Pendahuluan
Pada pertengahan kehamilan fetus mulai
menelan dan menyerap cairan amnion
Pada 2-3 bulan terakhir sebelum persalinan,
fungsi traktus GI fetus sudah menyerupai bayi
Pada akhir kehamilan, fetus mulai menghasilkan
mekonium, yang disekresikan ke dalam cairan
amnion
Mekonium berisi sisa cairan amnion yang tertelan,
mukus, dan sisa produk lapisan mukosa dan kelenjar
traktus GI
Metabolisme Fetus
Sumber energi utama fetus adalah glukosa
(didapat dari ibu)
Fetus mempunyai kemampuan untuk deposisi
protein dan lemak
Lemak fetus terutama berasal dari:
Glukosa (yang didapat dari ibu)
Lemak (juga dari ibu)
Terdapat problems dalam hal metabolisme
kalsium, fosfat, besi, dan beberapa vitamin
Neonatus
Fungsi digesti, absorbsi, dan metabolisme pada
neonatus tidak berbeda dengan anak yang lebih
tua, akan tetapi terdapat beberapa kekurangan
sbb:
1. Sekresi amilase pankreas
Sekresi amilase pankreas neonatus belum optimal,
sehingga kemampuan neonatus mencerna kanji (pati)
terbatas
2. Absorbsi lemak
Absorbsi lemak neonatus kurang dibandingkan anak
yang lebih tua, sehingga susu yang mengandung lemak
tinggi (seperti susu sapi) diabsorbsi secara inadekuat
3. Konsentrasi glukosa darah
Dalam kehidupan minggu pertama neonatus, fungsi
hepar belum sempurna, sehingga konsentrasi glukosa
dalam darah masih belum stabil dan masih rendah
Sebelum lahir, fetus mendapatkan hampir seluruh
energi dari glukosa ibu
Glukosa yang disimpan sebagai glikogen hepar dan
otot rangka fetus cukup untuk kebutuhan energi
neonatus beberapa jam saja pasca persalinan
Hepar fetus belum cukup matang untuk
melakukan glukoneogenesis
Oleh sebab itu, konsentrasi normal glukosa
darah neonatus pada kisaran 30-40 mg%
Untungnya, neonatus dapat memanfaatkan
simpanan lemak dan protein sebagai sumber
energi pada 2-3 hari pertama sampai dengan
tersedianya ASI
Kemampuan neonatus untuk mensintesis
protein sangat tinggi
Hampir seluruh intake asam amino (90%)
digunakan untuk membentuk protein
-- > Proporsi tersebut lebih tinggi daripada orang
dewasa
Fungsi hepar pada neonatus
Fungsi hepar neonatus belum sempurna
dalam hal:
Konjugasi bilirubin dengan asam
glukoronat masih kurang -- > ekskresi
bilirubin sedikit
Sintesis plasma protein -- > PP turun 15-
20% dari nilai normal -- > edema
Glukoneogenesis -- > KGD turun menjadi
40% dari nilai normal
Sintesis faktor koagulasi
Apabila ibu hamil mendapat diet yang cukup
maka neonatus berada dalam kecukupan gizi
pada awal kehidupan ekstrauterin
Hari-hari berikutnya, traktus gastrointestinal
neonatus adekuat untuk melaksanakan fungsi
digesti dan absorbsi, sehingga kebutuhan nutrisi
neonatus terpenuhi asalkan zat-zat nutrisi yang
diperlukan tersedia dalam dietnya, akan tetapi
diperlukan perhatian berlebih pada tiga
mikronutrien berikut: kalsium, besi, dan vitamin C
Kalsium dan Fosfat
Dari grafik terlihat peningkatan tajam
akumulasi kalsium dan fosfat pada tubuh fetus
yang berlangsung pada 4 minggu terakhir
kehamilan
Deposisi kalsium 22,5 g dan fosfat 13,5 g pada
fetus pada akhir kehamilan
Bersamaan dengan fase osifikasi cepat tulang
fetus dan peningkatan tajam berat badan fetus
Neonatus berada dalam fase osifikasi cepat,
sehingga diperlukan ketersediaan kalsium
yang cukup dalam dietnya
Akan tetapi, tanpa ketersediaan vitamin D,
