Anda di halaman 1dari 87

Fisiologi Gastrointestinal Bayi & Anak

Pendahuluan
Pada pertengahan kehamilan fetus mulai
menelan dan menyerap cairan amnion
Pada 2-3 bulan terakhir sebelum persalinan,
fungsi traktus GI fetus sudah menyerupai bayi
Pada akhir kehamilan, fetus mulai menghasilkan
mekonium, yang disekresikan ke dalam cairan
amnion
Mekonium berisi sisa cairan amnion yang tertelan,
mukus, dan sisa produk lapisan mukosa dan kelenjar
traktus GI
Metabolisme Fetus
Sumber energi utama fetus adalah glukosa
(didapat dari ibu)
Fetus mempunyai kemampuan untuk deposisi
protein dan lemak
Lemak fetus terutama berasal dari:
Glukosa (yang didapat dari ibu)
Lemak (juga dari ibu)
Terdapat problems dalam hal metabolisme
kalsium, fosfat, besi, dan beberapa vitamin
Neonatus
Fungsi digesti, absorbsi, dan metabolisme pada
neonatus tidak berbeda dengan anak yang lebih
tua, akan tetapi terdapat beberapa kekurangan
sbb:
1. Sekresi amilase pankreas
Sekresi amilase pankreas neonatus belum optimal,
sehingga kemampuan neonatus mencerna kanji (pati)
terbatas
2. Absorbsi lemak
Absorbsi lemak neonatus kurang dibandingkan anak
yang lebih tua, sehingga susu yang mengandung lemak
tinggi (seperti susu sapi) diabsorbsi secara inadekuat
3. Konsentrasi glukosa darah
Dalam kehidupan minggu pertama neonatus, fungsi
hepar belum sempurna, sehingga konsentrasi glukosa
dalam darah masih belum stabil dan masih rendah
Sebelum lahir, fetus mendapatkan hampir seluruh
energi dari glukosa ibu
Glukosa yang disimpan sebagai glikogen hepar dan
otot rangka fetus cukup untuk kebutuhan energi
neonatus beberapa jam saja pasca persalinan
Hepar fetus belum cukup matang untuk
melakukan glukoneogenesis
Oleh sebab itu, konsentrasi normal glukosa
darah neonatus pada kisaran 30-40 mg%
Untungnya, neonatus dapat memanfaatkan
simpanan lemak dan protein sebagai sumber
energi pada 2-3 hari pertama sampai dengan
tersedianya ASI
Kemampuan neonatus untuk mensintesis
protein sangat tinggi
Hampir seluruh intake asam amino (90%)
digunakan untuk membentuk protein
-- > Proporsi tersebut lebih tinggi daripada orang
dewasa
Fungsi hepar pada neonatus
Fungsi hepar neonatus belum sempurna
dalam hal:
Konjugasi bilirubin dengan asam
glukoronat masih kurang -- > ekskresi
bilirubin sedikit
Sintesis plasma protein -- > PP turun 15-
20% dari nilai normal -- > edema
Glukoneogenesis -- > KGD turun menjadi
40% dari nilai normal
Sintesis faktor koagulasi
Apabila ibu hamil mendapat diet yang cukup
maka neonatus berada dalam kecukupan gizi
pada awal kehidupan ekstrauterin
Hari-hari berikutnya, traktus gastrointestinal
neonatus adekuat untuk melaksanakan fungsi
digesti dan absorbsi, sehingga kebutuhan nutrisi
neonatus terpenuhi asalkan zat-zat nutrisi yang
diperlukan tersedia dalam dietnya, akan tetapi
diperlukan perhatian berlebih pada tiga
mikronutrien berikut: kalsium, besi, dan vitamin C
Kalsium dan Fosfat
Dari grafik terlihat peningkatan tajam
akumulasi kalsium dan fosfat pada tubuh fetus
yang berlangsung pada 4 minggu terakhir
kehamilan
Deposisi kalsium 22,5 g dan fosfat 13,5 g pada
fetus pada akhir kehamilan
Bersamaan dengan fase osifikasi cepat tulang
fetus dan peningkatan tajam berat badan fetus
Neonatus berada dalam fase osifikasi cepat,
sehingga diperlukan ketersediaan kalsium
yang cukup dalam dietnya
Akan tetapi, tanpa ketersediaan vitamin D,
absorbsi kalsium pada traktus GI kurang
Defisiensi vitamin D menimbulkan penyakit
Ricketsia
Kemampuan absorbsi kalsium pada bayi
prematur kurang dari bayi normal
Besi
Akumulasi besi pada fetus berlangsung lebih
cepat dibandingkan akumulasi kalsium dan
fosfat
Sebagian besar besi fetus dalam bentuk
hemoglobin (Hb)
Hb dibentuk pada embrio minggu ke-3 pasca fertilisasi
Sejumlah besi juga terdapat dalam endometrium
ibu hamil, bahkan sebelum implantasi blastokista
Besi tersebut akan dimanfaatkan oleh embrio melalui
trofoblas, antara lain sebagai bahan pembentukan sel
darah merah
Pada fetus yang sudah matang, 1/3 besi disimpan
dalam hepar, yang dapat dimanfaatkan oleh
neonatus pada beberapa bulan pertama setelah
kelahiran untuk pembentukan Hb tambahan
Diperlukan asupan besi yang cukup dalam diet ibu
hamil agar disimpan dalam hepar fetus dan mencegah
anemia pada bulan ke-3 kehidupan neonatus
Vitamin
Fetus membutuhkan vitamin sebagaimana orang
dewasa
Vitamin B (terutama asam folat & vitamin B12) --
