Anda di halaman 1dari 26

Manajemen Nyeri

Ritan Yapnita
Yusta Wetri Handayani
Eltari Sisvony Saragih
Jacob Benedick Sirait
Definisi Nyeri
International Association for the Study of Pain
(IASP), nyeri adalah suatu pengalaman sensori,
emosional serta kognitif yang tidak
menyenangkan akibat dari kerusakan jaringan
aktual maupun potensial yang dapat timbul tanpa
adanya injuri
Pada Pertemuan Ilmiah Nasional I (PB PAPDI),
menyatakan nyeri sebagai perasaan atau
pengalaman emosional yang disebabkan dan
berhubungan dengan terjadinya kerusakan
jaringan tubuh
Jenis Nyeri
Mekanisme
Waktu
Asal nyeri
Tempat
Sifat
Berat-ringannya nyeri
Mekanisme nyeri
Fisiologis terjadinya nyeri karena stimulasi
singkat yang tidak merusak jaringan
Inflamasi terjadinya nyeri karena stimuli
yang sangat kuat sehingga merusak jaringan.
Neuropatik nyeri yang didahului dan
disebabkan adanya disfungsi primer ataupun
lesi pada sistem saraf
waktu
Akut berhubungan dengan kejadian atau
kondisi yang dapat dideteksi dengan mudah
Kronis berhubungan ataupun tidak dengan
fenomena patofisiologik yang dapat
diidentifikasi dengan mudah, berlangsung
dalam periode yang lama dan merupakan
proses dari suatu penyakit
Nyeri akut Nyeri kronik

Lamanya dalam hitungan menit Lamannya sampai hitungan bulan

Sensasi tajam menusuk Sensasi terbakar, tumpul, pegal

Dibawa oleh serat A-delta Dibawa oleh serat C

Ditandai peningkatan BP, nadi, dan respirasi Fungsi fisiologi bersifat normal

Kausanya spesifik, dapat diidentifikasi secara biologis Kausanya mungkin jelas mungkin tidak

Respon pasien : Fokus pada nyeri, menangis dan mengerang, Tidak ada keluhan nyeri, depresi dan kelelahan
cemas
Tidak ada aktifitas fisik sebagai respon terhadap nyeri
Tingkah laku menggosok bagian yang nyeri
Respon terhadap analgesik : sering kurang meredakan nyeri
Respon terhadap analgesik : meredakan nyeri secara efektif
Asal nyeri
Somatik nyeri yang dihasilkan dari stimulasi
reseptor-reseptor neural ataupun saraf-saraf
periferal
Neurogenik nyeri yang dihasilkan dalam
sistem sarafnya sendiri.
Psikogenik nyeri yang dapat memunculkan
intensifikasi nyeri somatik atau neurogenik dan
juga merupakan suatu manifestasi
psikoneurotik.
Tempat nyeri
Peripheral painterasa pada permukaan tubuh
misalnya pada kulit, mukosa
Deep pain terasa pada permukaan tubuh yang lebih
dalam atau pada organ-organ tubuh visceral.
Refered pain nyeri dalam disebabkan karena
penyakit organ dalam tubuh yang ditransmisikan ke
bagian tubuh di daerah yang berbeda, bukan daerah
asal nyeri
Central pain nyeri yang terjadi karena perangsangan
pada sistem saraf pusat, spinal cord, batang otak,
talamus
Sifat nyeri
Incidental timbul sewaktu-waktu lalu
menghilang
Steady timbul dan menetap serta dirasakan
dalam waktu yang lama
Paroxymal nyeri yang dirasakan
berintensitas tinggi dan kuat sekali. Nyeri
tersebut biasanya menetap 10-15 menit, lalu
menghilang, kemudian timbul lagi.
Berat-ringannya nyeri
Nyeri ringan nyeri dengan intensitas yang
rendah
Nyeri sedang nyeri yang menimbulkan
reaksi
Nyeri berat nyeri dengan intensitas yang
tinggi
Etiologi dan faktor yang
mempengaruhi nyeri
Nyeri memiliki suatu etiologi multimodal
Banyak faktor yang mempengaruhi nyeri
antara lain: lingkungan, umur, kelelahan,
riwayat nyeri sebelumnya, mekanisme
pemecahan masalah pribadi, kepercayaan,
budaya dan tersedianya orang-orang yang
memberi dukungan
Fisiologi nyeri
Organ tubuh yang berperan sebagai reseptor
nyeri adalah ujung syaraf bebas dalam kulit
yang berespon hanya terhadap stimulus kuat
yang secara potensial merusak
Berdasarkan letaknya, nociceptor
dikelompokkan : pada kulit (Kutaneus), somatik
dalam (deep somatic), dan pada daerah
viseral
Transduksi Proses rangsangan yang mengganggu sehingga menimbulkan
aktivitas listrik di reseptor nyeri.