absorbsi kalsium pada traktus GI kurang
Defisiensi vitamin D menimbulkan penyakit
Ricketsia
Kemampuan absorbsi kalsium pada bayi
prematur kurang dari bayi normal
Besi
Akumulasi besi pada fetus berlangsung lebih
cepat dibandingkan akumulasi kalsium dan
fosfat
Sebagian besar besi fetus dalam bentuk
hemoglobin (Hb)
Hb dibentuk pada embrio minggu ke-3 pasca fertilisasi
Sejumlah besi juga terdapat dalam endometrium
ibu hamil, bahkan sebelum implantasi blastokista
Besi tersebut akan dimanfaatkan oleh embrio melalui
trofoblas, antara lain sebagai bahan pembentukan sel
darah merah
Pada fetus yang sudah matang, 1/3 besi disimpan
dalam hepar, yang dapat dimanfaatkan oleh
neonatus pada beberapa bulan pertama setelah
kelahiran untuk pembentukan Hb tambahan
Diperlukan asupan besi yang cukup dalam diet ibu
hamil agar disimpan dalam hepar fetus dan mencegah
anemia pada bulan ke-3 kehidupan neonatus
Vitamin
Fetus membutuhkan vitamin sebagaimana orang
dewasa
Vitamin B (terutama asam folat & vitamin B12) --
> pembentukan sel darah merah, sistem syaraf,
dan pertumbuhan secara umum
Vitamin C -- > pembentukan materi interselular,
terutama matriks tulang dan serabut jaringan ikat
Tidak disimpan secara adekuat dalam jaringan tubuh
Susu bukan sumber vitamin C yang baik (susu sapi
ASI)
Vitamin D -- > pertumbuhan tulang normal
fetus dan absorbsi kalsium ibu
Vitamin D ibu yang berlebih akan disimpan dalam
hepar fetus, sehingga dapat dimanfaatkan selama
masa neonatus
Vitamin E -- > perkembangan normal embrio
Defisiensi vitamin E memicu abortus spontan pada
hewan coba
Vitamin K ibu digunakan oleh hepar fetus untuk
membentuk faktor VII, protrombin, dan beberapa
faktor koagulasi
Vitamin K secara normal dibentuk oleh bakteri flora
normal pada kolon ibu
Apabila vitamin K ibu insufisien, maka terjadi defisiensi
faktor VII dan protrombin pada fetus dan ibu
Neonatus tidak mempunyai sumber vitamin K pada mingu
pertama kehidupan sampai tersedianya flora normal pada
kolon neonatus
Diperlukan simpanan vitamin K ibu pada hepar fetus untuk
mencegah perdarahan pada fetus/ bayi akibat saat/ pasca
persalinan (seperti perdarahan kepala)
Pencernaan dan Penyerapan KH
Sekresi amilase saliva sudah ada pada bayi
prematur pada usai gestasi 34 minggu, akan
tetapi tidak ada sekresi amilase pankreas
sebelum usia 4-6 bulan
-glukosidase (glukoamilase, sukrase-isomaltase)
sudah dapat dideteksi pada usia gestasi 20
minggu
Aktivitas laktase memuncak pada bayi baru lahir
aterm, akan tetapi kemudian menurun menjadi
25% pada usia 1 tahun
Pencernaan dan Penyerapan Protein
Pencernaan dan penyerapan protein
berlangsung efisien bahkan pada bayi
prematur
Enterokinase muncul relatif lambat pada usia
gestasi 28 minggu dan pada saat lahir hanya
mencapai kadar 10% dewasa
Aktivitas kimotripsin dan tripsin dimulai pada usia
gestasi 26 minggu
Oligopiptidase pertama kali dideteksipada usia 10-
16 minggu gestasi
Pada bayi baru lahir, absorpsi peptida
terutama berlangsung di sel kripta usus
Ketika lahir, vili usus berukuran sangat kecil,
sehingga kripta terpajan dengan isi lumen
Seiring dengan berkembangnya vili, kripta menjadi
kurang terpajan dengan kimus, sehingga laju
absorpsi peptida yang tinggi saat lahir akan
mengalami penurunan (closure), kira-kira pada
