Anda di halaman 1dari 48

BOLA

Apa itu penyakit Virus EBOLA


Adl salah satu dari banyak penyakit DEMAM
BERDARAH VIRUS
Berakibat fatal pada manusia & primata (monyet,
gorila dan simpanse )
Inkubasi : 1-21 hari
CFR : 50 - 90%
Kasus 1 : Sudan & Rep. Dem. Kongo (1976)

Kasus EBOLA pertama, 1976


SIERA LEONE
Awal transmisi saat memandikan jenazah
Mutasi virus : 300 kali sejak tahun 70an
Mutasi virus : 50 kali ( tahun 2013 - 2014)
EBOLA PHIEC
8 FAKTA PENTING
WHO EBOLA salah satu penyakit mematikan
CFR s/d 90%
Wabah di desa2 terpencil, dekat hutan tropis
Host manusia & hewan (kelelawar)
Penyebaran cepat dd. Malaria
Gej.klinis awal : Ruam, Konjungtivitis
Dalam darah menyebar, menurunkan kekebalan
tubuh, demam, lemah, nyeri otot, sakit kepala, sakit
tenggorokan, muntah, diare, gangguan ginjal & hati,
perdarahan
VIRUS EBOLA ( 5 Genus)

BUNDIBUGYO Ebolavirus (BDBV)


ZAIRE Ebolavirus (EBOV)
SUDAN Ebolavirus (SUDV)
RESTON Ebolavirus (RESTV)
THAI FOREST Ebolavirus (TAFV)

Wabah di Afrika : BDBV, EBOV & SUDV


Demam,
Sakit kepala
Nyeri sendi & otot,
Lemah,
Diare,
Muntah

GEJALA
Sakit perut, Kurang nafsu makan
Menurunnya fungsi liver & ginjal
Perdarahan yg tak biasa
SEJARAH
1976 : Pertama ditemukan di Zaire & Sudan
Px : pekerja toko. Tiba2 sakit (5 hr meninggal)
Gejala : 15 hr flu, demam tinggi, nyeri,
diare, muntah dan ruam di seluruh tubuh,
perdarahan....
Hari ke 7-10 : kelelahan, dehidrasi & shock
33 dari 61 perawat tertular dan tewas
SITUASI EBOLA (1)
TH NEGARA KASUS MATI CFR
1976 CONGO ZAIRE 318 280 88%
SUDAN 284 151 53%
1977 CONGO ZAIRE 1 1 100%
1979 SUDAN SUDAN 34 22 65%
1994 GABON ZAIRE 52 31 60%
COTE dIVORY TAI FOREST 1 0 0%
1995 CONGO ZAIRE 315 254 81%
1996 GABON ZAIRE 60 45 75%
SOUT AFRIKA (EX GABON 1 1 100%
ZAIRE)
2000 UGANDA SUDAN 425 224 53%
2001-2002 GABON ZAIRE 65 53 82%
CONGO ZAIRE 59 44 75%
SITUASI EBOLA (2)
TH NEGARA KASUS MATI CFR
2003 CONGO ZAIRE 143 128 90%
CONGO ZAIRE 35 29 83%
2004 SUDAN SUDAN 17 7 41%
2005 CONGO ZAIRE 12 10 83%
2007 CONGO ZAIRE 264 187 71%
UGANDA 149 37 25%
2008 CONGO ZAIRE 32 14 44%
2011 UGANDA SUDAN 1 1 100
2012 CONGO 57 29 51%
UGANDA SUDAN 24 17 71%
UGANDA SUDAN 7 4 57%
KASUS KUMULATIF EBOLA (19 APRIL 2015)

N0 NEGARA KASUS MATI CFR

1 LIBERIA 10.212 4.573 44.78%

2 SIERRA LEONE 12.267 3.877 31.61%

3 GUENIA 3.565 2.358 66.14%


Cara transmisi Ebola
CARA PENULARAN
Melalui kontak langsung dengan darah atau cairan
tubuh yang terkontaminasi virus (terpapar) obyek
(seperti jarum) yang terkontaminasi dengan sekresi
yang terinfeksi

Tak bisa menular lewat : UDARA, AIR atau


MAKANAN

Cerrier tak bisa menularkan ke orang lain. Bisa


menularkan jika terjadi kontak langsung dengan
orang yg mempunyai gejala ...
PENCEGAHAN

Mencegah kontak dgn darah / cairan tubuh


hewan yg terinfeksi ( monyet, kelelawar, babi)
Gunakan APD & cuci tangan ketika disekitar
penderita
KEMENKES RI
Surat Edaran No.IR.02.02/D/II.3/384/2084 tentang Kewaspadaan
Terhadap Suspek Kasus Penyakit Virus Ebola
(Ebola Virus Disease EVD)

Memantau perkembangan melalui IHR 2005


Komunikasi dengan Outbreak Centre WHO
Mengamati perkembangan penyakit di negara
terjangkit
LANGKAH ANTISIPASI KITA
Mengikuti perkembangan Ebola melalui
Kemenkes & WHO
Pengamatan ketat pada penumpang yg datang
dari wil. Terjangkit
Pengamatan ketat & respon dini terhadap
kemungkinan suspek Ebola yg ditemukan di
masy., RS & fas. Kes lain termasuk pintu masuk
melalui pelabuhan
Kasus Suspek : ambil spesimen, pertolongan &
rujukan cepat
Penyuluhan : segera berobat bila ada demam
dan ada faktor risiko
Segera lapor bila ada suspek
AMANKAN DATANG KE NEGARA
TERJANGKIT ...?

Travel warning ...?


Upaya :
Hindari kontak dengan orang sakit
Jaga kesehatan dengan PHBS
Konsumsi makanan yg diolah dengan baik
Segera cari pertolongan yankes bila ada
gejala
KOREA UTARA : TUTUP PARIWISATA
PENGENDALIAN & PENCEGAHAN
Mencegah & mengendalikan penyebaran penyakit virus Ebola
di Indonesia
Terlaksananya deteksi dini & kesiapsiagaan menghadapi
kemungkinan masuknya penyakit virus Ebola.
Terlaksananya tatalaksana kasus standar.
Terlaksananya pengambilan, pengepakan, pengiriman
specimen serta pemeriksaan laboratorium sesuai standar.
Terlaksananya pencegahan & pengendalian infeksi dalam
setiap penanganan kasus agar tidak terjadi penularan pada
setiap orang yang kontak
Terlaksananya penyebaran informasi kepada masy. untuk
meningkatkan kewaspadaan.
Dr. CRAIG SPENCER (PX EBOLA NEW YORK)
SURVEILANS (1)
KASUS SUSPEK
1) Setiap orang, baik hidup atau meninggal yang mengalami atau menderita
demam tinggi mendadak dan memiliki riwayat kontak dengan:
- Kasus probabel atau konfirmasi Penyakit Virus Ebola
- Hewan sakit atau mati karena Penyakit Virus Ebola
Atau:
2) Setiap orang yang memiliki gejala demam (>38 C)
DAN
disertai minimal 3 gejala berikut:
sakit kepala muntah (vomit)
tidak nafsu makan (loss of appetite) diare (berdarah / tidak berdarah)
lemah (weakness) nyeri perut
nyeri otot (myalgia) sesak napas
nyeri tenggorokan (throat pain) cegukan (hiccup)
TERESA ROMERO (SPANYOL PX YG SEMBUH)
SURVEILANS (2)
KASUS SUSPEK
DAN
memiliki riwayat perjalanan dari negara terjangkit dalam waktu 21 hari
sebelum timbul gejala.
Atau:
3) Setiap orang dengan perdarahan yang tidak dapat dijelaskan
DAN
memiliki riwayat perjalanan dari negara terjangkit dalam waktu 21
hari sebelum timbul gejala.
Atau:
4) Setiap kematian mendadak yang tidak dapat dijelaskan .
DAN
memiliki riwayat perjalanan dari negara terjangkit dalam waktu 21
hari sebelum timbul gejala
KASUS PROBABLE

1) Setiap kasus suspek yang ditetapkan sebagai kasus


penyakit virus Ebola setelah dilakukan pemeriksaan lanjut
oleh klinisi di rumah sakit rujukan & tidak ditemukan sebab
lain.
DAN
mempunyai kaitan epidemiologi dengan kasus konfirmasi atau
hewan penular Ebola

Atau:
2) Setiap kasus suspek yang meninggal dan tidak
memungkinkan lagi untuk mengambil spesimen untuk
konfirmasi laboratorium, serta mempunyai kaitan
epidemiologi dengan kasus konfirmasi
KASUS KONFIRMASI

Kasus suspek atau probabel dengan hasil


pemeriksaan PCR positif oleh Laboratorium
Balitbangkes.

Bukan Kasus: Setiap kasus suspek atau probabel


dengan hasil laboratorium NEGATIF.
KLASTER

Adalah bila terdapat dua orang atau lebih


dengan gejala penyakit virus Ebola, dan
mempunyai riwayat kontak yang sama dalam
jangka waktu 21 hari.
Kontak dapat terjadi pada keluarga atau
rumah tangga, dan berbagai tempat lain
seperti rumah sakit, ruang kelas, tempat kerja,
barak militer, tempat rekreasi, dan lainnya.
HUBUNGAN EPIDEMIOLOGI LANGSUNG
Adalah apabila dalam waktu 21 hari sebelum
mulai gejala:
a. Kontak dengan kasus penyakit virus Ebola

Kriteria kontak adalah melakukan salah satu


kegiatan berikut:
Kontak dengan darah atau cairan tubuh pasien
penyakit virus Ebola melalui jaringan kulit &
membrane mukosa (mata, hidung dan mulut)
orang sehat.
HUBUNGAN EPIDEMIOLOGI LANGSUNG

Kontak kulit langsung atau terpapar dengan darah


atau cairan tubuh pasien penyakit virus Ebola tanpa
APD yang tepat.

Menyentuh darah atau cairan tubuh pasien penyakit


virus Ebola tanpa APD.
Kontak langsung dengan jenazah pasien penyakit virus
Ebola.
Tinggal serumah/ berada satu ruangan/ berjarak 1
meter dari pasien dalam waktu yang lama yang tidak
menggunakan APD yang tepat.
Menyentuh pakaian atau linen kasus.
Menyusu pada pasien (bayi)
Kontak Laboratorium:
Kriteria kontak adalah melakukan salah satu
kegiatan berikut :

Melakukan kontak dengan spesimen yang


diambil dari pasien pasien suspek penyakit
virus Ebola tanpa APD yang tepat
KEWASPADAAN, DETEKSI DINI DAN RESPON

DI PINTU MASUK NEGARA

a. Kewaspadaan dan Deteksi Dini


Kewaspadaan dilakukan di wilayah bandar
udara, pelabuhan, dan pos lintas batas darat
negara.
Instruksi bila kasus suspek telah
diidentifikasi :

Laporkan kasus kepada DinkesKab/Kota atau Provinsi


setempat dengan tembusan kepada Posko KLB Ditjen PP & PL.
Isi form pelaporan kasus.
Buat daftar kontak dari kasus suspek yaitu penumpang lain
yang duduk 1 baris di depan,1 baris di belakang dan 1 baris di
samping kanan kiri kasus, serta awak pesawat yang
menyentuh kasus suspek tanpa APD yang tepat.
Bawa kasus suspek ke ruang isolasi yang sudah disediakan.
Rujuk ke rumah sakit rujukan untuk mendapatkan tatalaksana
lanjut (pengobatan, pengambilan specimen, dll).
ALUR PENEMUAN KASUS DAN RESPON DI PINTU MASUK NEGARA
Pelaku Perjalanan dari negara terjangkit

HAC
Pulang
TIDAK Pulang
TIDAK DEMAM Edukasi
YA Pemantauan selama 21 hari
Rumah Singgah: Notifikasi ke Dinkes Prov
-Pemantauan selama 21 hari
-Menunjukkan minimal 3 Pemeriksaan KKP
gejala PVE Rujuk RS

TIDAK

Kasus / kluster kasus : YA


Demam mendadak, disertai Minimal 3 gejala berikut: Tata laksana kasus dan rujukan sesuai SOP
Sakit kepala muntah Lakukan tindakan thd barang dan alat angkut
Laporkan dlm 24 jam ke Posko KLB cc Dinkes
tidak nafsu makan diare
Prov
sakit otot atau sendi nyeri perut
Identifkasi dan Pemantauan kontak kasus
hiccup (cegukan) sulit menelan
lemah sesak napas
SURVEILANS WILAYAH (1)
Kewaspadaan dan Deteksi Dini
Peningkatan kewaspadaan terhadap penyakit virus Ebola di
wilayah baik provinsi maupun kab./ kota dapat dilakukan dengan
pemutakhiran informasi melalui:

Website WHO
(http://www.who.int/csr/disease.html)
untuk mengetahui antara lain:
Jumlah kasus dan kematian
Distribusi kasus berdasarkan waktu, tempat dan orang
Identifikasi negara-negara terjangkit
Data dan informasi lain yang dibutuhkan
SURVEILANS WILAYAH (2)

Sumber media cetak atau elektronik nasional


untuk mewaspadai rumor atau berita yang
berkembang terkait dengan penyakit virus Ebola
pada pelaku perjalanan dari negara terjangkit.