Transmisi Proses penerusan impuls transduksi melalui nosiseptor saraf


perifer. disalurkan serabut saraf A delta dan serabut C sebagai neuron
pertama, dari perifer ke medulla spinalis.

Modulasi aktivitas saraf melalui jalur-jalur saraf desenden dari otak


yang dapat mempengaruhi transmisi nyeri setinggi medula spinalis.

Persepsi Hasil akhir dari proses interaksi menghasilkan suatu perasaan


yang subyektif yang dikenal sebagai persepsi nyeri
Jalur nyeri di system saraf pusat

Jalur Asenden (transduksi dan transmisi)


Jalur Desenden (modulasi dan persepsi)
Respon fisiologis terhadap nyeri

Respon endokrin
respons hormonal bifasik, artinya terjadi pelepasan hormon katabolik
seperti katekolamin, kortisol, angiotensin II, ADH, ACTH, GH dan
glukagon, sebaliknya terjadi penekanan sekresi hormon anabolik seperti
insulin.
Efek Nyeri Terhadap Kardiovaskular dan Respirasi
Hipertensi, iskemia miokard, resiko gagal jantung kongesti
hipoventilasi, kesulitan bernafas dalam dan mengeluarkan
sputumatelektasis dan hipoksemia
Penilaian intensitas nyeri
Penatalaksanaan nyeri
The world health organisation analgesic leader
diperkenalkan untuk meningkatkan
penanganan nyeri pada pasien dengan
kangker. Namun formula ini dapat menangani
nyeri akut
Anastesi lokal

Ada beberapa teknik anastesi lokal sederhana yang dapat


dilanjutkan ke periode pasca operasi untuk memberikan pain
relief yang efektif. Sebagian besar dilakukan dengan resiko
minimal termasuk infiltrasi anastesi lokal, blokade saraf perifer
atau pleksus dan tehnik blok perifer atau sentral.

Infiltrasi luka dengan obat anastesi lokal berdurasi panjang


seperti bupivakain.
Analgesic Non-Opioid

Klasifikasi Obat Golongan Opioid

Struktur Dasar Agonis Kuat Agonis lemah- Campuran antagonis


sedang agonis-
antagonis
fenantren Morfin, Kodein, nalbupin., Naloprin,
hidromorfon, oksikodon, buprenoprin nalokson,
oksimorfon hidrokodon naurekson
fenilheptilamin metadon propoksifen
Fenilpiperidin Meperidin, dipenoksiler
pentanyl
Morfinan leporpanol butorpanol
Benzomorfan pentazosin
PCA

Patient Controlled Analgesia (PCA) menjadi


populer ketika diketahui bahwa kebutuhan
individu untuk opioid bervariasi.
Pasien yang menggunakan PCA biasanya
mentitrasi analgesia ke titik dimana mereka
merasa nyaman dan bukan bebas rasa nyeri.
Manajemen Nyeri Pasca Operasi

Kesimpulan

Dalam menangani nyeri pasca operasi, dapat digunakan


obat-obatan seperti opioid, OAINS dan anastesi lokal.
Penggunaan Patient Controlled Analgesia dirasakan sebagai
metode yang paling efektif dan menguntungkan dalam
menangani nyeri pasca operasi meskipun dengan tidak lupa
mempertimbangkan faktor ketersediaan dan keadaan
ekonomi pasien.

Anda mungkin juga menyukai