiovaskular
Penyakit infeksi SSP kronis (meningitis, sifilis dan HIV)
Pajanan kronis terhadap logam (keracunan merkuri, arsenik dan aluminium)
Penggunaan obat-obatan (termasuklah obat sedatif dan analgetik) jangka panjang
Tingkat pendidikan yang rendah
Riwayat keluarga mengalami demensia
TinjauanPustaka

DIAGNOSIS
Kriteria Diagnosis
Kriteria diagnostik DSM-IV-TR untuk Demensia Vaskular
adalah sebagai berikut:
Terdapatnya gejala demensia
Hendaya fungsi kognitif biasanya tidak merata (mungkin terdapat hilangnya daya ingat,
gangguan daya piker, gejala neurologis fokal). Daya tilik diri (insight) dan daya nilai diri
(judgment) secara relative tetap baik
Suatu onset yang mendadak atau deteriorasi yang bertahap, disertaiadanya gejala
neurologis fokal, meningkatkan kemungkinan diagnosis demensia vascular. Pada beberapa
kasus, penetapan hanya dapat dilakukan dengan pemeriksaan CT-Scan atau pemeriksaan
neuro-patologis
Terapi
Non-Medikamentosa
Memperbaiki memori
The Heart and Stroke Foundation of Canada mengusulkan beberapa cara untuk
mengatasi defisit memori dengan lebih baik
Membawa nota untuk mencatat nama, tanggal, dan tugas yang perlu dilakukan.
Dengan ini stres dapat dikurangkan.
Melatih otak dengan mengingat kembali acara sepanjang hari sebelum tidur. Ini
dapat membina kapasiti memori
Menjauhi distraksi seperti televisyen atau radio ketika coba memahami mesej atau
instruksi panjang.
Tidak tergesa-gesa mengerjakan sesuatu hal baru. Coba merencana sebelum
melakukannya.
Banyak besabar. Marah hanya akan menyebabkan pasien lebih sukar untuk
mengingat sesuatu. Belajar teknik relaksasi juga berkesan.
Terapinonmedicamentosa
Diet
Penelitian di Rotterdam mendapati terdapat peningkatan resiko demensia
vaskular berhubungan dengan konsumsi lemak total. Tingkat folat, vitamin B6
dan vitamin B12 yang rendah juga berhubungan dengan peningkatan
homosisteine yang merupakan faktor resiko stroke.
Terapi
Mencegah demensia vaskular memburuk
Progresifitas demensia vaskular dapat diperlambat jika faktor resiko vaskular seperti
hipertensi, hiperkolesterolemia dan diabetes diobati.
Agen anti platlet berguna untuk mencegah stroke berulang. Pada demensia vaskular, aspirin
mempunyai efek positif pada defisit kognitif. Agen antiplatelet yang lain adalah tioclodipine dan
clopidogrel.
Aspirin: mencegah platelet-aggregating thromboxane A2 dengan memblokir aksi prostaglandin
sintetase seterusnya mencegah sintesis prostaglandin
Tioclodipine: digunakan untuk pasien yang tidak toleransi terhadap terapi aspirin atau gagal
dengan terapi aspirin.
Clopidogrel bisulfate: obat antiplatlet yang menginhibisi ikatan ADP ke reseptor platlet secara
direk.
Agen hemorheologik meningkatkan kualiti darah dengan menurunkan viskositi, meningkatkan
fleksibiliti eritrosit, menginhibisi agregasi platlet dan formasi trombus serta supresi adhesi
leukosit.
Pentoxifylline dan ergoid mesylate (Hydergine) dapat meningkatkan aliran darah otak. Dalam
satu penelitian yang melibatkan 29 pusat di Eropa, perbaikan intelektual dan fungsi kognitif
dalam waktu 9 bulan didapatkan. Di European Pentoxifylline Multi-Infarct Dementia Study,
pengobatan dengan pentoxifylline didapati berguna untuk pasien demensia multi-infark.
bat demensia adalah seperti berikut:
Memperbaiki fungsi kognitif dan simptom perilaku

Nama obat Golongan Indikasi Dosis Efek samping

Donepezil Penghambat Demensia Dosis awal 5 mg/hr, setelah 4-6 Mual, muntah,
kolinesterase ringan-sedang minggu menjadi 10 mg/hr diare, insomnia

Galantamine Penghambat Demensia Dosis awal 8 mg/hr, setiap bulan Mual, muntah,
kolinesterase ringan-sedang dinaikkan 8 mg/hr sehingga diare, anoreksia
dosis maksimal 24 mg/hr

Rivastigmine Penghambat Demensia Dosis awal 2 x 1.5 mg/hr. Setiap Mual, muntah,
kolinesterase ringan-sedang bulan dinaikkan 2 x 1.5 mg/hr pusing, diare,
hingga maksimal 2 x6mg/hr anoreksia

Memantine Penghambat Demensia Dosis awal 5 mg/hr, stelah 1 Pusing, nyeri


reseptor NMDA sedang-berat minggu dosis dinaikkan menjadi kepala,
2x5 mg/hr hingga maksimal 2 x konstipasi
10 mg/hr
Obat-obat untuk gangguan psikiatrik dan perilaku pada demensia adalah:

Gangguan Nama obat Dosis Efek samping


perilaku
Depresi Sitalopram 10-40 mg/hr Mual, mengantuk, nyeri
kepala, tremor
Esitalopram 5-20 mg/hr Insomnia, diare, mual, mulut
kering, mengantuk
Sertralin 25-100 mg/hr Mual, diare, mengantuk, mulut
kering, disfungsi seksual
Agitasi, Quetiapin 25-300 mg/hr Mengantuk, pusing, mulut
ansietas, kering, dispepsia
perilaku obsesif
Olanzapin 2,5-10 mg/hr Meningkat berat badan, mulut
kering, pusing, tremor
Risperidon 0,5-1 mg, 3x/hr Mengantuk, tremor, insomnia,
pandangan kabur, nyeri kepala
Insomnia Zolpidem 5-10 mg malam hari Diare, mengantuk
Trazodon 25-100 mg malam hari Pusing, nyeri kepala, mulut
kering, konstipasi
Kesimpulan
Berdasarkan kasus diatas dapat disimpulkan bahwa pasien mengalami
Gangguan Mental Organik (demensia vascular) yang sesuai dengan kriteria
diagnosis dari DSM-IV.
Referensi
1. Elvira SD, Hadisukanto G, 2010, Buku Ajar Psikiatri, Badan Penerbit
FK UI, Jakarta.
2. Maslim R, 2001, Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan
Ringkas dari PPDGJ-III, Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika Atma
Jaya, Jakarta.
3. Kaplan & Shadock, Buku Ajar Psikiatri Klinis Edisi 2, EGC, Jakarta.
4. Tim Skill Lab FK UGM, 2012, Skill Laboratory Manual: Manual Block
8, FK UGM, Yogyakarta.
5. Maslim, Rusdi. 2007. Penggunaan klinis obat psikotropik. Bagian
ilmu kedokteran jiwa fakultas Unika atmajaya; Jakarta.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai