Diet yang direkomendasikan untuk wanita dewasa, hamil, dan menyusui / hari
Persentase kenaikan diatas wanita dws
Wanita dewasa Wanita hamil Wanita
Nutrien nonreproduksi
(25 49 th) TM ttt Menyusui*
Hamil Menyusui
Energi (kj) 9205 10.460 11.297 14 23
Protein (g) 50 60 65 20 30
Vitamin A (RE) 800 800 1300 0 33
Vitamin D (g) 5 10 10 100 100
Vitamin E (TE, mg) 9 10 12 25 50
Vitamin C (mg) 60 70 95 16 58
Thiamin (mg) 1,1 1,5 1,6 35 45
Riboflavin (mg) 1,3 1,6 1,8 23 38
Niacin (NE, mg) 15 17 20 14 33
Pyridozin (mg) 1,6 2,1 2,1 31 31
Folat (g) 180** 400 280** - -
Cyanocobalamine (g) 2 2,2 2,6 10 30
Calcium (mg) 800 1200 1200 50 50
Phosphor (mg) 800 1200 1200 50 50
Fe (mg) 15 30 15 100 0
Zinc (mg) 12 15 19 25 38
Iodine (g) 150 175 200 19 31
Selenium (g) 55 65 75 20 36
* Selama 6 bl pertama menyusui
** Rekomendasikan terakhir dari U.S. Public Health Service adl 400 g/ hari untuk wanita usia reproduksi
Kalori Pyridoxin
Kalori utk wanita hamil 40 kal / kgBB / hari dg distribusi 15% protein, 30 % Fungsi :
lemak, dan 55 % karbohidrat. - Metabolisme (protein, KH, & lemak)
Protein - Fungsi RBC
Kebutuhan protein wanita hamil 0,8 1,3 g / kgBB / hari - Kekebalan
Vit. A - Hormon
Kebutuhan slm hamil tdk meningkat, tetap 800 g.
Folat :
Vit. D Termolabil, rusak oleh pemanasan 25 mnt. Banyak di absorbs di jejunum.
Mempengaruhi homesostasis Ca janin. Kader puncak plasma dicapai dlm 1 ttp 2 jam stl pemberian oral. Dalam
Defisiensi Vit D pd maternal transport ke janin < hipokalsemis : plasma 1/3 dalam btk bebas, 2/3 terikat scr nonspesifik dg protein serum.
Cepat dibersihkan dr darah (95% dlm, 3 mnt). Sebagian besar mengalami
- Hipoplesia enamel siklus enterohepatik (90 g/hr).
- Osteomalasia Defisiensi : anemia megalloblastik, placenta kecil, premature, BBLR, kel
congenital.
Vit. E
Fungsi Vit. E : Cyanocobalanine
Fungsi : sintesis asam nukleat, metabolism asam amino, pembelahan sel,
- Antioksidan, mencegah terbentuknya peroksida lipid dari asam lemak tak sintesis protein.
jenuh.
- Melindungi retinol slm pencernaan, penyerapan, dan did lm jaringan tubuh. Calcium :
Kebutuhan slm hamil 3 10 mg / hr. Pd wanita sehat tidak perlu Mrpk 1,5 2 % BB, 99% tdpt di tulang
suplementasi. Perbandingan Ca : P =:> 2 : 1
Suplementasi Ca yang dianjurkan adl 1200 g / hari
Vit. C
Fungsi Vit. C : Magnesium
Fungsi Mg :
- Kekebalan tubuh
- Penyembuhan luka operasi - Pelepasan PTH
- Reaksi alergi - Transmisi neuromuskuler
Kebutuhan Mg slm hamil 300 mg/hari
Kebutuhan wanita hamil 70 mg/hr
Fe
Thiamin, Rifooflavin, Niacin Slm hamil besi digunakan untuk :
Thiamin metabolism KH Menutupi kehilangan basal ibu 240 g
Riboflevin reaksi oksidasi reduksi Peningkatan RBC 500 g
Niacin Glikolisis, metabolism as lemak, & respirasi jaringan Janin & placenta 300 g
Total 1040 g
Jadi, kebutuhan besi total slm hamil = 1000 g
Suplementasi besi wanita hamil yg dianjurkan adl 30 60 mg / hari
Spermatogonesis
1. Pd pria, sel primordial berada dlm keadaan istirahat sp masa pubertas. Oogenesis
Dg dimulainya pubertas (usia 11 14 th), spermatogonia diaktivasi oleh 1. Oogonium terbungkus dalam folikel di dalam ovarium.
testosterone. 2. Oogonium berkembang mjd oosit primer yang tdd 46 kromosom. Pd bl
2. Tiap spermatogonium membelah melalui mitosis mjd 2 sel anak yg ke 7 semua oosit primer telah memasuki pembelahan meiosis I, masing-
masing-masing mengandung 46 kromosom lengkap. masing dilapisi sel fotikuler gepeng mbtk folikel primordial. Namun, oosit
3. 1 sel anak tetap sbg spermatogonium & terus membtk sel-sel anak yang primer ini tidak menyelesaikan pembelahan meiosis I nya, tp tetap dlm fs
lain. Sel anak yang lain, membesar & bergerak ke lumen tubulus prolase (tahap diploten) sp menjelang pubertas. Dg dimulainya pubertas,
seminiferus mjd spermatosit primer. beberapa folikel mulai matang secara bersamaan pada setiap daur haid,
4. Spermatosit primer mengalami meiosis 1 utk membentuk 2 sel anak yg tapi hanya 1 yang dapat mencapai kematangan sempurna &
lebih kecil : spermatosil sekunder, yg masing-masing mengandung 23 menyelesaikan meiosis I untuk membentuk 2 sel anak dengan ukuran
kromosom. yang berbeda.
5. Kedua spermatosit sekunder mengalami meiosis II membtk 4 sel 3. Sel yang lebih besar : oosit sekunder yang haploid, mengandung hampir
germinal primitif akhir yg disbt spermatid, tetap dg 23 kromosom. seluruh sitoplasma oosit primer yang akan mejadi sumber gizi ovum.
6. Spermatid tidak lagi mengalami pembelahan tp berkembang mjd 4. Sel yang lebih kecil : badan kutub, dapat membelah lagi menjadi 2
spermatozoa yg matang dg serangkaian perubahan yg disbt badan kutub tapi selanjutnya berdegenerasi.
spermatogenesis : 5. Oosit sekunder yang telah membesar, meninggalkan folikel sewaktu
a. Pembentukan akrosom ovulasi, masuk ke dalam tuba. Jika oosit sekunder ini dibuahi, maka
b. Kondensasi inti dimulailah pembelahan meiosis II. Bila tdk tjd pembuahan, tjd
c. Pembentukan leher, bag. Tengah & ekor. menstruasi, & siklus mulai dar awal lagi.
d. Meluruhkan sebagian besar sitoplasma 6. Slm pembelahan meiosis II, oosit sekunder menyelesaikan,
Waktu yg diperlukan oleh 1 spermatogonium utk mjd 1 spermatozoon matang pengurangan jumlah kromosom mjd setengahnya (haploid) & disbt ootid.
adl 64 hr. Sewaktu nucleus sperma & ovum siap bergabung, ootid telah mencapai
tahap akhir pematangan inti disbt : ovum matang
7. Nukleus ovum & sperma yang masing-masing haploid mbk zigot yang
diploid.
FERTILISASI
Fertilisasi tjd di ampula tuba yang merupakan bag tuba yang terluas & dekat - Selubung glikoprotein dr protein-protein plasma semen dibuang dari
dengan ovarium. Spermatozoa dapat bertahan hidup dalam saluran
selaput pslama yang membungkus daerah akrosom.
reproduksi wanita 24 jam.
Spermatozoa bergerak dengan cepat dari vagina ke uterus dengan bantuan - Hanya spermatozoa yang mengalami kapasitas yang dapat melewati sel
kontraksi otot-otot uterus & tuba. Untuk dapat membuahi, di dalam saluran korona radiate & selanjutnya mengalami reaksi akrosom.
reproduksi wanita spermatozoa mengalami kapasitasi & reaksi akrosom.
Reaksi akrosom :
Kapasitasi : - Tjd stl spermatozoa menempel pd zona pelusida
- Masa penyesuaian di dalam saluran reproduksi wanita ( 7 jam) - Diinduksi oleh protein-protein zona
- Pd puncak reaksi di keluarkan enzim yang diperlukan untuk menembus
zona pelusida, al : akrosin & tripsin.
1. Gonad
- Gonad mula-mula tampak sebagai rigi gonad yang dibentuk dari proliferasi epitel selom & pemadatan mesenkim dibawahnya. Belum ada sel-sel benih
pada rigi gonad sp mgg ke 6
- Sel benihpunya pengaruh induktif terhadap perkembangan gonad untuk menjadi tesitis atau ovarium. Bila sel bersih primordial ggl mencapai rigi gonad
gonad tidak berkembang.
- Sbl & selama migrasi sel bersih, epitel selom dr rigi gonad berdiferensiasi, & sel epitel menembus mesenkim dibawahnya membentuk korda kelamin
primitif yang masih indiferen.
- Diferensiasi selanjutnya adl :
2. Sistem Saluran
- Perkembangan sistem duktus & genitalia esterna dipengaruhi oleh hormone yang beredar dalam darah janin.
- Mula-mula mudigah pria atau wanita punya 2 ps duktus genitalia duktus mesonatros & duktus paramesonetros.
3. Genitalia eksterna
- Mgg ke 3 sel mesenkim dari alur primitif bermigrasi ke sekitar kloakalis membentuk lipatan kloaka, bergabung di cranial tuberkulum genital.
- Mgg ke 6 membran kloakalis terbagi menjadi membrane urugenitalis & membrane analis. Lipatan kloaka terbagi menjadi lipatan uretra di anterior & lipatan
anus di posterior.
- Serentak, tampak tonjolan genitalia di sisi lipatan uretra. Tonjol genital adalah bakal tonjol skrotum pada pria & labia mayora pada wanita.
- Sp mgg ke 6 sulit membedakan /
GEJALA DAN TANDA KEHAMILAN
Minggu
0 4 8 12 16 20 24 28 32 36 40
Amenore
Morning sickness
Tes urin
Perubahan payudara
Perubahan BAK
Perubahan serviks
USG
Perubahan Konsistensi uterus
Perubahan vagina & vulva
Tanda Osiander
Tanda Hegar
Uterus teraba di perut
Internal ballottement
Sinar X
Quickening (multipara)
Pembesaran perut
Quickening (primigravida)
Teraba kontraksi uterus
Teraba gerakan janin
Mendengar DJJ (Pinard)
External Ballotement
Teraba bagian-bagian janin
ATERM
39 3100
40 3400 50
41 3750
42 4100 52,5
43 4500 54 POSTTERM
2. 1cm
3. D. transversa = 12 - 13cm
4. D.obliqua = 12cm
(CV) = CD 1 atau 2 cm)
II. Bidang tengah panggul (tepi bawah sifisis, 2SI, 1-2
cm diatas ujung os sakrum)
1. AP=11cm
2. D. transversa = 10cm
3. D.sagitalis posterior = 4 cm
III. PBP (2 bidang segitiga dg alas berimpit pd grs yang
menghubungkan kedua tuber os ischi, segitiga
depan puncaknya pd simfisis, segitiga belakang
puncaknya pd koksigeus)
1. D.AP = 11,5 cm
2. D. transversa = 10 cm
3. D.sagitalis posterior = 7 cm
UKURAN-UKURAN
KEPALA JANIN
I. Ukuran muka belakang
1. D. suboksipitobregmatikus (9,5cm)
2. D.oksipito frontalis (11cm)
3. D.oksipitomentalis(13,5cm)
4. D.submentobregmatikus(9,5cm)
II. Ukuran melintang
1. D.biparietal (9,5cm)
2. D.bitemporal (8cm)
III. Ukuran melingkar
1. C.suboksipitobregmatikus (32)
2. C.oksipitofrontalis (34cm)
3. C.oksipitomentalis (35cm)
4. C.submentobregmatikus (32cm)
KAPASITAS PANGGUL
Panggul CV Kapasitas
Luas > 11 cm > 4000g
Sedang 10 - 11 cm 3500 4000 g
Sempit < 10 cm
Ringan 9,5 - < 10 cm 3000 3500 g
Sedang 8,5 - < 9,5 cm 2500 3000 g
Berat 6 - 8,5 cm < 2500 g
Absolut < 6 cm SS
INISIASI PERSALINAN - Tdk menyebabkan kontraksi uterus
Teori lama mengenai inisiasi persalinan : - Tp menyebabkan berbagai perubahan miometrium utk
1. Progesteron withdrawal memperkuat kontraksi :
2. Rangsangan oksitosin Hipertropi miometrium
3. Kortisol fetus Gap junction
4. Rangsangan prostaglandin Reseptor uterotonin (oksitosin & prostaglandin)
Teori ini disusun dr hasil percobaan thd binatang. Tidak
sepenuhnya cocok dg manusia. Oksotosin :
Pd mamalia spt domba & sapi, aktivasi aksis hypothalamus- - Disentesis pertama kali oleh Vigneaud dkk. BM 1007 D
hipofisis-adrenal janin tjd 7 10 hari sbl persalinan kortisol - Half life 3 10 mnt
janian dlm sirkulasi tajam yg mjd pemicu(trigger) persalinan. - Volume distribusi 305 46ml/kgBB intra & ekstravaskuler
Peningkatan kortisol akan memicu kerja enzim plasenta (17 - Selama kehamilan dihancurkan oleh oksitosinase plasenta
hydroxylase/C17-20 lyase) shg steroid plasenta akan diubah mjd - Konsentrasinya tdk berubah slm hamil, tp meningkat pd kala II
progesterone & selanjutnya mjd estrogen scr lengkap shg - Reseptor oksitosin pd miometrium meningkat 100-200x lipat slm
progesteron & estrogen pelepasan prostaglandin hamil & mencapai maximum pada awal persalinan
persalinan. - Oksitosin dlm kadar fisiologis memacu kerja COX PGF 2
Pd plasenta primata termasuk manusia, kadar glukortikoid & enzim - Oksitosin diduga berperan ganda dalam mekanisme persalinan
17 hydroxylase sangat sedikit, shg mekanisme inisiasi persalinan Scr langsung : meningkatkan konstraksi uterus melalui
pd mamalia spt diatas tdk bs diterapkan. - Reseptor
Pd manusia inisiasi persalinan paling baik dipahami shg proses - Nonreseptor, melalui calcium channel mempengaruhi
fisiologis dilepaskannya inhibisi miometrium dp dbg proses aktif lintas biokimiawi intrasel
kontraksi miometrium. Dlm konsep ini banyak factor humoral yg Secara tdk langsung : stimulasi produksi prostaglandin oleh
berperan. amnion & desidua
Pd akhir kehamilan uterus dipertahanakan dlm keadaan tenang - Faktor2 yg mempengaruhi pelepasan oksitosin :
oleh berbagai inhibitor kontraksi spt : Asetikolin stimulasi
- Progesteron adrenergic stimulasi
- Prostacylin (PGI2) adrenergic stimulasi
- Relaxin estrogen merangsang pembentukan reseptor oksigen
- Parathyroid hormone-related peptide (PTH-rP)
- Nitric oxide Reseptor Oksitosin :
- Calcitonin gene-related peptide (PTH-rP) - polipeptida dg 388 asam amino
- Adrenomedulin - gen-nya berlokasi pd kromosom 3p25-3p26
- Peptide vasoaktif usus
CRH :
Kemudian , miometrium mengalami : - kadar CRH plasma me progresif sp TM II & III, yg berasal dr
- Aktivasi oleh uterotopins plasenta/selaput ketuban
Estrogen - pd 6 - 8 mgg terakhir kehamilan, CRH meningkat scr dramastis
Progesteron (?) - progesteron & NO me pelepasan CRH dr plasenta
Prostaglandin (?) - sitokin, katekolamin, asetikolin, oksitosin me pelepasan CRH
CRH (?) - slm kehamilan, bioavailabilitas me krn peningkatan CRH
- Stimulasi oleh uterotonin : binding protein yg turun drastic pd 3 5 mgg terakhir kehamilan
Prostaglandin CRH serum .
Oksitosin
CRH Glukokortikoid :
- me produksi PGE2 oleh sel amnion
Faktor2 humoral yg berperan dalam inisiasi persalinan - meekspresi COX 2 di plasenta
Prostaglandin :
- Dibtk dr prekusornya : asam arakhidonat yg banyak terdapat dlm PTH :
fosfolipid membran (gbr 2) - musclerelaxsan otot polos yg potent
- Enzim terpenting yg mengakatalisis pbtk AA adl PLA2. PLC
terutama diproduksi oleh bakteri yg menyebabkan persalinan LH/hCG :
preterm pd kasus2 infeksi. Kadar reseptor LH/hCG pd miometrium menurun saat onset
- Kini, sdh jelas bahwa tahap akhir inisiasi persalinan adl persalinan.
peningkatan sintesis prostaglandin E & F dlm kompartemen Bekerja mengaktifkan adenyl cydase cAMP intrasel yg
uterus, terutama pd desidua dan selaput ketuban. berfungsi mempertahankan relaksasi.
Relaksin :
Progesteron : - salah satu insulin-like GF. Ada 2 gen H1 & H2
- Tdk tjd withdrawal sebelum persalinan manusia - kadar plasma tertinggi pd kehamilan pd 8 12 mgg (1 ng/mL),
- Meniadakan berbagai efek estrogen : menurunkan reseptor selanjutnya menurun, dalam kadar rendah sp aterm
estrogen menurunkan reseptor oksitosin, menghambat sintesis - F/ meningkatkan relasasi miometrium & berperan pd
protein yg diperlukan utk pembentukan gap junction. pematangan serviks & pecahnya selaput ketuban.
Estrogen :
- Pd primate, plasenta adl organ steroidogenik inkomplit. Utk
sintesis estrogen sepenuhnya tgt pd endrogen sbg precursor
stimulus kembali ke
ini efektor
dikirimkan nyeri.
ke
thalamus Nyeri
unt dirasakan
NYERI dimodulasi akan
PERSAL kan berpengaruh
INAN melalui 1 thd
dr 2 jaras : neuroendok
Konsep nyeri traktus rin, perilaku
saat ini spinothala & psikologis
system mikus Nyeri yg
somatosens lateralis timbul
oris : syaraf atau selama
perifer traktus persalinan
mengirimka lemnikus akan
n stimulus medialis. menyebabka
ke SSP untuk Di n:
interprestasi thalamus - Produksi
(Gbr.1) tjd regulasi epinefrin
1.Syaraf emosi dan 300
perifer td psikologis. 600 %
neuron Persepsi - Neropinetr
aferen yg nyeri yg in 200
tersebar di muncul 400 %
jaringan dipengaru - Cortisol
tubuh yg hi 200 300
menuggu berbagai %. ACTH &
datangnya factor spt : korticoster
stimulus - Pengala oid
nyeri man - Cardiac
(nocicepsti psikodin output
s). Neuron amik 40 50 %
aferen ini - Motivasi - TD S & D
disebut - Kecemas 20 30
Delta A an mmHg
dan fiber C - Antisipas - Aktifitas
2.Delta A i thd simpatis
dan fiber C nyeri
kemudian - Perhatia metabolis
masuk ked n m &
lm segmen - Kepribad konsumsi
spinal & ian O2 dan
membntk - Etnis & motilitas
sinapsis budaya GIT & VU
ganglion 4.Dari
spinalis thalamus, - Respirasi
dorsalis. persepsi
Disini nyeri yg respiratori
substansi telah alkalosis
P trbntk,
dilepaskan diteruskan
yg ke kosteks
menginisia sensoris
si 5.Di korteks
timbulnya sensoris
nyeri persepsi
3.& 4 dari nyeri akan
setiap diintegrasi
segmen kan dan
spinal, dikirim
MENENTUKAN KASUS G A W A T DARURAT OBSTETRI
Kasus gawat darurat obstetri : Kasus gawat darurat memerlukan pertolongan secepatnya. Segera lakukan:
1. Penilaian awal : - periksa pandang
1. Perdarahan : bercak - merembes - profus - syok - periksa
- nitai tanda vital
2. Hipertensi dan preeklamsi/eklamsi : sakit/pusing kepala - bengkak
2. Penilaian klinik lengkap:
-pandangan kabur - kejang - koma. - anamnesis
3. Persalinan macet. - pem. fisik umum
- pam. obstetri
4. Infeksi dan sepsis: keluar cairan pervaginam bau - cairan ketuban hija - pem. Panggul
- demam - syok.
Perdarahan
< 20 mgg > 20 mgg Kala I Kala II Kala III Kala IV < 24 jam > 24 jam
mgg HAP
Definisi:
1.Abortus 1.Plasenta 1.Plasenta Definisi:
1.Perlukaa 1.Atonia 1.Perlukaa 1.Sisa
Perdarahan
iminens dr jalan lahir setelah
2.Solusio kehamilan 28 minggu. (Perdarahan
2.Solusio 1.Ruptura n jalan Plasenta yg
Uteri
letaknya abnormal, ny/jalan plasenta
pd SBR shg menutupi sebagian atau
antara kehamilan 22 -plasenta
2.Abortus 28 mgg disbt perdarahan TM II)
plasenta uteri lahir 2.Perlukaa
seluruh OUI lahir 2.Infeksi
3.KET 3.Lain-lain 3.Ruptura 2.Lain-lain 2.Ruptura n jalan 2.Sisa (subinvo-
Klasifi kasi: uteri uteri Klasifi kasi:
lahir plasenta usi
4.Molahid Berdasarkan terabanya jaringan plasenta
1.a-Plasenta previa 4.Lain-lain 3.Plasenta 3.Sisa 3.Atoniamelalui OUI pd waktu ttt.
uteri)
1. Plasenta
inkarserata previa totalis : seluruh
plasenta
.
uteriOUI tertutup 3.Lain-lain
etch jaringan plasenta
2.tidosa
Solusio plasenta
4.Plasenta (23-31,3%)
4.Ruptura 4.Lain-lain
3.5.Lain-
Perdarahan antepartum yg belurn jelas sumbernya:
lain- ruptur sinus marginalis adhesiva 2. Plasenta
uteriprevia parsialis : sebagian OUI tertutup oleh jaringan
5.Lain-lain plasenta
5.Lain-lain
(20,6-33%)
- plasenta letak rendah (mulai berdarah pd akhir kehamilan/awal
3. Plasenta previa marginalis : pinggir plasenta berada tepat pd pinggir
persalinan).
OUI
- vasa previa (mulai berdarah saat pemecahan selaput ketuban)
- kelainan serviks (erosi, polip, varises, trauma, Ca) 4. Plasenta letak rendah : plasenta yg letaknya abnomal pd SBR tp belum
sp menutupi OUI (tepi plasenta berada 3-4 cm diatas tepi OUI) (37-
54,9%)
Frekuensi:
Frekuensi : 0,4 - 0,6 %
- 3% persalinan
Hati2 HAP bila : Etiologi :
Tdk diketahui dengan jelas. Faktor2 predisposisi :
1. > 35 th 1. Vaskularisasi desidua berkurang:
2. 5 a. Umur tua
3. bagian terbawah masih terapung diatas PAP b. Multiparitas
4. penderita PE atau hipertensi kronis c. Anemia
5. letak lintang 2. Kerusakan endometrium/myometrium
a. R/ SS (risiko: 4 X), curigai plasenta akreta
PLASENTA PREVIA b. R/ kurelase
3. Plasenta besar 5. Janin hidup
a. Hamil kembar
b. Eritroblastosis fetalis
Tindakan:
c. Merokok 1. MRS, tirah baring, mobilisasi bertahap
4. Sebab2 yg belum dpt dijelaskan 2. Tokolitik
a. Kehamilan dengan miom 3. Antibiotik
b. Janin IakNaki 4. USG : iniplantasi plasenta, usia gestasi, profit biofisik, letak &
c. R/ plasenta previa presentasi
5. Amniosentesis tes Kocok (bubble test) utk uji maturitas paru.
Patogenesis: 6. Pd kehamilan < 32 mgg beri deksametason / betametason.
1. Kerusakan endometrium korpus menyebabkan imptantasi kurang baik,
shg plasenta berimplantasi pd SBR II. Akti f
2. Kebutuhan nutrisi rnelebihi normal (mis gemeli, bayi besar) shg plasenta Syarat:
melebar hingga mencapai SBR/OUI. 1. Perdarahan aktif & banyak. KU jelek, syok
Gejala: 2. 37 mgg atau TBJ > 2500 g
- gejala awal biasanya berupa bercak 3. lnpartu
- darah segar 4. Janin mati, ada anomali kongenital mayor
- biasanya malam hari saat pembentukan SBR 5. Bag terbawah sdh jauh masuk PAP (3/5-2/5)
- perdarahan sebagian besar berasal dr ibu, sebagian kecil dr janin
(10%) Tindakan:
1. Perbaikan KU : infus, transfusi, atasi syok
2. Stl syok teratasi pastkan diagnosis & tentukan cara terminasi
Diagnosis:
- Bila KU jelek langsung SS
3. Anarunnesis : perdarahan jalan lahir, tanpa nyeri, tanpa sebab, terutama
multi. - Bila KU baik PDMO
4. PL: bag terbawah belum masuk PAP, biasanya disertai kelainan letak. Cara menyelesaikan persalinan :
5. In spekulo: perdarahan berasal dr OUI
6. Penentuan letak plasenta scr tdk langsung : USG I. Seksio Sesar
7. Penentuan letak plasenta scr langsung : Prinsip : Menyelamatkan ibu (walau janin telah meninggal, tetap dikerjakan)
- perabaan forniks Tujuan: - melahirkan janin dg segera uterus dpt kontraksi
- pemeriksaan melalui kanalis servikatis perdarahan berhenti
- menghindari tjdnya robekan serviks jika pervaginam
Penatalaksanaan: II.Pervaginam
I. Ekspektatif Prinsip : Perdarahan akan berhenti bila ada penekanan pd kepala.
Tujuan : janin tdk lahir prematur Dpt dilakukan dg cara :
Syarat: a. Amniotomi & akselarasi (plasenta akan naik mengikuti SBR)
1. < 37 mgg b. Versi braxton Hicks
2. Perdarahan tak aktif c. Cunam Willet
3. Belum inpartu
4. KU ibu baik ( Hb > 8 g%)
USG Aktif
- Utk melihat adanya hematoma retroplasenter. Hasil (-), tdk menyingkirkan solusio Kriteria:
plasenta 1. KU jelek
2.Usia gestasi > 37 mgg/TBJ 2500 g
- Lebih utama utk menyingkirkan plasenta previa
3. Solusio plasenta ringan, sedang. berat
- Membantu menentukan presentasi, ukuran, dan kesejatiteraan janin.
- Gabungan USG & trhombomodulin dpt mendeteksi lebih akurat Tindakan:
I. Perbaiki KU (sebaiknya pasang CVP)
Derajat solusio plasenta: A. Resusitasi cairan/perbaiki hipovolemi/atasi syok & anemia 1. Darah
Ringan Sedang Berat (kalau ada darah segar)
- Mengganti darah yg hilang 1000-2000 ml (2-4 g fibrinogen).
Perdarahan < 200 ml >200 - - Transfusi menurut Trocantins :
Uterus tegang (-) (+) Tetanik TD < 50 mmHg : 20 - 40 ml/mnt
TD 50 -100 mmHg : 15 - 20 ml/mnt
Syok (-) Presyok (+)
TD 100 mmHg : 6 ml/mnt
Keadaan janin Hidup Gawat/ - Lihat reaksi transfusi pd 50 ml pertama pd setip ktg darah
- Beri Ca gluconas 10 ml 10% IV setiap 3 kantung darah
Bag plasenta lepas 1/6 1/4 - 2/3 >2/3
2. Cairan
UP beku darah Baik Masih ada Lisis stl 60'
lisis 1-2 jam Jangan beri plasma ekspander karena akan tjd reaksi : Fibrinogen + plasma
pengeraman
ekspander fibrinogen plasma
Kadar fibrinogen > 250 mg% 120-250 mg% < 120 mg% ekspander kompleks kadar fibrinogen akan menurun.
Beri NaCI fisiologis, RL, Dekstrose, Aminofusin
Persentase Jarang 14 % 86 % 3. Kalau cairan/darah sdh cukup, masih juga syok
Beri obat2 utk membuka mikrosirkulasi : Alpha adrenergic blocking agent
Penatalaksanaan: - DBP, Dehydrobenzperidol = Droperidol 2,5 mg (1ml)/500ml cairan infus
Ekspektatif - Hydergin : 0,3 - 0,6/500 ml cairan infus 1 mg sdh cukup
Kriteria: - Largactil: 5 -10 mg/500 ml cairan infus
1. KU baik - Dibenzyllin = Phenoxypenzamin : 0,5 -1 mg/kgBB
2. Usia gestasi < 37 mgg/TBJ < 2500 g 4. Kortikosteroid
3. Solusio plasenta ringan - Cortisone acetate : vial 250 mg/10 ml (25 mg/ml), dosis 100 mg/6 jarn IM
- Dexamethason/Oradexon 20 mg/arnp : dosis 3-5 rng/kgBB IV lambat 3-5
mnt, ulangi tiap 2-6 jam. Ibu : Tgt pd
1. Luasnya plasenta yg lepas
B. Mengatasi kelainan pembekuan darah 2. Banyaknya perdarahan
Periksa COT Sap jam sp 4 jam pasca persalinan 3. Derajat kelainan pembekuan darah
1. Darah segar lihat I.A.1
4. Ada/ti daknya HDK
2. Fibrinogen 4 g (6-10 g) dilarutkan dlm Dekstrose 5 %
5. Tersembunyi/ tidaknya perdarahan
3. Trasylol 500.000 u selanjutnya 200.000 u /4jam
6. Lamanya plasenta lepas sp pengosongan uterus
4. Transamin 10-50 ml (1 ml = 25 mg) IV/infus
Bayi : 100%
Stl persalinan, ggn pernbekuan darah akan membaik dlm waktu 24 jam, kecuali bila jumlah
C. Kelainan ginjal
trombosit sangat rendah, perbaikan baru akan tjd 2 - 4 hr kemudian.