Deteksi dini dilakukan melalui peningkatan


kegiatan surveilans berbasis kejadian (event
based surveillance) yang dilakukan secara pasif
maupun aktif.
Puskesmas

Mendeteksi kasus klaster penyakit/ kematian yang


tidak diketahui penyebabnya.
Melakukan surveilans aktif/ pemantauan terhadap
warga di wilayahnya yang memiliki riwayat perjalanan
dari negara terjangkit dalam waktu 21 hari sejak
kepulangannya dari negara terjangkit berdasarkan
informasi dari Dinas Kesehatan setempat atau KKP.
Melakukan pemantauan terhadap kontak kasus
(termasuk petugas puskesmas, bila ada) selama 21 hari
sejak kontak terakhir.
Melapor kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota bila
ditemukan kasus
Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota

Melakukan pemantauan berita atau rumor yang


berkembang terkait dengan kasus penyakit virus
Ebola di wilayahnya melalui media atau sumber
informasi lainnya dan melakukan verifikasi
terhadap berita tersebut.
Melakukan surveilans aktif rumah sakit untuk
menemukan kasus klaster penyakit/ kematian
yang tidak diketahui penyebabnya.
Melapor kepada Dinas Kesehatan Provinsi bila
ditemukan kasus dan ditembuskan ke Posko KLB.
Kesiapsiagaan (1)
1) Sumber Daya Manusia (SDM)

Mengaktifkan Tim Gerak Cepat (TGC) yang sudah ada baik di


tingkat Pusat, Provinsi dan kab/kota.
Tim Gerak Cepat sebagaimana dimaksud sesuai dengan Pasal 21
Permenkes Nomor 1501/MENKES/PER/X/2010, ditetapkan
oleh:
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota atas nama Bupati/
Walikota untuk tingkat Kabupaten/ Kota;
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi atas nama Gubernur untuk
tingkat Provinsi; dan
Direktur Jenderal atas nama Menteri untuk tingkat pusat.
Kesiapsiagaan (2)
1) Sumber Daya Manusia (SDM)
Tim Gerak Cepat terdiri dari : petugas surveilans, klinisi, ahli/
analis laboratorium, sanitarian, petugas pengendali infeksi
dan petugas dari unit terkait lainnya.

Peningkatan kapasitas SDM dalam kesiapsiagaan menghadapi


penyakit virus Ebola dengan melakukan sosialisasi
pengendalian penyakit virus Ebola, table top exercises dan
simulasi penanggulangan penyakit virus Ebola.

Meningkatkan jejaring kerja surveilans dengan lintas program


dan lintas sektor terkait.
Kesiapsiagaan (3)
2) Sarana dan prasarana
Kesiapan alat transportasi (ambulans khusus penyakit infeksi)
& memastikan dpt berfungsi dengan baik untuk merujuk kasus.
Kesiapan sarana pelayanan kesehatan antara lain meliputi
tersedianya ruang isolasi di RS rujukan sesuai standar.
Kesiapan ketersediaan dan fungsi alat komunikasi untuk
koordinasi dengan unit-unit terkait.
Kesiapan logistik penunjang pelayanan kesehatan yg
dibutuhkan antara lain obat obat suportif (life saving), alat
alat kesehatan, APD, serta melengkapi logistik jika masih ada
kekurangan.
Kesiapan bahan KIE : brosur, banner, leaflet, serta media
lainnya
Respon
Puskesmas

Melakukan tatalaksana dan rujukan sesuai dengan SOP


bila menemukan kasus dengan memperhatikan prinsip-
prinsip pengendalian infeksi.
Melaporkan kasus dalam waktu <24 jam ke Dinas
Kesehatan Kabupaten/ kota.
Berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Kabupaten/
kota melakukan penyelidikan epidemiologi untuk
mendapatkan kasus tambahan dan identifikasi kontak.
Melakukan pemantauan terhadap kontak kasus
penyakit virus Ebola dalam waktu 21 hari sejak kontak
terakhir.
Melakukan komunikasi risiko terhadap masyarakat.
Respon (2)

