Anda di halaman 1dari 52

Pembimbing:

dr. Hadi A SpA)

1
PENDAHULUAN

2
Menurut data World Health Organization (WHO) pada tahun 2009, diare adalah penyebab kematian
kedua pada anak dibawah 5 tahun. Secara global setiap tahunnya ada sekitar 2 miliar kasus diare dengan
angka kematian 1.5 juta pertahun. Pada negara berkembang, anak-anak usia dibawah 3 tahun rata-rata
mengalami 3 episode diare pertahun. Setiap episodenya diare akan menyebabkan kehilangan nutrisi yang
dibutuhkan anak untuk tumbuh, sehingga diare merupakan penyebab utama malnutrisi pada anak (WHO,
2009).
Untuk skala nasional berdasarkan data dari Profil Kesehatan Indonesia tahun 2008, penderita diare pada
tahun tersebut adalah 8.443 orang dengan angka kematian akibat diare adalah 2.5%. Angka ini meningkat
dari tahun sebelumnya, yaitu 1.7% dengan jumlah penderita diare adalah 3.661 orang.

3
Identifikasi Pasien
Nama : An. F
Umur : 2 tahun 5r bulan
Jenis Kelamin : Perempuan
Nama Ayah : Tn. E
Nama Ibu : Ny. TU
Suku Bangsa : Palembang
Alamat : Palembang
Dikirim oleh : Ibu Kandung
MRS Tanggal : 3 Juni 2016, pukul 13.15 wib

ANAMNESIS
Tanggal : 7 Juni 2016 ( jam 14.00)
Diberikan oleh : Alloanamnesis (ibu kandung)
Keluhan Keluhan
Utama Tambahan
BAB
Demam
Cair

Kejang

5
Sejak 1 hari SMRS 3 jam SMRS

1 Hari SMRS pasien mengalami demam tidak tinggi


3 jam SMRS pasien mengalami kejang (+), frek
(diraba ibu pasien), naik turun, mengigil (-) berkeringat (-)
10 menit, pergi ke bidan diberikan stysolid pasien
suhu tidak diukur, kejang (-), batuk (-), pucat (-) , pilek (+),
tertidur , saat kejang dada dan perut naik (+), bola
nyeri kepala (-) sesak napas (-), mual (+), muntah (-), gusi
mata melihat keatas (+) , demam yang mendadak
berdarah (-), mimisan (-), bintik kemerahan di kulit (+), BAB
tinggi, hilang timbul, mengigil (-) berkeringat (-) batuk (-
cair (+) frek 3x, BAK tidak ada keluhan..
), pucat (-) , pilek (+), nyeri kepala (-) sesak napas (-),
mual (+), muntah (-), BAB cair (+) frekuensi 8x sejak 1
hari SMRS , sebanyak setengah gelas belimbing,
darah (-), lendir (-) air > ampas dan BAK tidak ada
keluhan. Penderita lalu dibawa ke IRD di pasang infus,
diberi PCT (dumin rectal) 125 mg supp, dan O2 1L/m
dan disarankan masuk ke rawat inap untuk perawatan
selanjutnya
Pasien tidak berobat,
mengkonsumsi parasetamol sirup, keluhan demam berkurang.
Sejak 1 hari MRS

Sejak 1 hari MRS pasien mengalami BAB cair , darah (-), frek 12x, sebanyak
setengah gelas belimibing, air> ampas, lendir (-) BAK tidak ada keluhan,
demam (+) tinggi diukur 38 C, naik turun, mengigil (-) berkeringat (-) suhu
diukur 39,6oC, kejang (-), perut membesar (-) batuk (-), pucat (-) , pilek (+), nyeri
kepala (-) sesak napas (-), mual (+), muntah (+), , Anak kurang bisa minum (+) .
Di Sekitar rumah tidak ada tetangga mengalami penyakit yang sama. Os sering
main tanpa memakai sandal,