1. Darah segar/RL utk menpertahankan:
- Ht > 30 %
- Diuresis > 1 ml/ mnt Catatan:
2. Manitol : Dosis maksimal 200 g/mnt Kecurigaan akan adanya kelainan pembekuan darah harus dibuktikan dgn
(1 botol = 500 ml 20% = 100 g) pemeriksaan secara laboratorik.
1. Penentuan kuantitatif kadar fibrinogen
- 12,5 g (57 ml) infus 5 mnt, kalau diuresis > 50 ml/jam teruskan sp 100
2. Pengamatan pembekuan darah (Clot Observation Test, COT) utk menentukan :
ml/jam
a. waktu pembekuan darah
-20 g(100 ml)infus 5-10 mnt diuresis 100 ml/jam
- Kalau diuresis < 60ml/jam pemberian dpt diulangi b. besar & kemantapan bekuan darah
c. adanya antikoagulansia spt heparin dlm peredaran darah
- Diuresis dipertahankan dgn pemberian Lasix 80-120 mg IV
d. adanya fibrinolisin dlm peredaran darah
II. Tindakan obstetrik 3.Hilang trombosit
Amniotomi, tdk perduli bgmn KU saat itu, tdk perduli apakah persalinan akan 4. Penentuan waktu protrombin
pervaginam/perabdominam. Manfaatnya : 5. Penentuan waktu tromboplastin
1. Mempercepat persalinan
2. Mengurangi perdarahan dr tempat implantasi Secara praktis yg terbaik adalah COT. Pemeriksaan lain rnemerlukan waktu
3. Mengurangi masuknya tromboplastin & fakto2 pembekuan lain ke dlm sirkulasi lama.
maternal COT :
5 ml Darah dimasukkan kedalam tabung reaksi 15 ml goyang perlahan setiap
4. Mengurangiekstravasasi darah ke dalam miornetrium
Pervaginam, dilakukan bila : menit sekali.
- janin hidup, gawat janin, lengkap, & bag terendah di dasar panggul amniotomi (bila Interpretasi : Terdapat kelainan pembekuan darah bila :
belum pecah) percepat kala II - 6 tdk tjd bekuan atau
- janin , BS baik amniotomi + tetes pitosin (RL+ 5 unit pitosin) 18-30 tts/mnt - tjd bekuan tp btknya tdk padat & mencair 1 jam kmdn
bila gagal SS - besar bekuan 35-45% dr jumlah darah semula abn
- bekuan tdk tahan kocokan stl 1/2 jam kemantapan abn
Perabdominam (syarat lihat box)
Uterus Couvelaire bukan indikasi utk histerektomi. Tp bila perdarahan tdk dpt diatasi, Waktu pembekuan < 6' kadar fibrinogen > 150 mg%
histerektomi dipertimbangkan. Waktu pembekuan > 6 kadar fibrinogen 100-150 mg%
Tdk terbtk bekuan dlm 30' kadar fibrinogen < 100 mg%
Komplikasi:
Awal : - Perdarahan : syok hipovolemik, anemia Trhobomodulin adl bagian jalur antikoagulan protein C marker utk kerusakan sel
Kemudian : - Kelainan pernbekuan darah (20-38%) endotel ; sangat sensitif & spesifik utk solusio plasenta.
- Kelainan fungsi ginjal : gagl ginjal (1,2-3,9%)
- HPP (2X lipat)
Prognosis:
"Double "Double
setup" setup"
reveals no reveals
placenta placenta
within 5 implanted
cm of in lower
internal uterine
os segment
Admit all
Admit all patients to
patients to hospital ;
hospital ; if
Definisi: - Penggunaan uterotonik berlebihan pd fs intrapartum
Robeknya dinding uterus pd saat kehamilan atau persalinan dimana umur - Ekspresi kuat pd fundus uteri
kehamilan > 28 mgg. - Trauma interna (cunam, versi dalam, embriotomi)
Frekuensi : 1 dalam 92-294 persalinan. - Trauma ekstema (trauma tumpul, kecelakaan, jatuh tertelungkup)
Etiologi: Klasifi kasi:
1. RU spontan 1. Menurut keadaan robeknya :
2. RU traumatika (violent) A. RU inkomplit (subperitoneal)
Kondisi yg berkaitan erat dg RU : B. RU komplit (transperitoneal)
- Grandemultipara II. Menurut waktu terjadinya :
- Partus lama & macet A. RU gravidarum
- Parut pd ddg uterus B. RU durante partum
III. Menurut lokasinya : 1. RU violent
A. Korpus uteri (sering tjd pd uterus yg sdh cacat) Jarang disebabkan oteh kecelakaan / terjatuh/ benturan. Tp lebih sering
B. SBR (>>) disebabkan oteh tindakan (VE, forceps, totes pitoein, kristeler).
C. Serviks (sering tjd pd tindakan forceps/Versi Extraksi)
2. RU pd parut uterus
IV. Menurut sebabnya :
Robekan pd bekas sayatan mudah tjd karena :
A. RU spontanea (non violent)
- tepi sayatan sebelah dalam tdk berdekatan
B. RU traumatika (violent)
- terbentuk hematom pd tepi sayatan
V. Menurut simptom klinik : - adanya faktor2 lain yg mengharnbat penyembuhan.
A. RUI Ruptur tjd periahan lahan, tdk tadapat keluhan silent rupture.
B. RU Nyeri pd bekas luka operasi.
Diagnosis: Pd bekas SSTP, perdarahan retroperitoneal gjl rangsangan peritoneal
Anamnesis : sedikit.
Ada riwayat partus lama & macet Pd bakes SS Korporal/ Klasik dirawat mulai 34 mgg. SS pd 38 mgg.
Ada riwayat partus dg manipulasi oleh penolong
Gbr klinis : Penatalaksanaan:
KU jelek, syok, anemi I. Perbaiki KU
PL : perdarahan pervaginam, kontraksi uterus (-), bagian janin mudah diraba, Atasi syok dgn pernberian cairan & darah, Antibiotik, O2
janin teraba disamping uterus, DJJ (-), tub (+), nyeri tekan (+) terutama pd II. Laparotomi
daerah robekan. Jenis tindakan: Histerektomi atau histerorafi
PD: Bagian terbawah mudah didorong ke atas, perdarahan pervaginam Tgt pd:
banyak, dpt teraba robekan pd dg rahim, melalui robekan dpt teraba
A.. Jenis RU
omentum, usus, & bag2 janin. Pd kateterisasi urin berdarah. Kd2 vagina
B. Jenis luka RU
atas dapat robek juga. Kd2 sulit membedaken antara ruptur uteri &
C. Umur & jml anak
kolpaporeksis (robekan pd vagina bag atas)
D. Kemampuan & keterampilan penolong
Mekanisme:
1. RU spontan pd uterus yg utuh Histerorafi bila : - luka baru
Terutama tjd pd grandmultipara & usia lanjut. - tepi luka rata tanpa nekrosis
Penyebabnya adl distosia.
- mash ingin anak
Pd wkt kehamilan 28 mgg istmus uteri berubah mjd SBR. Saat aterm . tdpt 1-2 Komplikasi:
jr atas simfisis. Ibu : syok sp kematian
Pd aterm, kala I &II, batas antara SBR & SAR cincin retraksi fisiologis. Janin : Gawat janin sp kematian janin.
Pd kala II, bila persalinan tak maju SBR tertarik ke atas melewati 1/2 pst -
symp cincin retraksi patologis (lingkaran Bandl) RUI
GANGGUAN PEMBEKUAN DARAH
Hemostasis 150.000 - -
Trombosit
Istilah umum utk menyatakan proses penghentian aliran darah dr pembuluh 400.000/mm3
HPP
Definisi : Perdarahan setelah melahirkan > 500 ml
Insiden : 5% persalinan; mrpkn 24 % kematian dlm kasus Obs
Atonia Uteri
Etiologi : 1. Atonia uteri ( 50 - 60 % )
Defi nisi:
2. Sisa plasenta ( 23 - 24 %) Kegagalan miometrium utk berkontraksi shg uterus dlm keadaan relaksasi penuh,
3. Retensio plasenta ( 16 - 17 %)
melebar, lembek, tdk mampu menjalankan fungsi oklusi pemb darah
4. Laserasi jalan lahir ( 4 - 5 %)
5. Kel pemb darah ( 0,5-0,8 % ) Gejala:
- Nyeri suprasimfiisis & regio lumbal (-)
Bentuk klinis: - Plasenta belum lepas perdarahan (-), lepas perdarahan banyak
1. Early post partum haemorrage (HPP dini) : perdarahan yg tjd dlm 24 jam I sesudah anak
lahir (primer). - Separasi plasenta makin luas perd makin banyak syok: pusing,
2. Late post partum = haemorrhage (HPP lanjut / perdarahan masa nifas : lamas, pandangan gelap, muat/muntah, keringat banyak, menggigil, meracau,
perdarahan yg tjd dlm masa nifas (puerpureum) tdk termasuk 24 jam I stl bayi mengantuk/menguap.
lahir (sekunder) Tanda:
Patogenesis: - Flaby uterine : uterus lembek, melebar, tdk bereaksi thd rangsangan
I. Masalah dg kontraksi uterus. - Bila uterus diangkat jatuh kembali scr bebas
Hal2 yg menyebabkan kontraksi uterus jelek : - Bila plasenta belum lepas, jangan lepaskan dlm keadaan ini.
1. Overdistensi : Janin besar, hidramnion, kembar Penatalaksanaan:
2. Partus lama 1.Masase uterus
3. Kondisi uterus memang jelek : grande multipara, anemia, hipovolemi, toxemia 2.Uterotonika (Infus pitosin 10-100 IU dlm 500 ml RL, methergin IV, dpt diulang) 4 jam
4. Miometrium diinfiltresi o/ darah (uterus Couvelaire) kemudian, Pg
5. Stimulasi dg oksitosin yg lama 3.Kompresi bimanual
6. Penggunaan tokolitik 4.Tampon uterovaginal (24 jam)
7. Anestesi yg dalam atau anestesi lumael
5.Metode Henkel (menjepit cabang a. uterina kiri & kanan melalui vagina
8. R/ HPP
6.Operatif : - ligasi a. uterine atau a. hipogastrika
II. Masalah dg integritas uterus & jalan lahir.
- histerektomi
1. Laserasi vagina
2. Laserasi serviks
3. Laseras / ruptur uteri Retensio Plasenta
Diagnosis : Gjl klinik baru tampak stl kehilangan darah > 20 %. Defi nisi:
Gejala & tanda Penyulit D/ Tertahannya atau belum lahimya plasenta 30 menit stl bayi lahir.
Uterus tdk berkontraksi & Syok Atonia uteri Etiologi : 78 % akibat ggn kontraksi uterus
lembek perdarahan segera stl anak Bekuan drh pd serviks Jenis:
lahir (Perdarahan Pasca persalinan a/ posisi telentang akan
Plasenta adhesiva : istilah umum adanya perlekatan yg erat dr plasenta pd tempat
persalinan Primer P3) menghambat aliran
implantasinya
drh ke luar
Plasenta akreta : Tertanamnya jonjot korion plasenta pd ddg uterus sp permukaan
Drh segar yg mengalir segera stl Pucat Robekan jalan lap miometrium. (18 %)
bayi lahir (P3) Lemah lahir Plasenta inkreta : Tertanamnya jonjot korion sp menembus/memasuki miometrium.
Uterus berkontraksi 8 keras Menggigil
Plasenta perkreta : Tertanamnya jonjot korion sp lap serosa
Plasenta lengkap Plasenta Inkarserata : Terperangkapnya plasenta yg sdh lepas di dalam kavum uteri
Plasenta belum lahir stl 30' TP putus akibat traksi Retensio akibat jepitan lingkaran konstriksi pd OUI.
Perdarahan segera (P3) berlebihan plasenta
Uterus berkontraksi & keras Inverso uteri akibat
ta ri ka n la n juta n Penatalaksanaan :
Plasenta / sebegian selaput
Uterus berkontraksi tp Sisa 1. Perasat Crade
(mengandung pemb drh) hOc
ti n g g i f u n d u s td k plasenta 2. Manuver Brandt - Andrew
tangkap
Perdarahan segera (P3) berkurang 3. Manual plasenta:
Uterus tak teraba Indikasi manual plasenta :
Neurogenik syok Inversio uteri
Lumen vagina terisi massa 1. Retensio plasenta 4. Dalam narkose
Pucat & limbung
Tampak TP ( bila plasenta blm 2. TP putus 5. R/ HPP
lahir) 3. Perdarahan > 500 ml
Subinvolusi uterus Anemia Endometritris
Nyeri tekan perut bwh & Dement a ta u sisa
uterus
Laserasi jalan lahir
plesenta
Pdrhn (Sekundar/ P2S) Definisi:
Lokhia mukopurulen & berbau Diskontinuitas jaringan tubuh (dg segala akibatnya) yg disebabkan oleh trauma
bila disertai infeksi proses persalinan atau tindakan yg diterapkan, yg tjd pd serviks, vagina, vulava, &
Komplikasi : perineum.
1. Syok hipovolemik Kolporeksis :
2. Anemia Robekan pd ddg atas vagina shg mengenai atau terpisah dr serviks atau sebagian
3. Sheehan's sindrom uterus.
4. Asherman's sindrom Robekan tsb dpt berbtk lingkaran atau memanjang
5. Reaksi transfusi Robekan porsio:
Penatalaksanaan: Robekan yg tjd pd serviks uteri, mulai ujung serviks hingga ke OUI :
Prinsip: Bila robekan melebihi bag tsb (ujung luka/robekan tak dpt dilihat), digolongkan sbg
1. hentikan perdarahan robekan pd ddg uterus.
2. Cegah/atasi syok Bila robekan melingkar, dpt tjd pelepasan sebag porsio (vulnus sirkularis amputatum
3. Gantidarah hilang(transfusi) atau infus RL/NaCI, plasma ekspander, Dextran-L
HDK
Etiologi:
Tdk diketahui. Zwelfel (1916) ' Preeclampsia, the disease of The theory Patofisiologi :
Faktor penting yg berpengaruh : 1. Tjd vasospasme menyeluruh
1. Tropoblas : 2. Aktivasi sistem koagulasi
Syarat utama adl adanya tropoblas, walau pd mola meupun 3. Kelainan hemostasis
kehamilan abdomilan. PE membaik stl plasenta lahir makin banyak 4. Ggn rasio tromboksan - prostasiklin
tropoblas, makin sering tjd PE, mis pd mole & gemelli. 5. Kerusakan pd set endotel
3. Imunologik : 6. Kelainan hemodinamik uteroplasenter.
sering tjd pd kehamilan I, jarang pd kehamilan berikutnya karena
pembentukan blocking antibody thd antigen plasenta tdk sempurna shg Patogenesis:
timbul respon imun yg tdk menguntungkan. Pd kehamilan berikutnya
Loss of angiotensin. II refractoriness km tdk ada Pg atau Pg like compound pd
blocking antibody dibentuk lebih banyak.
ddg pemb drh (berminggu-minggu sbl PE tjd) radikal bebas terlepas
3. Famillal :
iskemia uteroplasenter vasospasme arterial scr menyeluruh.
Penyakit ini hanya tjd pd manusia (Chesley 1976)
4. Hormo n Hipertensi akan menurunkan sirkulasi uteroplasenter iskemia
Horrnon steroid yg diproduksi manusia lebih banyak dr binatang. Steroid, uteroplasenter shg menyebabkan :
utama yg didapat dlm jumlah baser adl estriol. 1. Dikeluarkan bahan yg mengaktifkan Angitensin II Vasospasma vaskuler
5. Gizi hipoksia penurunan aliran darah ke ginjal.
Diet yg kurang mengandung asam lemak tak jenuh (esensial) terutama 2. Merangsang pengeluaran bahan mirip tromboplastin DIC.
asam arakhidonat (sbg prekursor Pg PE). Akibat vasospasme (dasar semua HDK) maka tjd :
1. Hipoksia jaringan (berkurangnya aliran drh ketarget organ) Volkhard
Faktor predisposisi: 1918, perubahan pd endotel glomerulus, penurunan aliran drh ke ginjal,
1. Primigravida (teori imunologis)/nullipara < 20th. kerusakan pembuluh drh dll.
2. Hiperplasentosis : mola, gemeli, DM, hidrops, bayi besar. 2. Scr klinis timbul : Hipertensi, edema, & preteinuria.
3. Umur ekstrim (> 35 th), krn angka kejadian hipertensi kronik pd
umur ini tinggi.
4. Obesitas & hidramnion, gizi kurang & anemia.
5. R/ keluarga PE & E (+)
6. R/ penyakit ginjal & hipertensi sbl hamil. aGREG
7. Kadar asam urat tinggi, def. Ca, asam lemak tak jenuh, & antioksidan.
1. All
2. Hipertensi :
Patologi : 6. Proteinuria : Biasanya pd fs lanjut. Bila proteinuria > 0,3 g/24 jam . atau +1
1. Otak s/d +4 patologis.
Edema, hipertonia, perdarahan. Sering tjd disritmia hiperefleksia. 7. Nyerl kepala : Pd regio frontal/ oksiput & sulit diatasi dg analgetik
Kejang pd HDK mrpk rangsang pd daerah motorik yg disebabkan oleh edema otak 8. Nyeri epigastrium : Mrpkn gjl lanjut & gjl akan tjd kejang. Akibat regangan kapsula
yg luas. Sedangkan koma berhubungan dgn anoksia & perubahan biokimia otak. hepatis karena perdarahan atau edema.
2. Paru : Perdarahan & edema interstitial. 9. Ggn penglihatan : Kabur - buta km spasme arteriole, edema, iskemia; & ablasio
3. Hati : Pdrhn periportal, nekrosis. Tjd retensi lama dr BSP, SGOT retina. Bersifat reversibel. Pd hipertensi kronis biasanya tjd perdarahan atau eksudat.
10.Tes sensitivitias A II:
4. G i n j a l
pd kehamilan 28 - 32 mgg dg memberikan A II 50 g dlm D% 500 ml. Dimulai dgn
Kapiler glomerulus bengkak & edema pd lapisan endoteloklusi lumen
pembutuh darah perfusi & fittest glomerulus asam urat darah. RPF dosis 3 ng/kgBB/mnt. Tentukan EPD (efective plessor dose) y/ jml minimal A II yg
menurun sebesar 20 %. GFR menurun lebih banyak ; 25-50%. Pd wanita hamil GFR menyebabkan ke TDD 20 mmHg. Infus dihentikan bila :
& RPF meningkat. a. EPD tercapai
b. Infus mencapai 12 ng/kgBB/mnt tanpa ke TDD 20 mmHg.
Tes positif bila :
Prevensi: a. EPD 10 ng/kgBB/mnt menyebabkan ke TDD 20 mmHg
HDK tdk dpt dicegah krn etiologinya belum diketahui. Yg dpt dilakukan adl : b. Jika infus < 8 ng/kgBB/mnt tjd ke TDD 20 mmHg maka 90% akan tjd HDK.
1. Menekan faktor risiko yg berhubungan. Pitkin : wanita hamil diberi Pg E2 efek inhibisi pd A II menurunkan
2. Deteksi dini dgn PNC yg baik. efek vasopresor.
Detksii dini HDK : Everet : resistensi thd A II dpt diubah dg memberikan antiprostaglandin
1. Melihat faktor risiko (aspirin & indometasin)
2. Indeks gestosis 11.ROT (roll over test)
3. Laboratorium : Ht , trombosit , antitrombin III , & asam urat serum ,
Ukur TDD dg tidur miring (sp TDD tetap) & telentang (tunggu 5').
fibronektin .
4. Ke BB : Khas adl kenaikan BB dlm wkt singkat yg mrpk refleksi edema. Positif : jk TDD miring 8 telentang 20 mmHg.
Negatif : menyingkirkan HDK.
5. Ke TD : Terutama diastolik & perbedaan ke TD dibanding dg nilai absolut TD yg
Mekanisme :
tinggi. Pd posisi telentang tjd obstruksi VCI oleh penekanan uterus pengisian
atrium ka CO -perfusi ginjal A II dilepas resistensi vaskuler Ca yg ada korelasinya dgn HDK, tp dibantah o/ Zuspan. Dgn RIA diperiksa
sistemik mikroalbuminuria & hipokalsiuria pd kehamilan 24-34 mgg. Tenyata rasio Ca
12.MAP (mean arterial pressure) kreatinin > baik dr mikroalbuminuria disamping caranya > mudah & murah.
Umumnya dilakukan pd TM II. Pd TM I & II TD biasanya menurun 10-15 mmHg karena Bila mikroalbuminuria 11 g/ml & rasio Ca kreatinin 0,04 83% akan muncul
penurunan tek periper. Bila tdk turun curiga HDK HDK.
- Haesslein : MAP = TDD + 1/3(TDS + TDD) Kurokawa ada 4 tipe protein dlm urine yl tipe 1,2,3,4 & temyata tipe 3 & 4
MAP 100 mmHg abnormal lebih banyak menyebabkan PJT.
105mmHg hipertensi definitif. 4. Katekolamin
- Burton: MAP 2 = (2 x TDD +TDS)/3 Katekolamin (epinefrin & norepinefrin) mrpk suatu pressor dr amine. Zat ini
Dikerjakan pd ANC pd risiko tinggi & usia gestasi 14 - 28 mgg. dilepas stl tjd hipoksia lokal stl agregasi trombosit, vasokonstriksi & pengendapan
(+) bila MAP 2 90 mmHg fibrin dim pemb darah. Pd. PEB kadamya me dlm serum. Feichtinger yg
artinya: HDK 13-32 %, stillbirth , PJT dlm urin adl epinefrin, bukan norepinefrin.
- MAP 3:(TDS +2TDS x TDD)/3 5. Hematokrit
Dikerjakan pd keh >28 mgg. Dpt dipakai utk klasifikasi HDK Tjd pe Ht pd HDK = pe IG penyebabnya adl Vasokonstriksi..
IG >7 = Ht 37 u/ prognosis & beratnya penyakit.
(+) bila MAP 3 > 95 mmHg 6. Serum besi
artinya: sirkulasi uteroplasenter Pd HDK (135,3 g/dl) ok/ hemolisis, vasospasme, shg menghambat
13.Admission challenge test: eritropoesis sutul & melepaskan besi dr tempat penyimpanannya.
Zuspan & Kawada menyatakan, terdapat ekskresi adrenalin & noradrenalin dlm Jml > 110 g/dl 70% HDK- u/ prediksi SP 87 %.
urine 12 jam pd saat MRS. Pd HDK, waktu MRS tjd peningkatan katekolemin pd 7. Fibronektin
jam2 pertama & ini dpt diukur dg alat DINAMAP 1846 p yg dpt mengukur TD scr
Graninger hamil normal kadar > 400 u.g/ml.
otomatis & menunjukkan niiai SS & SP yg cukup tinggi.
Pd HDK tjd 4 mgg sbl manifestasi klinis.
Tdpt pd endotel pemb drh & dilepaskan kedlm sirkulasi & panting u/
penyembuhan luka. Tdpt juga pd sindrom nefrotik.
Aspek laboratorik HDK 8. Steroid urine
Nilai2 yg meningkat : Asam urat, kreatinin, Ca, proteinuria, Montonery tjd pe steroid urine pd HDK. Ini tertihat dr hasil metaboiisme
katekolamin, Ht, besi, fibronektin androsteron, estriol, dll. Gant tjd pe metab klirens dehidroendrosteron sulfat 4-5 mgg
menurun : estriol. sbl manifestasi klinik HDK yg moncerminkan pe f/ plasenta. Pd bukan HDK .
1. Asam urat
Mrpkn hasil akhir metab purin. Berasal dr sebagian kecil makanan & sebagian Komplikasi
besar dr pemecahan asam nukleat jaringan. Ekskresi 75% melalui ginjal, 1% keringat. Ibu : CVD, decomp, edem paru (5%), ggl hati, ggl ginjal (5%), ggn f/ adrenal , DIC
Dpt digunakan ut k: (8,3%), sol plasenta (21,7%), asidosis, HELLP synd (16,7%), eklamsia (16,7%).
a. Menentukan derajat, proses, serta prognosis penyakit. Janin : PJT (11%), premeturitas, gawat janin, RDS, kemaian janin (4x).
b. F/ ekskresi as urat ginjal telah mengalami ggn walaupun kadar ureum & kreatinin
masih dbn.
Sp 16 mgg kadarnya mesp 23,3% disebabkan klirens ginjal thd ureum,
kreatinin, & urat & akibat pe sekresi asam urat. Stl 16 mgg akan me scr
bertahap shg pd keh 36 mgg akan melebihi kadar normal diluar kehamilan.
Pd HDK tjd perubahan sistem hemodinamik spt pe vol plasma,
pe Ht & viskositas darah cairan intravaskuler masuk ke
Inters t I t I e l aliran darah ke ginjal GFR klirens as urat as urat as urat
serum .
2. Serum kreatinin & BUN
Kliren kreatinin normal pd wanita hamil 120 -150 ml/mnt mrpk indikatir sensitif
u/ ggn f/ ginjal ringan.
BUN (blood urea nitrogen) belum tentu disebabkan o/ prbhn f/ ginjal, tp dpt juga
o/ intake protein & katabolik lainnya.
3. Calcium, ratio Ca kreatinin, & mikroalbuminuria
EKLAMPSIA
Definisi: b. Pasang sadep lidah
Kelainan akut pd wanita hamil, dlm persalinan atau nifas yg ditandai c. Kepala direndahkan, orofaring dihisap
timbulnya kejang atau koma. Sebelumnya wanita tadi nenunjukkan d. Oksigen cukup
gejala2 preeklampsia (kejang2 timbul bukan akibat kelainan neurologik). e. Fiksasi badan cukup longgar, spy jangan fraktur
Insiden :
1 dlm 100 sp 3448 kehamilan. Perawatan kalau koma :
Pd gemelli 3,5 % a. Monitor kesadaran & dalamnya koma, tentukan STV
b. Perhatikan makanan, & cegah dekubitus
Diagnosis : c. Bila nutrisi parenteral tdk memungkinkan, berikan dg NGT.
1. Kehamilan > 20 mgg, saat persalinan, atau masa nifas
2. Tdpt tanda2 PE (hipertensi, edema & proteinuria)
3. Kejang atau koma
Prognosis :
Ditentukan dgn kriteria eden :
4. Kd2 dgn ggn fungsi organ.
1. Koma yg lama
DD: 1. Nadi > 120 x/mnt
2. Suhu 39 C
1. Kejang demam
2. TD > 200 mmHg
2. Epilepsi
3. Proteinuria 10g/ liter
3. Tetanus
4. Kejang > 10,X
4. Meningitis/ensefalitis
5. Tak ada ederna/edema menghilang
6. Kegagalan system CV :
Penatalaksanaan : (lih.skema) - edema paru
5. Hentikan/cegah kejang - sianosis
6. Perbaiki KU ibu/janin - TD rendah / menurun
7. Cegah korrplikasi - tekanan drh rendah
3. Imbalans elektrolit
8. Terminasi
10.Kegagalan pengobatan:
Perawatan kalau kejang : - Utk menghentikan kejang
a. Kamar isolasi yg cukup terang - Utk menghasilkan urine 30 ml/jam atau 700 ml/24 jam
- Utk menimbulkan hemodilusi (menurunkan nilai Ht 10 %)
HELLP
Syndrome
DISTOSIA
Definisi : b). Karena penyakit tulang/sendi pelvis
Persalinan yg sulit atau persalinan yg tdk mengalami kemajuan. c). Karena penyakit kolumna vertebralis
d). Karena kelainan kaki
2). Kesempitan panggul :
Etiologi :
a). Pintu atas panggul
1. Faktor kekuatan :
b). Bidang tengah panggul
a. Kelainan his
c). Pintu bawah panggul
b. Kelainan mengejan
b. Jalan Lahir Lunak
1). Kelainan vulva
2. Faktor janin :
2). Kelainan vagina
a. Janin besar
3). Kelainan serviks
b. Malposisi :
4). Kelaienan uterus
1). Posisi oksipito posterior
5). Kelainan ovarium
2). Posisi oksipito anterior
c. Malpresentasi :
1). Presentasi parietal Pengenalan klinik distosia
2). Presentasi puncak kepala 1. Anamnesis
a. Riwayat persalinan yg selalu sulit
3). Presentasi dahi
4). Presentasi muka b. Penyakit ibu
5). Presentasi bokong 2. Perkiraan Umum
6). Presentasi bahu a. Tinggi badan
d. Kelainan letak bagian janin b. Gaya berjalan
e. Distosia bahu c. Bentuk badan (cebol, skoliosis, obesitas, dll)
f. Malformasi 3. Pemeriksaan Luar
g. Kehamilan ganda a. Baser kepala (Perasat Osborn)
b. Kelainan letak/malpresentasi
3. Faktor jalan lahir : 4. Pemeriksaan Dalam
a. Jalan lahir keras a. Pelvimetri manual (hamil >36 mgg)
1). Abnormalitas panggul :
b. Perasat Muller-Munro kerr
a). Karena pertumbuhan
5. Rontgenologis (> 38 mgg) - tindakan
a. Pelvimetri - Syaraf : - n. peroneus
b. Malposisi/malpresentasi c. Perdarahan: - Atonia uteri
6. Dalam persalinan, penilaian terhadap ; - Trauma jalan lahir
a. Majunya persalinan d. Partus kasep
- Pendataran 3. Terhadap persalinan
- Pembukaan a. Partus lama : Persalinan yg berlangsung > 18 jam
- Turunnya bagian terendah b. Kala II lama : - PG : kala II > 2 jam
- putar paksi dalam - Multigravida : kala II > 1 jam
b. Bagian terendah
- derajat Moulage Manifestasi klinik persalinan yg sulit
- kaput suksedaneum 1. Kelainan pd kala pembukaan :
a. Kelainan pembukaan serviks
- Malposisi/malpresentasi
b. Kelainan penurunan kepala
c. Penilaian terhadap his 2. Kelainan pd kala pengeluaran, dpt diakhiri dgn:
a. Persalinan dg tindakan pervaginam
- frekuansinya
b. Persalinan per abdominam
- lamanya
- kekuatannya .
