Anda di halaman 1dari 16

PERENCANAAN LANSKAP

WISATA
DI DAERAH KABUPATEN KUB
RAYA
PROVINSI KALIMANTAN BARA
SEBAGAI OBJEK WISATA
HUTAN BAKAU
ALVIN DIYANDRA
(PKM-P)
A44150006
DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP
FAKULTAS PERTANIAN
INSITUT PERTANIAN BOGOR
IPB 2017
07 JUNI 2017
Mangrove :
Hutan mangrove merupakan salah
satu sumberdaya alam daerah pantai
payau yang mempunyai fungsi produksi,
perlindungan dan pelestarian alam.
Luas hutan bakau di seluruh Indonesia
4,25 juta hektar atau 3,98% dari seluruh
luas hutan Indonesia

(Ghufrran, 2012).
Ekologis
1. Pelindung garis pantai
2. Mencegah intrusi air laut
3. Habitat (tempat tinggal),
4. Tempat mencari makan (feeding
ground),
5. Tempat asuhan dan pembesaran
(nursery ground),
6. Tempat pemijahan (spawning ground)
bagi aneka biota perairan,
7. serta sebagai pengatur iklim mikro.
Fauna:
Hutan mangrove menjadi habitat berbagai
jenis fauna, mulai dari satwa air hingga
primata. Ekosistem mangrove menjadi
tempat berkembang biak berbagai satwa air
seperti ikan, udang-udangan, kepiting dan
moluska. Selain itu mangrove menjadi
tempat mencari makan sejumlah satwa liar
seperti reptil dan mamalia.
KECAMATAN BATU AMPAR
SIZE : 2.002,00 km
Mangrove Species ( 50 Jenis)
Penggerak Ekonomi :
Ekosistem bakau di Kecamatan Batu
Ampar, Kabupaten Kubu Raya
memegang peran penting sebagai
salah satu potensi kelautan dan
$
perikanan sebagai penggerak utama
roda perekonomian di kabupaten
kubu raya.
Khususnya pada nelayan
tradisional, sumberdaya
alam ekosistem mangrove
dan vegetasi pantai yang
mendominasi lingkungan
masyarakat bertempat
tinggal menjadi harapan
sebagai penopang
kehidupan mereka.
Perumusan Masalah :
1. Bagaimana memanfaatkan potensi yang
ada pada hutan bakau untuk
dikembangkan sebagai objek wisata.
2. Bagaimana kelola kawasan atau model
perencanaan dan pengelolaan yang tepat
dan sesuai agar pariwisata hutan bakau
dapat terus berlangsung,
.
WISATA

Wisata dikategorikan menjadi tiga jenis, yaitu ecotourism, green


tourism, atau alternative tourism, wisata budaya, dan wisata alam.
Brunn (1995) dalam Pratiwi (2010)
INVRASTRUKTUR

Sistem infrastruktur merupakan pendukung utama fungsi-fungsi sistem sosial dan


sistem ekonomi dalam kehidupan sehari-hari masyarakat. Sistem infrastruktur
dapat didefinisikan sebagai fasilitas-fasilitas atau struktur-struktur dasar, peralatan-
peralatan, instalasi yang dibangun dan yang dibutuhkan untuk berfungsinya sistem
sosial dan sistem ekonomi masyarakat (Grigg, 2000).
Tujuan Penelitian :
1. Mengidentifikasi dan menganalisis potensi akuatik dan terestrial hutan
bakau yang ada pada Kecamatan Batu Ampar, Kabupaten Kubu Raya
untuk dikembangkan sebagai objek wisata.

2. Merencanakan pengembangan wisata pesisir yang berkelanjutan.


Manfaat Penelitian :
Manfaat yang diperoleh dari perencanaan dan perancangan lanskap
wisata hutan bakau ini ialah terciptanya implementasi oleh masyarakat
terhadap kawsan objek wisata hutan bakau yang dapat memberi manfaat
bagi mayarakat sendiri, pemerintah dan pihak lainnya.
Metode Penelitiaan
Persiapan

Invetarisasi

Analisis dan Sintesis


Tabel 1. Biaya Anggaran PKM-P
No Jenis Pengeluaran Biaya (Rp.)

1 Transportasi Rp. 2.600.000

2 Peralatan Penunjang Rp. 2.500.000


No Jenis Pengeluaran Biaya (Rp.)

3 Bahan habis pakai PKM Rp. 3.700.000


1 Transportasi Rp. 2.600.000

4 Analisis dan sintesis Rp. 300.000


2 Peralatan Penunjang Rp. 2.500.000

5 Pembuatan Konsep Rp. 500.000


3 Bahan habis pakai PKM Rp. 3.700.000
6 Evaluasi Rp. 500.000

4 Analisis dan sintesis Rp. 300.000


7 Publikasi Rp. 500.000

Jumlah 5 Pembuatan Konsep Rp. 10.600.000 Rp. 500.000

6 Evaluasi Rp. 500.000

7 Publikasi Rp. 500.000

Jumlah Rp. 10.600.000


Tabel 2 Jadwal Kegiatan
TERIMA
KASIH

.......

Anda mungkin juga menyukai