Anda di halaman 1dari 14

Hipertiroid

Oleh: Hermanu Adi

KEPANITERAAN KLINIK ILMU ANESTESI


RSUD DR. MOEWARDI
UNIVERSITAS NEGERI SEBELAS MARET
2016
Definisi
Hipertiroid adalah suatu gangguan dimana kelenjar tiroid
memproduksi lebih banyak hormon tiroid yang dibutuhkan oleh
tubuh. Kadang-kadang disebut juga tirotoksikosis
Diagnosa
Pada hipertiroid diagnosis dapat ditegakkan dengan manifestasi klinis
yang ada dan beberapa pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan
T3, T4, dan TSH. Manifestasi klinis dari hipertiroid dapat dilihat
berdasarkan indeks Wayne dan New Castle.
Indeks Wayne
Gejala Subyektif Angka Gejala Obyektif Ada Tidak
Dispnoe deffort +1 Tiroid Teraba +3 -3
Palpitasi +2 Bising tiroid +2 -2
Lelah +2 Eksoftalmus +2 -
Tahan terhadap
-5 Lid Retraction +2 -
suhu panas
Tahan dingin +5 Lid Lag +1 -
Keringat banyak +3 Hiperkinesis +4 -2
Nervous +2 Tangan panas +2 -2
Tangan basah +1 Nadi
Nafsu makan
+3 <80x/menit - -3
bertambah

Nafsu makan
-3
berkurang - -
80-90 x/menit
Berat badan naik -3

Berat badan turun +3 >90 xmenit +3 -

Fibrilasi atrium +3
20 : hipertiroid
Indeks Wayne
Hasil dari penilaian dengan indeks Wayne adalah jika kurang dari 11
maka eutiroid, 11 sampai 18 adalah normal, dan jika lebih dari 19
adalah hipertiroid.
Indeks New Castle
Usia Mulai :
15-24 : 0
25-34 : 4
35-44 : 8
45-54 :12
>55 : 16
Preoperatif
Pasien dengan goiter yang besar memiliki problem potensial terkait dengan
jalan napasnya
Pasien yang akan menjalani tindakan pembedahan elektif, termasuk
tindakan tiroidektomi subtotal, harus ditunda hingga pasien mengalami
keadaan klinis dan kimiawi yang eutiroid
Nadi isitirahat yang direkomendasikan adalah 85 kali/menit. Benzodizepin
adalah pilihan yang baik untuk sedasi preoperatif.(Morgan, 2006)
Obat antitiroid dan antagonis -adrenergik dilanjutkan sampai pagi hari
operasi. Pemberian Prophylthiouracil dan methimazole adalah penting
karena kedua obat ini memiliki waktu paruh yag pendek. Apabila akan
dilakukan pembedahan darurat (emergency), sirkulasi yang hiperdinamik
dapat dikontrol dengan menggunakan titrasi esmolol (Morgan, 2006).
Intraoperatif
Ketamin, pancuronium, agonis adrenergik indirek dan obat-obat lain
yang menstimulasi sistem saraf simpatis dihindari karena adanya
kemungkinan peningkatan tekanan darah dan denyut jantung.
Thiopental dapat menjadi obat induksi pilihan di mana obat ini
memiliki efek antitiroid pada dosis tinggi
Kedalaman anestesi yang adekuat harus dicapai sebelum dilakukan
laringoskopi atau stimulasi pembedahan untuk menghindari takikardi,
hipertensi atau aritmia ventrikel
Intraoperatif
Pemberian agen blok neuromuskuler (NMBAs) harus diberikan secara
hati-hati, karena keadaan tirotoksikosis seringkali berhubungan
dengan peningkatan insiden miopati dan miastenia gravis.
Hipertiroid tidak meningkatkan kebutuhan anestesia seperti tidak
berubahnya minimum alveolar concetration. (Morgan, 2006). Meski
demikian, terkadang kebutuhan dosis anestesi intravena diperlukan.
(Susan H et Noorily MD, 2007)
Untuk menumpulkan respon hemodinamik saat melakukan intubasi
dapat diberikan lidokain, fentanyl atau kombinasi keduanya yang
diberikan sebelum intubasi. (Bolaji et all, 2011)
Intraoperatif
Pasien dengan goiter yang besar dan mengalami obstruksi jalan napas
dikelola seperti pasien-pasien lain yang mengalami gangguan jalan napas.
(Roizen M et Fleisher L, 2010)
Kesulitan intubasi meningkat kejadiannya pada pasien dengan goiter.
Induksi inhalasi atau intubasi sadar dengan fiberoptik dapat
dipertimbangkan apabila ada bukti obstruksi jalan napas ataupun deviasi
maupun penyempitan. (Barash et all., 2009)
Tujuan utama dari manajemen intraoperatif pasien hipertiroid adalah
untuk mencapai kedalaman anestesia (sering dengan isofluran atau
desfluran) yang mencegah peningkatan respon sistem saraf pusat terhadap
stimulasi pembedahan. Apabila menggunakan anestesi regional, epinefrin
tidak boleh ditambahkan pada larutan anestesi lokal. (Barash et all, 2009)
Post Operatif
Ancaman serius pada pasien hipertiroid pada periode postoperatif
adalah badai tiroid (thyroid storm), yang memiliki ciri hiperpireksia,
takikardi, penurunan kesadaran (agitasi, delirium, koma) dan
hipotensi
Onset badai tiroid biasanya 6-24 jam setelah pembedahan tetapi
dapat muncul intraoperatif, menyerupai hipertermi maligna
Tidak seperti hipertermi maligna, badai tiroid tidak berhubungan
dengan rigiditas otot, peningkatan kreatinin kinase, atau keadaan
asidosis metabolik maupun respirator
Post Operatif (Penanganan Badai Tiroid)
Penanganan badai tiroid termasuk hidrasi dan pendinginan, infus
esmolol atau propanolol intravena (0,5 mg dan ditingkatkan sampai
denyut jantung < 100/menit), propylthioruacil (250-500 mg tiap 6 jam
secara oral maupun dengan nasograstric tube) diikuti sodium iodida
(1g intravena dalam 12 jam) dan koreksi faktor yang mempresitipasi
(misal: infeksi). Kortisol (100-200 mg tiap 8 jam) direkomendasikan
untuk mencegah komplikasi supresi kelenjar adrenal yang muncul.
Post Operatif
Cedera pada nervus reccurent laryngeal akan berakibat pada suara serak
(jika unilateral) atau afonia dan stridor (bilateral).
Formasi hematom dapat menyebabkan airway compromise dari kolapsnya
trakhea pada pasien dengan trakheomalasia
Hipoparatiroid dari terpotongnya kelenjar paratiroid yang tidak disengaja
dapat menyebabkan hipokalsemia dalam 12-72 jam. (Morgan, 2006)
Pasien yang menjalani subtotaltiroidektomi juga beresiko mengalami
hipotiroid paska pembedahan dengan insidensi sebanyak 60%. Sedangkan
untuk pasien yang menjalani total tiroidektomi, sebagian besar akan
mengalami hipotiroid paska pembedahan (Crisaldo S et Mercado A.,2005)
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai