Anda di halaman 1dari 21

Kelompok 10

Anisa Ananda H.
Cindy Palupessy
Eka Putri Cahyati
Franco Sumolang
Inneke Dimara
Junarto Butar-butar Nicko Fakdawer
Monika Anneke Putong Novia Rambak
Siti Suparti
Woro Absari Kiblat
Wahyu Putra Kusuma
Trigger
Seorang laki-laki di bawa keluarganya
ke UGD denga nyeri dada sebelah
kiri sejak 30 menit yang lalu setelah
berolahraga. Nyeri di sertai sesak napas. Dari
pemeriksaan fisik composmentis, tampak
sianosis. TD 140/90 mmHg, nadi : 100x/menit, R:
30x/menit. Dari pemeriksaan EKG
(elektrocardiograf) di peroleh gambaran ST
elevasi.
Kata Sulit
Sianosis
Nyeri dada
Sesak nafas
Composmentis
EKG
ST Elevasi
Klasifikasi Masalah
1. Apa saja penyebab nyeri dada ? Mekanisme terjadinya nyeri
dada pada pasien ?
2. Apa saja penyebab sesak napas ? Mekanisme terjadinya
sesak napas pada pasien ?
3. Mengapa pada pemeriksaan fisik ditemukan sianosis ?
4. Mengapa pada pemeriksaan EKG ditemukan ST elevasi ?
5. Apa diagnosis diferensial dan diagnosis pada skenario ?
6. Bagaimana patofisiologi infark miokardium ?
7. Apa saja komplikasi yang ditimbulkan oleh infark
miokardium ?
8. Bagaimana penatalaksanaan pada kasus tersebut ?
Penyebab tersering Nyeri dada
Hipoksia pada jaringan Otot jantung

Metabolisme CO2 (anaerob)

Asam laktat
Mekanisme
Zat-zat iritatif lainnya
(Histamine, kinin, enzim proteolitik sekunder)
penyebab nyeri
Merangsang ujung-ujung saraf
pada dada
Reseptor nyeri di otot jantung sebelah kiri
Impuls nyeri dihantarkan melalui
Serat saraf aferen simpatis

Thalamus

korteks cerebri

Serat saraf aferen NYERI


Mengapa pasien sesak napas
Sesak nafas (dispnea) merupakan penderitaan
mental yang diakibatkan oleh ketidak mampuan
ventilasi untuk memenuhi kebutuhan udara.
Disnea bisa terjadi saat seseorang berolahraga
berat. Ada 3 faktor yang menyertai
perkembangan sensasi dispnea, yaitu : kelainan
gas-gas pernafasan dalam cairan tubuh, jumlah
kerja oleh otot-otot pernafasan untuk memenuhi
ventilasi dan keadaan pikiran orang tersebut.
Seseorang menjadi sangat dispnea akibat
pembentukan CO2 yang berlebihan dalam cairan
tubuh.
Pengaturan pernapasan
Hal-hal yang menyertai Dispnea

Hipoksia

jumlah kerja
otot2
Hiperkapnia Dispnea pernapasan
untuk
ventilasi

Kondisi
pikiran
pasien
Vasokontriksi
pembuluh darah

Aliran darah
(ischemia)

Terjadinya
sianosis
HbO2

Saturasi darah
vena

sianosis
ST Elevasi
Segmen ST elevasi pada EKG merupakan tanda iskemia,
namun bukan (belum) tanda kematian jaringan
miokardium. Segmen ST elevasi terjadi
- selama serangan angina
- pada infark non transmural
- pada permulaan infark transmural
- pada batas jarak transmural yang telah terjadi
beberapa jam hingga beberapa hari sebelumnya
Segmen ST kembali normal dalam waktu satu hingga
dua hari setelah MI, namun beberapa minggu
kemudian akan timbul gelombang T terbalik.
Jantung Koroner