Rawat inap lantai 2 kelas 3 Bagian anak RSUD Bari


Riwayat BAB cair sebelumnya (+)

Riwayat kejang sebelumnya (-)


Nama Tn E Ny TU

Umur 48 tahun Umur 37 tahun

Penyakit Tidak ada Gejala Anemia (pucat, lemah)

Pendidikan terakhir SD SD

Pekerjaan Buruh Bangunan Ibu Rumah Tangga

Perkawinan 1x 1x
Identifikasi Ket

Tempat / tgl lahir Palembang, 14 Februari 2014

Cara Lahir Spontan

Ditolong oleh Bidan

BB lahir 3300 gram

Panjang lahir : 49 cm

Presentasi Kepala

Riwayat menggunakan alat Tidak ada (-)


Langsung menangis
- Ibu tidak ada pendarahan
- Anak tidak pernah sakit setelah lahir seperti asfiksia, infeksi
intra partum, trauma lahir dan lain-lain.
ASI : 0-4bulan
Susu formula : 0 bulan - sekarang
Bubur nasi : 6-12 bulan
Nasi tim/lembek : 8 bulan-2 tahun
Nasi biasa : 2 tahun sekarang @1/2 piring
Daging : tidaksuka
Tempe : 4-5x/minggu @2 potong
Tahu : 4-5x/minggu @ 1 potong
Telur : 3 butir
Sayuran : tidak suka
Buah : 1x/ 2minggu
Kesan :kualitas dan kuantitas kurang
Riwayat Imunisasi

BCG

DPT 1 - DPT 2 - DPT 3 -

Hepatitis B 1 - Hepatitis B 2 - Hepatitis B 3 -

Hib 1 - Hib 2 - Hib 3 -

Polio 1 - Polio 2 - Polio 3 -

Campak - Polio 4 -

Ket : Imunisasi tidak lengkap


Gigi pertama : Ibu lupa
Berbalik : 4 bulan
Tengkurap : 5 bulan
Merangkak : 6 bulan
Duduk : 8 bulan
Berdiri : 10 bulan
Berjalan : 11 bulan
Berbicara : 10 bulan
Sekarang : anak masih dapat bermain atau bersosialisasi dengan
lingkungan sekitar
Kesan : perkembangan sebelum anak sakit dalam batas normal

14
Sosial Ekonomi :
( penghasilan keluarga dan jumlah anggota keluarga yang dihidupi )
Pekerjaan bapak wiraswasta . Penghasilan 2 juta /bln. Pekerjaan ibu adalah ibu rumah tangga. Di
rumah ada 3 orang yaitu ayah, ibu, anak.

Lingkungan:

Mereka tinggal di perumahan yang lumayan padat, jauh dengan Kebun, tidak ada pabrik di sekitarnya.
Luas tanah (bangunan) 80 m dengan ventilasi yang cukup serta penerangan yang baik. Sumber air
berasal dari sumur di dekat rumah.Di rumah sering memakai obat nyamuk bakar. Ayah pasien adalah
seorang perokok aktif.
26 April 2016

Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : tampak rewel, gelisah Suhu : 37,8 oC
Kesadaran : compos mentis
BB : 10 kg Respirasi : 24 x/menit, reguler
PB : 92 cm Tekanan darah : 100/70 mmHg
Status gizi
BB/U : 10/11 x 100 % = 90,9 % Nadi : 102 x/menit, reguler, isi dan
PB/U : 92/ 90 x 100 % = 102 % tegangan cukup
BB/PB : 10 /11 x 100 % = 90,9 %
Lingkar kepala : 47 cm (0 - (-2) SD) normal Kulit : Turgor << , ptekiae (-)
Edema (-), sianosis (-), dispnue (-), anemia (+),
ikterus (-), dismorfik (-)
KEPALA :
Mata : edema palpebra (-), mata cekung (+) konjungtiva anemis (-), sklera ikterik (-), refleks cahaya (+/+),
pupil bulat, isokor, 3mm.
Mulut: kelainan kongenital (-), stomatitis (-) bibir sianosis (-), cheilitis (-), oral thrus (-), ulkus (-), mukosa bibir
pucat (-)
Hidung : nafas cuping hidung (-)
Gigi : Gigi geligi lengkap, karies (+)
Lidah : papil atropi (-), glositis (-)
Faring : hiperemis (-)
Tonsil: T2/T2, hiperemis (-)
Kulit : Turgor <<, ptekie (-)