- Relaksasinya KELAINAN PADA KALA PEMBUKAAN
PRESENTASI PARIETAL
Defi nisi:
PRESENTASI DAHI dahi paling dulu tampak di vulva & os maxilla sbg hipomokhlion.
Definisi : - Dengan fleksi maka lahir berturut-turut UUK & belakang kepala
Presentasi kepala dengan defleksi/ekstensi sedang dan dahi melalui perineum.
merupakan bagian yang terendah. - Kemudian tjd defleksi shg lahir mulut dan dagu lahir dibawah
Kejadian : 1 dalam 4000 simfisis.
Etiologi = presentasi muka
Penatalaksanaan :
Diagnosis :
Dalam kehamilan :
- Denominator frontum (dahi)
- Dalam kehamilan : - dapat dicoba konversi dg perasat Schatz
Jarang dapat diketahui dan permeriksaan luar pd dasarnya Dalam persalinan :
member hasil spt pd presentasi muka : - Dapat dicoba konversi dengan perasat Thom
Tonjolan kepala yg teraba pd fihak punggung tp tdk begitu - 10% presentasi dahi dpt mjd presentasi muka atau belakang
menonjol kepala.
DJJ pd bagian kecil - 90% presentasi dahi tak lahir spt & diakhiri dengan EF/ SC.
- Dalam persalinan: - Kalau jalan persalinan lancar & anak kecil konservatif
tunggu spontan.
Pd pembukaan yg cukup besar maka akan :
Teraba sutura frontalis dg ujung yg satu tdpt UUB & pd ujung yg lain - Kalau jalan persalinan tdk lancar & anak cukup besar SC
tdpt pinggir orbita & pangkal hidung. (kalau teraba mulut & dagu - Kalau janin mati embriotomi
Pres. Muka).
Prognosis :
Mekanismepersalinan: - Persalinan akan bedangsung lebih lama
- Ukuran yg melalui jalan lahir : - Anak : Mortalitas 20%
- lbu : Morbiditas meningkat
Distansia mentooksipitalis : 13,5 cm
Sirkumferensia mentooksipitalis : 35 cm
- Kepala akan melewati PAP dg sirkumterensiamiring atau
melintang. Kepala baru dapal turun jika tjd moulage berat PRESENTASI MUKA
- Dahi mengadakan putar paksi dalam ke depan ke arah simfisis,
Definisi: Mekanismepersalinan :
Presentasi kepala dgn defleksi/ekstensi maksimal dan muka - Ukuran yg melalui jalan lahir :
rempakan bagian yang terendah. - Distansia submento-bregmatikus : 9,5 cm
- Circumferentia submento- bregmatikus : 32 cm
Frekuensi : 1dalam1000
- Dagu akan mengalami putar paksi kedepan mentoanterior
Etiologi: dapat lahir spontan
Tdpt faktor yg menghalangi fleksi :
- 10% dagu tetap dibelakang : Posisi mentoposterior persisten
- Primer : - Sejak awal kepala sudah defleksi & kepala tdk mungkin
defleksi sudah maksimal tdk dapat lahir spontan
mengadakan fleksi kelainan janin yg tak mungkin diperbaiki :
- anensefalus
- meningokel Penatalaksanaan :
- Periksa apakah ada kelainan panggul
- struma congenital/kista leher - Dalam kehamilan : - Pd mentoposterior dpt diccba konversi dgn
- kelainan tulang leher perasat Schatz.
- Dalam persalinan :
- lilitan tali pusat yg tegang
- Sekunder : - Adanya ggnpd jalanlahir - Konseivatif :
- panggul serripit - Mentoanterior dpt lahir spontan
- presentasi rangkap - Mentcposterior 90% dpt mjd rnentoanterior
- Gerakan janin leluasa :
- hidramnion -Aktif :
- perut gantung - Mentoposterior coba diubah mjd mentoanterior
- Kornversi : - Perasat Ziegenspeck
- Gerakan janin kurang leluasa : - Perasat Thorn (Boudaloque)
- janin mati - Koreksi : - Manual
- janin besar - Forceps
- Bila ada indikasi utk mengahiri persalinan :
Diagnosis : - Mentoposterior SS
- Denominator : Mentum - Monloanterior : - kepala di H
- PL : - Palpasi : Tonjolan kepala teraba sefihak dgn punggung. Antara - Mentum sudah di depan
kepala dan pungung teraba sudut lancip sudul Fabre. EF
Tonjolan kepala bertentangan dgn bagian kecil. Bila syarat diatas tak dipenuhi SS
- Ausk : DJJ terdengar pd bagian kecil. - Janin mati embriotomi
- PD : - Hati2 jangan merusak mata, mulut dan hidung.
- Teraba : - dagu yg runcing Prognosis:
- mulut dengan gusi yg keras Persalinan akan berlangsung lebih lama.
- puncak hidung & pangkal hidung Anak : Mortalitas 2,5 5%
- cekungan rongga meta (orbita) lbu : Mortalitas akan meningkat
- RO : - Bila PL & PD meragukan
LETAK LINTANG
Definisi : Kala I :
Ltk janin dg sumbu panjang janin memotong tegak lurus atau hampir tegak - Ketuban (+) belumadabahaya
lurus sumbu panjang ibu. - Ketuban (-) bahu mutat masuk PAP SBR belum teregang belum dpt
menggencet janin
Frekuensi : 1 dalam 500 Bahu tambah turun SBR teregang & SAR menebal ggn
Etilogi = etiologi presbo sirkulasi uteropiasenter
Kala II :
Diagnosis : - SBR semakin teregang janin tergencet di SBR bag terbawah tdk dpt
didorong ke atas letli kasep saat ini bila dilakukan versi ruptur
PL : - Inspeksi : - perut membuncit ke
- Kalau lelti kasep dibiarkan RUI RU
samping - Latli dengan panggu l normal & jan in no r mal tdk mungkin dapat lahir spt
indikasi bertindak.
- Palpasi : - fundus uteri > rendah dibanding umur kehamilan - Dlm bbrp keadaan tjd perubahan mekanisme persalinan scr spt :
- tak teraba kepala baik di fundus maupun di atas simfisis A. Evolutiospontanea
- teraba kepala disamping kanan/kiri. 1. Douglas
- Auskultasi : - DJJ sekilar pusat -Bahu janin masuk PAP kepala di fossa iliaka & tertinggal diatas.
PD : -Pd suatu seat bahu lahir dbawah simfisis sbg hipomoklion berturut-
Ketuban(+): - agak sulit dilakukan, awas jangan sp ketuban pecah. turut lahir dada, perut, bokong, kaki, den terakhir kepala.
- rongga panggul kosong, pd waktu his tdk teraba bagian janin. 2. Denman
Ketuban(-) : - lebih mudah dilakukan -Bahu & kepala tertekan & tertinggal diatas PAP
- kalau perlu periksa dengan 4jr / seluruh tangan. -Punggung & pinggang tertekuk hebat lahir bokong, kaki, perut, dada, bahu,
- teraba : - bahu & ketiak yg menutup ke kanan atau ke kiri & akhirnya kepala.
menentukan posisi kepala B.. Conitupficatio corpore roederer
- Skapula (punggung) atau Klavikula (dada) - Kepala & perut terlipat turun bersama2 ke dalam panggul lahir
menentukan punggung. bersama2 disusul bagian2 lain.
(A & B hanya tjd bila panggul luas, janin kecil / )
-Bahu/lengan/tangan menumbung kedalam vagina /
vulva. C. Vertio spontanea
USG & radiologi : hanya dilakukan bila dengan pem .fisik ditemui kesulitan. - Bokong terletak > rendah dr kepala waktu his, bokong difossa iliaka
menggelincir masuk PAP (pros bahu presbo)
Mekanisme persalinan:
D. Rectificatio spontanea Komplikasi :
- Kepala > rendah dr bokong waktu his, kepala mengelincir masuk PAP 1. KematianIbu:
(pros bahu preskep) -RU : -spontan
- traumatic : versi ekstraksi
Penatalaksanan : - sering disertai plasenta previa atau tumor uterus
A. Dalamkehamilan - persalinan selalu memertukan tindakan
Cari kausa, bila dpt disingkirkan, KI (-), & syarat dipenuhi VL 2. Kematian janin :
B. Dalampersalinan : - TP menumbung
1. Pervaginam: - trauma tindakan
- fs laten = waktu kehamilan VL - hipoksia karena SAR menebal
- fs aktif VL stand : VL dlm keadaan sdh siap utk versi ekstraksi - hipertleksi ggn venous return ggn jtg intrauterin
-KalaII: - KPSW infeksi
-anakhidup versi ekstraksi
- anak mati embriotoni
- Pertirnbangan utk pervaginam :
a. Gemelli anakkeII
b. Kala I I ketuban intak, DJJ bilk, syarat utk versi ekstraksi dipenuhi
c. Akhir kala I ketuban intak/baru pecah, DJJ bilk komplikasi (-), syarat
utk versi ekstraksi dipenuhi
d. Janin mati
e. Janin non viable
2. Perabdominan
Indikasi :
a. KPSW
b. TPatautanganmenumbung
c. PG,terutama primitua
d. Gawat janin
e. Adakornplikasi tambahan
- bekas SS
- postterm
- anak mahal
Prognosis :
Mortalitas & morbiditas ibu meningkat
Etiologi : TP menumbung :
a. Tdk tertutupnya PAP oleh bagian terendah : 1. Preskep
- Panggul sempit Pembukaan kecil SC
- DKP ( kejadian 4 - 6X lipat dibanding DKP-) Sambil menunggu OK slap lakukan :
- Malpresentasi : - Trendelenberg + 02
Presbo
- Mendorong bagian terendah ke atas & dipertahankan dg
Presbahu
tangan/jari2 atau dg mengisi VU dg aquades 300 cc
Presmuka, dll - Dapat diberikan tokolitik
- Plasenta previa/plasenta letak rendah - Reposisi (pendapat saat ini : jangan melakukan manipulasi apapun
b. Air ketuban banyak : - hidramnion pd TP, bahkan meraba denyutpun tdk dianjurkan karena akan
c. Ke l a i n a n TP: menyebabkan vasokontriksi TP)
- TP panjang Pembukaan lengkap kepala tinggi SC
- Insersi TP ditepi plasenta bagian yg terendah kepala rendah EF
2. Presbo
Penatalaksanaan :
Pembukaan kecil SC
Pembukaan lengkap SC atau ekstraksi total. Prognosis :
ekstraksi total : Ibu : Morbiditas Akan meningkat karena persalinan akan dilakukan
dg tindakan
Janin aterm :
Diperlukan waktu bagi molase kepala utk melewati jalan lahir, Janin : Morbiditas tinggi
sementara bayi hrs segera dilahirkan karena bahaya kompresi
- Pd presentasi kepala sangat berbahaya karena TP akan tertekan antare
TP hipoksia
kepala & panggul
- Pd presntasi bokong yg sangat berbahaya bile janin menunggang TP
Janin preterm :
tjd penekanan TP antara sakrum & panggul
Tdpt perbedaan menyolok antara perbandingan diameter bokong -
kepala jika dibanding janin aterm. Shg bokong mungkin dpt Pd presentasi bahu agak kurang bahayanya
melewati serviks sedangkan kepala ak terjebak & menekan TP.
Pd kondisi ini insisi Duhrsen dpt dipertimbangkan.
3. Presbahu SC
Teknik SC :
- Insisi mediana
- SSTP
Teknik reposisi TP :
- Ibu posisi Trendelenberg
- 1 tangan masuk kedalam vagina & dgn 2 jari (telunjuk & tengah) TP
dipegang dgn bantuan kain kasa
- TP didorong masuk pembukaan, masuk kavum uteri
- Jari digerakkan mengelilingi kepala sp pd sisi yg bertentangan dgn TP
menumbung
- Lalu Jari ditarik keluar perlahan-lahan & hati2 jangan sp TP keluar, &
kalau keluar dimasukkan kembali. Tangan tetap di dlm vagina
- Pd saat yg bersamaan, pd waktu ada his tangan luar menekan kepala
masuk PAP & tangan dlm memeriksa apakah TP sdh tdk keluar lagi. Lalu
tangan dlm dikeluarkan.
DISTOSIA BAHU
Definisi : Kesulitan melahirknn bahu setelah kepala lahir. - Makrosomia
- Kelainan kala I
Insiden : 0 2 - 0.4%
- Molase
Etiologi :
- Panggul sempit
Penatalaksanaan :
- Dada sangat besar (anasarka)
Prediksi & prevensi : dengan mencari faktor2 risiko.
- Bahu tersangkut pada ramus pubis Paksi paksi bertebihan)
Namun ACOG (97,00) menyimpulkan dari berbagai penelitian :
Interlooking pada kembar.
1. Kasus2 distosia bahu tdk dpt diperkirakan & dicegah karena tdk ada
Faktor risiko : metode yg akurat utk mengidentifikasi bayi mana yg akan mengalami
kelainan ini.
Sebelum hamil : 2. Pengukuran dg USG utk memperkirakan makrosomia memiliki akurasi
- BB ibu saat dilahirkan yg terbatas
3. Perencanaan SC berdasarkan dugaan makrosomia bukan strategi
- Riwayat distosia bahu
yg rasional
- Riwayat makrosomia 4. Perencanaan SC mungkin rasional untuk TBJ > 5000 g pd bu nondiabet
- DM dan > 4500 g pd ibu diabet
- Obesitas Bila tjd juga distosia bahu, tentukan dg cepat rencana tahap2 pertolongan
- Riwayat diabetes gestasional
(maneuver) :
- Umur ibu tua
Antepartum : Persiapan : asisten, anestesiologis, dokter anak
- intolerasi glukosa Posisi litotomi
- Kelebihan BB lakukan PD utk mengetahui penyebab
- Makrosomia Epis tebar
- Ibu pendek Lahirkan bahu, mulai dr yg paling ringan :
- Bentuk panggul abnormal 1. Lahirkan bahu depan :
- Ukuran panggul abnormal a. Asisten menekan bahu dr suprapubis (kearah belakang : Marzzanti,
- Postterm kearah satu sisi : Rubin I) + kristeler
Intrapartum :
- Kala II Lama b. Kepala ditarik curam kebawah (tp manuver ini diduga mjd penyebab
- Protracted of descent terbanyak cedera pleksus brakhialis, shg tdk dianjurkan lagi). Sekarang
- Arrest of descent lebih dianjurkan untuk melakukan McRoberts maneuver : 2 asisten
memegang tungkai bawah & memfleksikannya dg cepat pd sendi paha,
- Failure of descent
bila gagal lakukan
2. a. Woods corkscrew manuever:
Tangan sesuai bag keial masuk jl Iahir melalui lengkung sakrum sp di
posterior bahu blk lakukan rotasi 1800 hingga bahu blk mjd bahu
depan bahu depan akan babas dr simfisis, atau
b. Rubin II maneuver :
Tangan mencari bahu yg paling mudah dicapai bahu & scapula
didorong ke anterior (ke arah dada janin) bahu abduksi jarak
kedua bahu memendek bahu depan akan babas dr simfisis. Bila
gagal lakukan :
3. Lahirkan bahu belakang rnenurut Schwartz & Dixon (kepala ditarik sedikit
keatas, tangan sesuai punggung masuk jl lahir melalui lengkung sakrum
telusuri Iengan atas sp fosa kubiti, tekan shg lengan bawah fleksi &
tangan janin spt mengusap dada. Lalu lahirkan bahu blk. Selanjutnya bahu
depan mudah dilahirkan. Bila gagal lakukan
Komplikasi :
Ibu : - HPP : - robekan perineum yg luas
- robekan vagina & serviks
- atonia uteri
Janin : - Trauma: - Tutang leher/ ekstremitas superior
- n. braclhialis
- n. facialis
KEHAMILAN GANDA
Definisi : Kehamilan dengan dua janin atau lebih dipengaruhi o/ faktor lingkungan, y/ faktor2 yg menghambat
Frekuensi: Hukum Hellin-Zeleny pertumbuhan, mis. nidasi tertambat, < 02
Gemelli 1: 802-1 2. Pd ke 2 janin tdpt persamaan :
Triplet 1: 803-1 - Janis kelamin selalu sama
Quadruplet 1: 804-1 - Rupa mirip (spt bayangan cermin)
Quintiplet 1: 805-1 - Gol darah sama (enzim eritrosit identik)
Kembar N 1: 80,N-1 - Cap tangan & kaki sama
- Kel mental & hsik tdpt bersamaan
Etiologi : - Graft bersifat autograft
Tidak diketahui pasti. 3. Alat pengiring :
Factor2 yg mempengaruhi : - biasanya : plasenta 1, korion 2, amnion 2
1. Bangsa, umur, paritas, hereditas, berpengaruh thd kejadian kehamilan - jarang : plasenta 1, korion 1, amnion 1
kembar yg berasal dr 2 telur. 4. Sirkulasi ke 3 (sirkulasi intermedia)
2. Obat2 induksi ovulasi dpt menyebabkan kehamilan kembar 2 telur/lebih. - Tdpt sirkulasi ke 3 antara 2 janin : arteri - arteri
vena - vena
Jenis: arteri - vena
A. Kembar 1 telur (= monozigotik, identik, homolog, uniovular, - Akan tjd transfusi timbal balik
monovular) - Bila sirkulasi dimonopoli o/ plasenta yg satu maka janin yg lain
- kejadian : 1/3 dr seluruh gemelli. akan tgg perturnbuhannya, dpt tjd:
- Patofisiologi : a. Pd kehamilan muda: Janin yg satu akan tgg
Set telur yg telah dibuahi akan membelah diri mjd 2 bagian yg pertumbuhannya mjd monstrum dinamakan acardiacus.
masing2 akan tumbuh mjd janin harnbatan. Hambatan tjd pd - Acardiacus acephalus: Monstrum tanpa kepala & hanya td
masa dini hasil konsepsi. panggul & ekstremitas inf.
Saat tjd Plasenta Korion Amnion Janin - Acardiacus acormus : Monstrum tanpa badan & hanya td
hambatan kepala
< 48 jam 2 2 2 2 - Acardiacus amcvphus : Monstrum tanpa bentuk td
Hari ke 2-4 1 2 2 2 jaringan ikat dbungkus kulit.
Hari ke 4-7 1 1 2 2 b. Pd keh lanjut : dti tjd sindrom transfusi janin
Hari ke 7-13 1 1 1 2
> hari ke 13 1 1 1 K. siam Janin yg mendpt darah > :
- Sifat / karakteristik. - Macrooardia (carctiornegali)
1. Tdk dipengaruhi o/ faktor hereditas, ras, paritas & umur ; tp - Janin besar
- Polisitemia Dpt tjd fetus papyraceus atau compressus
- Edema
- Hidramnion Letak & presentasi :
Janin yg mendapat darah < : Presentasl %
- Microcardia Preskep - preskep 45
- Janin kecil Preskep -presbo 35
- Anemia Presbo - presbo 10
Preskep presbahu 5
- Dehidrasi
Presbo presbahu 3
- Oligohidramnion Presbahu presbahu 1
Dpt pula tjd janin yg satu janin lainnya terus tumbuh & menekan
janin yg fetus papyraceus / fetus compressus.
Diagnosis :
B. Kembar 2 telur (=dizigotik, fraternal, biovular, heterolog) - jika TBJ < 2500 g ketepatan diagnosis hanya 50 %
- Kejadian : 2/3 dr seluruh gemelli - jika TBJ > 3500 g 75 %
- Tjd matangnya 2 telur/lebih folikel de Graaf atau terbentuknya 2 ovum a. Anamnesis :
atau lebih dlm 1 folikel - ada r/ gemelli dlm keluarga
- Sifat / karakteristik : - kehamilan sekarang > baser dr sebelumnya, & pergerakan > banyak
1. Dipengaruhi o/ faktor hereditas, ras, paritas, & umur. - keluhan subyektif bertambah, perasaan berat, sesak nafas, edema, dll.
- Hereditas : genotipe yg mempengaruhi adl dr ibu b. Pemeriksaan :
- Ras : kulit hitam > kulit putih > kulit kuning. - besarnyn uterus > dr usia keharnilan
- Umur : sp 39 th, kemudian - uterus cepat menbeser pd pemeriksaan berulang
- Paritas : jarang pd PG, >>> pd grandernultipara - penambahan BB rnenyolok (bukan krn edema/ obesitas)
2. Pd ke 2 janin tdpt perbedaan ; - teraba banyak bagian kecil
- jenis kelamin dpt berbeda
- rupa mirip, spt kakak-adik - teraba 2 ballotement
3. Alat pengiring : - teraba 2 bag besar yg berdekatan
- yg sering : plasenta 2, korion 2, amnion 2 - teraba sulkus dibawah fundus uteri & meluas kebawah
- dpt pula plasenta berfusi, korion 2, amnion 2 - teraba kepala > kecil dibanding umur kehamilan & tifut
4. Tdk ada sirkulasi ketiga
Tp pd plasenta yg berfusi dpt tjd anastomosis vaskuler & dpt
rnenyebabkan chimerismus darah.
Sel darah primitif ditransfusikan dr janin yg 1 ke janin lainnya,
& sel darah tsb tdk dihancurkan janin 1 dpt menerirna darah
dr janin lain.
c. Diagnosis pasti : c. Perdarahan intrapartum :
P L : - teraba 2 kepala, 2 bokong, & 1 Mau 2 punggung - vasa previa
- terdengar 2 DJJ yg berjauhan & frekuensi berbeda > 10 X - ruptur insersio vilamentosa
PD : teraba kepala yg sdh maserasi/TP. menumbung dengan denyut (-), 2. Kala II :
tp auskuttasi DJJ (+) a.Collision : bag terbawah masih diatas PAP, Ingin turun bersama2
USG : pd TM I tpk 2 kantung kehamilan menghalangi turunnya bag terbawah.
b.Compaction : bag terbawah turun bersarna2 masuk PAP
DD : menghalangi turunnya masingThag terbawah
1. Hidramnion c.Impaction : bbrp bag janin berdekatan 1 sama lain & turun
2. Janin baser serentak
3. Hamil dengan mioma/kista d.Interlocking : terkuncinya bag bawah antara ke 2 janin diatas
4. Hidrops fetalis PAP/dIm rongga pelvis :
Persbo - preskep
Komplikasi : Presbo - presbahu
A. Pd kehamilan muda : 3. Kala III & IV :
1. Abortus a. HPP karenaatoniauteri
2. Prematuritas (overdistensi uterus Pg ) b. Retensio plasenta karena plasenta adhesive
3. Kemunduran salah 1 atau ke 2 janin D. Pd masa ntfas :
4. Kel kongenital (>> pd keh monozigot) 1. Lokhia berlebihan
B. Pd kehamilan lanjut : 2. Subinvolusi uteri
1. Hidramnion
2. PE & E (>> pd gemelli 1 telur) 2 X dr tunggal Penatalaksanaan :
3. Rasa tak enak/ sesak km distensi uterus A. Antenatal :
4. Nausea & vornitus 1. ANC lebih sering ( > 32 mgg sekali seminggu)
2. Istirahat baring lebih benyak. > 30 mgg tdk boleh koitus & jalan jauh
5. Sukar berjalan krn sendi pelvis > relaksasi
3. Diet tinggi protein
6. Anemia
4. Sulfas ferous 3 X 100 mg & As folat 1 mg/ hr.
7. Kelainan letak/presentasi
8. HAP (p. previa & solusio plasenta lebih sering) 5. Lab lehih sering diulang.
POSTTERM
Defi nisi : 4. Aspirasi mekoneum
Kehamilan yg berumur 42 mgg (294 hr), atau > 2 mgg dr TP penurut rumus Neegele, 5. Peningkatan BB janin berlebihan distosia
dgn siklus haid 2B hr. 6. Serviks belum matang.
Penatalaksanaan:
1. Aktif
2. Pasif (tgt kriteria)
Pematangan serviks :
-Estradiol benzoat slm 3 hr : 1 x 20 mg /hr IM alau
1x 50 mg/hr lM
-Pg
Induksi :
-Tetes pitosin
T kt m a s e ra s i :
-Pg
1. Rigor mortis (kaku mayat)
C OT
Tjd sbl 2 1/2 jam kemudian badan janin lemas lagi.
2. Maserasi tkt I
Kulit janin belum rusak, tp mudah lepas, dan tjd gelernbung2 yg berisi
cairan jernih bbrp saat kemudian berisi cairan darah. Tjd sebelum 2
x 24 jam kematian janin.
3. Maserasi tkt II
Tampak gelembung2 yg mudah lepas yg berisi cairan kecoklatan. Tjd setelah
2 x 24 jam kematian janin.
4. Maserasi tkt III
Sendi kendor, kulit kisut, kepala mrpk 1 kantong tulang( a bag of bone).
Tjd setelah > 4 mgg kematian janin.
HIDRAMNION
Definisi : Kehamilan dg cairan ketuban > 2000 ml B. Kelainan janin (18 %) :
Angka kejadian : 1 : 62-754 persalinan 1. Matf ormasi :
Meningkat pd DM - anensetalus janin tdk dpt menelan, transudat
Eritroblastosis fetalis meningen, ADH (-)
Gemelli terutama monozigot - spina bifida transudat meningen
Del tjd akut atau kronik : - atresia esofagus duodenal ggn menelan
- akut biasanya timbul mendadak pd TM II, akumulasi cairan tjd dgn cepat - hidrosefalus biasanya bersama spina bifida
hanya dlm beberapa hari. 2. Kehamilan kembar
- kronik biasanya muncul pd TM III, & onsetnya gradual dlm bbrp mgg/bl. 3. Hidrops fetalishipoplasia paru inspirasi <
4. Hemangioma plasentaplasenta >> produksi >>
Fisiologi & patofi siologi: 5. Simpul tali pusat
- Asal cairan ketuban belum diketahui dg patis. Kemungkinan : amnion, C. Idiopatik (65 %) : Kekurangan prolactin receptor binding
khorion, plesenta. hidramnion kronis
- komposisi - normal : 98 % air, sisanya garam organik & anorganik
- TM II janin mulai kencang, meghirup, & menelan cairan ketuban Gejala :
mempengaruhi & volume cairan ketuban - mekanis tekanan thd organ sekitar diafragma sesak
- Perputaran cairan ketuban 500 ml/jam pemb. darah & limfa edema tungkai, vulva & perut ureter -.
- volume cairan ketuban normal saat aterm : 1.500 - 2.000 ml oliguria
- Hidramnion tjd bila : - produksi bertambah, & atau - ddg perut tegang, kulit mengkilat
- pengaliran cairan ketuban terganggu. - uterus tegang hipertonik, nyeri
- Fa/ yg menambah cairan ketuban :
Diagnosis :
1. Urine janin
2. Transudat dr selaput otak (meningen) pd anensefalus & spina bifida) - tifut tdk sesuai dg usia gestasi
- Fa/yg mengurangi : - ddg perut tegeng, kulit mengkilat
1. Ditelan janin
- palpasi : bagian2 kecil sulit ditentukan, bellotement mudah
2. Absorbsi usus
3. Inspirasi paru - auskultasi : DJJ sulit/jauh
- VT : ketuban terasa tegang & menonjol meskipun diluar his
Etiologi: - USG
- Belum jelas DD : 1. Janin beset
- Predisposisi : 2. Hamil kembar
A. Kelainan Ibu ( 8 %) : 3. Hamil dengan miom
1. DM 4. Hidrops fetalis
2 . Penyakit jtg 5. Hamil dengan DM
3 . Pre e klam s i
4 . N e f r i ti s
USG :
5 . Malnutrisi
-Tujuan: - menentukan jumlah cairan ketuban
6 . Kel. hipofi se
- melihat adanya malformasi & gemelli tek ventrikel kanan reabsorbsi cairan amnion di paru2
- usia gestasi B. Menurunkan produksi urin janin :
1. Menetukan jumlah cairan ketuban : Parifer antagonis ADH dgn cara memblok stimulus cAMP
Diameter vertikal & transversal terjauh antara ddg rongga amnion dgn Sentral meningkatkan sekresi ADH
badan janin. - pemeriksaan genetik (karyotype)
< 1 cm ofigohidramnion - perikse TORCH
>2-<8cm normal - dlm persalinan, hindari penggunaan oksitosin utk mencegah emboli cairan
> 8 cm hidramnion : ketuban.