> pembentukan sel darah merah, sistem syaraf,
dan pertumbuhan secara umum
Vitamin C -- > pembentukan materi interselular,
terutama matriks tulang dan serabut jaringan ikat
Tidak disimpan secara adekuat dalam jaringan tubuh
Susu bukan sumber vitamin C yang baik (susu sapi
ASI)
Vitamin D -- > pertumbuhan tulang normal
fetus dan absorbsi kalsium ibu
Vitamin D ibu yang berlebih akan disimpan dalam
hepar fetus, sehingga dapat dimanfaatkan selama
masa neonatus
Vitamin E -- > perkembangan normal embrio
Defisiensi vitamin E memicu abortus spontan pada
hewan coba
Vitamin K ibu digunakan oleh hepar fetus untuk
membentuk faktor VII, protrombin, dan beberapa
faktor koagulasi
Vitamin K secara normal dibentuk oleh bakteri flora
normal pada kolon ibu
Apabila vitamin K ibu insufisien, maka terjadi defisiensi
faktor VII dan protrombin pada fetus dan ibu
Neonatus tidak mempunyai sumber vitamin K pada mingu
pertama kehidupan sampai tersedianya flora normal pada
kolon neonatus
Diperlukan simpanan vitamin K ibu pada hepar fetus untuk
mencegah perdarahan pada fetus/ bayi akibat saat/ pasca
persalinan (seperti perdarahan kepala)
Pencernaan dan Penyerapan KH
Sekresi amilase saliva sudah ada pada bayi
prematur pada usai gestasi 34 minggu, akan
tetapi tidak ada sekresi amilase pankreas
sebelum usia 4-6 bulan
-glukosidase (glukoamilase, sukrase-isomaltase)
sudah dapat dideteksi pada usia gestasi 20
minggu
Aktivitas laktase memuncak pada bayi baru lahir
aterm, akan tetapi kemudian menurun menjadi
25% pada usia 1 tahun
Pencernaan dan Penyerapan Protein
Pencernaan dan penyerapan protein
berlangsung efisien bahkan pada bayi
prematur
Enterokinase muncul relatif lambat pada usia
gestasi 28 minggu dan pada saat lahir hanya
mencapai kadar 10% dewasa
Aktivitas kimotripsin dan tripsin dimulai pada usia
gestasi 26 minggu
Oligopiptidase pertama kali dideteksipada usia 10-
16 minggu gestasi
Pada bayi baru lahir, absorpsi peptida
terutama berlangsung di sel kripta usus
Ketika lahir, vili usus berukuran sangat kecil,
sehingga kripta terpajan dengan isi lumen
Seiring dengan berkembangnya vili, kripta menjadi
kurang terpajan dengan kimus, sehingga laju
absorpsi peptida yang tinggi saat lahir akan
mengalami penurunan (closure), kira-kira pada
usia 6 bulan
Apabila orangtua menunda pemberian peptida-
peptida yang dapat menimbulkan alergi pada bayi
tersebut, maka saluran cerna berkesempatan
untuk berkembang sehingga mengurangi
kemungkinan untuk pembentukan antibodi
Salah satu antigen penyebab paling umum
terhadap munculnya alergi makanan adalah
gluten, suatu komponen gandum (sereal)
Insiden alergi gluten pada anak-anak telah berkurang
sejak tahun 1970an, sejak orangtua diminta untuk tidak
memberi makanan sereal bergluten pada bayi baru
lahir sampai usianya mencapai beberapa bulan
Closure uptake protein atau polipeptida
pascanatal ditengarai dipengaruhi oleh
hormon, antara lain kortikosteroid
Pemberian kortikosteroid pada bayi baru lahir
akan mengurangi durasi usus menyerap protein /
polipeptida
Kelainan transpor asam amino pada membran
apikan enterosit dapat menyebabkan penyakit
Hartnup dan sistinuria
Selain usus, kelainan tersebut juga mengenai epitel
pada tubulus renalis (ginjal)
HARTNUP DISEASE
Absorpsi asam amino netral, seperti triptofan,
berkurang
Metabolit triptofan adalah nicotinamide
Gejala : pellagra, ataksia serebellar, abnormalitas
psikiatri
SISTINURIA
Kelainan absorbsi asam amino bermuatan negatif,
yaitu sistin, lisin, arginin
Tanda utama : batu sistin pada ginjal
Dari Hartnup disease dan sistinuria diketahui:
Kotransporter oligopeptida pada membran apikal
enterosit, dan
Transporter asam amino pada membran basolateral
enterosit
berbeda dengan transporter asam amino pada membran
apikal enterosit
Pencernaan dan penyerapan lemak
Pad abayi batu lahir, sekresi lipase pankreas dan
garam-garam empedu relatif tidak memadai
Bayi yang mendapat susu formula tidak menyerap 10-
15% lemak dalam makanan
Bayi yang mendapat ASI secara bermakna menyerap
lebih banyak lemak karena adanya lipase unik di dalam
ASI yang melewati lambung dan kemudian diaktifkan
oleh garam empedu di usus -- > hidrolisis 2/3 intake
lemak
Saat lahir, sintesis lipoprotein & pembentukan
kilomikron tidak terganggu dan tidak membatasi
penyerapan lemak pada bayi
Makronutrien
(mineral)
Kalsium
Magnesium
Sodium
Potasium
Fosfor
Sulfur
Klorin
Mikronutrien (trace elements)

Esensial Possibly essensial


Besi (iron) Nikel (nickel)
Tembaga (copper) Silikon (silicon)
Yodium (iodine) Tin
Mengan (menganese) Vanadium
Kobalt (cobalt )
Timah (zinc)

Non esensial
Fluor (fluorine)
Molibdenum (molybdenum)
Aluminium
Selenium (selenium) Boron
Krom (chromium Cadmiun
Asam Folat
Asam folat dari diet (pteroylmonoglutamate;
PteGlu1) harus mengalami dekonjugasi terlebih
dahulu oleh enzim pada brush-border enterosit
untuk dapat diabsorbsi melalui anion-exchanger
pada membran apikal enterosit
Bentuk tereduksi dari folat, yaitu tetrahydrofolate
(THF) berperan dalam/ sebagai :
kofaktor reaksi biokimia yang melibatkan 1-karbon
sintesis thymine & purin -- > komponen penting DNA
Defisiensi asam folat akan mempengaruhi
sintesis DNA dan pembelahan sel -- > suatu
efek yang secara klinis penting terkait dengan
sumsum tulang karena turn-over yang tinggi
(akan tetapi RNA dan sintesis protein tidak
terpengaruh)
Ukuran sel darah merah membesar -- >
anemia megaloblastik
Suplementasi asam folat pada ibu hamil untuk
mencegah defek tuba neuralis
Pada usus proksimal (pH 5) :
PteGlu7 (kacang-kacangan, bayam, hati)
Folate conjugate (zink-activated ectopeptidase)
pada brush border
Lumen
usus PteGlu1
Transporter : linked to OH- efflux (folate OH exchange)