Diferencial Diagnosa
Angina Pektoris

Infark Miokard

Perikarditis
Nyeri Dada

Kardio Miopati

Miokarditis

Jantung Koroner
Diagnosa
I) Pemeriksaan Utama
A. Anamnesis Autonamnesia
B. Pemeriksaan fisik pada pasien didapati :
- TD : 140/90 mmHG - Respirasi : 30x/menit
- Nadi : 100X/menit - Sianosis
II) Pemeriksaan Penunjang
a. EKG : Ditemukan gambaran ST elevasi
b. Pemeriksaan Enzim jantung didapatkan hasil : kreatin
fosfokinase, glutamat oksaloasetat transminase serum, &
laktat dehidrogenase
Kesimpulan : Berdasarkan anamnesa, pemeriksaan fisik, dan
pemeriksaaan penunjang dapat disimpulkan bahwa pasien
menderita Infark Miokardium
aterosklerosis Ulserasi
plak

Penyem
Perkembanga Perubahan
pitan
n kolateral aliran
arteri
koroner Patofisiologi
infark miokardium
Angina Penyakit Thrombosis
pektoris jantung koroner
iskemik

Infark
miokard
Komplikasi
Penatalaksanaan
Pentalaksanaan pada infark miokardium adalah dengan
mengurangi faktor resiko, menghentian aktivitas fisik untuk
mengurangi beban kerja jantung, memberikan oksigen untuk
meningkatkan oksigenasi darah, pemberian obat inotropik
positif.`
Mencari pertolongan medis segera jika terjadi tanda infark
miokard Pertolongan akronim ABCD untuk pasien sindrom
koroner akut
- Terapi Antiplatelet, Antikoagulan, penghambat enzim
pengubah
Angiotensin, penyakit reseptor-angiotensin
- Penyekat-Beta dan pengendalian tekanan darah (Blood
pressure)
- Terapi Cholesterol dan hentikan
rokok (Cigaret Smoking Cessation)
- Penatalaksanaan Diabetes dan Diet
Exercise (Olahraga)
Kesimpulan
1. Penyebab tersering terjadinya nyeri dada adalah kelainan pada kulit, muscle spasm,
memar tulang, penyakit pada paru-paru, emboli paru, dan jantung. Nyeri bermula
akibat hipoksia pada jaringan pada otot jantung.
2. Penyebab sesak napas kelainan gas-gas pernafasan dalam cairan tubuh, jumlah kerja
oleh otot-otot pernafasan untuk memenuhi ventilasi dan keadaan pikiran orang
tersebut.
3. Sianosis terjadi karena aliran darah banyak berkurang akibat aterosklerosis pada
pasien sehinggan Hb tereduksi meningkat.
4. Segmen ST elevasi pada EKG merupakan tanda iskemia
5. DD pada skenario adalah angina pektoris, perikarditis. Kardiomiopati, miokarditis,
jantung koroner. Diagnosis berdarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan
pemeriksaan penunjang disimpulkan pasien menderita Infark Miokardium
6. Infark miokard akut mengacu pada proses rusaknya jaringan jantung akibart suplai
darah yang tidak adekuat, sehingga aliran darah koroner kurang. Infark miokard akut
adalah nekrosisi miokard akibat aliran darah ke otot jantung targanggu.
7. Komplikasi yang ditimbulkan adalah syok kardiogenik dan edema paru
8. Pentalaksanaan pada infark miokardium adalah dengan mengurangi faktor
resiko,menghentian aktivitas fisik untuk mengurangi beban kerja jantung,
memberikan oksigen untuk meningkatkan oksigenasi darah, pemberian obat
inotropik positif.
Daftar Pustaka
Corwin, 2009. Buku Saku Patofisiologi. Edisi 3 Revisi. Jakarta: EGC
Dorland, 2010. Kamus Kedokteran Dorland. Edisi 31. Jakarta: EGC
Kumar, 2007. Buku Ajar Patologi Robbins. Edisi 7. Volume 2. Jakarta:
EGC
Mansjoer, 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 3. Jilid 2. Jakarta:
Media Aesculapius FKUI
Price & Wilson, 2005. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-proses
Penyakit. Edisi 6. Volume 2. Jakarta: EGC
Sherwood, 2011. Fisiologi Manusia: Dari Sel ke Sistem. Edisi 6.
Jakarta: EGC
Silbernagl & Lang, 2006. Teks & Atlas Berwarna Patofisiologi.
Jakarta: EGC
Chandrasoma, Parakrama, 2005. Ringkasan Patologi Anatomi.
Jakarta : EGC
Sekian dan
Terima kasih....
Sayangi
Jantung
Anda..

Anda mungkin juga menyukai