8 -11 cm ringan
12 -15 cm sedang Komplikasi :
> 16 cm beret 1. Thd ibu : HAP solusio plesenta
Amniotic Fluid index (AFI) normal : 5 - 25 cm HPP atonia, uteri
2. Melihat matformasi janin: Disfungsi uterus persalinan memanjang
Anensefalus lingkaran kepala bag. posterior (-) Hipertensi
KPSW
Penatalaksanaan: insufisiensi plasenta
-Hidramnion ringan tdk perlu terapi Emboli cairan ketuban
-Hidramnion berat, sesak nafas, nyeri perut, MRS, lakukan : 2. Thd janin : prolaps tali pusat
1. Amniosentesis (punksi trensvaginal) malposisi/presentasi (presbo)
2. S e d a ti f prematuritas
3. Pg synthetase inhibitor (indometasin) Prognosis :
Dosis : 2,2 - 3 mg/kgBB/hr (oral/suppos) terbagi dlm 4 dosis - buruk utk janin : - kematian perinatal
Pd keh 24 - 34 mgg salama 2 -11 mgg - prematuritas (2 x dr normal)
Cara kerja :
- rnalformasi (20%)
A. Meningkatkan resistensi vaskuler paru & konstriksi ductus arteriosus
D. Sesak nafas 02
INFEKSI INTRAPARTUM II. Obstetri :
Persalinan diupayakan pervaginam.
Definisi : Kala I akselerasi
Infeksi yg tjd dalam persalinan, ditandai : Kala II dipercepat (pimpin waktu)
- kenaikan suhu > 38 C SS hanya dilakukan a/I obstetri :
- air ketuban keruh kecoklatan, berbau
- kelainan letak
- lekosit > 15.000 / mm3 - distosia
- gawat janin
Dapat merupakan lanjutan infeksi antepartum (korioamnionitis) yg Bila dilakukan SS pasang drain intraperitoneal :
mungkin asimptomatik. - di depan plika, &
- pd kavum Douglasi
Etiologi : Bayi boleh rawat gabung
1. KPSW
2. Distosia Ko m p l i ka s i :
3. Periksa dalam > 2X 1. Sepsis sp syok septik
4. KU lemah 2. Luka epis/luka operasi terinfeksi terbuka Burst Abdomen
5. Giz i bur uk 3. Perdarahan.
6. Servisitis, vaginitis
Patofisiologi :
Infeksi masuk dgn cara :
1. Asenderens : mikroorgenisme dr vagina & serviks stl ket (-)
naik ke atas
2. Transplasental : melalui sirkulasi ibu
Diagnosis :
Kriteria : HAMIL DENGAN SEPSIS
1. Biasanya ket (-)
2. Temperatur > 38 C Definisi :
3. Cairan ketuban keruh & bau Kehamilan yg disertai infeksi berat baik intra maupun ekstragenital
4. Ada faktor predisposisi
Lab : lekosit > 15.000 / mm3 Etiologi :
Berbagai macam kuman patogen
Penatalaksanaan :
I. Madika mentosa :
A. Atasi dehidrasi rehidrasi
B. Antibiotik (pd infeksi berat polipragmasi/triple drug) Patofisiologi :
C. Antipiretik (paresetamol) Infeksi dpt lid scr sistemik/lokal. Terutama pd alat genital, TR, TD, atau luka
pd kutit 2. O2
Kuman menghasilkan endotoksin yg menyebabkan demam 3. Infuse cairan & elektrolit harus cukup catat intake-output, jika
tinggi/sepsis. perlu pasang CVP
4. Diet MUMS TKTP
Diagnosis : 5. AntIbiotik : Kedacillin, gentamycin, flagyl
6. Kortikosteroid dosis tinggi
1. KU : tampak sakit berat
7. Digitatisasi utk menurunkan HR
2. TN N > 120 X / mnt , halus
8. Sedatif
3. Demam tinggi, T > 38,5 C 9. Antibiotik yg sesuai tes resistensi.
4. Keluhan sistemik sesuai organ yg diserang oleh kuman : batuk, sesak
nafas, diare, dll Indikasi pulang :
5. Rhonchi pd paru2 1. KU ibu & janin baik,
6. Fluor albus bau busuk 2. Lab dbn
7. Lekositosis 3. Postpartum KU ibu baik.
8. Kultur darah,urin, lekore (+)
9. USG & PB normal/jelek. Komplikasi :
Endokarditis bakterialis.
Indikasi rawat :
Penatalaksanaan :
Tujuan: a. Perbaiki KU
b. Eradikasi kuman penyebab
1. Bed rest total posisi setengah duduk
INFEKSI PUERPERALIS 3)
4)
Servisiti s
Endornetritis
b. Penyebaran ketempat lain melalui vena, Iimfe, & permukaan
Defi nisi : endometrium
Infeksi pada dan melalui traktus genitalis stl persalinan. 1) Melalui vena : Bakteriemi, septikemi, tromboplebitis pelvik & piemia.
2) Melalui pemb limfe : Peritonitis, parametritis (selulitis pelvik)
Kenaikan suhu sampai 38 oC atau lebih selama 2 hari dalam 10 hari pertama 3) Melalui permukaan endometrium : Salpingitis, ooforitis
postpartum dengan pengecualian hari pertama disebut demam nifas
atau morbiditas puerpuralis (Joint Committee on Maternal Welfare) Pemeriksaan :
Jika sebab2 ekstragenital dr demam nifas tdk ditemukan di anggap - kultur lokia
infeksi nifas.
- pembekuan darah
- USG
Etiologi :
Organism penyebab adl penghuni normal jalan lahir & usus Penatalaksanaan :
1. Anaerob : kokus gram (+ ): Peptostreptokokus, Peptokokus, Pencegahan :
bakteroides, & Clostridium - atasi anemia dlm kehamilan
2. Aerob : gram (+) dan E. Coli - perbaiki diet
- cegah koitus pd hamil tua
Predisposisi : - persalinan aseptik
1. Semua keadaan yg menurunkan daya tahan penderita : kurang - cegah perdarahan banyak
gizi, perdarahan (anemia), preeklamsi - rawat dengan baik luka2 akibat persalinan dalam masa nifas
2. Proses persalinan bermasalah :
P engobatan :
- partus lama/macet
- antbietik kombinasi spektrum luas
- korioamnionitis/KPSW - stl hasil kultur & tes resistensi didpt sesuaikan
- infekasi intrapartum
- perbaiki KU : tingkatkan daya tahan, transfusi
- persalinan traumatik/tindakan bedah vaginal
- manual plasenta - jika dalam 72 jam KU tdk membaik pertimbangkan kemungkinan :
- trornboplebitis pelvik
- kugang baiknya proses PI
- pembentukan abses
- manipulasi berlebihan
- embolus septik
3. Tertinggalnya sisa plasenta, selaput ketuban, & bekuan darah
4. monitoring DJJ in ternal
5. Aloni kandung kemih
6. Katerisasi kandung kemih
7. Kelelahan SEPSIS PUERPERALIS
8. Higiene jelek
Definisi :
Pembagian/Patolog i:
a. Infeksi lokal: Terbatas pd vulva, vagina, serviks & endometrium Masuknya bakteri/toksin kedalam darah pd masa nifas, didahului tanda2
1) Vulviti s
infeksi nifas
2) Vaginiti s
Gejala : - perbaiki KU : koreksi cairan, elektrolit, transfusi bila perlu
- febris, menggigil T 39 40 C - Antibiotik adekuat dan spektrum luas
- KU menurun, nadi cepat - Hidrokortison 2 g IV/2jam bila perlu
- Pasang CVP
- Kosongkan uterus
Penatalaksanaan :
1. Pencegahan
- perbaiki KU dan daya tahan tubuh dgn ANC yg baik, gazi atasi
anemia
- cegah rnasuknya kuman melalui koitus pd bulan2 terakhir
- pertolongan persalinan aseptik
2. Pe r hati an
Setiap febris pd masa nitas terutama 10 hr I hrs mendpt
perhatian khusus
3. Pemeriksaan
- darah lengkap
- DDR
- Widal, Gaal kultur
- Kultur darah dan lokia
- Fota toraks
4. Terapi
- vulva toilet + kompres, bila perlu angkat jahitan
Anestesia
KEHAMILAN DG MALARIA
- 300 - 500 juta penduduk dunia telah terinfeksi oleh plasmodium - DDR atau apusan darah tepi
- 1 -3 jam meningggal setiap tahunnya - ELISA antigen plasmodium
- 40% ( 2 milyard) penduduk dunia terpapar terhadap penyakit ini - PCR DNA plasmodium
- mortalitas & motbiditas tinggi terutama pd anak2 & wanita hamil
Pengaruh thd kehamilan :
Etiologi : - Parasit malaria dpt mengenai wanita hamil, plasenta, janin, & neonatus
1. Plasmodium falciparum - episode malaria meningkat 3 - 4 X lipat pd TM II & III & 2 bln postpartum
2. Plasmodium vivax - malaria makin berat pd kehamilan, terutama pd nulipara nonimun.
3. Plasmodium ovate Hipotesis :
4. Plasmodium malariae depresi CMI
Cara transmisi :
peningkatan kadar kortisol
gigitan nyamuk anopheles betina
perubahan fungsi imun lien
melalui transfusi
Evasi (penghindaran) parasit dr sistem imun
- insiden abortus & prematur meningkat
Patogensis: - plasmodium memiliki afinitas thd pemuluh darah desidua. Mungkin dpt
Setelah ditularkan, sporozoit plasmodium mencapai darah, menginfeksi plasenta tanpa mengenai janin.
ditransport ke hati, menginfeksi hepatosit, bermultiplikasi mjd > 4000
- infeksi neonatal jarang (0,3%)
merozoit. Dlm 1 - 2 mgg hepatosit pecah, ribuan merozoit masuk
sirkulasi & mulai menginfeksi eritrosit. Dlm eritrosit cincin plasmodium
berkernbang & bermultiplikasi. Akhirnya eritrosit pecah dan invasi baru tjd Komplikasi :
lagi (siklus eritrosit, yg lamanya 48 jam pd P. falciparum & vivax) IBU :
1. Anemia
2. Malaria serebral
Gejala :
Terutama infeksi P. falcifarum.
- spt flu : demam siklik, sakit kepala, myalgia, malaise &
menggigil Gjl : perubahan kesadaran, bingung, kejang, gejala neurologis lokal,
- status imun sangat menentukan : gjl ringan pd penderita koma, mati.
imun Beda dg eklamsi : penderita demam & TD tdk tinggi
- anemia, kuning 3. Hipoglikemia
- P. falcifarum ggl ginjal, koma, kematian Diperberat pemberian quinine. Keringat banyak
4. Edema paru akut
Tanda : Patofisiologi : kebocoran kapiler.
- anemis, ikterus, hemoglobinuria Faktor lain : hipervolemia krn kehamilan, pemberian cairan
- nepatosplenomegali berlebihan, parasitemia, ggl ginjal
JANIN :
Laboratorium :
- anemia hemolitik normositik kronik 1. Aborts, partus prematur & gawat janin
- leukopenia Adanya P. falciparum, merangsang kontraksi uterus.
Hiperpireksia kontraksi & gawat janin.
- trombositopenia
2. Kerusakan otak : akibat hipoglikemia maternal
3. Insufisiensi plasenta
Diagnosis : Histolotologi :
Pigmen malaria pd berbagai sel di plasenta - Malaria berat & resisten quinine & quinidine parenteral
Nekrosis fokal, mikrovili hilang, membrana basalis menebal iregular - Bila resister) thd quinine & mefloquine, beri doxicyclin atau tetracyclin
Plasenta mengecil, dg akibat : (tp teratogenik thd janin)
4. IUGR - Transfusi tukar
5. BBLR - Preparat Fe & asam folat
6. Stillbirth
Pencegahan :
- kloroquin 300 mg/mgg, 1- 2 mgg sebelum memasuki daerah endemis
NEONATUS :
dilanjutkan sp 4 mgg stl kluar dr daerah endemik (bila tdk resisten)
1. Malaria kongenital
- Pd wanita nonimun : 7 -10% neonatus - melloquine (bila diketahui klorokuin sdh resisten)
- pd daerah endemis seorang wanita harus dianggap telah terinfeksi sbl hamil
- Pd wanita imun : hanya 0,1- 0,3%
& dianjurkan utk memperoleh kemoprofilaksis
Ig G melindungi janin & neonatus sp usia 1 bln
- Gjl : demam, hepatosplenomegali, ikterus, anemia dlm 5 hr
postpartum Catatan :
Dosis tinggi melfoquine teratogenik pd hewan pecobaan. Namun WHO
(1995) dan Briggs dkk (1998) menyatakan aman dan efektif thd wanita hamil
Penatalaksanaan :
Pengobatan :
- Umumnya antimalaria bukan KI utk kehamilan & lakatasi
- Antimalaria gol sulfa (Fansidar : sulfadoxin-pyrimethamine),
mengganggu metabolisme as folat anemia megaloblastik. Perlu
suplementasi as folat
- Drug of choise : Kloroquin. Pd kasus berat dberikan infus dg dosis 10
mg /kgBB selama 8 jam, diikuti 5 mg/KgBB 3 X pemberian. Total dosis 25
mg dalam waktu 32 jam.
- Bila resisten klorokuin mefloquine oral (Larinarn) 250 mg/mgg
C A R A -C A R A MENYELESAIKAN PERSALINAN
INDUKSI PERSALINAN - Bila : - his timbul teratur & adekuat, tetes dipertahankan.
- his berlebihan,tetesan dikurang/dihentikan.
Definisi : - sp.kadar 30-40 mU/mnt, his (-), hentikan.
- ibu hrs diobs.ketat thd timbulnya RUI/gwt janin
Tindakan thd ibu hml yg baru inpartu scr mekanik atau medisinal utk - PD utk evaluasi kemajuan persalinan dilakukan bila his adekuat.
kontraksi rahim shg tjd persalinan.
- Dia inpartu, tetes diteruskan sp pembukaan lengkap.
Cara: - Kala II, tetes dipertahankan, ibu dipimpin/tindakan tgt indikasi.
1. Medis : - Infus oksitosin - Daa slm pemberian tetesan, timbul komplikasi ibu/janin, tts stop
- pg SC
- Cairan hipertonik intra uteri. - post partum, tetes dipertahankan sp 1 jam stl lahimya
2. Manipulatif/ dgnTindakan : plasenta.
- Amniotomi
- Stripping of the membran Komplikasi : - tetani, RUI, RU
- Rangsangan listrik - gwt janin.
- Rangsangan puting susu.
I n d i ka s i : PARTUS PERCOBAAN
Janin : 1. Postterm Definisi :
2. KPSW partus yg dicobakan utk memperoleh bukti tentang ada atau tidaknya DKP
3. Janin mati pada kecurigaan adanya panggul sempit ringan (Osborn )
Ibu : 1. PEB/eklamsi/hipertensi
Syarat :
2. Hamil dgn DM.
1. Anak hidup
KI: 2. Preskep
1.Malposisi/malpresentasi
3. Dimulai pd fase aktif
2.Insufisiensi plasenta
4. His normal & adekuat
3.DKP
4.Cacat rahim : bekas SC/enukleasi mioma 5. serviks lunak, kelainan (-)
5.Grande multipara 6. Observasi ketat : ibu, janin, & kemajuan persalinan
6. Gemelli 7. Gawat janin (-)
7. Distensi rahim berlebihan mis. hidramnion. 8. RUI (-)
8. Plasenta previa. 9. Tersedia fasilitas SS
Syarat : Indikasi :
1. Aterm - PAP sempit ringan (8.5 -10 cm)
2 DKP
- CPD ringan
3. Preskep
4. Serviks matang (BS > 8) Kontra Indikasi :
Prosedur : - absolut : bekas seksio
- mlm harinya ibu cukup tidur, pagi klisma/ beri pencahar -relatif : primitua, r/infertil
- induksi hendaknya dilakukan pagi hari dgn obs.yg baik
Penilaian :
- pasang infus D5% + oksitosin 5 IU dg kanul 20 G.
Yang dinilai : - pembukaan serviks (Trial of labour)
- atur tetes shg kadar 2 mU/mnt
- turunnya kepala (Tes of labour)
- naikkan tetes tiap 15 menit.
- pular paksi diharapkan.
Pd keadaan dimana kepala tidak dapat mencapai dasar panggul (CPD,
Waktu : - dinilai stl 2 jam panggul sempit) akan mudah mencapai pembukaan 5 an, stl itu
1. Partus percobaan dilanjutkan : pembukaan akan berjalan sangat lambat, atau berhenti sama sekali.
- Ketuban (-) / (+) : 2 jam ada kemajuan Karna pembukaan serviks sp 5 cm dpengaruhi o/ penonjolan selaput
- Ketuban (+) : 2 jam tdk ada kemajuan amniotomi ketuban, > 5 an pembukaan dipengaruhi o/ tekanan dr bag terbawah janin.
2. Partus percobaan gagal :
Trial of labour :
- Bila 2 jam dgn ketuban (-) tdk ada kemajuan
- dinilai berhasil bila : dpt mencapai pembukaan lengkap sesuai dgn kurva
3. Partus peroobaan berhasil :
Friedman
- Bila lingkar terbesar kepala sudah melewati bidang yg dicurigai
- dinilai tak berhasil bila :
4. Partus percobaan dihentikan :
1. prorogresivitas pernbukuan lambat (Eastman : stl evaluasi 6 -8
- Bila syarat2 utk partus percobaan tdk dipenuhi lagi & tdk dpt dikoreksi
jam; Benson : stl evaluasi 4 - 6 jam)
lagi
2. DIM 2 jam, dgn his adekuat, tak ada kemajuan pembukaan (partus
ArtI :
tak maju).
- berhasil : tdk ada DKP
- gagal : ada DKP Test of labour :
- dihentikan : belum dpt dibuktikan ada tidaknya DKP Y/ mencoba apakah tjd penurunan kepala selama proses persltinan.
- dinilai berhasil bila : dpimpin 1 jam kepala engaged (Hill +)
Penyelesaian persalinan : - dinilai gagal bila : dipimpin 1 jam kepala tdk engaged.
Partus percobaan berhasil pervaginam
Partus percobaan gagal SS
EKSTRAKSI VAKUM
Partus percobaan dihentikan SS
Defi nisi :
Trial of labour : Persalinan buatan dimana janin dilahirkan dgn ekstraksi tek.
Y/ mencoba apakah dapat mencapai pembukaan serviks spt yg
negatif pd kepalanya.
VERSI EKSTRAKSI
Versi dgn 1 tangan penolong di ddg perut ibu & yg lain did lm kavum EMBRIOTOMI
uteri Definisi :
2 tahap : Persalinan buatan dgn cara merusak atau memotong bagian2 tubuh
1. Versi : mjd presentasi kaki janin agar dpt lahir pervaginam, tanpa melalui ibu.
2. Ekstraksi kaki
Indikasi :
Jenis : DEKAPITASI
1. Kraniotomi : Tindakan memisahkan kepala dr tubuhnya dg cara memotong leher janin
a . Perforasi
b . Kranioklasi Prosedur :
2. Dekapitasi 1. Bila letli dgn lengan menumbung, ikat dgn tali & tarik kearah bokong.
3. Eviserasi-spondilotomi 2. Tangan yg dekat dengan leher janin dimasukkan kedalam jalan lahir &
4. Kleidotomi langsung mencengkam leher dengan ibu jari didepan & jln lain
5. Pungsi dibelakangnya. Tangan lain memasukkan pengait Braun, dgn ujung
menghadap kebawah menyusuri tangan & ibu jari yg ada didalam &
Indikasi: dikaitkan pd leher
1. Janin mati, ibu dalam keadaan bahaya 3. leher ditarik kebawah & pengait diputar ke arah kepala janin
2. Janin mati, tak mungkin lahir spontan pervaginam 4. Kulit & otot janin diputuskan dgn gunting Siebold
5. Badan janin dilahirkan lebih dulu dgn menarik tangan janin
Syarat : 6. Kepala dilahirkan dgn cara Mauriceau
1. Janin mati, kec pd hidrosefalus, hidrops fetalis, & kleidotomi
2. CV > 6 EVISERASI (EKSENTERASI) - SPONDILOTOMI
3. Dilatasi >7 cm Tindakan merusak ddg perut/toraks, utk mengeluarkan organ2 visera,
4. Ket (-) dilanjutkan dengan memotong ruas-ruas tulang belakang
5. Tumor jalan lahir (-) Prosedur :
1. Tangan yg sesisi dgn kepala masuk ke jalan lahir, kemudian mengambil
tangan janin & dibawa keluar. Tangan ditarik kebawah, menjauhi perut
KRANIOTOMI
janin
Tindakan memperkecil ukuran kpl janin dgn cara melubangi tengkorak
2. Pasang spekulum belakang, scr avue ddg toraks & abdomen digunting sp
janin & mengeluarkan isi tengkorak , shg janin dpt lahir pervaginam
tembus ke rongga toraks & abdomen
Prosedur :
3. Kolurkan organ2 visors dgn cunam abortus
1. Tangan kiri masuk kedalam jalan lahir secara obstetrik diletakkan dibawah
4. Ruas 2 tulang belakang dipotong dgn gunting Siebold dgn lindungan tangan
simfisis utk melindungi kandung kemih & ureter . Bush lubang pd UUB
dalam
atau sutura sagitalis dgn skalpel. Masukkan ujung perforator Naegele atau
KLEIDOTOMI
perforator Siebold kedalam lubang insisi scr horisontal dgn lengkungan
Tindakan memotong/mematahkan 1 atau 2 klavikula, mengecilkan
mengahadap keatas & dlm kedaan tertutup.
lingkaran bahu
Melubangi kepala dpt juga dilakukan scr lagsung dgn perforator. Prosedur :
2. Agar tdk meleset perforator hrs tegak lurus dgn permukaan kepala janin. StI 1. Satu tangan masuk ke dalam jalan lahir & langsung memegang klavikula
perforator masuk, lubang diperlebar dgn cara membuka & menutup. postreior. Dgn spekulum terpasang tangan lain memotong klavikula
3. perforator dikeluarkan dgn lindungan tangan kiri dgn gunting Siebold scr avue hingga patah
4. Ekstraksi kepala dpt dilakukan dgn 2 buah cunam Muzeaux atau kranioklas 2. Bila belum dpt lahir, patahkan klavikula depan.
Braun.
PUNGSI 5. DKP
Tindakan mengeluarkan cairan dr tubuh janin 6. RUI
Prosedur 7. Herpes genitalis
1. Pasang spekulum, kulit kepala dijepit dgn cunam Willett atau Cunam 8. SS ke 3
Muzeaux. Jarum pungsi spinal no 16 Atau 18 ditusukkan pd UUB atau Janin :
sutura 1. Ke lainan letak
2. Stl tertusuk lakukan aspirasi utk membuktikan benar atau tdknya cairan 2. Gawat janin
otrak yg keluar. Umumnya S S tdk dilakukan pd :
3. Utk mempercepat lahirnya kepala, dpt dibantu traksi dgn cunam Muzeux. 1 . J anin m ati
2 . Syok, anemia berat, sebelum KU diperbaiki
3 . Kelainan kongenital berat (monster)
SEKSI0 SESAREA
Indikasi SS klasik :
Definisi : 1. Tjd kesulitan dlm memisahkan kandung kencing utk
Persalinan buatan, dimana janin dilahirkan melalui sayatan pd ddg perut mencapai SBR akibat perlekatan krn ss/operasi yg lalu atau
& ddg rahim yg utuh serta berat janin > 500 g
adanya tumor di SBR
2. Janin besar latli
Jenis : 3. Placenta previa dgn insersi di ddg depan SBR
1. SS klasik : pembedahan scr Sanger SSTP
Klasik
2. SSTP (supra cervicalis = lower segment caesarean sect LSCS)
Teknik Lebih mudah Lebih sulit
3. Seksio histerektomi (SS dilanjtkan histerktomi supravaginal)
Proses lahir bayi Lebih cepat Lebih lambat
4. SS ekstraperitoneal (cavum peritonei tdk dibuka)
Perdarahan Banyak Sedikit
5. SS vag ina l
Infeksi Lebih besar Sedikit
Penyembuhan Kurang baik, banyak Lebih baik
Indikasi : perlekatan perlekatan sedikit
Ibu :
Ggn kontraksi pd
1. Panggul sempit absolut partus berikutnya (+) (-)
2. Tumor jalan lahir
RU pd partus
3. Slenosis seviks/vagina, stl operasi vaginal berikutnya Besar jarang
4. Placenta previa totalis
Jahitan 3 lapis 2 lapis
FISIKA DASAR USG
Definisi USG : yg tegak lurus thd arah rambat gel suara.
y/ metoda diagnostik menggunakan gelombang ultrasonik u/
mempelajari struktur jaringan , berdasarkan gambaran ekho dr
gelombang ultrasonik yg dipantulkan o/ jaringan Atenuasi
y/. selama melewati medium intensitas gel suara mengalami
pengurangan yg besarnya akan bertambah dg makin jauh jarak yg ditempuh.
Fisika dasar : Terjadinya atenuasi disebabkan o/ mekanisme refleksi, refraksi,
Alat diagnostik USG : absorbsi, & scattering.
- Gelombang ultrasonik : 1-10 MHz 1. Refl eksi
- dlm bidang obstetri : 3- 5 MHz y/ mekanisme pemantulan intensitas gel. suara o/ permukaan
- USG probe intravaginal : 7,5 MHz medium.
Makin besar intensitas yg dipantulkan akan makin sedikit
kemampuan telinga manusia mendengar suara frekuensi 16-2000 intensitas yg ditransmisikan ke dlm medium, misalnya :
Hz (Sarwono : 20 Hz - 20 KHz) - daya reflektor yg sangat kuat : udara, tulang
- daya reflektor yg lemah : cairan, darah, jar. lunak tubuh
Ultrasonik (ultrasound) : 2. Refraksi
- Gelombang suara dg frekuensi > 20000 Hz y/ bila gelombang suara mencapai permukaan medium lain yg
- 1 KHz = 1000 Hz berbeda sifat akustiknya & dlm arah sudut ttt yg tdk tegak lurus,
- 1 MHz = 1000 KHz maka intensitas yg ditransmisikan akan berubah arahnya,
mengikuti hukum Snell.
Infrasonik
3. A bs o r bs i
Gelombang suara yg mempunyai frekuensi < 10 Hz
y/ mekanisme perubahan intensitas gel. suara (energi mekanis)
perrcepatan gelombang suara menjadi energi panas, misalnya :
- Paling rendah : udara 330 m/dtk - daya absorbsi yg sangat kuat : jar. tulang
- Paling tinggi : tulang 4080 m/dtk
- daya absorbsi yg lemah : cairan/darah, jar. lunak tubuh
- kecepatan rata-rata dlm jaringan lunak tubuh 1540 m/dtk
4. Scattering (pembauran)
Tjd bila gelombang suara pd permukaan medium yg tdk rata, atau mll
Instrumentasi medium yg mengandung partikel yg kasar, shg gel. suara akan
Peralatan USG td 3 bag : dipantulkan ke berbagai arah yg tdk beraturan.
1. Transduser
2. Pengolah gema suara Pengaruh atenuasi dlm pemeriksaan USG :
3. Layar monitor - Atenuasi akan membatasi kemampuan slat USG dlm
Pulser memeriksa struktur jar. tubuh hanya sampai batas kedalaman ttt
Penghasil rangsangan listrik yg diteruskan ke transduser. - Adanya atenuasi yg berbeda pd berbagai jaringan tubuh, akan
memberikan gambaran USG yg berbeda pula
Transduser - Alat USG sulit digunakan u/ memeriksa struktur jar. Tulang atau organ
Bag yg menghasilkan & menerima berkas ultrasound. Ini disebabkan yg berisi gas (paru, usus)
karena dalamnya terdapat elemen2 kristal yg bersifat piezoelektrik
A NATO M I JA NI N NO R M A L
Pd setiap USG obstetri, apapun indikasinya, anatomi janin harus diperiksa
Penampang TT digunakan utk mengukur BPD & lingkar kepala. Tampak :
- Falks serebri, grs tengah yg membagi hemisfer scr simetris ensefalokel anterior, defek bibir & tl hidung.
- thalamus - Aksial melihat kedua orbita, maksila, mandibula, & lidah. Utk
- frontal ventrikel lateral mendeteksi kelainan orbits, lidah, ensefalokel anterior dsb.
- kavum septum pelusidum
- sisterna Sylvii di bag frontal (bedakan dgn ventrikal III yg lebih Anatomi toraks
kecil & lebih ke posteror di antara thalamus - toraks dikenali dg DJJ sbg pedoman
- jtg hampir tegak lurus thd tubuh janin, shg four chamber view akan
Penampang TV, sedikit diatas TT, tampak : terlihat melalui penampang aksial/transversal.
- ventrikal lateral, penting utk mendeteksi adanya hidrosefalus - paru, agak ekhogenik & homogen. Pd keh muda lebih hipoekhoik
stadium dini thd liver dan ekhogenesitas bertambah selama kehamilan
- pleksus khoroid yg ekhogenik di dlm ventikel lateral. Pd keh 12 - utk mendeteksi hipoplasia paru digunakan rasio lingkar
-13 mgg mendominasi gbrn hemisfer, tp tdk sp mengisi tanduk toraks/lingkar abdomen (LT/LA) > 20 mgg nilainya konstan 0,8.
frontal - Longitudinal terlihat difragma diantara paru & liver, naik turun
- ddg medial & lateral tanduk frontal sbg grs sejajar dekat falk bersama nafas janin. Berguna utk membedakan asites dr
serebri (awal TM II ) . Stl 18 mgg, terlihat tanduk oksipital & hidrotoraks, & mendeteksi hernia diafragmatika.
atrium ventrikel lateral di bag posterior serebri lebih ke lateral
dr falk serebri. Anatomi abdomen
Untuk mendeteksi hidrosefalus dilatasi ventrikel lateral, ada 2 - batas superior: diafragma, tampak sbg grs hipoekhoik yg
cara : memisahkan paru & liver
1. Rasio LV/LH - batas inferior: diafragma pelvis
15 mgg 71% - ddg anterior: kulit, subkutis, otot. Otot tampak sbg struktur
24 mgg - aterm 33% (bita > 50% dianggap abnormal. hipoekhoik. Tempak tali pusat yg memasuki abdomen.