LEHER :
Inspeksi : Massa regio colli (-), perbesaran KGB (-)
Palpasi : Pembesaran KGB regio colli(-)
AXILLA
Tidak ada pembesaran KGB regio aksila

THORAX
Inspeksi : bentuk dada normal, simetris kiri dan kanan, scar (-), massa (-)
Palpasi : fraktur (-), krepitasi (-), nyeri tekan (-)
PARU
Inspeksi : retraksi (-)
Palpasi : nyeri tekan (-), krepitasi (-), stem fremitus normal, kanan sama dengan kiri
Perkusi : sonor pada kedua lapangan paru
Auskultasi : vesikuler (+) normal, ronkhi (-), wheezing (-)
JANTUNG
Inspeksi : iktus cordis tidak terlihat
Palpasi : iktus cordis tidak teraba, thrill (-)
Auskultasi : HR 102 kali/menit, bunyi jantung I-II (+) normal, murmur (-), gallop (-)
Pemeriksaan Fisik Spesifik
ABDOMEN
Inspeksi : datar, scar (-), massa (-), luka (-), pelebaran pembuluhdarah (-)
Palpasi : nyeri tekan (-), lemas, massa (-) Turgor <<
Perkusi : timpani (+), shifting dullness (-)
Auskultasi : bising usus 35x/ menit
HEPAR
Hepar tidak teraba
LIEN
Lien tidak teraba
GINJAL
Nyeri tekan (-), ballotement (-), nyeri ketok (-)
Pemeriksaan Fisik Spesifik
EKSTREMITAS
Inspeksi
Bentuk : normal, koilonikia (-)
Deformitas : tidak ada
Edema : tidak ada
Atrofi: tidak ada
Pergerakan : aktif
Tremor : tidak ada
Chorea : tidak ada
Akral : telapak tangan dan kaki hangat, CRT <3, pucat (-)
Kulit : Turgor << , edema (-),
Palpasi
Nyeri tekan : tidak ada
Fraktur/krepitasi: tidak ada
Edema : tidak ada
Pemeriksaan Fisik Spesifik
INGUINAL
Hernia (-), lesi (-)
Kelenjar getah bening :
Pada inspeksi dan palpasi tidak terdapat pembesaran KGB regio inguinal.

GENITALIA
Testis : dalam batas normal
Skrotum : dalam batas normal
Pemeriksaan Tungkai Kanan Tungkai Kiri Lengan Kanan Lengan Kiri
Gerakan Luas Luas Luas Luas
Kekuatan +5 +5 +5 +5
Tonus Eutoni Eutoni Eutoni Eutoni
Klonus - -
Reflek fisiologis + normal + normal + normal + normal
Reflek patologis - - - -

Fungsi sensorik : Dalam batas normal


Fungsi nervi craniales : Dalam batas normal
Fungsi otonom : dalam batas normal
GRM : Kaku kuduk tidak ada 22
Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan
Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan
Natrium 132 135-155
Kalium 3,1 3,6-6,5
Hemoglobin 11,6 g/dl 11,5-12,5
Leukosit 12.900 5000-10.000 g/dl
Trombosit 245000 150.000-300.000
HT 36 41-48
BAB Cair
Hipokalemia
Demam
Kejang
Muntah
Diagnosis Banding :
Diare akut dehidrasi ringan sedang + KDS
Diare akut dehidrasi berat +KDS
Disentri Dehidrasi + KDS
Diare prolong dehidrasi + KDS
Diare akut dengan penyulit +KDS