Rumah Sakit

Melakukan tatalaksana kasus sesuai manifestasi klinis yang


muncul pada kasus.
Melakukan pengambilan spesimen untuk pemeriksaan
konfirmasi laboratorium.
Berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan setempat dalam
pengepakan dan pengiriman spesimen.
Melaporkan kasus dalam waktu <24 jam ke Dinkes Kab./ kota
melalui sms atau telepon.
Melakukan komunikasi risiko dengan keluarga kasus.
Melakukan pemantauan kontak kasus pada petugas RS.
Respon (3)

Dinas Kesehatan Kab/ Kota

Melaporkan kasus penyakit virus Ebola ke pusat dalam waktu <24


jam melalui sistem pelaporan cepat (sms gateway). Laporan cepat
dapat dilakukan juga melalui telp/ surel/ fax/ sms ke Dinas
Kesehatan Provinsi yang ditembuskan ke Posko KLB.
Menginformasikan notifikasi KKP tentang pelaku perjalanan dari
negara terjangkit kepada Puskesmas.
Melakukan penyelidikan epidemiologi bila ada laporan kasus
penyakit virus Ebola atau klaster penyakit/ kematian yang tidak
diketahui penyebabnya.
Melakukan penanggulangan awal sesuai hasil penyelidikan.
Melakukan komunikasi risiko pada masyarakat.
Menghubungi petugas Kargo yang ditunjuk (MSA Kargo) 1 - 2 hari
(wilayah barat: 1 hari, wilayah timur dan tengah: 2 hari) sebelum
pengambilan sampel untuk pengepakan dan pengiriman spesimen
ALUR PENEMUAN KASUS & RESPON
Pelaku perjalanan dari negara terjangkit Masyarakat

Kasus / kluster kasus :


Demam mendadak, disertai Minimal 3 gejala berikut:
Sakit kepala , muntah, tidak nafsu makan , diare , sakit otot atau sendi , nyeri perut
hiccup (cegukan) , sulit menelan , lemah , sesak napas
Penyakit / kematian yang tidak diketahui penyebabnya
Riwayat perjalanan dari negara terjangkit kurun waktu 21 hr sebelum timbul gejala
ya tidak
Puskesmas
Bukan kasus

Pemeriksaan lebih lanjut (HAC, Pemeriksaan fisik,


Pemeriksaan penunjang) Dipulangkan dengan pesan bila
Tata laksana kasus dan rujukan sesuai SOP gejala bertambah berat segera ke
Laporkan dlm 24 jam ke Dinkes Kab/kota atu Prov
sarana pelayanan kesehatan
setempat cc Posko KLB Ditjen PP dan PL
Penyelidikan epid terdekat
Penanggulangan awal Pemantauan selama 21 hari
Pemantauan kontak kasus
Surveilans kontak
PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI DAN
PENANGGULANGAN KLB

Setiap kasus suspek, probable, konfirmasi atau kasus klaster


penyakit virus Ebola harus dilakukan penyelidikan
epidemiologi (PE). Penyelidikan epidemiologi bertujuan
mengetahui besar masalah dan gambaran epidemiologi
berdasarkan waktu, tempat dan orang; mengetahui faktor
risiko; mengetahui kasus tambahan dan melakukan
identifikasi kontak.
- Penyelidikan epidemiologi dilakukan menggunakan form
investigasi terlampir. Pastikan form tersebut diisi dengan
lengkap.
PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI DAN
PENANGGULANGAN KLB

- Berdasarkan hasil PE dapat dinyatakan kejadian luar


biasa (KLB). Kejadian luar biasa dinyatakan jika
ditemukan 1 kasus probable atau konfirmasi penyakit
virus Ebola.
- Ketika PE sedang berlangsung petugas sudah harus
memulai upaya upaya pengendalian pendahuluan
dalam rangka mencegah terjadinya penyebaran penyakit.
Upaya ini dilakukan berdasarkan pada hasil PE yang
dilakukan saat itu.
- Lakukan prinsip pencegahan dan pengendalian infeksi
selama PE.
PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI DAN
PENANGGULANGAN KLB