Dibawah 24 mgg sulit diterapkan) - Ddg posterior: spins dan otot paraspina
2. Lebar absolut diameter transversal atrium ventrikel lateral. Lebih - Kelainan terutama tdpt pd ddg anterior: omfalokel, gastroskisis,
obyektif limb-body wall complex, ektopia cordis, kista urakhal, ekstrofi kloaka.
15 mgg 11 cm abnormal - perbedaan abdomen janin dr orang dws:
18 - 22 mgg hati2, ada pelebaran normal sementara. Tdpt a & v. umbilikal, pedoman utk pengukuran lingkar abdomen
Hidrosefalus tdk selalu menyebabkan kepala janin besar. Pd TM I I& Tdpt duktus venous yg masih paten
TM III sering normal. Pd malformasi Arnold - Chiari justru mengecil. Abdomen retai lebih besar dibanding PB janin. Liver retail lebih
besar dibanding rongga abdomen
Penampang TS, oblik & membtk sudut ke arah fossa posterior. Rongga pelvik relatif kecil shg organ pelvik sebagian terletak dlm
Tampak : rongga abdomen
- hemisfer serebelum (lebih ekhogenik dp serebri) & sisterna - liver tampak lebih hiperekhoik dp paru. Lobus kiri > kanan
magna ( r ongga berisi cairan diantara bag dorsal hemisfer - v. umbilikal, tampak sbg struktur tubular anekhoik berasal dr
serebelum & bag kepala ) umbilikus berjalan posterokranial dan bersatu dg sinus porta.
- vermis serebelaris, berupa struktur ekhogenik di bag tengah Bidang aksial abdomen setinggi v. umbilikal dipakai sbg patokan
serebelum pd fossa posterior mengukur lingkar abdomen.
Diameter AP sisterna magna akan bertambah slm kehamilan. Normal - Kd. Empedu, tampak sbg struktur lonjong berisi cairan dibawah v.
5-10 mm. Pd malformasi Arnold - Chiari tipe II & spina bifida akan umbilikal.
mengalami obliterasi gbrn banana sign, akibat kompresi pd fossa - Lambung mulai tampak pd keh 16 mgg di kuadran kidri atas. Btk &
posterior. ukuran bervariasi tgt cairan amnion yg ditelan, ger-ak peristaltik, &
Pemeriksaan TS penting utk mendeteksi : gerak nafas janin.
- ensefalokel oksipital - Limpa: di kiri belakang lambung
- agnesis/hipoplasia serebelum - Kelainan obstruktif saluran cerna bag proksimal:
- malformasi Dandy - Walker Atresia esofagus lambung tak tampak
Atresia duodenal double bubble
Anatomi kranio-spinal Atresia jejuna triple bubble
pemeriksaan sebaiknya dilakukan melalui 3 penampang TT, TV, & TS Atresia ileal multiple bubble
- TT mencari anensefalus, eksensefalus, & ensefalokel - Kelainan obstruktif saluran cerna bag distal:
- TV deteksi kelainan btk kepala spt lemon sign Atresia enorektal, penyakit Hirschprung, den sindroma
- TS deteksi ensefalokel oksipital. Bila sisterna magna dbn, spina sumbatan mekoneumpelebaran kolon
bifida dpi disingkirkan.
pemeriksaan spina dilakukan melalui penampang transversal (aksial) Anatomi traktus urogenitalis
longitudinal. - Ginjal: mulai tampak pd keh 14 -16 mgg, hipoekhoik kecuali di bag
- aksial tabung spina tampak bbtk ( lingkaran, dg pusat osifikasi kapsul & kaliks
korpus vertebra di bag anterior dan 2 pusat osifikasi lamina di bag - penampang axial: btk sirkuler di daerah paraspinal
dorsal - penampang longitudinal: spt kacang polong
- sagital/koronal deteksi skoliosis, hemivertebra, hipomineralisasi - panjang normal 4 - 5 vertebra, & slm keh ukurannya bertambah, tp
vertebra, defek vertebra. rasio lingkar ginjal/lingkar abdomen tetap: 0,27 - 0,30
- Pelvis renalis: dimeter tdk lebih 10 mm
Anatomi wajah - Ureter: normal tak terlihat, kecuali bila tjd dilatasi
- Koronal mempelajari integritas wajah, terlihat dahi, orbita, - Kd kemih: mulai tampak pd keh 10 - 12 mgg, anekhoik, dimana urin
kelopak mata, hidung, bibir, palatum, & mandbuLa. Gerak bibir, mulai diproduksi
gerak lidah, mengunyah, gerak bola mata. Mendeteksi kelainan - Janis kelamin: dilakukan penilaian pd TM Ill, bila posisi
wajah spt defek pd bibir & palatum, ensefalokel anterior, tumor pd memungkinkan
wajah - laki2 penis & skrotum. Testis harus diidentifikasi. Masuk ke
- Sagital melihat profit wajah, dahi, hidung, maksila, lidah, skrotum mgg 28 -34
dagu,jaringan lunak wajah. Utk mendeteksi mikrognathia, - perempuan labia mayors & minora
Anatomi sistem skelet Insiden : 0,05 -1% dr seluruh kehamilan, 16 - 20% dr abortus TM II USG:
- pusat osifikasi primer tl panjang pd diafisis - Teknik :
- pusat osifikesi sekunder pd epifisis, tjd pd masa akhir kehamilan atau kd kemih diisi penuh (400 - 450 ml)
masa neonatus. Osifikasi epifisis distal femur pd keh 28 - 35 mgg ; prox ambl gbrn bidang transversal tegak lurus bidang serviks
tibia 30 - 38 mgg ; prox humerus > 38 mgg.
kanalis endoserviks tampak sbg grs dgn ekho kuat; ukur diameter
- Pengukuran tl panjang usia kehamilan. Pengukuran dilakukan pd
OUI
diafisis tl, bag kartilago jangan ikut diukur. stl kanalis tampak, tampilkan penampang memanjangnya & ukur
- Pem sistem skelet deteksi displasia tl & sindrom down (tl femur & pjg serviks.
humerus lebih pendek) - Kriteria:
- Penjang kaki : dr tumit sp ujung jari terpanjang. Rasio panjang femur/
panjang kaki konstan slm kehamilan. Pd disptasia tl tjd pemendekan tl
Normal Inkompetesia Peneliti
femur, shg rasio femur/kaki < 0,9. Pd IUGR rasio femur/kaki tetap labih dr
Panjang serviks > 3 cm < 3 an Varma
0,9.
Diameter OUI < 1,9 cm > 1,9 cm Brook
< 1,5 cm > 1,5 cm ( TM I) Mahran
KOMPLIKASI PD KEH TM I >2 cm (TM II)
1. Abortus Penonjolan (-) 2 cm Vaalamo,
Melihat deerah anekhoik yg mrpk perdarahan subkhorionik. Luasnya ketuben ke (memerlukan Verna,
perdarahan menentukan prognosis kehamilan. kanalis cerclage) Michaels
Perdarahan sedikit & mudigah/janin masih hidup ges sac utuh.
endoserviks
Perdarahan banyak ges sac terdesak oleh darah btk irregular.
Pd ab inkompllt, tdk spesifik. Uterus mungkin masih membesar tp tdk sesuai
usia kehamilan, ges sac tdk utuh lagi. Kd2 tampak ges sac terlepas dr ddg
uterus & berada dlm kanalis servikalis/vagina.
Ab kompletus, kavum uteri tdk berisi hasil konsepsi lagi, endometrium hanya PLASENTA
berupa garis tipis. Guna USG:
Missed abortion, dibuat bila CRL 10 cm tanpa tanda2 kehidupan, uterus 1. Menentukan lokasi
lebih kecil dr usia kehamilan, ges sac & mudigah tdk utuh, cairan ketuban 2. Mengukur ketebalan
sedikit. 3. Melihat keadaan jaringan
4. Melihat gbrn ruang retroplasenter
2. Blighted ovum 5. Melihat tali pusat & jumlah pemb darahnya
Definisi : 6. Melihat membran amnion pd keh Ganda
Y/ kehamilan dg vol. kantong kehamilan 2,5 cc, taupe terlihat janin dg
pemeriksaan uttrasonik (Robinson). Gbrn normal plasenta
Suatu kehamilan dimana trofoblas tumbuh tapi tdk terbentuk embrio - 6 mgg : sdh mulai tampak penebalan ekhogenik dr korion
Kehamilan patologik dimana mudigah tdk terbentuk sejak awal frondosum yg kelak akan mjd plasenta
- 12 mgg : struktur plasenta lebih jelas. Dibedakan mjd 3 bagian :
Gambaran USG : Lempeng korion, substansi plasenta, & lapisan basal.
- dinding kantong kehamilan tampak tipis, terputus-putus, gema lemah - > 23 mgg : tebal plasenta 15 - 50 mm
- diameter kantong kehamilan sedikitnya 30 mm (penulis lain : 25 mm), - placental lake : deerah2 sonolusen ukuren bervariasi yg mrpk
tidak dijumpai struktur mudigah & kantong kuning telur rongga2 berisi darah di dlm kotiledon
Derajat maturasi plasenta
5. Inkompetensia serviks
Tumor plasenta
- trofoblastik
- nontrofoblaslik : korioangioma & teratorna
TALI PUSAT
Normal berisi 2 arteri & 1 vena, dikelilingi Warthon jelly, dilapisi
selaput amnion, Ddg arteri lebih tebal dp ddg vena. Diameter arteri 0,4
cm. Diameter vena 1 cm. PTP 55 (30 -120) cm dg diameter 1- 2 cm.
Kelainan perkembangan
Achordia
- sangat jarang
- TP tak tbtk atau sangat pendek
- USG : janin sangat melekat pd plasenta disertai kel janin lainnya, kel
cairan amnion
A. umbilikalis tunggal
- primer : aplasia arteri, atau sekunder : atrofi arteri
- insiden : 0,2 - 1,1%, sering pd gemelli & DM
- USG : hanya tampak 2 pemb darah, sering disertai kel volume
cairan amnion, malformasi, kel kromosom, PJT.
Lilitan TP
- sekitar 24% persalinan
USG GINEKOLOGI
Kegunaan USG pd kasus ginekologi utk menentukan : HIPERPLASIA ENDOMETRIUM
1. Lokasi tumor Tampak perubahan pd endometrium, hiperekhoik dg bag sonolusen di
2. Btk tumor tengah.
3. Ukuran tumor
4. Tekstur tumor POLIP ENDOMETRIUM
5. Keadaan bagian dalam tumor Tampak mAsa pd daerah sentral echo (dg mengisi kavum uteri dg cairan)
6. Hubungan dg organ/jaringan asal
7. Pemantauan fofikel III. Keganasan
USG Kistoma ovarii Yang harus diingat dlm mendiagnosis kistoma ovarii :
1. The smooth outline and the well-defined posterior wall walau pd
sensitivitas rendah
2. The negative fill-in pattern pd sensitivitas tinggi, &
1. Kiste lerpisah dr uterus
Pemantauan folikel
Bedakan pasien memakai picu ovulasi/tdk. Krn berhubungan dg :
Kecepatan pertumbuhan folikel
Saat dimulainya pemantauan
Kapan pemeriksaan ulangan dilakukan
Penentuan east ovulasi
Penentuan saat aspirasi ovum
Kecurigaan adanya sindrom hiperstimulasi
U N I T G AWAT J A N I N
Definisi : 3. Mekanisme norma/fisiologis sbg lands janin sdh cukup bulan atau
Gejala komplek yg timbul sbg akibat mekanisme perlawanan kritis postterm.
thd stress. ditandai dg adanya kekacauan metabolisme, hipoksia &
asidiosis, yg akan mempengaruhi fungsi2 penting tubuh berakibat DJJ
gangguan sementara atau menetap bahkan kamatian janin. Mayo (1818) melakukan auskultasi DJJ pertama kali.
Pembagian : kergaradec (1822) : dgn stetoskop dpt menilai kesehatan janin dr
kelainan DJJ-nya
1. Akut
Von Winkel (1893) : batasan gawat janin DJJ > 160 atau < 120
2. Kronis
Gejala : Fisiologi DJJ
1. Mekoneum stainning Frekuensi DJJ dikontrol oleh :
2. Perubahan pola DJJ Saraf simpatis
Sebagian besar tdpt dlm miokardium.
Mekoneum Stimulasi DJJ
Teori keluarnya mekoneum : Inhibisi DJJ
Saraf parasimpatis
Ada bbrp teori :
1. Hipoksia janin : hipoksia vasokonstriksi PD mesenterium Terutama td n. vagus yg mengatur nodus SA, VA & serabut syaraf d
iskemia usus halus hiperperistaltik & relaksasi spingter ani antara atrium & ventrikel jtg.
mekoneum keluar. Stimulasi DJJ
2. Kompresi TP refkeks vagusmotilitas usus meningkat & relaksasi inhibisi DJJ
spingter ani mekoneum keluar Baroreseptor di arkus aorta & sinus karotikus.
Reseptor ini sensitif perubahan thd TD. TD n. vagus & penurunan DJJ basal gawat janin.
glosofaringeus dirangsang DJJ . Variabilitas jangka panjang lebih sering digunakan. Pd hipoksia akan
Kemoreseptor di aorta & a. karotis (perifer) den medula oblongata (sentral). berkurang /menghilang.
Mengatur perubahan kadar 02 & CO2. Hal lain yg menyebabkan berkurangnya variabilitas :
Blia 02& CO2 reseptor sentral takikardi & hipertensi
1. Janin ti dur
rasePlor perifer bradikardi. 2. Pretoria
Hasil akhir : hipertensi & bradikardi. 3. Anensefalus
SSP
4. Blokade vagal
Jartin tidur aktivitas otak DJJ
5. Kelainan jtg bawaan
Rangsangan hipothalamus DJJ .
Hormonal 6. Pengaruh obat : narkotik, diazepam, MgS04
Asfiksia medulla adrenal memproduksi epinefrin & norepineirin 3. Akselerasi DJJ : peningkatan frekuensi DJJ
takikardi, kekuatan kontraksi & TD - akibat kontraksi uterus tdk ada makna prognostik (akselerasi
Pemantauan DJJ dpt dilakukan dg cara : uniform)
- akibat grk janin (akselerasi variabel)
1. Auskultasi
4. Deselerosi DJJ : penururnan frekuensi DJJ scr penodik
2. Eletronik CTG D dini :
- mulai pd awal kontraksi & berhenti bersamaan dg hilangnya
CTG kontraksi
Menilai pola DJJ dlm hubungannya dg kontraksi atau aktivitas/gerak janin
- berlangsung singkat (tdk lebih 90 detik)
dalam rahim.
- penurunan amplitudo < 20 dpm
Karakteristik gambaran DJJ ada 2 macam yaitu :
- DJJ basal & variabilitas DJJ saat uterus istirahat. - frekuensi dasar & variabilitas masih normal
- Perubahan periodik (reaktivitas) perubahan DJJ saat ada gerakan Sering tjd pd persalinan normal, akbat kontraksi uterus &
janin atau kontraksi uterus. penekanan kepala janin.
1. Frekuensi DJJ basal (Baseline FHR) Kontraksi Uterus
- takhikardi : 180/mnt
- tkhlikardi ringan : 161 -180/runt Tekanan kepald janin
- normal : 120 -160/mnt
- bradikardi ringan : 100 - 119/mnt
- bradikardi berat : < 100/mnt Aliran darah'ke otak berkurang
2. Variabilitas DJJ : pola DJJ yg tampak berupa osilasi tak teratur &
Rangsangan Vagus
menggambarkan adanya sedikit perbedaan interval disebabkan
pengaruh simpatis & parasimpatis. Ada 2 macam variabilitas DJJ :
a. Jangka pendek (short term variability) Deselerasi Dini
Perbedaan interval antar denyut, berupa osilasi halus. Normal 2 -
3 bpm. Anti klinisnya belum jelas. Bisanya menghilang pd janin yg
D lambat :
akan mengalami kematian.
- mulai agak lambat (20 - 30 dtk) stl kontraksi, pulih juga larnbat (20 -
30 dtk) sd kontraksi
b. Jangka panjang (long term variability)
- bertangsung < 90 detik
Osilasi yg lebih kasar & lebih jelas. Siklus 3 - 6 X/mnt.
- timbul berulang pd tiap kontraksi
- normal 10-25 bpm - frekuensi dasar biasanya normal, pd hipoksia berat bisa
- menurun : 2 - 5 bpm
bradikardi.
- menghilang : < 2 bpm
Tjd karena insufisiensi uteroplasenter.
- meningkat : > 25 bpm saltatory variability karena janin
kekurangan darah, misalnya karena penekanan TP. Bila disertai
K s
o i
n e
t n
r s
a i
k
s u
i t
e
u r
t o
e -
r p
u l
s a
s
I e
n n
s t A A
u a S S
f I I
i K D D
O O
S S
I I
S S
(+) (-)
e r
m a
o s
r i
e m
s p
e s
p t
t i
o s
r
D
R e
e Depresi s
s miokard e
p l
o e
n r
a
a s
d i
r
e l
n a
e m
r b
g a
i t
c D variable:
- deselerasi yg bervariasi, baik saat timbul, lamanya, amplitudo, & bentuknya
H - mulainya dpt dini dpt lambat & berakhir bbrp saat stl kontraksi
i - biasanya diikuti penurunan frekuensi dasar sp 60 bpm
p - biasanya ada akselerasi pra deselerasi atau akselerasi pasca deselerasi
- bila memenuhi rule of sixty (deselerasi sp 60 bpm atau lebih dibawah
e frekuensi dasar, dan lamanya > 60 detik) D variabel berat
r Tjd akibat penekanan TP (lilitan TP, TP menumbung,
t oligohidramnion)
e
n
s K
i o
n
j t
a r
n a
i k
n s
i
B
a u
r t
o e
r r
e u
s s
e
P
p
e
t
n
o
e
r
k
a
R
n
e
a
s
n
p
o
a
n
r
t
p
e
a
r
i g
s
a
t n
a g
l a
n
i
v
p a
u g
u
s s
a
t H
i
p
o
H k
i s
p i
e
r m
t i
e o
n k
s a
i r
d
j
a
n D
i e
n s
e
r
h e
i l
p a
o s
k i
s
v
i
a a
r
j i
a a
n b
i e
n l
D gabungan
B
a Pala sinusoidal:
r Variasi denyut jantung yg rata & mengalami undulasi yg teratur dgn amplitudo
o
antara 5-10 / mnt & berubah scr periodik slm 15 -10 detik. Pola ini
r
e bersamaan/bergantian dg denyut jantung yg datar tanpa variabilitas.
s Menandakan janin menghadapi kematian.
e
p
t Insufisiensi plasenta akut :
o Ttjd deselerasi lambat dulu, bila tdk diatasi variabilitas akan menghilang.
r
Insufisiensi plasanta kronis :
Variabilitas akan hilang lebih dulu. Bila sdh ada deselerasi lambat janin
K harus segera dilahirkan.
e Bila deselerasi variabel disertai variabilitas normal, berarti janin masih baik.
m
o Cara pemantauan DJJ :
r 1. CST/OCT :
e Melihat hubungan antara DJJ dg kontraksi uterus. Yaitu dgn menilai
s
e DJJ & gerakan janin, setelah merangsang uterus utk berkontraksi
p minimal 3X/10 mnt.
t Positif bila : - tdpt deselerasi lambat yg menetap
o
r - variabilitas yg menurun/hilang
- tdk dpt t akselerasi gerak janin
Negatif bila : - tidak dpt deselerasi lambat
- variabilitas baik
- tdpt akseterasi gerak janin
R
- frekuensi dasar DJJ normal
a Suspicious : - tdpt deselerasi lambat yg tdk persisten & tdk
n Konsisten
- deselerasi lambat hanya tjd bila ada hipertoni
- dlm 10 mnt, tdk negatif & tdk positif
- ada deselerasi variabel pd oligohidramnion
- ada takikardi
Unsatisfactory : - dalam 10 mnt, kontraksi < 3 X
- pencatatan tdk baik/reperesentatif
2. NST :
Melihat hubungan antara DJJ dg gerak janin. Pemeriksaan dilakukan PROFIL BIOFISIK
selama 30 merit. Skoring Biofisik menurut Manning
Reaktif bila : - DJJ basal antara 120 -160 X/ mnt & terutama
- variabilitas DJJ 10/mnt
- tdpt gerak janin muitipel 5 gerak dlm 20 mnt Variabel biofisik Nilai 2
- tdpt akselerasi 10 -15 dpm , berpola omega
Nonreaktif : - DJJ basal antara 120 -160 X/ mnt
- variabilitas menurun/hilang Dalam 30 menit sedikitnya ada gerak napas yang berlangsung
- gerak janin multipel < 5 gerak Gerak napas Tid
selama 30 detik
- tidak ada akselerasi
Interpretasi :
NST reaktif : 90 % janin baik sp 1 mgg kemudian ulang NST Gerak janin Dalam 30 menit sedikitnya 3 gerak janin yang terpisah Ge
NST nonreaktif : 40% janin akan mengalarni asfiksia CST
Ada 4 macam perubahan DJJ akibat gerak janin : Sedikitnya ada gerak ekstensi disusul oleh fleksi sempurna atau Tid
1. Omega : peningkatan DJJ 15 denyut/mnt selama 30 detik dan DJJ basal
Tonus
gerak membuka dan menutup tangan
akibat rangsang mekanik/suara.
2. Lambda : peningkatan DJJ 20 denyut/mnt selama 40 debit dari DJJ
basal. Biasanya karena penekanan atau regangan TP. Dalam 30 menit sedikitnya ada 2 akselerasi selama 15 detik Ku
NST reaktif
3. Eliptik : peningkatan DJJ 20 denyut/mnt selama 90 detik dari DJJ dengan amplitudo 15 kali/menit 15
basal. Disebabkan gerak janin berlebihan, hipoksia singkat dg
hilangnya kontrol vagus sementara.
4. Periodik : peningkatan DJJ 15 denyut/mnt selama 90 det dari DJJ Sedikitnya terdapat 1 kantung amnion dengan ukuran Ka
Cairan ketuban
basal. Karena rangsang gerak nafas janin atau gerak janin yg vertikal > 1 cm
multipel.
Pd CTG, pd waktu kontraksi maka yg akan tertekan lebih dulu adl v.umbilikalis
krn berdinding tipis aliran darah ibu ke janin terhambat tjd akselerasi.
Stl agak lama, a. umbilikalis juga akan tertekan shg aliran darah janin ke ibu Interpretasi skor Profit Biofisik dan penatalaksanaannya
(CO2) juga terhambat penumpukan darah tekanan
mempengaruhi baroreseptor bradikardi. Secara keseluruhan
tampak sbg deselerasi yg segera tjd stl akselerasi.
Skor Interpretasi
Hal ini adl mekanisme fisiologis. Shg pd bradikardi sebaiknya dinilai
variabilitasnya. Bila variabilitasnya masih baik, make keadaan janin masih
baik, kecuali pd kehamilan risiko tinggi spt postterm, HDK, & DM. 10 Janin normal, risiko rendah untuk Tes diulang setiap minggu. Pa
terjadi asfiksia kronis
8 Janin normal, risiko rendah untuk Bila tidak ada oligohidramn
terjadi asfiksia kronis hidramnion dilakukan termin
6 Kecurigaan adanya asfiksia kronik. Pemeriksaan diulang setiap 4
4 Kecurigaan adanya asfiksia kronik; Pada kehamilan 36 minggu a
Pada kehamilan 36 minggu d
terminasi.
Kecurigaan kuat adanya asfiksia
0-2 Perpanjang pemeriksaan sela
kronik.
PJT
Janin dgn TBJ normal dg USG tp memiliki persentil lingkaran perut yg kecil intraseluler. ANP jugs dilaporkan melebarkan vaskuler plasenta pada
punya risiko untuk PJT kehamilan lanjut.
PJT pd akhir kehamilan (> 32 mgg)
- Pengawasan ketat 7. Insulin like growth factors (IGFs)
- Terminasi bila tjd gawat janin akut/kronis. - IGFs pertama kali diisolasi dari serum manusia tahun 1976
- Kurangi / hilangkan stres, merokok, malnutrisi - asam amino mirip dg somatomedin C (mediator hormon pertbhn)
- Tirah baring memaksimalkan aliran darah ke uterus - IGF - 1 adl polipeptida asam amino 70 dibuat oleh gen tunggal pd
- Obati kondisi ibu seperti : hipertensi kronis, diabetes, sindrom kromosom 12. Rantai panjang molekul IGF - 1 mempunyai struktur yg
alkali phosfatase. sama dg proinsulin mempertinggi kemiripan ikatan reseptor &
Penyebab tersering PJT pd akhir kehamilan adl disfungsi imunoreaktit.
uteroplasenta. - IGF-2 mrpk polipeptida tunggal yg berikatan dg kromosom 11,
- IGF-1 dan IGF-2 mulai tdpt pd plasma janin pd mgg ke 15.
PJT pada awal kehamilan Molekul .IGFs berikatan tidak kurang dan 6 ikatan protein IGF
- Timbul < 32 mgg atau PJT simetris pd setiap usia spesifik (IGFBPs) yg mengatur efek IGFs. Etek IGFs diperantarai oleh
kehamilan. endokrin, parakrin dan mekanisme autokrin.
- Bila tidak ada penyakit sistemik atau CV kemungkinan penyebab a.l - Efek biologis IGFs dibagi mejadi dua.
infeksi kongenital, kelainan kromosom, disfungsi uteroplasenta. 1. Efek jangka pendek yaitu efek metabolisme termasuk
hipoglikemia, hipoinsulinemia dan peningkatan tiltrasi glomerulus.
B. Pengobatan untuk PJT 2. Efek jangka panjang termasuk stimulasi proliferasi dan diferensiasi
1. Tirah baring sel.
Aliran darah ke uteroplasenta akan meningkat sehingga membantu - Pemberian IGF-1 dpt mencegeh PJT yg disebabkan oleh f/ ibu
pertumbuhan janin - Penelitian terakhir menunjukan bahwa aksis somatotropik diatas
berperan penting dlm pengaturan tumbuh-kembang fetus.
2. Suplementasi makanan ibu Manipulasi aksis ini berrnanfaat dllm pengobatan PJT
- < 1500 kalori perhari penurunan BBL hingga 300 g
- Simmer dkk : suplementasi seng dpt mengurangi insiden PJT 8. Suplementasi nutrisi janin transamnion
- Minyak ikan : PJT idiopatik dihubungkan dgn penurunan perfusi - Transamniotic fetal feeding (TAFF) dengan dekstrose 10% pd kelinci
uteroplasenta. Keseimbangan antara prostasiklin (vasodilator) dan hamil BBL bertambah
tromboksan (vasokonstriktor) akan membatasi tegangan vaskuler pd - Flaken dkk : TAFF dg dektrose, asam amino & lipid kesulitan
jaringan uteroplasenta. Minyak ikan diperkirakan menurunkan sintesa penyampaian nutrisi bukan masalah utk memacu pertumbuhan janin,
TxA2 dan meningkatkan PGI2 shg tjd peningkatan aliran darah tp bila PJT oleh ggn oksigenasi TAFF tdk berguna
uteroplasenta. - Buchmiler dkk menyarankan penambahan tailor pertumbuhan
epidermal (EGF) pada TAFF
3. Terapi oksigen
Terapi 02 atau hiperoksigenasi maternal terbukti berguna untuk 9. Terapi mekanik
rnenangani PJK Shimonovits dkk : wanita hamil 12-15 mgg diterapi dg dekompresi abdomen act
intermitlen menggunakan pakaian Heyns sth gagal diobati dg aspirin &
4. Aspirin & dipiridamol dipiridamol dosis rendah.
- Aspirin dosis rendah 1-2 mg/kg/hari menginaktifkan Tekanan negatif 70 mmHg dipakai selama 30 detik selama tiap menit
siklooksigenasi & menurunkan sintesis TxA2 juga menurunkan plateled pd selama 30 menit dalam 2 kali sehari aliran darah keruangan
wanita hamil normal. intervillus plasenta aliran darah uteroplasenta oksigenasi janin
- Wallenburg dkk : aspirin & dipiridamol dosis rendah mencegah PJT. Hofmeyer melakukan metaanalisis thd percobaan diatas. : mortalitas
perinatal menurun dg dekompresi abdomen.
5. Beta mimetik
Betamimetik merangsang enzym adenital siklase miometrium sehingga 8. Induksi pematangan paru
miometrium relaksesi,penurunan tahanan pada aliran darah uterus A Liggins dan Howie : ada hubungan bermakna antara terapi
meningkatkan perfusi uterus kortikosteroid dg penurunan insiden RDS, enterokolitis nekrotizing,
perdarahan periventrikuler dan mortalitas perinatal dan tidak ada efek
6. Pepti da Natriureti ka atrial samping pd terapi tersebut.
Atrial Natriuuretika Peptide (ANP) suatu peptida endogen yg
mempunyai efek ( diuretik, natriuretik dan vasodilator). Efek The National Institute Of Child Health and Human Development (NICHD)
biologisnya diperkirakan sbg mediator utk sintesa siklase guanilat yg menyarankan pemberian kortikosteroid antepartum pd janin preterm dg
menghasilkan peningkatan kosentrasi siklik guanosin monolostat PJT.
Terapi kortikosteroid mungkin berguna untuk memacu maturitas paru pd
janin imatur, namun bagaimana hal ini dpt tjd pd PJTmasih belum jelas,
karena pd PJT telah tjd mekanisme kompensasi berupa peningkatan
kortikosteroid endogen yang mempertinggi maturitas paru,
TOKSOPLASMOSIS
Penyakit yg disebabkan Toxoplasma gondii. infeksi yg kronis dapat mengalami reaktivasi/reinfeksi akibat
Mikrobiologi : rupturnya kista yg ada di jaringan. Ruptur kista & reinfeksi diduga dpt
tjd slm hidup, tp dist diatasi oleh respon imun hos. Pd Individu dg
Toxoplasma gondii adl protozoa berbtk kokus. penurunan respon imun (misalnya HIV, kehamilan) reinfeksi dpt
Siklus hidup & cara penularan : membahayakan hos. Infeksi mjd berat & dpt berakhir dg kematian.