Sel usus PteGlu1 DHF THF 5,10 methylene THF


difolate reductase
N5-methyl THF
Kebutuhan harian asam folat :
Laki-laki : 200 g
Perempuan : 180 g
Perempuan hamil : 360 g
Vitamin B12
Vit.B12 (kobalamin) berikatan dengan
haptocorrin pada lambung, kemudian dengan
faktor intrinsik pada usus halus sebelum
mengalami endositosis oleh enterosit pada
ileum
Vitamin B12 (Kobalamin)
Kebutuhan harian kobalamin : 2 g
Sumber utama kobalamin : bahan makanan produk
binatang, seperti daging, ikan, kerang-kerangan, telur,
dan (agak terbatas) susu
Kobalamin tidak tersedia pada sayur-sayuran dan
buah-buahan --> vegetarian murni risiko defisiensi vit.
B12
Fungsi utama kobalamin -- > sebagai koenzim bagi
homosisteine : methionine methyltransferase
Memindahkan gugus methyl dari methyltetrafolate ke
homosisteine, sehingga mengubah homosistein menjadi
methionine
Methionine merupakan asam amino esensial
yang berperan sebagai donor methyl dari
sejumlah reaksi enzimatik yang penting
Homosistein sebagai salah satu FR kardiovaskular
Bagaimana apabila kita kekurangan kobalamin
sehingga kadar methionine turun ?
Tubuh akan membongkar simpanan folat intraselular
(PteGlu1, THF, 5,10-methylene-THF) menjadi N 5-
methyl-THF untuk mempertahankan kadar
methionine dalam tubuh
Sebagai akibatnya, kadar 5,10 methylene THF (bentuk
asam folat yang diperlukan dalam sintesis DNA) turun
Defisiensi asam folat maupun kobalamin akan
menyebabkan kelainan hematologik, seperti
anemia megaloblastik
Untuk defisiensi kobalamin, gejalanya kelainan
neurologis dan psikologis, yang tidak terdapat
pada defisiensi asam folat
Kemungkinan disebabkan berkurangnya aktivitas
methyl malonil CoA mutase, suatu koenzim yang
tergantung kobalamin
Vit.B12 (kobalamin) berikatan dengan
haptocorrin pada lambung, kemudian dengan
faktor intrinsik pada usus halus sebelum
mengalami endositosis oleh enterosit pada ileum
Di dalam makanan (protein hewani) kobalamin terikat
protein
Di dalam lambung, kerja pepsin & suasana asam
menyebabkan kobalamin dilepaskan dari ikatannya
dengan protein
Kobalamin bebas + haptocorrin (d/h. R type binder)
Suatu glikoprotein yang
disekresikan oleh kelenjar saliva

Sel parietal lambung mensekresikan protein


kedua, yaitu faktor rintrinsik (IF)
Dalam suasana asam, kobalamin tetap berikatan
dengan haptocorrin karena IF tidak berikatan dengan
kobalamin dalam suasana asam (lambung)
Pada duodenum terdapat :
enzim pankreas & suasana alkali (HCO3-)

degradasi haptocorrin pelepasan kobalamin dari


haprocorrin

kobalmin berikatan dengan IF

resisten terhadap degradasi enzim


Berikatan dengan reseptor spesifik pada
membran apikal enterosit ileum

Tanpa IF, kobalamin tidak akan berikatan


dengan reseptor pada ileum, sehingga
tidak diabsorbsi

Ikatan kompleks kobalamin-IF dengan


reseptor spesifik pada ileum memerlukan
ion kalsium, berlangsung cepat dan tidak
tergantung energi
Sel usus (enterosit) kemudian
memasukkan kompleks kobalamin-IF ke
dalam sel (memerlukan energi)