usia 6 bulan
Apabila orangtua menunda pemberian peptida-
peptida yang dapat menimbulkan alergi pada bayi
tersebut, maka saluran cerna berkesempatan
untuk berkembang sehingga mengurangi
kemungkinan untuk pembentukan antibodi
Salah satu antigen penyebab paling umum
terhadap munculnya alergi makanan adalah
gluten, suatu komponen gandum (sereal)
Insiden alergi gluten pada anak-anak telah berkurang
sejak tahun 1970an, sejak orangtua diminta untuk tidak
memberi makanan sereal bergluten pada bayi baru
lahir sampai usianya mencapai beberapa bulan
Closure uptake protein atau polipeptida
pascanatal ditengarai dipengaruhi oleh
hormon, antara lain kortikosteroid
Pemberian kortikosteroid pada bayi baru lahir
akan mengurangi durasi usus menyerap protein /
polipeptida
Kelainan transpor asam amino pada membran
apikan enterosit dapat menyebabkan penyakit
Hartnup dan sistinuria
Selain usus, kelainan tersebut juga mengenai epitel
pada tubulus renalis (ginjal)
HARTNUP DISEASE
Absorpsi asam amino netral, seperti triptofan,
berkurang
Metabolit triptofan adalah nicotinamide
Gejala : pellagra, ataksia serebellar, abnormalitas
psikiatri
SISTINURIA
Kelainan absorbsi asam amino bermuatan negatif,
yaitu sistin, lisin, arginin
Tanda utama : batu sistin pada ginjal
Dari Hartnup disease dan sistinuria diketahui:
Kotransporter oligopeptida pada membran apikal
enterosit, dan
Transporter asam amino pada membran basolateral
enterosit
berbeda dengan transporter asam amino pada membran
apikal enterosit
Pencernaan dan penyerapan lemak
Pad abayi batu lahir, sekresi lipase pankreas dan
garam-garam empedu relatif tidak memadai
Bayi yang mendapat susu formula tidak menyerap 10-
15% lemak dalam makanan
Bayi yang mendapat ASI secara bermakna menyerap
lebih banyak lemak karena adanya lipase unik di dalam
ASI yang melewati lambung dan kemudian diaktifkan
oleh garam empedu di usus -- > hidrolisis 2/3 intake
lemak
Saat lahir, sintesis lipoprotein & pembentukan
kilomikron tidak terganggu dan tidak membatasi
penyerapan lemak pada bayi
Makronutrien
(mineral)
Kalsium
Magnesium
Sodium
Potasium
Fosfor
Sulfur
Klorin
Mikronutrien (trace elements)
Non esensial
Fluor (fluorine)
Molibdenum (molybdenum)
Aluminium
Selenium (selenium) Boron
Krom (chromium Cadmiun
Asam Folat
Asam folat dari diet (pteroylmonoglutamate;
PteGlu1) harus mengalami dekonjugasi terlebih
dahulu oleh enzim pada brush-border enterosit
untuk dapat diabsorbsi melalui anion-exchanger
pada membran apikal enterosit
Bentuk tereduksi dari folat, yaitu tetrahydrofolate
(THF) berperan dalam/ sebagai :
kofaktor reaksi biokimia yang melibatkan 1-karbon
sintesis thymine & purin -- > komponen penting DNA
Defisiensi asam folat akan mempengaruhi
sintesis DNA dan pembelahan sel -- > suatu
efek yang secara klinis penting terkait dengan
sumsum tulang karena turn-over yang tinggi
(akan tetapi RNA dan sintesis protein tidak
terpengaruh)
Ukuran sel darah merah membesar -- >
anemia megaloblastik
Suplementasi asam folat pada ibu hamil untuk
mencegah defek tuba neuralis
Pada usus proksimal (pH 5) :
PteGlu7 (kacang-kacangan, bayam, hati)
Folate conjugate (zink-activated ectopeptidase)
pada brush border
Lumen
usus PteGlu1
Transporter : linked to OH- efflux (folate OH exchange)