Ada tiga btk kehidupan T. gondii :
1. Tathyzoite Gejala :
2. Kista jaringan Tdk kha s: spt gjl flu, lesu, mialgia, limpadenopati, miokarditis. Masa
3. Btk seksual inkubasi 4 - 21 hari.
Hospes definitif : kucing ( keluarga felidae )
Hospes perantara : manusia, anjing, tikus, kuda, burung TOKSOPLASMOLISIS DLM KEHAMILAN
Cara penularan : Frekuensi :
1. Ookista dr kotoran hewan yg rnenempel pd bulu kucing makanan Sayogo (78)
2. Daging /makanan yg tdk dimasak sempuma 288 wanita hamil yg ANC ke RSCM 14,25 % seropositif
3. Tathyzoide masuk melalui plasenta ke janin. - 12,1% prematur
- 3,1% kel kongenital
Widyantoro (89):
56 wanita hamil dg riwayat abortus :
- 64,8 % IgG (+)
- 1,8 IgM (+)
- Pengamatan selanjutnya : 9 prematur, 5 lahir mati 32 - 34 mgg, 3 meninggal
umur 1- 3 bl.
Comain (90,94) :
67% karmic Infertilitas :
- 10,3 % Tokso (+)
- 13,8 % Rubella (+)
- 13,8 % CMV (+)
Potogenesis :
Infeksi yg tjd sebelum kehamilan tdk mjd masalah. Infeksi yg dpt
membahayakan janin /neortatus adl :
1. Infeksi baru yg slm kehamilan atau
2. Reinfeksi
Dasar dr reinfeksl : selama kehamilan tjd imunodepresl karena tingginya
hCG, E, P, & cortisol.
Selanjutnya infeksi maternal parasitemia plasenta plasentitis .
Plasenta adl organ yg sangat panting dlm menghubungkan infeksi
maternal dan janin.
Peradangan TP jarang terjadi.
Isolasi toxoplasma (+) pd jarinagn plasenta infeksi neonatus (+)
Isolasi toxoplasma (-) infeksi neonatus (-).
Utk infeksi :
Klinis :
USA : P/S/F terus menerus 1 th
Paris (96) P/S/F 2 bl (P: 1 mg/kgBB/hr)
10 bl (P: 1/ 2 dosis)
Subklinis :
Denmark : P/S/F 3 bl
VOLVOVAGINITIS
Vaginal discharge fisiologis : - mikros : sediaan dgn NaCI tampak banyak leukositdan organisme berbagai
- Td : sekresi serviks & vagina, sel epitel, & flora bakterial uniseluler hidup & motil (patognomonis)
- PH normal 3,8 - 4,2 Terapi :
- warna putih STD pasangannya hrs diterapi juga
- Bau : (-) Metronidazol (DOC) : 2 X 500 mg selama 7 hari
- keluhan :gatal /panas/d1ll (-) VAGINITS KLAMIDIA
Mikrobiologi vagina : Gejala utama : keputihan
Flora normal vagina td : Sebenarnya C trachomatis tdk menyebabkan vaginitis, tp menyebabkan servitis
1. Lactobacilus sp (Basil Doderlens) mukopurulen.
2. Streptokokus
3. Stapilokokus Diagnosis :
4. Gardnerella vaginalis - Mikros : dgn NaCl ditemukan leukosit yg banyak, tanpa clue cell, jamur, atau
5. E colli trikhomonas
6. Beberapa bakteri anaerob - kultur intraseluler
Blakteroides sp & Prevotella - tes untu deteksi Ag Klamidia
sp, Peptostreptokokus Terapi :
STD pasangan hrs trapi juga
7. Candida
Doxycyclin 2X100mgselama7hani
8. Mycoplasma Azythromycin 1 mg dosis tunggal
Normal : dominasi Lactobacillus cecidophilic Erythomicin 4 X 50O mg selama 7 hari
Bakteri fakultatif : Streptococcus sp. Garnerella vaginalis ( 50%) tanpa gejala Floxean 2 X 300 mg selama 7 hari
Mardh & Saltesz : Lactobacillus menghambat pertumbuhan flora vagina pd media VAGINITIS ATROFIKAN
kultur. Etio : menopause estrogen atrofi mukosa vaginaInflamasi
Peranan Lactobacillus : keasaman vagina faktor antibakteri. Gejala : vagina kering, gatal; dieoareunia, kd2 perdrhn pervaginam
Suasana asam vagina (pH 3,8 - 4,2): Insp : tampak vagina kering, mukose tipis, -/ sedikit rugae
- hambatan peningkatan kuman penyebab VB Terapi : Estrogen oral atau topikal
- hambatan perkembangan kuman penyebab VB VAGINOSIS BAKTERIALIS
Vulvovaginitis : PENDAHULUAN
Def : Peradangan dan iritasi vagina dan vulva Istilah : Vaginosis Bakterialis (Gardner & Dukes)
Etio : Berhubungan dg komplikasi obstetri dan ginekologi yg ser ius
1. Bakteri : Synergistic bacterial infection (bacterial vaginosis) Bukan infeksi ringan penanganan yg efisien
SEJARAH
2. Jamur : Candida albioans
- 1895: non spesifik vaginitis
3. Protozoa: Trichomonas vaginalis
- 1955 Vaginosis bakterialis (Gardner & Dukes)
biasanya infeksi berasal dr dalam vagina - Penyebab : bakteri fakultahi (Haemophilus vaginalis)
Gejala : gatal & terasa panas, bau, keputilian - 1963 : Corynebactorium vaginalis
Diagnosis: - 1980 : Gardnella vaginalis
1. Gejala - 1985 : Vaginalis anaerub atau Colfitis anaerob
masing2 penyebab rnempunyai gejala & tanda yg khas Vaginosis baktorialis karena tidak ada proses radang
2. Kultur penyebab tersaring discharge vagina (usia reproduktif)
Kegunaannya terbatas karna flora normal vagina yg sangat bervariasi KEJADIAN :
3. PH < 4.5 Provalensi : 36-40%
4. Mikrokops Klinik obstetric : 10-20%
K0H dpt rnenentukan pseudohila jamur dgn melisis komponen seluler Klinik ginekdogi : 12 - 25%
VULVOVAGINITIS JAMUR PENYEBAB
Gejala utama : gatal pd vulva & vagina
Penyebab tunggal tidak diketahui hilangnya Laktobacilli inhibisi pertumbuhan
- kd2 disuria
bakteri lain
- discharge biasanya putih seperti keju
(G.Vaginalis, Bacterioades spp, Provolelle spp, Poppthironomas spp, Mobuluncus spp,
- Mikros : KOH h i fa & spora
Peptosterptococcus spp,Mycoplasmaspp hemostasis vagina)
- kultur pd media Sabouroud's atau Nickerson 's
PMS ?
Terapi :
Topical : Faktor yg berhubungan :
Suppost atau cream 3 - 7 hr (clotrinml, moconazol, butoconazol, R/ seksual > lama
terconazol) Multipartner
Gentien violet PMS (Trikhomonas vaginalis)
Asam borat Pasangan dgn kultur secret uretra (+)
Oral : - fluconazole
VAG I N I T I S T R I K H O M O N A S DIAGNOSIS
- Gejala utama : Fluor banyak, berbau, dan berbusa - Penilaian gejala / tanda
- warna kehijauan abu2, frothy appearance - Discharge (5%), bau busuk setelah coitus (pH vagina meningkat bau amis)
- Discharge : >>> encer abu2, atau putih, homogen, cenderung menempel KCI 10% bau amis, tajam (senyawa amin)
4. Clue cella (+) nilai duga 85% (tambahkan NaCl dgn mic. 400X tampak leukosit yg
Perbedaan discharge vagina normal dan penderita VB mengandung kuman Gardnerella yg tlah Oflagosit, menutupi inti.
Normal Vaginosis TEKNIK DIAGNOSIS VB LAINNYA :
1. Pewarnaan gram,
Gambaran Putih homogen, putih abu2 2. Pap's smear
3.gas liquid citomatografi
bau Tidak barbau Amis & tajam 4. Proline amino peptidase
5. DNA Probe
pH < 4,5 > 4,5
KOMPLIKASI :
- + -Paavonental : kejadian endometriks
- Eschenbach : nyeri adneksa dan pelvik dihubungkan dengan PID
Lactobacilli Dominan - / sangat sedikit - Resiko PID post abortus meningkat
Bakteri lain G.vagina dlm kadar rendah G. vagina meningkat - Persalinan prematur
- Infeksi plasenta & selaput ketuban
Kuman anaerob (-) mikolpasma - cuff cellulitis post histerektoni
U. urealitic PENGOBATAN
KRITERIA DIAGNOSIS VB : Metronidazol 500mg (bid) selama 7 hari (efektifitas 80%)
1 Discharge encer, homogen (melekat dangen dinding vagina Metronidaxol gel intravagina 2X sehari selama 5 hr
2 pH secret vagina >4,5. Clinclamycin cream 2X sehari
3. Potasium whiff test nilai duga 90%, spesifitas 70%, mudah dkerjakan (tambahkan Infeksi PID clindamycin sistemik.
Penatalaksanaan :
1. Pencegahan
2. isolasi
3. Puasa sp muntah hilang (24 jam)
4. Terapi psikologis
5. Cairan parenteral
6. Balans cairan
7. Obat : penenang, neurotonik
KE
Definisi: Sitoplasma sel berlubang atau berbusa.
Telur yg dibuahi berimplantasi & tumbuh di luar endometrium kavum uteri. Stl janin mati degenerasi desidua dikeluarkan tjd perdarahan
Kista lutein
- pd mola & korio ca, biasanya bilateral, sebesar tinju
- krn pengaruh -hCG
Masculinovoblastoma
- sangat jarring
- asal : ada beberapa teori a.l :
1. dr sel2 mesenkim folikel primordial
2. dr sel adrenal ektopik dlm ovarium.
- makros : biasanya unilateral, 0,5-16 cm. Pd pembelahan tumor
berwarna kuning
- mikros : sel tersusun dlm stoma, spt zona glomerulosa & zona
fasikulata pd gland. suprarenal
- Gjl : maskulinisasi : hirsutisme, pembesaran klitoris, atrofi
mammae, & perubahan suara.
- T/pengangkatan tumor bersama ovarium.
MIOMA UTERI
Definisi : Neoplasma jinak yg berasal dr lapisan miometrium uterus 5. Deg. Merah : sering ditemukan pd kehamilan. Karena pengaruh
Sinonim : Fibromioma uteri = leiomioma uteri = uterine fibroid estrogen miom cepat membesar vaskularisasi tdk dpt
Frekuensi : 2,39 - 4,8 % (Indonesia), 4,1 % (Eropa). mengikuti kecepatan pertumbuhan trombosis, infark,
perdarahan nyeri, mual, suhu naik.
Etiologi :
Belum diketahui dgn pasti. Ada 2 teori : Komplikasi :
1. Teori stimulasi estrogen 1. Perdarahan sp anemia
Alasannya : 2. Pertumbuhan leiomiosarkoma
a. Mioama uteri sering kali tumbuh lebih cepat pd masa hamil 0,6%. Miom yg lama tdk membesar, sekonyong2 membesar,
b. Tdk pemah dijumpai sebelum menarche biasanya tjd stl menopause.
c. Biasanya atrofi stl menopause 3. Torsi tangkai
d. Sering dijumpai bersama hiperplasia endometrium Akut ggn aliran darah nekrosis gjl2 akut abdomen
2. Teori cell nest atau genitoblast (Meyer & De Snoo) Kronis wandering myoma
Tjdnya mioma uteri tgt pd sel2 otot imatur yg tdpt pd cell nest yg 4. Nemesis & infeksi
setanjutnya dirangsang terus menerus oleh estrogen. 5. Infortilitas,
Gejak & tanda :
Patologi : - Sebagian besar tanpa gejala
Tempat mioma : - Gjl tgt dr lokasi, ukuran, perubahan sekunder yg tjd
1. Korpus uteri (97%) 1. Perdarahan abnormal (hipermenore atau menometroragi) Tjd
2. Serviks uteri (3%) akibat meluasnya permukaen endometrium, ggn kontraksi
Jenis : miometrium, vaskulaeisasi yg meningkat
1. Mioama intramural (tumor tumbuh tetap didalam ddg/otot 2. Nyeri
uterus) Tjd karena kanalis servikalis menyempit, miom submukosa
2. Mioama submokosa (tumor tumbuh & menonjol ke arah kavum sedang dikeluarkan dr kavum uteri, tdpt penyakit adneksa, tjd
uteri ) deg merah, atau putaran tangkai
3. Mioma subserosa (mioma tumbuh ke arah luar & menonjol pd 3. Tanda2 penekanan
permukaan uterus) VU ggn miksi
Kadang2 mioma sub mukosa dapat tumbuh terus kedalam kavum Ureter hidroureter
uteri & berhubungan dgn ddg uterus dgn tangkai, masuk ke dalam Rektum obstipasi & nyeri defekasi
serviks & dilahirkan (mioma geburt). Pembuluh darah pembesaran vena, edema, & nyeri pelvik
Mioma subserosa kd2 tumbuh diantara lapisan depan & belakang lig. 4. Intertititas & abortus
Latum (mioma intraligamenter) dapat mengubah jalan ureter di Mioma intramural menutup atau menekan pars
rongga pelvis. interstitialis tuba
Mioma subserosa dapat bertangkai tangkai menipis tumor Mioma submukosa mudah abortus
mdpt nutrisi dr jar yg ditempeli (omentum atau ligamentum) Pengaruh mioma thd kehamilan :
wandering fibroid atau parasitic miom. 1. Tdk ada pengaruh apa2
Miom mulai tumbuh sbg bibit (seedling) yg kecil di dalam 2. Frekuensi infertilitas
miometrium perlahan2 membesar miometrium terdesak 3. Risiko abortus
menyusun pseudokapsul. 4. Tjd kelainan letak janin
5. Miom menghalangi persalinan bila dibag bawah
Perubahan sekunder : 6. Dpt tjd inertia & atonia uteri
1. Atrofi : sesudah menopause atau sesudah kehamilan 7. Dpt tjd adhesi plasenta
2. Deg. Hialin : pd penderita yg tua, struktuk asli hilang, mjd
Pengaruh kehamilan thd miom :
homogen dan > putih
1. Estrogen menyebabkan otot2 polos mengalami edema miom
3. Deg. Kisik : tumor melembek, jar yg mengalami hialinisasi mjd
membesar.
cair, membentuk ruangan2 dgn ddg yg tdk licin, yg berisi cairan
2. Tjd degeneresi merah
spt agar2
3. Dpt tjd putaran tangkai
4. Deg. membatu (calcerous deg) : tjd pd deg kistik fostat
mengendap dalam ruangan kistik konsistensi mjd keras Diagnosis :
(womb stone) - Kel : benjolan dalam rongga perut bag bawah
- Pem bimanual : tumor dengan konsistensi pedal, berhubungan dgn
uterus, tdpt digaris tengah, permukaan rata atau berbenjol2, 3. Histerektomi
mobil, tidak nyeri. - Bila fungsi reproduksi tdk diperlukan lagi
- Sondage uterus lebih besar - Didapatkan pertumbuhan tumor yg sangat cepat
- USG - Tjd perdarahan yg membahayakan (tindakan hemostasis)
- Kuretase usia 35 45 th histerektomi + SOU
DD : usia > 45 th histerektomi + SOB
1. Tumor pedal ovarum 4. Keadaan2 khusus :
2. Adenomiosis - wandering myom selalu tindakan operatif
3. Tumor dr rongga pelvis non genital - miom + Interfil tgt hasil pemeriksaan faktor2 lain
4. Kehamilan - miom dgn kehamilan tgt hasil observasi post partum
5. Miosarkoma Dalam kehamilan : tidak mengambil tindakan apa2, kecuali tjd
Penatalaksanaan : deg.merah dgn tanda2 peritonitis.
1. Observasi Dalam persalinan : pimpin spt biasa. Kecuali bila miom
Bila uterus besarnya kehamilan 12 mgg, tanpa adanya penyakit menghalangi jalan lahir SS.
lain. Lakukan pemeriksanan rutin tiap 3 atau 6 bl. Bila SS jangan lakukan miomektomi (bahaya perdarahan),
2. Miomektomi kecuali miom subserous dgn tangkai yg panjang.
Bila fungsi reproduksi masih diperlukan & teknis memungkinkan Dalam masa nifas : dpt tjd nekrosis inteksi.
PROLAPSUS GENITALIS
Definisi : Gambaran klinis :
Turunnya organ genitalia karena kelemahan dari otot atau fasia yg - perasaan mengganjal dalam vagina
asa menyokongnya - nyeri pd panggl/pinggang berkurang bila berbaring
- sistokel : sering miksi, tdk dpt menahan miksi, persaan kandung kencing
Frekuensi : 5,4 - 6,4% tdk.dpt dikosomgkan
Jenis : - rektokel : obstipasi, bila ditekan pd rektokel baru defekasi
1. Prolapsus vagina - prolapsus uteri : gesekan Infeksi leukore ulkus dekubitus
2. Prolapsus uteri Komplikasi :
Prolapsus vagina - keratinisasi mukosa vagina & portio uteri
Etiologi : - dekubitus Ca
- hipertropiserviks uteri & ellongasio colli
Kelemahan fasia di depan atau di belakangnya kandung kencing
- ggn miksi & stress incontinence
atau usus turun ddg vagina menonjol ke dalam lumen vagina
- infeksi traktus urinarius
Patologi : - infertil
Tjd inversio pd vagina atas krn kelemahan ligament endopelvik & - kesulitan dalam persalinan
eversio pd vagina bwh krn kelemahan diafragma pelvis & urogenital. - hemoroid
Prolapsus vagina dpt tjd sendiri atau bersama prolapsus uteri. - inkarserata usus halus
Bentuk : Penatalaksanaan :
1. Sistokel I. Preventif :
2. Uretrokel - hindari pekerjaan berat
- istirahat cukup
3. Rektokel
- makanan bergizi
4. Enterokel - pimpinan persalinan yg baik, percepat kala II
5. Kolpokel pascahisterektomi - awasi involusi uteri post partum dgn baik
Penatalaksanaan : - mobilisasi cepat post partum
Indikasi utk operasi prolaps vagina adl adnya keluhan. - KB
Sistokel kolporafi anterior II. Kuratif :
Rektokel kotpoperioneoplastik A. Nonoperatif :
Enterokel spt pd rektokel, sayatan diteruskan sp serviks - hanya sementara, kurang memuaskan
Prolapsus uteri - dilakukan pd : - prolapsus ringan tanpa keluhan
- masih ingin punya anak
Definisi : - menoiak operasi
Turunnya uterus dr tempatnya yg normal akibat kelemahan otot & - KU jelek (inoperable)
fasia/ligamen yg menyangganya melalui hiatus genitalis. - cara : 1. Latihan2 otot dasar panggul
Etiopatogenesis : 2. Stimulasi otot2 dgn alat listrik
1. Kelemahan ligamen endopelviks & otot/fasia dasar panggul 3. Pemasangan pessarium
Penyebabnya adl : - cincin plastik/karet
- terlalu sering melahirkan, partus dgn penyulit - prinsip : penekanan pd ddg vagina bag atas
- perasat Crede - syarat : - penderita harus dapat memasang, melepas,
- pd wanita mudah/nullipara kelainan bawaan membersihkan & memasangnya kembali tiap minggu (jika
2. Tekanan intraabdomen yg tinggi tdk hrs ada orang lain yg membantu).
- asites - lubrikasi tiap hari
- tumor pelvis - tdk ada radang akut/subakut atau Ca
- konstipasi kronis - komplikasi : - infeksi
Predisposisi : - ulkus
- wanita tua (estrogen ) - fistula vesikovaginal & rektovaginal
- pekerja berat B. Operatif :
Prolaps uteri biasanya prolaps vagina ditangani juga. Pertimbangan
- obesitas
operasi tgt pd : umur, masih ingin anak, tkt prolaps, dan keluhan.
Klasifikasi : Jenis2 pembedahan :
Ada bermacam2. Yang dianjurkan : 1. Ventrosuspensi : pd wanita muda yg masih ingin anak
A. Descensus uteri uterus turun, serviks masih dlm vagina a. Modifikasi Guiliam : Menarik lig rotundum ka & ki melalui lubang
B. Prolapsus uteri tkt I uterus turun, serviks paling rendah sp introitus pd peritoneum parietal dekat anutus inguinatis interna keluar
vagina rongga perut
C. Prolapsus uteri tkt II sebagian uterus keluar vagina b. Suspensi Webster-Baldy-Franke : menarik lig. rotundum kebawah
D. Prolapsus uteri tkt III sub uterus keluar vag (prosidentia uteri)
lig ovarii proprium melalui lig latum, kemudian bag lig rotundum - lekatkan lig rotundum dgn fasia ddg depan abdomen
difiksasi ke bag posterior uterus pd tkt sedikit di atas OUI - plikasi lig rotundum
c. Suspensi vesika Halben : Peritoneum VU dijahit bersama - pemendekan lig rotundum dgn jepitan oklusi tuba
dgn lig rotundum utk memfiksasi paramedial ddg anterior i. Operasi Purandare : memendekkan lig
uterus rotundum/mengikat lig tsb ke ddg perut
d. Suspensi Mc Call : menarik lig rotundum melalui lig latum 2. Operasi Manchester
& memfiksasinya dlm saluran yg tbt di bwh serosa ddg Prinsip: mengubah posisi/sudut uterus di dlm pelvis mjd
posterior uterus enteversiofleksio dgn cara memotong lig Cardinale dan
dibawa/dijahitkan di depan segmen bawah uterus
e. Suspensi Schmidt-Matiesen : fiksasi lipatan lig rotundum
3. Histerektomi vaginal
pd lateral uterus pd suatu kantong yg dbtk diantara lig
Pd prolaps tkt lanjut + menopause, stl uterus diangkat, puntung
latum. vagina digantungkan pd lig rotumdum atau lig infundibulopelvikum,
f. Flikasi Interfasla Werth : penarikan lig rotundum melalui dilanjutkan kolporafi antro & postor.
peritoneum & kanalis inguinalis kmd difiksasi pd bag blk 4. Kolpoklesis ( Operasi Le Fort)
aponeurosis m. obliqus ekstemus & dipotong. Pd wanita tua yang seksual tidak aktif lg, suami (-), KU tdk begitu
g. Plikasl lig sakrouterina : lig sakrouterina digabungkan pd baik, pastikan keganasan (-).
grs tengah dg 2-3 jahitan tak diabsorpsi. Jahitan Lumen vagina ditutup dengen menyatukan ddg depan & ddg
ditempatkan di ventral mengenai miometrium (ddg blk belakng. Uterus terletak diatas vagina yg telah ditutup. Komplikasi :
pelvis). inkontinensia krn dasar VU tertarik ke blk.
h. Suspensi laparoskopi :
INVERSIO UTERI
Definisi : menutup
Fundus uteri terbalik keluar, sebagian atau seluruhnya ke dalam 2. Subakut : tjd stl serviks menutup
uterus atau vagina, atau bahkan keluar vulva. 3. Kronis : tjd sdh > 4 mgg atau sdh ada gangren
Frekuensi :
McCullagh : 1: 30.000 Gejala :
Watson, Mochtar : 1: 20.000 - kd2 tdk khas
Hakimi : 1: 5.000 - 10.000 kelahiran. - sering tjd syok :
Mortalitas : 15 - 70% dr jumlah kasus Neurogenik : - ligammtum terjepit di cincin serviks
- regangan peritoneum
Prevensi : - perdarahan sedikit
Penatalaksanaan kala Ill yg baik tarikan ringan pd TP stl ada Hipcwolemilt : - perdarahan banyak
kontraksi uterus atau stl ada tanda2 plasenta lepas. - kd2 plasenta belum lepas/masih melekat
sebagian
Cara terjadinya : Diagnosis :
1. Spontan Inversio uteri akut/subakut :
2. Tindakan Wanita pasca persalinan
Nyeri hebat
Etiologi : Syok, dg jumlah perderahan tdk sesuai
Faktor predisposisi : PD : - cekungan yg dalam pd fundus (ringan)
A. Abnormalitas uterus : - uterus disimfisis tak teraba, ada tumor lunak di vagina
1. Plasenta adhesive (komplit)
2. TP pendek - kavum uteri tidak ada (terbalik)
3. Anomali kongenital Inversio uteri kronis :
4. Kelemahan ddg uterus Nekrosis/gangren/strangulasi
5. lmplantasi plasenta pd fundus
B. Kondisi fungsional uterus DD :
1. Relaksasi miometrium 1. Mioma geburt
2. Ggn mekanisme kontraksi uterus Penatalaksanaan :
Faktor pencetus : Pencegahan
1. Plasenta-manual 1. Waspada bila memimpin persalinan ps wanita dg predisposs
2. Peningkatan tekanan intraabdomen : batuk, bersin, mengejan dll inversio uteri
3. Kesalahan penanganan kala Ill : 2. Jangan menarik TP & melakukan perasat Crade sbl ada kontraksi
a. Penekanan fundus uteri yg kurang tepat 3. Tarikan TP bile plasenta sdh benar2 lepas
b. Penarikan TP
c. Penggunaan oksitosin yg kurang bijaksana Pengobatan :
1. Perbaiki KU : - infuse
Klasifikasi : - transfusi
A. Menurut berat-ringannya : 2. Reposisi : - manual
1. Ringen: fundus uteri terbalik, menonjol ke delam kavum uteri, tp - operatif
belum keluar dr kavum uteri Reposisi manual
2. Sedang: fundus uteri ytarbalik mesuk ke dalam vagina I. Pd inversio uteri akut
3. Beret: semua bag uterus bahkan vagina terbalik & keluar Segera stl diagnosis ditegakkan
vagina/vulva Stl perbaikan KU
B. Menurut tingkatannya: Dlm narkose
1. Subtotal/inkomplit fundus belum keluar OUE Bila plasenta belum lepas, plasenta dilepaskan stl reposisi atau
2. Total/komplit fundus sdh keluar OUE bersama2
3. Inversio uteri prolaps : fundus sdh keluar vulva Teknik Johnson :
C. Menurut tahapan terjadinya & upaya penanganan : - masukkan seluruh tangan ke dlm vagina (ibu jar & jari lain -
1. Akut : tjd segera stl bayi & plasenta lahir sebelum serviks berada pd istmus uteri)
- fundus uteri dlm telapak tangan II. Pervaginam :
uterus dingkat keluar dr rongga pelvis masuk ke rongga 1. Teknik Spinelli
abdomen pertahankan setinggi umbilikus slm 3 - 5 mnt 2. Teknik Kustner
- bed uterotonik 3. Histerektomi pervaginam
II. Pd Inversio uteri subakut Prognosis :
Srvis sdh menutup, reposisi segera sulit Makin cepat didiagnosis makin baik.
Lakukan tindakan sementara :
- pasang tampon vagina tanpa mengembelikan posisi uterus
- serviks uteri didorong ke rongga abdomen
- kateter menetap
- antibiotik
- observasi 48 jam
- bila perlu tindakan operatif
Reposisi operatif
I. Perabdominam :
1. Operasi Houltain
2. Operasi Huntington
Reseptor Sebaiknya, dasar kd kemih, prostate & uretra kaya akan syaraf
1. Reseptor muskarinik simpatis yg berperan penting dlm kontinensia malelui aktivasi -
Kontraksi m. detrusor pd manusia terutama dimediasi oleh eadrenoseptor.
stimutasi reseptor muskarinik oleh asetilkolin. Perbedaan
motekuler bbrp subtype reseptor muskarinik tetah diketahui. Mekanisme kontinensia
Peran dr berbagai subtype reseptor muskarinik tsb masih 1. Pengisian kd kemih
diperdebatkan. Pengaturan kd kemih amat kompleks, & peran Stl urine dibtk di ginjal, masuk ke kd kemih melalui ureter dg
berbagai subtype resptor scr in vivo masih memerlukan klarifikasi. kecepatan 0,5 - 5 ml/mnt. Tekanan dlm kd kemih (intravesical
Kd kemih mengadung reseptor muskarinik M 2/m2 & M3/m3. pressure) tetap konstan slm proses pengisian, & slm periode n
Walaupun subtype reseptor M2/m2 predominan pd otot polos ( tekanan di dlm uretra harus lebih besar dr tekanan dlm kd kemih
80% dr total populasi reseptor muskarinik), kontaksi diperkirakan utk mempertahankan kontinensia. Kemampuan utk menjaga
dimediasi oleh populasi minor subtype reseptor M 3/m3. Namun tekanan kd kemih agar tetap konstan slm pengisian mungkn
sejumlah data menunjukkan bahwa reseptor M2/m2 mungkin karena sifat elastic & viskoelastis dr dinding kd kemih, &
memiliki peran dalam otot polos. Reseptor muskarinik juga mekanisme aktivasi syaraf yg menekan m. detrusor dr proses
terdapat pd syaraf adrenergik & kolinergik & terlibat dlm kontraksi.
pelepasan asetilkolin. Di kd kemih, reseptor presinaptik M 2 & M1 2. Miksi
telah diidentifikasi. Aktivasi reseptor2 ini akan menginhibisi (M 2) Keinginan miksi biasanya dimulai ketika setengah kapasitas
atau memfasilitasi (M1) pelepasan asetilkolin. Aktivasi reseptor fisiologis kd kemih terisi. Keinginan miksi ini biasanya ditekan oleh
presinaptik M1 mungkin memfasilitasi proses miksi. Peran korteks serebri sampai didapatkan tempat & waktu yg sesuai BAK.
berbagai subtype reseptor muskarinik pd otot polos kd kemih dan Waktu proses miksi dimulai, tekanan uretra menurun (sbg hasil dr
pd syaraf adrenergik & kolinergik, serta hubungan antar subtype relaksasi scr sadar sfingter uretra), otot2 dasar panggul relaksasi &
reseptor ini dlm pengaturan fungsi kd kemih, masih memerlukan leher kd kemih mbtk corong. Selanjutnya, peningkatan stimulasi.
klarifikasi. parasimpatis menyebabkan m. detrusor kontraksi peningkatan
2. Reseptor adrenergik tekanan kd kemih menyebabkan dimutainya miksi sadar. Kontraksi
M. detrusor sedikit dipersyarati oleh syaraf simpatis. Namun, m. detrusor dipertahankan seiama BAK. Ketri-.F. etiran urine
noradrenalin mungkin berperan menginhibisi fungsi kd kemih dg terhenti, dasar panggul berkontraksi mengangkat menutup leher
menekan transmisi ganglionik paresimpatis dan mungkin dg kd kemih, tekanan uretra meningkat & tekanan dlm kd kemih
memfasilitasi relaksasi otot slm pengisian kd kemih melalui aktivasi menurun. Urine yg tdpt dlm uretra proksimal akan mengalami
-adrenoseptor, spt yg telah diperlihatkan pd kelinci & kucing. refluks (tersedot) ked lm kd kemih & pengisian kd kemih dmulai
lagi.