Diagnosis Kerja
Diare akut dehidrasi ringan sedang + KDS
Pemeriksaan Anjuran
Pemeriksaan Darah rutin, feses rutin, dan urin rutin atas indikasi
Elektrolit Natrium dan Kalium
Terapi
Oralit 100 ml bila BAB cair
IVFD KAEN 3A gttX/menit
Observasi TTV
Inj cefotaxim 3x 350 mg IV (2)
Inj Gentamisin 2x6 IV (5)
Paracetamol Syr 4x1 cth
Diazepam 3x3 IV -> bila terjadi kejang berulang
Diet
Diet nasi biasa 3 x 1 porsi
Monitoring
Pemeriksaan laboratorium dan urinalisis (2-4 minggu sekali saat mulai terdiagnosis, sampai 2 bulan sekali ketika penyakit
sudah dapat dikontrol)

27
Tirah Baring
Menjelaskan pada keluarga nahwa Pengobatan utama
adalah cairan
Monitor tanda kegawatan
Melaksanakan upaya pencegahan kejang
Identifikasi gejala serupa pada lingkungan rumah
Qua e vitam : dubia ad bonam
Qua e functionam : dubia ad bonam
Quo ad sanationam : dubia ad bonam
Follow Up 7-6- 2016
S Demam (-), mencret 1x, lendir (-), darah (-), mual(-), muntah 2 x
O Ku/Ks : baik / CM

N : 120 x / menit reguler, isi cukup

R : 32 x / menit

S : 37, 5 C

Kepala : normocephali, Mata cekung (+),

Thorax : jtg: BJ I-II reguler, m -, g

Paru : sn vesikuler, rh -, wh

Abd : datar , lemas BU (+) >>

Ekst : akral hangat, udem -, cyanosis

Kulit : Turgor <

A Diare cair akut e.c bakteri dengan dehidrasi ringan-sedang + KDS


P - Oralit 100 ml bila BAB cair
- IVFD KAEN 3A gttX/menit
- Observasi TTV
- Inj cefotaxim 3x 350 mg IV (1)
- Inj Gentamisin 2x6 mg IV (4)
- Paracetamol Syr 4x1 cth
- Diazepam 3x3 IV -> bila terjadi kejang berulang 30
Follow Up 8-6- 2016

S Demam (-), mual (-), muntah (-), mencret (-), lendir (-), darah (-)

O Ku/Ks : baik / CM

N : 124 x / menit reguler, isi cukup

R : 36 x / menit

S : 37,2 0 C

Kepala : normocephali, Mata cekung (+),

Thorax : jtg: BJ I-II reguler, m -, g

Paru : sn vesikuler, rh -, wh

Abd : datar, lemas BU (+) N

Ekst : akral hangat, udem -, cyanosis -

Kulit : Turgor membaik

A Diare cair akut e.c bakteri dengan dehidrasi ringan-sedang + KDS

P - Oralit 100 ml bila BAB cair


- IVFD KAEN 3A gttX/menit
- Observasi TTV
- Inj cefotaxim 3x 350 mg IV (2)
- Inj Gentamisin 2x6 mg IV (5)
- Paracetamol Syr 4x1 cth 31
- Diazepam 3x3 IV -> bila terjadi kejang berulang
32
Diare adalah buang air besar lebih tiga kali sehari dengan konsistensi lembek atau
cair

Diare dengan karakteristik peningkatan frekuensi dan/atau perubahan konsistensi, dapat disertai
atau tanpa gejala dan tanda seperti mual, muntah, demam, atau sakit perut yang berlangsung selama
3-7 hari. (American Academy of Pediatrics (AAP))

Diare akut sebagai kejadian akut dari diare yang biasanya berlangsung selama 3-7 hari tetapi dapat
pula berlangsung sampai 14 hari.Diare akut adalah buang air besar lebih dari 3 kali dalam 24 jam
dengan konsistensi cair dan berlangsung dari 1 minggu. (WHO/UNICEF)