Di dalam enterosit, kobalamin berpisah


dengan IF

berikatan dengan transkobalamin

sirkulasi portal hepar empedu


Defisiensi kobalamin -- > anemia pernisiosa
Defek pada sel parietal gaster
Stasis pada usus -- > pertumbuhan berlebih
bakteri -- > depleted kobalamin
Penyakit Chrohn -- > ileum -- > gangguan absorbsi
Reseksi ileum -- > gangguan resorbsi pada ileum
Kalsium
Sumber utama kalsium didapatkan dari susu dan
produknya, akan tetapi tidak semuanya dapat
dimanfaatkan secara biologik
Pada sayur-sayuran hijau hanya sedikit kalsium yang
dapat diserap, karena adanya garam oksalat, yang
mengikat kalsium dan mengurangi ketersediaannya
untuk absorbsi
Usus halus menyerap kalsium 500 mg/hari dan
mengekskresikan kalsium 225 mg/hari, sehingga
total uptake 175 mg/hari
Absorbsi ion kalsium :
Secara aktif transeluler berlangsung pada epitel
duodenum
secara pasif difusi paraselular sepanjang usus halus
Banyaknya ion kalsium yang diabsorbsi secara
pasif lebih besar daripada yang diabsorbsi aktif,
karena :
area permukaan total duodenum lebih kecil daripada
ileum dan jejunum
aliran cairan yang mengandung kalsium lebih cepat
pada saat melalui duodenum daripada saat melalui
jejunum dan ileum
Absorbsi kalsium transelular terbagi ke dalam 3
tahap:
1. Uptake kalsium melalui membran apikal,
berlangsung melalui gerbang kalsium, didorong oleh
perubahan elektrokimiawi antara lumen dengan sel
2. Ion kalsium pada sitosol akan berikatan dengan
suatu protein yang disebut calbindin, yang
menetralkan ion kalsium intraselular -- >
mempertahankan konsentrasi ion kalsium
intraselular tetap rendah
3. Pompa kalsium dan penukar Na-Ca pada membran
basolateral kemudian akan mengeluarkan
Transpor aktif kalsium secara aktif di bawah
kendali vitamin D
Bentuk aktif vitamin D, yaitu 1,25 dihidroksi-
vitamin D, menstimulasi ketiga langkah absorbsi
ion kalsium tersebut
Pengaruh vitamin D paling utama adalah pada langkah
ke-2, yaitu sintesis calbindin
Absorbsi pasif ion kalsium melalui usus halus
berlangsung via jalur paraselular, yang mana
tidak di bawah pengaruh vitamin D
Absorbsi kalsium meningkat pada kondisi :
kadar ion kalsium plasma rendah,
selama kehamilan,
laktasi
Absorbsi ion kalsium menurun pada :
penuaan (aging)
Vitamin D adalah vitamin larut lemak yang
diserap terutama pada jejunum
Pada daerah tropis kulit membentuk vitamin D3
dari kolesterol karena adanya sinar matahari
Diet vitamin D (baik vitamin D2 dan D3) sangat penting
bagi daerah yang tidak banyak menerima sinar
matahari dan selama musim dingin yang gelap dan
lama (panjang)
Magnesium
Magnesium merupakan ion intraselular yang
penting yang diperlukan sebagai kofaktor
enzim
Banyak enzim yang menggunakan ATP
sesungguhnya mensyaratkan ATP tersebut telah
berikatan dengan magnesium (membentuk
kompleks dengan magnesium)
Fungsi lain magnesium :
Penting untuk transmisi saraf dan kontraksi otot
Defisiensi magnesium dapat mempengaruhi fungsi
neuromuskular, kardiovaskular, dan
gastrointestinal
Magnesium juga penting untuk sekresi normal
hormon paratiroid serta respon organ target
terhadap hormon tersebut
Dengan demikian, deplesi ion magnesium seringkali
bersamaan dengan hipokalsemia
Ion magnesium banyak terdapat pada berbagai sumber
makanan akan tetapi terutama didapatkan pada :
sayur-sayuran hijau
sereal
daging
Kebutuhan harian magnesium pada subyek dewasa
muda :
350 mg untuk laki-laki,
280 mg untuk subyek perempuan
Absorbsi magnesium berlangsung melalui proses aktif
pada ileum
Absorbsi magnesium pada bagian lain usus berlangsung
secara pasif
Absorbsi magnesium berbeda dengan absorbsi
kalsium pada aspek :
Proses transpor aktif untuk absorbsi magnesium
terdapat pada ileum, sedangkan ion kalsium pada
duodenum
1,25 dihidroksi vitamin D tidak meningkatkan