Mixed incontinence
Istilah yg digunakan utk menggambarkan individu dg stress
incontinence & diselingi gjl overactive bladder. Inkontinensia jenis ini
tjd terutama pd wanita & mrpk 1/3 dr semua kasus inkontinensia
urin pd wanita.
Prevalensi
Bervariasi : 2 - 3 juta orang di UK. 13 juta orang di AS. Angka yg
dilaporkan mungkin lebih rendah dr kejadian sebenamya dipopulasi.
Faktor yg mempengaruhi:
- sikap/toleransi penderita thd keluhan (banyak yg menganggapnya
biasa , shg tdk perlu terapi)
- perbedaan kriteria pemeriksaan & diagnosis, serta terminologi yg
digunakan
Prevalensi meningkat dg bertambahnya umur (insiden tertinggi
inkontinensia adl pd kelompok usia tua: 40%). Pd kelompok usia tua
dg kelainan psikiatrik, angkanya meningkat : 90%.
PENCEGAHAN INFEKSI
Tujuan :
Mengurangi kemungkinan infeksi Penggunaan antiseptic :
Mencegah penyebaran penyakit Sebaiknya digunakan pd keadaan ttt :
Mikroorganisme adl agen penyebab infeksi (bakteri, virus, jamur, Pencucian prabedah pd prosedur : minilaparotomi, laperokop,
parasit). vasektomi, dl.
Cuci tangan sbl memegang pasien yg mudah terkena infeksi spt
Barier protektif : bayi yg baru lahir.
Proses2 fisik, mekanik, atau kimia yg membantu mencegah
penularan infeksi dr klien satu ke klien lainnya, petugas kesehatan ke Cuci tangan & pemakaian sarung tangan :
klien dan sebaliknya atau dr alat kesehatan yg terkontaminasi. Merupakan prosedur yg terpenting dlm mencegah infeksi. cuci
Antara lain : tangan cukup dg sabun biasa / sabun yg mengandung anti mikrcoba
1. Cuci tangan 15-30 detik & dibilas dg air mengalir.
2. Pemakaian sarung tangan
3. Pemakaian cairan antiseptik utk membersihkan luka, atau Cuci tangan diperlukan sebelum :
sebelum operasi - Memeriksa / bersentuhan dg pasien
4. Dekontaminasi, pencucian, sterilisasi/DTT pd alat bedah atau - Memakai sarung tangan steril / yg sudah didisinfeksi tingkat ringan
perlengkapan yg dipakai ulang
Cuci tangan diperlukan setelah :
Teknik asepsis atau aseptic : Setiap saat jika tangan mungkin terkontaminasi pd penanganan
Istilah umum yg digunakan dlm kesehatan utk menggambarkan objek, menyentuh selaput lendir, darah & cairan tubuh (sekresi/
segala upaya yg dilakukan utk mencegah masuknya mikroorganisme ekskresi).
ke dlm tubuh yg kemungkinan dpt mengakibatkan infeksi. Melepaskan sarung tangan : sarung tangan hanya dipakai utk
satu orang saja. Untuk menghindari kontaminasi silang lebih
Antisepsis : baik digunakan sarung tangan sekali pakai langsung dibuang.
Pencegahan infeksi dg membunuh/menghambat pertumbuhan
mikroorganisme pd kulit & jaringan tubuh lainnya. Mempersiapkan kulit sebelum menyuntik :
Mis. cud tangan dg larutan antiseptik. Langkah 1 :
Bersihkan kulit dg etyl atau isopropil alkohol 60-90 %.
Dekontaminasi : Bersihkan dulu kulit bila terlihat kotor.
Proses yang dilakukan agar alat kesehatan dapat disentuh oleh Langkah 2 :
petugas kesehatan dg aman sebelum proses pencucian dilakukan. Dengan kapas alkohol baru, usap tempat penyuntikan scr
berarah sentifugal (gerakan tumpang tindih mulai dari tengah)
Pencucian : Langkah 3:
Proses fisik utk menghilangkan darah,cairan tubuh, atau benda asing Biarkan kering sebelum menyuntik.
lainnya spt debu atau kotoran yg terdapat dikulit, atau alat
kesehatan. Dekontaminasi :
Setengah liter larutan chlorin tambahkan air 4 liter utk
mendapatkan chlorin 0,5 % dpt digunakan utk dekontaminasi
Disinfeksi :
kuman HIV & hepatitis. Rendam alat 10' cuci di air mengalir.
Proses yg menghilangkan sebagian besar mikroorganisme dari alat
kesehatan.
Petunjuk merebus :
Mulai dihitung saat air mendidih
DTT :
Rebus selama 20' dalam panci tertutup
Proses menghilangkan seluruh MO (kecuall bbrp endospora) dr alat
Harus terendam
kesehatan dgn pemanasan/bahan kimia.
Jangan menambah apapun
Keringkan sebelum digunakan/disimpan
Sterilisasi :
Proses yg dpt membunuh seluruh MO (bakteri, virus, jamur, &
parasil), termasuk endospora bakteri pd alat kesehatan.
Pilihan antiseptic :
Solutio yg mengandung alkohol / tincture iodine atau
chlorhexydine (tidak dipakai untuk mukosa)
Alkohol 60-90 %, etil, isopropil, metil spritus
Centrimide & chiorhexidine glukonate 4 %
Hexachlorophene 3 % ex. Phisohex
Parachlorometaxylenol
Iodine 1-3 % dalam air
lodophor
RESEKSI BAJI
Stl tindakan salpingoooforektomi pd 1 sisi maka dilakukan reseksi
MODALITAS PENGOBATAN CIN
1. Destruksi local : - krio koagulasi TINGKAT RADIKALITAS
- elektrokuagulasi HISTEREKTOMI
- laser evaporasi 1. Histerektomi radikal tipe I (modifikasi)
2. Eksisi: - konisasi Seluruh serviks dan 1-2 cm puncak vagina diangkat, tanpa
- LEEP membebaskan ureter
3. Histerektomi Parametrium dieksisi setateral mungkin dg menggeser ureter ke
lateral tanpa membebaskan dr saluran ureter. Hal ini dilakukan
Kriokoagulasi dg membuka lembar depan & belakang lig latum, bebaskan jar
mendinginkan jaringan yg sakit sp dibawah 0oC nekrosis sekitar vasa uterina, lalu klem vasa uterina.
2. Histerektomi radikal tipe II
Teknik :
Eksisi 2/3 parametrium & 1/3 puncak vagina.
- dilakukan stl haid. Tdk perlu anestesi
Pembuluh darah ke bag bawah ureter & vagina tetap
- litotomi, pasang spekulum, bersihkan dg as cuka 3%
dipertahankan
- lekatkan probe yg sesuai dg luas lesi pd serviks
Ureter dibebaskan dr saluran ureter
- alirkan kriogen (biasanya N20 cair) hingga mbtk bunga es > 5 mm
A. uterina dipotong medial dari ureter, shg cabang a. vesikalis
dr daerah abn
superior ke ureter tetap utuh
- cairkan bunga es dg trigger
3. Histerektomi radikal Tipe III
Elektrokuagulasi Parametrium, lig sekrouterine sp ddg panggul, 1/2 proximal
merusak daerah transformasi atipik yg luas/mencapai kanalis vagina diangkat
servikalis dg pembakaran elektrik Vasa uterine dipotong dipangkalnya di iliaka intema
Teknik : Ureter dibebaskan & digeser ke lateral shg parametrium dpt
- anestesi umum diklem & dipotong sepanjang ddg panggul
- kolposkopi ulang utk menentukan luas & batas lesi 4. Histerektomi radikal tipe IV
- alat koagulasi diatur sp 3,5 atau 4. Elektroda jarum ditusukkan Vasa iliaka intema dieksisi unilateral/bilateral bila tdpt
sapanjang aksis serviks sedalam 1,5 cm slm 2 detik. Diulang bbrp metastasis pd parametrium
kali sp mengenai semua daerah tamsformasi atipik. Lanjutkan dg 5. Histerektomi radikal tipe V (Partial exenteration)
fulgurasi & koagulasi dg elektroda bola. Dilakukan insisi saluran kemih bag bawah & kemudian dilakukan
rekonstruksi.
LEEP
memotong, fulgurasi, & desikasi jar dg gel listrik melalui elektroda
shg tjd peningkatan suhu.
Teknik:
- lakukan kolposkopi dg as esetat & yodium batas
- infiltrasi dg procain pd jam 3,6,9,12
- mesin diatur & dipasang pd posisi blend 35-40 & cutting 35-40
- lengkung kawat ditekankan pd jar serviks tegak lurus sesuai
keinginan operator
- gerakkan sejajar permukaan tarik arah tegak tutus
permukaan
- arah aksisi dpt dilakukan dr ant post
post ant
lat lat
- stl jar diangkat, bila ada perdarahan dietermi koagulasi
Konisasi
Mengambil sebagian jaringan serviks, shg jar yg diambil berbentuk
karucut, dg kanalis servikalis sbg surnbu kerucut.
Teknik :
- stl haid. Litotomi, narkose umum
- aseptik-entiseptilc, pasang spekulum Sim's
- jepit bibir depan porsio dg tenakulum
- jahit paraservikal setinggi OUI dg kromik no. 0 atau 1. Jahitan hrs
mengenai stroma.
- tentukan batas luar eksisi dg bimbingan kolposkopi atau dg
pewarnaan lugol-yodium 5%.
- infiltrasi porsio dg NaCI yg mengandung vasokonstriktor pd jam
3, 6, 9, dan 12.
- sondase & lanjutkan dilatasi sp busi no. 8
- lakukan eksisi dgn pisau mulai dr jam 6 mengikuti arah jarum
jam. Konisasi mencakup ekto dan endoserviks & terambil 50%
tanpa mengenai OUI
- beri tanda dg benang pd jam 12
- konus ditarik keluar dg klem Allis
- lanjutkan kuretase bertingkat
- lakukan elktrokogulasi pd tpt sayatan utk hemostasis
- pasang tampon vagina 24 jam
- antibiotik
KONSELING
Definisi : Informed Concert (Surat Persetujuan Tindakan Medis):
Proses pemberian informasi & bimbingan dlm situasi kesetaraan Merupakan bukti proses bimbingan & informasi yg disetujui oleh
antara klien & konselor dg tujuan membantu klien memutuskan kedua belah pihak berdasarkan saling pengertian. Kemudian
pilihan thd metode kontrasepsi yg paling sesuai baginya baik dari dituangkan dlm persetujuan tertulis yg ditandatangani oleh klien &
aspek medik maupun aspek kemanusiaan. konselor.
Tujuan: penggunaan.
Mempertemukan keinginan klien thd penggunaan alat Melindungi klien thd ES atau pengaruh yg merugikan kesehatan.
kontrasepsi ttt dg indikasi medik yg menjadi persyaratan Penggunaan jangka panjang.
Mengurangi barrier / hambatan medik. Aspek mutu pelayanan. upaya ke arah tsb harus mjd fokus utama dlm langkah penapisan.
Unsur paling utama dlm proses penapisan klien adl :
Menyingkirkan kemungkinan adanya kehamilan sehingga setiap
Katerangan :
1. metode hormonal
2. oklusi tuba dan vasektomi
3. bila ceklis penapisan semua tidak pemeriksaan tidak diperlukan
4. dibutuhkan untuk menentukan ukuran diafragma yang sesuai
5. hanya dbutuhkan bila dicurigai adanya kehamilan dan tes
kehamilan tidak tersedia
Mekanisme kerja metode kontrasepsi Ligasi tube
Pada wanita : - Tuba menjadi buntu, mencegah bertemunya sperma dg sel
Metode amenore laktesi telur
- Menekan ovulasi
- Mengentalkan lendir serviks Pada Pria dan Wanita :
Diafragma mangkok serviks KB Alamiah
- Mencegah sperma shg tdk dpt masuk ke saluran reproduksi - Menghindari hubungan seks pd saat masa subur atau penis
bagian atas. ditarik keluar sebelum ejekulasi.
Spermisida Pada Pria :
- Mengakibatkan rusaknya ddg sperma shg mempengaruhi Kondom
mobilitas & kemampuannya membuahi sel telur - Mencegah sperma masuk ke dlm saluran reproduksi wanita
Pil kombinasi, pil progesteron saja, suntikan dan Norplant Vasektomi
- Menekan ovulasi - Menjedikan azoospermania vas deferens buntu
- Mengentalkan lendir serviks shg mencegah masuknya sperma. mencegeh ejekulasi sperma
- Mengubah endometrium & moblitas tuba
IUD Metode pantang berkala
- Mengganggu perjalanan sperma dalam rongga rahim dan Konseling :
kemampuannya membuahi sel telur (IUD bertembaga) - informasi ttg kesuburan
- Mengentalkan lendir serviks dan mengubah endrometrium - pengalaman klien dg metode sblnya & informasi ttg KBA
(hanya IUD yg melepaskan progestin); hanya untuk - cara kerja mengetahui masa subur (saat ovulasi)
penggunaan pascasenggama atau keadaan darurat, adanya
respons peradangan endometrium mengganggu implantasi Efektifitas : 75 95%
Perhatian :
ES tinggi : mual 54%, muntah 24%, payudara tegang 23%,
menoragi 11%.
Dugaan telah terjadi kehamilan
Keuntungan : Terbuat dari Dimetil Polysiloksan berpori shg penyerapan
Efektif hormon berlangsunng lambat agar kadar dalam darah rendah
Penyediaan cukup & mudah diperoleh dan masa kerja lama
Pemeriksaan utk dugaan hamil Yang beredar di Indonesia ada 2 jenis :
Waktu penggunaan relatif panjang Norplant (Levonorgestrel) : 6 batang, masa kerja 5 tahun
Kontrasepsi antara sebelum kontap Implanon (Desogestrel) : 1 batang, masa kerja 3 tahun
Tidak menghambat ASI (kecuali cyiclofem)
Saat senggama tidak dbatasi Konseling :
Tidak mengganggu keintiman Pengalaman pengguna
Individu pertama kali memperkenalkan
Kerugian : Keinginan untuk mempergunakan/ kepuasan penggunaan
Pemulihan kesuburan relatif lambat Persetujuan bersama untuk penggunaan 5 atau 1 tahun
Penghentian penggunaan harus menunggu Keuntungan dan kerugian
Masa kerja efektif & pemberian suntikan hanya di fasilitas Proses pemasangan & pencabutan
pelayanan KB Cara kerja & pulihnya kesuburan
Haid terganggu
Peningkatan BB Cara kerja :
Tidak mencegah PHS dan penularan penyakit melalui alat suntik 1. Menghambat ovulasi
2. Meningkatkan produksi & viskositas mukus tuba
Perhatian : mengahambat transport sperma di tuba
Dugaan hamil 3. Monipiskan endometrium
Ikterus/perdarahan pervaginam yg tidak diketahui sebabnya Jika ada perdarahan pd penggunaan kontrasepsi : beri vit.C,
Tumor payadara / pelvis hentikan penggunaan kontrasepsi selama 1 minggu.
Hipertensi atau DM tidak terkontrol
Penyakit trombo-emboli Keuntungan :
Menggunakan obat ttt Efektivitas 0,2 - 0,5/100 wanita / tahun
Migren, depresi, perokok beret Onset kerja < 24 jam & pemulihan kesuburan relatif cepat
Usia > 35 th setelah pencabutan jangka panjang
Jika tidak ingin lagi, dapat dicabut setiap waktu
Penggunaan : Pemasangan bawah kulit di lengan atas
Masa laktasi (kecuali cyiclofem) Relatif ekonomis
Masih ragu ikut kontap tapi ingin kontrasepsi jangka panjang Tidak ada pembatasan saat senggama
Klien tidak ingin repot dg penyediaan kontrasepsi & terputus Resiko thd ggn kesehatan rendah
keintiman.
Sickle cell anemia Kerugian :
Perlu tindakan bedah kecil untuk peemasangan & pencabutan
IMPLANT Harus dilakukan di fasilitas pelayanan KB
Mengandung progestin Tidak menurunkan risiko PHS / infeksi akibat tindakan -
Barupa serbuk kering yang di tempatkan dalam tabung silastik
permasangan / pencabutan Depresi, usia > 35th, & perokok berat
Tjd perdarahan bercak / amenore
Perubahan BB (meningkat atau menurun) IUD
Hingga tahun 1995, lebih dari 100 juta wanita menggunakan IUD
ES : China 40 %
Sefalgia / migren, depresi, gelisah, mastalgia, vertigo, mual & Indonesia 22,6 %
muntah, jerawat / komedo, perdarahan bercak, pemanjangan masa Amerika & Eropa 6 %
haid, hirsustisme. Afrika 0,5 %
Keuntungan : Komplikasi :
Efektif & jangka panjang Perforasi uterus & translokasi IUD
Pulihnya kesuburan relatif cepat Syok neurogenik
Satu kali pemasangan Endometritis / PID
Tidak mengganggu keintiman Apabila tjd kegagalan (hamil) dg IUD masih di dalam uterus :
Kontrasepsi laktasi Abortus spontan
Risiko terhadap kesehatan rendah Abortus infeksiosa / septik
Relatif mudah jika dikaitkan dg jangka waktu penggunaan Partus prematurus
Korioamnionitis
Kerugian :
Perlu pemeriksaan dalam & penepisan PHS
Pencegahan infeksi saat pemasangan harus barkualitas tinggi
Tidak melindungi thd penularan PHS
Pencabutan harus di fasilitas pelayanan ekspulsi
Menoragia pd 3 bulan pertama KONTAPAN
Risiko PID Di antara berbagai kontrasepsi jangka panjang kontap
rnerupakan pilihan karena hanya digunakan sekali, sangat efektif
Penggunaan : & aman.
Tidak ingin anak lagi tp belum mau kontap Yang paling menonjol adalah sifat permanennya.
Kontrasepsi jangka panjang & efektif Di Indonesia metode ini dimasyarakatkan sebagai kontrasepsi
Tidak direpotkan dg persiapan alat kontrasepsi setiap akan MESRA, yaitu mudah, efektif, sederhana, ringan & aman.
melakukan sanggama
Cara kerja : - Harmonis
Oklusi tuba fallopii (tubektomi) atau vasa deterensia (vasektomi) - Minimal 2 anak
Tubektomi : - Anak terkecil minimal 2 th
Sel talur yg ditangkap oleh fimbriae tdk dpt dibuahi oleh sperma - Jenis kelamin lengkap (laki & perempuan)
yg masuk melalui kanalis servikalis 3. Sehat :
Vasektomi Klien hrs dlm kondisi sehat, utk dilakukan tubektomi, shg
Sperma yg dihasilkan oteh testis, tdk dpt dikeluarkan bersama nemungkinkan operator & tim medis tindakan operatif bila
ejakulat karena saluran yg membawa sperma ke vesicula timbul penyulit atau komplikasi medic
seminalis sudah di sumbat.
Karakteristik klien yg berhubungan dg timbulnya
Konseling : penyesalan pascakontap :
Cara kerja & prosedur pelajaran Usia muda
Sifat permanen & upaya utk menghindari tjdnya penyesalan Masih ingin tambah anak
Secara teknik operatif, rekanalisasi (fertilitas hanya 10 %, mahal : Perkawinan yg kurang harmonis
8 -10 juta) memungkinkan, tp secara program disebutkan Memilih kontap karana ada indikasi medic atau adanya unsure
permanen paksaan
Syarat untuk kontap : Hidup sendiri / janda, ada rencana menikah
Sukarela (atas keinginan sendiri & ia sadar bahwa masih ada
Tertalu cepat membuat keputusan, waktu yg tdk tepat,
kontrasepsi lain), bahagia dan sehat .
dijanjikan sesuatu.
Perlu konseling spesifik dg hasil akhir suatu persetujuan
Konflik batin (agama, norma, kepercayaan)
tindakan medik (informed consent)
Beda harapan & kenyataan tentang kontap
Klien dg problem kejiwaan
Syarat klien kontap :
1. Sukarela :
Klien & pasangannya memahani kondisi keluarga, mengerti ttg
keunggulan & keterbatasan berbagai metode kontrasepsi & scr
sadar memilih kontap.
2. Bahagia :
- terikat dlm perkawinan yg syah
- usia kedua pasangan 25 th
Keunggulan kontap : Tidak perlu biaya tambahan untuk konsentrasi lanjutan
ES & komplikasi sangst rendah : Tidak ada efek samping jangka panjang
Infeksi 1- 3 % Tidak mengganggu fungsi & aktifitas seksual
Perdarahan intraabdominal 0,01 %
Perdarahen ke skrotum 0,05 % Kerugian :
Cedera usus / kandung kemih 0,02 % Efek permanen (keberhasilan patensi rekanalisasi cukup tinggi
(Pemantauan PKMI selama 5 tahun : 1990 - 1994). tapi fertilitas / terjadinya kehamilan rendah)
Tdk dijumpai kasus kematian akibat prosedur kontap Tidak langsung efektif, perlu pengeluaran,ejakulat 12 - 15 kali
Cukup dilayani sekali (karena ada sisa sperma di ductus seminalis)
Permanen Ada risiko / komplikasi tindakan pembedahan
Biaya ringan bila dikaitkan dg waktu penghentian kesuburan Tidak ada perlindungan terhadap PHS
Tidak mengganggu potensi seksual Bila ada konflik psikologis, memberi dampak pd fungsi seksual
Mudah & tersedia hampir di seluruh unit pelayanan kesehatan Sering disamakan dg kastrasi/kebiri.
Penggunaan: Perhatian :
Pasangan yg tidak ingin tambahan anak lagi Penyakit sistemik yg berat (paru, ginjal, hati, kardiovaskuler,
Tidak ingin direpotkan dg penyediaan atau pemasangan alat anemia beret, DM)
kontrasepsi satiap akan bersenggama Kelainan pembekuan darah
Atas indikasi medik, tidak boleh hamil lagi Risiko tinggi PHS
Bila istri tdk dpt menggunakan alat kontrasepsi (suami ikut Riwayat alergi obat suntikan
vasektomi) atau bila suami mempunyai indikasi kontra (istri ikut Emosi labil / problems psikis
tubektomi) Infeksi pd lipat paha, hernia skrotalis, hidrokel, undescencus
testiculorum, perut Iebar atau kulit yg sangat tebal di daerah
Perhatian : skrotum.
1. Klien menderita penyakit sistematik yg berat
2. Klien sedang mengalami PID Teknik operasi :
3. Depresi atau emosi yg labil Vasektomi konvensional
4. Pasangan bermasalah Sayatan pada scrotun lateral kiri dan kanan, vasa deferensia
5. Belum mantap ikut kontap / rencana menikah lagi / jenis diambil dari lubang tersebut, dipotong, dikembalikan ke dlm
kelamin anak sama (semua lelaki atau perempuan) selubungnya, skrotum dijahit.
6. Tekanan / janji dari pihak luar Vasektomi tanpa pisau
7. Dugaan hamil Sayatan di tengah, hanya memakai klem fiksasi den diseksi,
8. Indikasi kontra tindakan operatif perlukaan sedikit, setelah dipotong, interposisi dg selubungnya,
skrotum tidak dijahit
VASEKTOMI
Keuntungan : Vasektomi Tampa Pisau (VTP) :
Efektif & aman Dikembangkan oleh prof. Lee Xn Tsiang (1970)
Teknik sederhana, anestesi lokal Hanya membutuhkan 3 alat utama (klem fiksasi, klem diseksi, &
gunting) Tetap ada risiko & ES tindakan bedah
Penelitian Nirapathpongporn dkk (1990) : Tidak ada perlindungan thd PHS
Komplikasi hanya 0,4 % (vasektomi konvensional : 3,2 %)
Metode konvensional : 64 % komplikasi adalah perdarahan ke Jenis tubektomi :
skrotum & 73 % diantaranya disertai inteksi. Berdasarkan waktu petaksanaan:
- Pascapersalinan
Komplikasi : - Pascaabortus
Infeksi - Masa interval
Hematoma - Saat bedah sesar
Granuloma Berdasarkan Clira mencapai tuba:
Nyen daerah operasi - laparotomi
Pembengkakan / infiltrat - minilaparotomi
- leparoskopi
TUBEKTOMI - kuldoskopi
Keuntungan : - histeroskopi (menutup tuba dg bahan kimia)
Efektif (angka kegagalan tubektomi laparoskopi 0,1-1,5 %,
minilaparotomi 0,4 %) Perbedaan :
Tekniknya sederhana, anestesi lokal Minilaparotomi Laparoskopi
Tidak pert biaya kontrasepsi lanjutan Peralatan sederhana Peralatan canggih
Tidak mempengaruhi fungsi & kualitas hubungan seksual Anestesi lokal Perlu tenaga listrik
Segera efektif Dpt diajarkan pd dokter Tenaga operator khusus
Permanen umum Sterilisasi kimiawi
Tidak ada ES jangka panjang Pd fasilitas dg sarana Sterilisasi peralatan relatif
terbatas lama
Kerugian :
Efek permanen (sering menimbulkan rasa penyesalan &
tumpuan segala rasa tdk nyaman & kelainan klien)
Rekanalisasi membutuhkan peralatan canggih & tergolong
operasi khusus shg biayanya tinggi
Berdasarkan teknik oklusi tuba :
1. Medlener : Tuba diangkat pd 1/3 tengah dg klem, kemudian
diikat dg benang nonabsorbable dibawah klem. Tuba yg sdh
membntk gelung dbiarkan. (kegagalan tinggi 1,2%) Perhatian :
2. Pomeroy : Tuba diangkat pd 1/3 tengah, kemudian tuba yg 1. Menderita penyakit sistematik yg berat
sdh membtk gelung diikat dgn benang absorbable. Lalu bag 2. PID atau kehamilan ektopik
atas gelung direseksi dengan gunting. (kegagalan 0 - 0,4%) 3. Riwayat pembedahan sebelumnya
3. Parkland : Dilakukan ligasi ganda pd segment istmus tuba 4. Dugaan hamil atau perlengketan pelvik
dgn benang absorbable. Lalu dipotong diantaranya. 5. Menderita hipertensi atau DM
4. Irving : Dilakukan ligasi ganda pd segment istmus tuba dgn 6. Riwayat alergi obat-obatan
benang nonabsorbable. Lalu dipotong diantaranya. Ujung 7. Anemia berat
proximal tuba dikubur & dijahitkan dlm serosa/myometrium 8. Depresi atau emosi yg labil
dibelakang uterus. Ujung distal tuba dibiarkan pd
tempatnya.
5. Aldridge : Buat incisi kecil pd peritoneum lig latum, buka Upaya mencegah komplikasi tubektomi :
sedikit dgn klem. Fimbrae ditangkap dan ditanamkan 1. Periksa scr seksama penjepitan peritoneum, lakukan
didalam/dibawah lig. Luka dijahit. tansiluminasi utk memastikan tdk ada jar lain (usus, omentun,
6. Labhard : Bag. tengah tuba dipaparkan. Kemudian diligasi kd kencing) sbl insisi/menggunting.
ganda 3-4 cm. Diantara ligasi serosanya disayat memanjang. 2. Pasbkan adanya fimbrae sbg pembuktian tuba
Stl muskular tuba tampak & dilakukan pemotongan dgn 3. Bekerja trampil & halus utk menghindarkan cedera jaringan
jarak 1-2 cm. Mesosalping dijahit jelujur & tunggul tuba 4. Lakukan pengikatan scr benar & terkunci dg baik
prox ditanam didalamnya. Sedang tunggul tuba distal 5. Gunakan penjepit tanpa gigi utk organ/jar dlm rongga
dibiarkan diluar. perut/pelviks
7. Uchida : Sama dengan cara Labhard, tp sebelumnya 6. Perhatikan kembali jar yg dipotong, tunggul & ikatan, bag yg
dilakukan penyuntikan dengan irt adrenalin dlm salin dijepit organ yg dikembalikan ke rongga perut, sbl menutup ddg
(1:1000) subserosa shg tuba menggelembung. pent
8. Kroener (fimbrektom) : Tuba dekat fimbrae diikat dgn 7. Upayakan utk mengerjakan SPP dlm 48 jam pertama (6-72 jam).
benang nonabsorbable. Kemudian fimbrae direseksi dgn 8. Jangan insisi kulit diatas tonjolan uterus pd SPP krn dpt melukai
gunting. uterus.