Diare merupakan penyebab kematian pada 42% bayi dan 25,2% pada anak usia 1-4 tahun (Riskesdas
2007)
Infeksi

Etiologi

Faktor Malabsorb
makanan si

34
Melalui Fecal Oral
Dengan 4 cara yaitu 4F :
1.Finger ( jari jari yang kotor)
2.Flies ( Lalat)
3.Fluid( Cairan)
4.Field ( Lingkungan)
DEFINISI
Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi karena kenaikan suhu tubuh
(suhu rectal di atas 380C) yang disebabkan oleh suatu proses ektrakranium (di luar
rongga tengkorak). Kejang tersebut biasanya timbul pada suhu badan yang tinggi
(demam).
ETIOLOGI
Penyebab kejang mencakup factor-faktor perinatal, malformasi otak congenital,
factor genetic, penyakit infeksi (ensefalitis, meningitis), penyakit demam, gangguan
metabilisme, trauma, neoplasma, toksin, gangguan sirkulasi, dan penyakit
degeneratif susunan saraf. Kejang disebut idiopatik bila tidak dapat ditemukan
penyebabnya

37
Kejang demam dibagi menjadi dua kelompok yaitu kejang demam sederhana dan
kejang demam kompleks.
Kejang demam sederhana
Kejang demam yang berlangsung singkat, kurang dari 15 menit, dan
umumnya akan berhenti sendiri. Kejang berbentuk umum tonik dan atau klonik,
tanpa gerakan fokal. Kejang tidak berulang dalam waktu 24 jam. Kejang demam
sederhana merupakan 80% di antara seluruh kejang demam.
Kejang demam kompleks
Kejang demam dengan salah satu ciri berikut ini:
Kejang lama > 15 menit
Kejang fokal atau parsial satu sisi, atau kejang umum didahului kejang parsial
Berulang atau lebih dari 1 kali dalam 24 jam

38
39
40
anamnesis Pemeriksaan fisik Laboratorium
Lama diare, frekuensi Keadaan umum, Umumnya tidak
sehari, warna dan kesadaran, dan tanda diperlukan, hanya pada
konsistensi tinja, lendir vital keadaan tertentu
dan/darah dalam tinja. Tanda utama: mungkin diperlukan.
Muntah : volume dan gelisah/cengeng atau Darah : darah lengkap,
frekuensi lemah/letargi/koma, rasa serum elektrolit, analisa
Kencing : biasa, haus, turgor kulit gas darah, glukosa darah,
berkurang, jarang, atau abdomen. kultur dan tes kepekaan
jumlah tidak kencing 6 Tanda tambahan: ubun- terhadap antibiotika
8 jam terakghir. ubun besar, kelopak Urin : urin lengkap, kultur
Makanan dan minuman mata, air mata, mukosa dan tes kepekaan
yang diminum selama bibir, mulut, dan lidah terhadap antibiotika.
diare napas cepat dan dalam, Pemeriksaan tinja tidak
Adakah panas atau kembung, kejang. rutin dilakukan pada
penyakit lain. diare akut kecuali apabila
ada tanda intoleransi
laktosa dan kecurigaan
amibiasis
Penilaian A B C
Keadaan umum Baik, sadar *Gelisah, rewel *Lesu, tidak sadar

Mata Normal Cekung Sangat cekung

Air mata Ada Tidak ada Tidak ada

Mulut, lidah Basah Kering Sangat kering

*Malas minum, tidak bisa


Rasa haus Minum seperti biasa *Haus, ingin minum banyak
minum

Turgor kulit Kembali cepat *Kembali lambat *Kembali sangat lambat

Dehidrasi ringan-sedang Dehidrasi berat


Hasil pemeriksaan Tanpa dehidrasi Bila ada 1 tanda * Bila ada 1 tanda *
Ditambah 1 atau lebih tanda lain Ditambah 1 atau lebih tanda lain