-- Lakukan
Lakukan komunikasi
komunikasi risiko kepada
risiko petugas
kepada dan masyarakat
petugas dan
(lihat BAB komunikasi
masyarakat (lihat BABrisiko).
komunikasi risiko).
- Setiap selesai melakukan penyelidikan KLB, dilakukan
- Setiap selesai melakukan penyelidikan KLB, dilakukan
pengolahan dan analisis data untuk mengambil kesimpulan
pengolahan
dan rekomendasidantindak
analisis data untuk mengambil
lanjut.
- kesimpulan dan
Setelah selesai rekomendasi
melakukan tindak
penyelidikan lanjut. maka
epidemiologi
dibuat laporan
- Setelah selesaitertulis hasil Investigasi
melakukan dan perkembangan
penyelidikan epidemiologi
KLB dibuat laporan tertulis hasil Investigasi dan
maka
perkembangan KLB
SISTEM RUJUKAN (1)

a. Kasus penyakit virus Ebola (suspek, probable,


konfirmasi) harus dirawat di RS rujukan yang
ditunjuk (RS rujukan flu burung)
b. Rujukan kasus dari fasilitas pelayanan kesehatan
(fasyankes)/ unit pelayanan kesehatan KKP ke RS
rujukan harus memperhatikan dan mengikuti
prosedur berikut:
Fasyankes/ unit pelayanan kesehatan KKP pengirim
memberikan inform consent alasan dirujuk (tertulis)
kepada pasien dan keluarga
SISTEM RUJUKAN (2)

Fasyankes / unit pelayanan kesehatan KKP


pengirim berkomunikasi dengan RS rujukan yang
dituju dalam hal:

Kelayakan pasien dalam perjalanan


Penyediaan ambulan yang memenuhi syarat
pencegahan penularan penyakit virus Ebola (boleh
disediakan oleh fasyankes pengirim atau RS rujukan)
Petugas pengantar pasien harus menggunakan APD
lengkap
Setelah mengantar pasien, bagian permukaan ambulan
yang kontak dengan pasien dan petugas harus
didesinfeksi
TERAPI DAN TATALAKSANA
KOMPLIKASI

Pasien dirawat di ruang isolasi dan diberikan


terapi simptomatis. Dilakukan pemantauan ketat
untuk perdarahan dan komplikasi lainnya.
Terapi definitif sampai saat ini belum ada.
Kriteria pasien diperbolehkan pulang.
Pasien dirawat sampai dinyatakan sembuh oleh
klinisi dan bebas dari virus Ebola berdasarkan
konversi hasil laboratorium menjadi negatif. Bebas
tanda dan gejala 3 hari berturut turut.
PENGAMBILAN, PENGEPAKAN, PENGIRIMAN SPESIMEN
DAN PEMERIKSAAN LABORATORIUM PENYAKIT VIRUS EBOLA

Harus memperhatikan universal precaution


1. Cuci tangan dengan menggunakan sabun/desinfektan
SEBELUM dan SESUDAH tindakan.

2. Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD), minimal yang


HARUS digunakan :
Sarung tangan , Baju pelindung , Apron , Kaca mata , Sepatu
boot karet / penutup sepatu, Masker

3. Alat dan bahan pengambilan spesimen :


Vacutainer EDTA (tutup ungu), Vacutainer clot activator (tutup
kuning) , Syringe, Alkohol swab, Torniquet , Ice pack dan Cold
box , Label nama , Formulir pengambilan spesimen
PENGAMBILAN, PENGEPAKAN, PENGIRIMAN SPESIMEN
DAN PEMERIKSAAN LABORATORIUM PENYAKIT VIRUS EBOLA (2)

Harus memperhatikan universal


precaution
4. Daftar nama pasien (supaya saat pengambilan tidak terjadi
kesalahan)
Pengambilan spesimen dapat dilakukan oleh dokter, perawat atau
tenaga laboratorium yang terampil dan berpengalaman atau sudah
dilatih sesuai dengan kondisi dan situasi setempat.
Berdasarkan informasi yang terkini (WHO Juni 2014), spesimen
yang baik untuk pemeriksaan virus penyakit virus Ebola adalah
spesimen darah. Virus Ebola juga dapat ditemukan di dalam cairan
tubuh lainnya seperti urin, cairan mani, dan feses tetapi kegunaan
sampel tersebut di dalam mendiagnosis infeksi penyakit virus Ebola
belum dapat dipastikan.
Makaciihhhhh......

Anda mungkin juga menyukai