secara konsisten absorbsi magnesium
Pada pasien dengan peningkatan absorbsi kalsium
pada usus (absorptive hypercalciuria) absorbsi
magnesium berlangsung normal
Besi
Besi dalam bahan makanan terdapat dalam
bentuk : heme dan non-heme
Besi heme dan non heme diabsorbsi pada
duodenum
Penyerapan besi heme dan non heme melalui
mekanisme / cara yang berbeda
Absorbsi besi secara keseluruhan adalah
rendah (10-20%)
Besi heme diserap secara lebih efisien daripada
besi non-heme
Simpanan besi dalam tubuh kita ditentukan oleh
absorbsi besi karena sangat sedikit tubuh kita
kehilangan ion besi, kecuali perempuan yang
sedang mengalami menstruasi (meningkat 50%)
Kebutuhan harian besi :
10 mg/hari untuk laki-laki
15 mg/hari untuk perempuan
Sumber besi dalam bahan makanan :
daging,
liver,
ikan,
sayur-sayuran,
kuning telur
Besi non-heme dapat sebagai ferric (Fe3+) atau
ferrous (Fe2+)
Besi ferric (Fe3+) cenderung membentuk kompleks
garam dengan anion, sehingga tidak dapat diserap,
yang tidak larut pada pH>3
Besi ferrous (Fe2+) tidak membentuk kompleks garam
dengan mudah dan larut dalam pH < 8
Absorpsi besi non-heme yang berlangsung pada
duodenum
Enzim ferri reduktase pada sisi ekstraselular membran
apikal yang terkait dengan sitokrom b (Dcytb)
mereduksi Fe3+ menjadi Fe2+
Sel epitel usus mengambil Fe2+melalui kotransporter
divalent cation transporter-1 (DCT1) atau divalent
metal transporter-1 (DMT1) yang memindahkan ion
Fe2+ bersama dengan ion H+ ke dalam sel
DMT1 beraksi juga untuk Cd2+ dan Pb2+
Proses tersebut tidak memerlukan energi karena
terdapat perbedaan konsentrasi ion H+ di dalam dan
di luar sel
Setelah berada dalam sitoplasma enterosit, ion Fe2+
akan berikatan dengan mobilferrin, yaitu suatu
protein intraselular yang mengangkut ion Fe2+, untuk
dibawa menuju membran basolateral
Enterosit akan memindahkan ion Fe2+ melalui
membran basolateral via transporter IREG1 atau
ferroportin
Pengaruh vitamin C dan teh terhadap absorpsi
besi
Vitamin C (asam askorbat) membentuk kompleks
dengan besi yang mudah larut dan mereduksi besi
dari ferric (Fe3+) menjadi ferrous (Fe2+), sehingga
memudahkan absorbsi besi
Teh mengandung tannins, yang membentuk kompleks
yang tidak larut dengan besi --> mengurangi absorbsi
besi
Transport besi dalam plasma
Setelah ion Fe2+ keluar dari enterosit -- > enzim
ferrooksidase hephaestein akan mengoksidase ion ferrous
Fe2+ menjadi Fe3+, yang akan berikatan dengan transferrin
plasma
Enzim ferrooksidase hephaestein homolog dengan protein plasma
ceruloplasmin, yang membawa copper
Deposisi besi non heme dalam tubuh, terutama hepar
& sistem retikuloendotelial
Di dalam hepatosit dan sel retikuloendotelial, ion Fe3+ akan
berikatan dengan apoferritin untuk membentuk ferritin
Ferritin adalah bentuk utama penyimpanan besi
Sebagian kecil besi disimpan dalam bentuk yang tidak
larut, yaitu hemosiderin
Besi heme, yang berasal dari myoglobin dan
hemoglobin, juga diserap oleh sel epitel
duodenum
Besi heme masuk ke dalam sel melalui ikatan suatu
protein pada brsuh border ataupun melalui
mekanisme endositosis
Di alam sel, besi heme dipecah secara enzimatik oleh
enzim heme oksigenase, sehingga dihasilkan ion Fe3+
bebas, CO, dan biliverdin
Biliverdin kemudian dimetabolisme menjadi garam empedu
Enterosit mereduksi Fe3+ menjadi Fe2+, yang dikelola oleh
enterosit sebagai mana besi non heme
Absorbsi besi dikendalikan secara ketat oleh
banyaknya simpanan besi.
Pada subyek normal, absorbsi besi berlangsung
secara terbatas tetapi sangat meningkat pada
keadaan defisiensi besi, seperti pada perdarahan
traktus GI atau darah menstruasi yang berlebihan
Ekspresi DCT1 dan IREG1 meningkat pada
defisiensi besi
Peningkatan ferritin atau hemosiderin
menurunnkan absorpsi besi

Anda mungkin juga menyukai