Terapi Rencana Terapi A Rencana Terapi B Rencana Terapi C


5 pilar penatalaksanaan diare :
Rehidrasi dengan menggunakan oralit baru
Zinc diberikan selama 10 hari berturut-turut
ASI dan makanan tetap diteruskan
Antibiotic selektif
Nasihat kepada orang tua
(Dept. Kesehatan)
Komposisi oralit baru :

Oralit baru osmolaritas rendah Mmol/liter


Natrium 75
Klorida 65
Glucose, anhydrous 75
Kalium 20
Sitrat 10
Total Osmolaritas 245

Ketentuan pemberian oralit baru:


Beri ibu 2 bungkus oralit formula baru
Larutkan 1 bungkus oralit formula baru dalam 1 liter air matang, untuk persediaan 24 jam.
Berikan larutan oralit pada anak setiap kali buang air besar, dengan ketentuan sebagai berikut:
Untuk anak berumur < 2 tahun : berikan 50-100 ml tiap kali BAB
Untuk anak 2 tahun lebih : berikan 100-200 ml tiap BAB
Jika dalam 24 jam persediaan larutan oralit masih tersisa, maka sisa larutan harus dibuang.
Seng (Zink) elemental diberikan selama 10-14 hari meskipun
anak telah tidak mengalami diare dengan dosis:
Umur di bawah 6 bulan : 10 mg/hari ( tablet) per hari
Umur di atas 6 bulan : 20 mg/hari (1 tablet) per hari
ASI dan makanan dengan menu yang sama saat anak sehat
sesuai umur tetap diberikan
Anak tidak boleh dipuasakan, makanan diberikan sedikit-
sedikit tapi sering (lebih kurang 6x sehari), rendah serat, buah-
buahan diberikan terutama pisang.
Antibiotic
Antibiotic diberikan bila ada indikasi, misalnya disentri (diare
berdarah) atau kolera
Antiparasit
Metronidazol 50 mg/kgBB/hari dibagi 3 dosis, merupakan
obat pilihan untuk amuba vegetative
Langkah promotif/preventif:
ASI tetap diberikan
Kebersihan perorangan, cuci tangan sebelum makan
Kebersihan lingkungan, buang air besar di jamban
Imunisasi campak
Memberikan makanan penyapihan yang benar
Penyediaan air minum yang bersih
Selalu memasak makanan
Hipernatremia (Na >155 mEq/L)
Dilakukan secara bertahap dengan pemberian cairan dekstrosa 5% salin. Penurunan kadar Na tidak boleh lebih dari 10 mEq
per hari karena bisa menyebabkan edema otak

Hiponatremi (Na <130 mEq/L)


Kadar natrium diperiksa ulang setelah rehidrasi selesai
Apabila masih dijumpai hiponatremi dilakukan koreksi sebagai berikut:
Kadar Na koreksi (mEq/L) = 125 kadar Na serum x 0,6 x berat badan; diberikan dalam 24 jam.

Hiperkalemia (K > 5 mEq/L)


Koreksi dilakukan dengan memberi kalsium glukonas 10% sebanyak 0,5-1 ml/kgBB iv secara perlahan-lahan dalam 5-10 menit;
sambil dimonitor irama jantung dengan EKG

Hipokalemia (K < 3,5 mEq/L)


Koreksi dilakukan menurut kadar kalium
Kadar K 2,5-3,5 mEq/L berikan KCl 75 mEq/kgBB per oral per hari di bagi 3 dosis
Kadar K < 2,5 mEq/L berikan KCl melalui drip intravena dengan dosis :
3,5 kadar K terukur x BB(kg) x 0,4 + 2 mEq/kgBB/24 jam dalam 4 jam pertama
3,5 kadar K terukur x BB(kg) x 0,4 + 1/6 x 2 mEq x BB dalam 20 jam berikutnya

Anda mungkin juga menyukai