9. Pastikan tdk ada kel medis yg akan menimbulkan masalah
bedah, pastikan sdh berkemih/ kateterisasi.
Komplikasi :
Cedera kandung kemih atau usus
Perdarahan ddg perut atau mesosalping Laktasi sbg metode kontrsasepsi
Infeksi luka operasi atau organ panggul Mekanisme :
Emboli gas atau emfisema sub kutan Pd wanita menyususi kadar prolaktin darah umpan balik thd
Nyeri pd daerah operasi hipotalamus terbentuk dopamine menghambat GnRH FSH&
Penjalanan nyeri ke punggung & bahu ekibat LH menakan ovulasi & memperpanjang amenore.
pneumoperitoneum.
Demam pascabedah
HAID
FISIOLOGI HAID hemolisis (aglutinasi). Fs. ini berlangsung 3-4 hr. Pdrhn berhenti
Haid adl perdarahan scr periodik & siklik dr uterus disertai dg berkontraksinya a. spiralis.
deskuamasi endometrium. 2. Fs.pascahaid (regenerasi)
Pd setiap siklus haid yg baru, FSH dikeluarkan oleh lobus anterior Luka endometrium berangsur sembuh & ditutup kembali oleh
hipofise shg kadarnya mencapai 5 ng/mL (setara dg 10 mIU/mL) selaput lendir baru yg tumbuh dr sel epitel endometrium. Fs. ini
bbrp folikel mulai berkembang dlm ovarium. Umumnya 1 folikel telah berlangsung sejak fs menstruasi & berkngsung 4-5 hr.
(kd2 > 1) akan berkembang mjd folikel de Graft yg menghasilkan 3. Fs.Intermenstrum (proliferasi)
estrogen. Agak sedikit terlambat dr FSH serta dlm jlh kecil tjd Dr hr ke 5-14 siklus haid. Fs. ini dbagi 3 y/ :
sekresi LH 2-3 ng/mL (7,5mIU/mL). Produksi kedua hormon ini a.Fs proliferasi dini (hr ke 4-7) dpt dikenal dr epitel permukaan
berada dibawah pengaruh RF yg disalurkan dr hipotalamus ke yg tipis & adanya regenerasi epitel terutama dr mulut kelenjar.
hipofisis. Penyaluran RF ini sangat dipengaruhi oleh mekanisme b.Fs proliferasi madya (hr ke 8-10), fs ini mrpk btk transisi & dpt
umpan balik estrogen thd hipotalamus & oleh pengaruh luar spt dikenal dr epitel permukaan yg berbentuk torak tinggi.
cahaya, bau, & musim. Dibawah pengaruh sinergi kedua hormon c. Fs proliferasi akhir (hr ke 11-14) dpt dikenal dr epitel
gonadotropin, folikel berkembang mjd folikel de Graft permukaan kelenjar yg rata & banyak mitosis.
menghasilkan estradiol dlm jlh banyak. Estrogen mempengaruhi 4. Fs. prahaid (sekresi)
endometrium utk tumbuh & berproliferasi (fase profit erasi) & Mulai sesudah ovulasi, hari ke 14-28. sth kelenjar berkelok 2 &
menekan FSH. Dua hr menjelang ovulasi kadar estrogen mencapai mengeluarkan getah. Dibagi mjd :
150-400 pg/mL. Kadar tsb melewati ambang rangsang utk a. Fs sekresi dini
pengeluaran gonadotropin praovulasi. Akibatnya, FSH & LH akan Endometrium lebih tipis dibanding fs sebelumnya krn
meningkat & mencapai puncaknya 1 hr sbl ovulasi. Pd saat yg sama kehilangan cairan & dpt dbedakan bbrp lapisan y/ :
kadar estrogen kembali menurun. Kadar max FSH 4-10 (15-45) - st. basale : lap. endometrium bag. dlm yg berbatasan dg
mIU/mL & LH 8-35 (30-40) mIU/mL. Dgn tjdnya puncak LH & miometrium. Tdk aktif kecuali mitosis pd kelenjar
FSH pd hr ke 14, maka folikel de Graft pecah & mendekati - st. spongiosum : lap.tengah yg berbtk anyaman spt spons
permukaan ovarium. Satu hr kemudian tjdlah ovulasi yang kg2 - st.kompaktum : lap.atas yang padat. Saluran kelenjar sempit,
disertai sedikit perdarahan (Mittelschmerz). Stl ovulasi, terbentuk k. lumen berisi sekret dan stroma edema.
rubrum yg akan mjd k. luteum dbawah pengaruh LH & LTH. b. Fs sekresi lanjut
K.luteum menghasilkan progesteron, sedang gonadotropin mulai Endometrium mengandung sangat banyak ponsbulutt drh yg
menurun. Progesteron mempengaruhi endometrium yg telah berkelok2. Fs ini sangat ideal utk nutrisi & perkembangan
berproliferasi menyebabkan kelenjar2 berkelok2 & bersekresi (face ovum.
sekresi). Kadar progesteron meningkat 6-20 ng/mL. Peningkatan
kadar progesteron tdk selalu berarti ovulasi berjalan dg baik; pd PATOLOGI HAID
bbrp wanita meski tdk tjd ovulasi, tiap dijumpai suhu basal badan & Haid normal ditandai :
endometrium dg fs luteal. Pd fs ini estrogen juga dihasilkan, - siklus 21-35 hr, rata2 28 hr
terutama oleh folikel besar yang tdk mengalami atresia. Kadarnya - lama haid 3-8 hr, rata2 7 hr
lebih tinggi dp fs folikuler awal & madya. Estrogen & progesteron - jumlah darah 10-80 cc, rata2 35 cc
mencapai max hr ke 20-23. Bila tdk tjd pembuahan k.luteum akan - darah tdk membeku
berdenerasi & menyebabkan kadar progesteron & estrogen - bau amis.
menurun. Timbul efek pd arteri yg berkelok2 di endometrium: tjd Klasifikasi ggn haid :
dilatasi & stasis dg hiperemia diikuti spasme & iskemia. Kemudian I. Kelainan jlh drh & lamanya pdrhn :
tjd degenerasi & perdarahan serta pelepasan endometrium yg 1. Hipermenore atau menoragi (> 8 hr)
nekrotik yg disebut menstruasi (haid). Bila tjd pembuahan, k.luteum 2. Hipomenore
akan dipertahankan berkembang mjd k. luteum graviditas. II. Kelainan siklus :
1. Polimenore (< 21 hr )
Siklus Ovarium & Siklus Endometrium 2. Oligomenore (> 35 hr )
oerubahan pd ovarium selalu
Setiap 3. Amenore
III. Pdrhn di luar haid :
bermanifestasi pd endometrium 1. Metroragia
IV. Ggn lain yg ada hubungan dg haid :
Siklus ovarium Siklus endometrium
1. Premenstrual tension
1. Fs preovulasi (fs folikuler) 1. Fs proliferesi & reorganisasi. 2. Mastodinia
7 - 21 hr. Produksi estradiol Dipengaruhi o/ estradiol 17- 3. Mittelshmerz (nyeri saat ovulasi)
17- bertarnbah 4. Dismenore
Etiologi :
MOSAICISME Pd ovarium wanita normal, progesteron diubah mjd 17 -
Wanita yg memiliki beberapa sel dg jumlah kromosom normal sedang beberapa hidroksiprogesteron & androstenedion berturut2 oleh 17 -
sel lainnya memiliki jumlah kromosom abnormal (XX/X0). hidroksilase & 17, 20 liase yg mrpk derivat dr P450c 17
Etiologi : Nondisjunction mitosis pd, sel embrio slm berlangsung Androstenedion kemudian cepat diubah mjd testosteron.
pembelahan2 awal. Pangkal permasalahan pd PCO adl tjd resistensi insulin
Gjl : hiperinsulinemia yg mempunyai 2 efek :
Tdpt jaringan korteks ovarium dg respon perkembangan seks wanita bervariasi, - thd adrenal : meningkatkan produksi DHEAS
mulai dr kemampuan menstruasi sp reproduksi. Wanita tampak normal - thd ovarium : meningkatkan produksi P450c 17 .
sebelum mengalami menopause dini krn folikel mengalami atresia. Kd2 Shg akan tjd pembentukan testosteron yg berlebihan, efeknya :
tubuh pendek. - local : menyebab atresia folikel prematur anovulasi
D : Pd wanita yg tampak N dgn peningkatan gonadotropin sbl umur - sistemik hirsutisme dll
30 th karyotipe
T/ Bila ditemukan kromosom Y gonadektomi utk mencegah virilisasi
& keganasan. Diagnosis :
PCOS perlu dibedakan dr PCO tanpa sindrom.
XY GONADAL DYSGENESIS Gejala & tanda :
- hirsutisme.(timbul cepat atau lambat)
(SWYER'S SYNDROME)
- acne
Wanita dg karyotipe XY. Sistem Mulleri (+). Kadar testosterone N. Tak tjd
- pigmen
perkembangen seksual.
- obesitas
T/ Ekstirpasi tunas gonad segera stl diagnosis ditegakkan tumor pd rigi
- pembesaran suara
gonad dpt timbul pd tiap usia.
- oligo - amenore
- infertilitas
GONADAL AGENESIS
Gonad tdk berkembang individu berkembang ke arah wanita. Lab :
Etiologi : - virus & metabolik saat kehamilan dini LH , FSH N/ ratio LH/FSH 3:1
- mutasi genetik
Kadar DHEAS < 5-7 ng/ml bukan suprarenal
Gjl : Hipergonadotropik hipogonadism
> 5 - 7 ng/ml suprarenal
T/ Ekspirpasi tunas gonad, utk menghindari kemungkinan keganasan.
Kadar testosteron < 1,5 ng/ml anovulasi
> 1,5 ng/ml tumor
SINDROM RESISTEN OVARIUM USG :
Etiologi :
Gambaran roda pedati
Gangguan pembentukan reseptor gonadotropin di ovarium.
Gjl membaik dgn pemberian deksametason (bbrp pdrt dpt hilang) diduga Abd : volume ovarium > 10 cm
mrpk proses autoimun. Tp scr HP tdk ditemukan adanya infiltrasi sel2 folikel 5-8 mm > 5
limfosit di ovarium (kel autoimun diragukan) Vaginal : volume ovarium > 8 cm
Gjl : folikel > 6 mm > 11
- Amenore rata2 folikel < 4 mm
- tumbuh kembang normal stroma ovarium 50% atau > 7,6 cm2
- kadar gonadotropin >> akibat folikel resisten Laparoskopi : ovarium membesar
- Scr histopatologis folikel2 (+), infiltrasi limfosit (-) Kriteria diagnosis PCOS :
T/ - simptomatis krn penyebab belum jelas Ada 1 kriteria mayor : - anovulasi
- substitusi E & P - hiperandrogenisme
- dpt dicoba dg deksametason ada 2 kriteria minor : - resistensi insulin
- hirsutisme
- obesitas
PREMATURE OVARIAN FAILURE - LH/FSH > 2,5
Etiologi : - bukti USG
Tdk diketahui. Mungkin kel genetik yg menyebabkan peningkatan atresia
folikel. Dpt kel kromosom 45 XO, 47 XXY, kel autoimun, infeksi (ootoritis
mump), radiasi, kemoterapi.
Gjl :
- Penurunan jumlah folikel ovarium scr dini, shg tjd amenore < 40th
- Estrogen << FSH
T/ - substitusi E & P
PCOS
(SINDROM STEIN-LEVENTHAL)
Pertama kali di deskripsikan oleh Irving F. Stein & Michael L
Leventhal, tdd dr :
Hiperandrogenism hirsutisme
Anovulasi kronik oligo - amenore
Ovarium polikistik
Kejadian :
5 -10 % wanita pramenopause. Terutama pd wanita yg gemuk.
Etiologi :
Sekararrg diketahui bahwa sindrom ini merupakan anovulasi kronik
dengan berbagai spektrum etiologi & manifestasi klinik spt insulin -
resisten & hiperinsulimnemia, disamping hiperandrogenisme
Patogenesis :
DD : sela tursika berarti tumor besar perlu pembedahan. Juga bila t/ dg
- Akromegali bromokriptin tdk respon.
- Hiperplasia adrenal
- Sindrom Cushing SINDROM SHEEHAN & PENYAKIT SIMMOND
- Hipo/hipertiroid Ggn vaskularisasi di hipofisis insufisiensi amenore hipofisis
- Hiperprolaktinemia Sind Sheehan : nekrosis adenohipofisis akibat HP & syok.
- Tumor2 yg rnemproduksi androgen Peny Simmond : sumbatan vena hipofisis akibat sepsis & emboli.
- Penggunaan androgen eksogen : danazol, metiltestosteron Gjl : - tgt luasnya daerah yg terkena
- timbul segera periode post partum
T/ Simptomatis - amenore
Pd wanita belum ingin anak - kegagalan laktasi
- GnRH agonis menekan f/ ovarium - hilangnya rambut pubis & ketiak
- Pil KB : utk menekan f/ ovarium produksi T . E sintetik akan Diagnosis : - FSH & LH rendah
meningkatkan SHBG di hati. SHBG akan mengikat T - GH rendah
- Siprosteron asetat & etinil estradiol: turunan P yg berkhasiat -17 - kelosteroid & 11- kelosteroid rendah
antiandrogen. Dosis 100 mg/hr slm 10 hr. Sedang dosis etinil estradiol 40 T/ Substitusi hormonal
mcg/hr slm 21 hr
- Spironolakton (antagonis aldosteron): AMENORE HIPOTHALAMUS
menghambat sintesis androgen di ovarium - Defisiensi sekresi GnRH scr pulsatif
menghambat reseptor androgen - Singkirkan dulu fesi hipofise
menghambat pengaktifan T mjd dihidrotestosteron - Sering akibat stres (peningkatan ACTH akan menekan sekresi GnRH)
Dosis : 2 X 50 mg/hr. Predisposisi :
Pd wanita ingin anak - Kurus
- Picu ovulasi : - ggn makan (anoreksia, bulimia)
Klomifen sitrat : meningkatkan aromatisasi T mjd E2. E2 yg meningkat - olahraga & aktivitas fisik berat
akan menekan LH Gjl : tgt tkt supresi GnRH
Epimestrol : meningkatkan sistem opiat LH menurun - supresi ringan, efek kecil thd reproduksi defek fs luteal
hMG - supresi moderat anovulasi menometrotagia
- Metformin 1,5 - 2,55 g / hr selama 6 bulan - supresi berat amenore hipothalamus
Carakerja : D/
mengurangi resistensi thd insulin - GnRH normal atau menurun
mengurangi hiperinsulinemia - FSH/LH menurun
mengurangi hiperandrogenisme - Prolaktin normal/menurun
- Reseksi baji tdk dilakukan lagi. Dgn laparoskopi dpt dilakukan drilling pd - Cortisol meningkat
ovarium mengeluarkan cairan folikel yg mengandung testosterone. - Sella tursika normal
- Perdarahan lucut (-)
HIPERPROLAKTINEMIA (AMENORE T/
GALAKTORE) - lnduksi ovulasi : - Klomifen sitrat 150 -250 mg/hr slm 5 hr
Prolaktin mrpk polipeptida td 200 asam amino dg BM 19.000 - 22.000 - HMG
Dalton. - GnRH scr pulsatif SC/iV
Dihasilkan oleh sel2 laktotrof di bag distal lob anterior hipofisis
dibawah pengaturan PIF (prolactin inhibitory factor) yg tdpt ADRENOGENITAL SYNDROME
dihipothalamus. Merupakan hermaproditisme feminisnus yg paling sering.
Mekanisme: Pengeluaran PIF dr hipothatamus sekresi prolaktin Disebabkan kerusakan sistem enzim adrenal kortisca yg dibentuk <
umpan balik ke hypothalamus Dopamin menekan ACTH >>> merangsang adrenal berlebihan hiperplasia
GnRHFSH & LH androgen >>>
Pengaruh hiperprolaktin thd hipofisis, ovarium & adrenal : Gjl :
1. Menekan sekresi gonadotropin scr pulsatif Klitoris membesar, amenore, mammae atrofi, perubahan suara, hirsutisme,
2. Sintesis steroid seks dlm korpus luteum terganggu epifise cepat menutup
3. Sintesis androgen (DHEAS) D/
Gjl : - kromosom XX, Barr body (+)
- khas : galaktorea - urin : 17 kelosteroid urin >>>
- amenore T/
Kadar prolaktin yg tinggi dpt disebabkan oleh : - Konseling
1. Pengaruh obat2an anamnesis peggunaan obat2 ttt (antagonis dopamine : - Sedini mungkin : kortikosteroid jangka panjang shg tjd penekanan sisntesis
fenotiazin, reserpin, amfetamin, antidepresan trisiklik ; atau stimulan androgen. Jika gagal, fikirkan tumor.
laktotrop : E2, kontrasepsi oral dll) - Kortikosteroid harus diberikan terus rnenerus utk rnenjaimin tumbuh-
2. Hipotiroid periksa TSH kembang N. Stl produksi gonadotropin N kd2 siklus haid dpt N kembali,
3. Tumor hipofisis - tes campimetri bahkan dpt hamil.
- Rontgen sella tursika
- CT - scan / MRI
- uji provokasi (dg dogmatil / tagamet / motilium)
4. Kraniofaringioma dpt disingkirkan dg rontgen, CT-scan/MRI
T/ :
Jika penyebabnya adl pemakaian obat2an ttt hentikan
Jika penyebabnya adl hipotiroid t/ tiroid hormon
Jika penyebabnya adalah tumor (adenoma) hipofisis :
- terapi dgn bromokriptin 2,5 - 7,5 mg / hr
- selama pengobatan dg bromokriptin pantau kadar PRL darah krn dpt
tjd penekanan sekresi PRL (PRL <2 ng ml, fs sekresi memendek,
diameter folikel kecil)
Jika kadar prolaktin > 100 ng/ml & tdpt ggn penglihatan, & tanda2 penekanan
PUD
Definisi hemolisis, menahun dll.
Adalah pdrhn uterus abnormal (jumlah, frekuensi, atau lamanya), yg tjd baik Ginekologis : Singkirkan adanya kelainan organik spt E/L/P serviks,
didlm maupun diluar siklus haid, yg semata-mata disebabkan ggn mioma uteri dll. Pd wanita usia pubertas umumnya tdk
fungsional mekanisme kerja poros hipotalamus-hipofisis-ovarium- diperlukan kerokan. Pd wanita premenopause perlu dilakukan utk
endometrium tanpa adanya kelainan organik alat reproduksi. memastikan ada tdknya keganasan.
Penunjang : Kelainan organik yg kecil pd genitalia
Usia perimenars : usia sejak tjdnya menars sp memasuki usia reproduksi. interna seringkali sulit dinilai apalagi pd wanita virgin. Shg
Biasanya 3-5 th stl menars, ditandai dg mens tdk teratur baik lama maupun dianjurkan pemeriksaan biopsi endometrium, lab.drh & fungsi
jumlahnya. (Ggn fungsi pembuluh drh & psikis). hemostasis, USG, radioimuno assay dll.
Usia perimenopause : usia antara premenopause & pascamenopause,
yaitu sekitar menopause (40-52 th). Diagnosis anovulasi :
- suhu basal badan monofasik
Angka kejadian - biopsi endometrium atrofi, proliferatif
PUD dpt tjd pd setiap umur diantara menars dan menopause, tp lebih sering pd - sitologi tdk tampak pengaruh
masa awal dan akhir fungsi ovarium. Angka kejadian sebenarnya cukup - uji pakis positif
tinggi, tp krn dpt sembuh tanpa pengobatan sehingga jarang dirawat 10 % - progesterone serum rendah
dr kunjungan ginekologi, 4 % berusia < 20 th, 39-40 %berusia > 40th, - FSH dan LH LH rendah
sisanya pd usia reproduksi. - hipotiroid PRL tinggi
- hiperfungsi adrenal testoateron tinggi
Etiologi - hipofungsi pankreas insulin rendah.
Disimbalans estrogen & progesteron, oleh faktor2 :
1. Endokrin : Ggn pd sistem hipotalamus, hipofisis, ovarium & Pengobatan
endometrium. Tujuan : 1. menghentikan pdrhn
2. Nonendokrin : Psikogenik, neurogenik, nutrisi yg kurang, & penyakit 2. memulihkan pola haid ovulatoar
sistemik. 3. mencegah akibat jangka panjang dr keadaan anovulasi.
Prinsip :
Patofisiologi 1. Singkirkan dulu kel. organik/darah.
PUD dpt tjd pd sikius ovulatorik, anovulatorik, maupun pd keadaan folikel 2. Bila tjd pdrhn banyak/KU jelek/anemia, segera hentikan pdrhn dg -
persisten. injeksi estrogen atau progesteron, kemudian transfusi.
1. PUD pd siklus ovulatorik 3. Pdrhn yg tdk sp menggangu KU, terapi cukup dg estrogen & atau
Disebabkan oleh rendahnya kadar estrogen sedang progesteron terus progesteron oral saja.
terbentuk. Ada 3 jenis : 4. T/ lain : antifibrinolitik atau anfiprostaglandin.
a. Pdrhn pd pertengahan siklus : biasanya sedikit & sebentar, disebabkan 5. Stl pdrhn berhenti/ggn haid teratasi, selanjutnya atur siklus haid pdrt 3 bl
rendahnya kadar estrogen. berturut-turut
b. Pdrhn akibat ggn pelepasan endometrium (irregular sheeding) : biasanya 6. Stl 3 bl pengaturan siklus haid, keadaan kembali lagi spt semula, cari
banyak & panjang. Penyebab adl korpus luteum persisten, progesteron penyebab lain (analisa hormon).
terus dibentuk sedang estrogen rendah. Diagnosis ditegakkan dg kerokan hr
ke 4 pdrhn. Dijumpai endometrium dlm fs sekresi/nonsekresi. Pengobatan pd siklus anovulatorik
c. Pdrhn bercak (spotting) prahaid & pascahaid. Tujuan pengobatan adl menghentikan pdrhn dan mengembalikan f/ siklus
Prahaid : disebabkan insufisiensi korpus luteum. haid sp tjd ovulasi spt atau sp sarat2 utk picu ovulasi terpenuhi.
Pascahaid : disebabkan defisiensi estrogen shg regenerasi endometrium Estrogen berguna utk menghentikan pdrhn dan progesteron penting utk
terganggu. menjaga ketahanan endometrium shg tjd pdrhn lucut (kuretase
Penyebab lain adl apopleksia uteri wanita hipertensi, & kelainan darah spt medisinalis). Obat2 yg dpt diberikan :
anemia, ggn pembekuan darah, purpura dll. Estrogen dosis tinggi :
Estradiol dipropionas 2,5 mg
2. PUD pd siklus anovulatorik Estradiol benzoas 1,5 mg
Dasar kelainannya adl tdk tjd ovulasi korpus luteum (-) progesteron Pil kombinasi 2x1 tab 3 hr
& estrogen . Sering tjd pd usia pubertas & premenopause. Pd 1x1 tab 21 hr
pubertas proses maturasi hipotalamus mungkin terlambat shg Progesteron
pembentukan RF & GnRH tdk sempurna. Lambat-laun maturasi MPA 10-20 mg/hr 7-10 hr
akan tercapai & siklus haid akan mjd ovulatoar. Pd pramenopause Linestrenol 5 mg
proses berhentinya f/ ovarium tdk selalu berjalan lancar. Stres dlm Bila pdrhn benar2 disfungsional, bukan organik, dlm 48 - 72 jam akan
kehidupan sehari-hari dpt menyebabkan pdrhn anovulatoar, tp biasanya berhenti. Dlm 2-3 hr kemudian akan tjd pdrhn lucut slm 4-6 hr. stl pdrhn
hanya sementara. Sekresi GnRH biasanya tak terganggu. teratasi selanjutnya atur siklus slm 3 bl berturut2. Lihat apakah ada ovulasi.
Bila tidak, beri terapi tambahan estrogen. Pd pasien infertil langsung picu
3. PUD pd folikel persisten ovulasi dg klomifen sitrat 50 mg/hr selama 10 hr atau dg epimestrol.
Sering tjd pd, masa perimenopause, jarang pd masa reproduksi.
Endometrium scr menetap dipengaruhi oleh estrogen shg tjd hiperplasia Pengobatan pd folikel persisten :
baik jenis atipik maupun adenomatous. Sering mjd ganas shg memerlukan Tjd hiperplasi endometrium lakukan D&C terutama pd usia > 40
penanganan yg seksama. Setelah folikel tdk mampu lagi membtk th. Pd wanita perimenopause dpt diberi P karena mampu menghambat
estrogen, maka tjdlah pdrhn lucut. Gbrn klinis mula2 spt haid biasa, khasiat biologis E dgn cara menduduki reseptor E pd organ sasara. -
kemudian tjd pdrhn bercak, selanjutnya diikuti pdrhn yg makin banyak & Dpt diberikan DMPA cara Kistner : 100 mg/2mg (4x), 2 mgg stl
terus-menerus. pemberian ke 4 naik mjd 200 mg, kmdn tiap 4 mg diberi 200 mg sp
5x. Yg tipe adenoma/atipik sebaiknya HT (lih hyperplasia
Diagnosis endometrium).
Singkirkan terlebih dahulu kelainan organik.
Anamnesis :
perlu diketahui usia menars, siklus haid, jumlah, lama & sifat pdrhn
haid, latar belakang keluarga & emosinya.
Pem. fisik :
Umum : Perhatikan tanda2 penyakit metabolik, endokrin, gangguan
HIPERPLASIA ENDOMETRIUM
Definisi : Wanita post menopause dg terapi E
Hiperplasi endometrium dpt didiskripsikan sbg lesi proliferative kelenjar Obesitas - postmenopause
endometrium (dapat sedikit mengenai stroma endometrium) Menopause usia > 52 th
Siklus anovulasi pd wanita premenopause
Etiologi :
Stimulasi estrogen (unopposed) thd lapisan endometrium. Faktor2 yg
menyebabkan hal tsb : Terapi :
- Anovulasi kronik (PC0) Umur Simple Kompleks Atipik
- Tumor ovarium yg rnemproduksi estrogen Usia Tidak ada atau Tidak ada atau D&C
- Obesitas Reproduksi progestin atau picu ovulasi Progestin atau
- Nullipara picu ovulasi Picu ovulasi
- Unopposed estrogen Usia Progestin Progestin D&C
- DM Pre atau Histerektomi Histerektomi
- Menopause lambat pasca (jika Progestin (jika
menopause progestin tak berisiko utk
Patogenesis : respon) operasi)
Sumber Estrogen postmenopause :
Adrenal Ovarium Provera 10mg/hr selama 10 hr/bulan selama 3-6 bl utk
simple
Gejala & tanda : Provera 10-20mg/hr selama 3-6 bl utk kompleks
Vaginal discharge 90% Provera 60-70mg/hr atau megace 20-40 mg/hr bid atau
Abnormal bleeding (post menopause) 80% depoprovera/3 blnutk atipik
Leukorrhea 10 % Klomifen sitrat 50 mg/hr, hr ke 5-9 siklus haid (dpt
ditingkatkan 50 mg/hr sp 200 mg)
Diagnosis :
USG transvaginal
Sampel endometrium
Kurelase
DD :
- endometrium fase proliferasi atau sekresi yg normal
- polip endometrium
- atrofi kistik senilis
- adenoca endometrium gr I sulit dibedakan dari hiperplasi kompleks dg
atipia
Prevensi :
Primer
Menghindari & mengobati obesitas
Menggunakan pil kontrasepsi kombinasi
Monitoring pd pengobatan dg estrogen
ADENOMIOSIS
Definisi: Diagnosis :
Adanya jaringan endometrium, kelenjar & stromanya, masuk jauh Gil klinik :
kedalam miometrium, & dikelilingi oleh jaringan miometrium yg - Wanita umur 40-an, multipara
mengalami hiperplasi & hipertrofi. - menoragia (50%)
- nyeri haid/dismenore sekunder(30%)
Angka kejadian : 5-70%. Sdh dikenal sejak 1860 - metroragia (20%)
- pembesaran uterus (60-80%)
Patogenesis : - dispareunia
1. Teori invasi/invaginasi jaringan endometrium masuk ke - sering bersama dgn kelainan ginekologi lain
miometrium 35-55% bersama leiomiomata
Diduga ada bbrp faktor yg berperan : 6-20% bersama endometriosis panggul
Adanya kelemahan ddg miometrium 7% bersama hiperplasia endometrium, &
Bukti : 1,4 % bersama karsinoma endometrium.
Kenyataan bahwa hampir 90% adenomiosis tjd pd multipara. Gejala klinis yg tidak khas, & sering bersama kelainan ginekologi
Trauma persalinan, infeksi nifas & kuret pd multipara lain diagnosis klinis sulit
meningkatkan risiko adenomiosis. Pem. Fisik :
Kadar prolaktin, estrogen & progesteron yg tinggi - pembesaran uterus difus
degenerasi miometrium.
- penebalan ddg uterus, ddg posterior biasanya lebih tebal
Kemampuan invasi jaringan endometrium yg berlebihan
Bukti : - uterus berbtk simetris
In vitro jaringan adenomiosis mempunyai indeks invasi yg - konsistensi padat
tinggi & kadar tenascin (suatu fibronektin inhibitor) yg tinggi
pula. Histopatologis :
Jaringan adenomiosis ternyata juga mengandung reseptor - tdpt pulau2 jaringan endometrium di tengah2 miometrium
hCG/LH yg tinggi mirip ca endometrium atau pd korio - otot di sekitamya mengalami hiperplasi & hipertioa menyerupai
karsinoma jenis invasif. anyaman dg bintik hitam di dalamnya
Kemampuan pertumbuhan yg meningkat - tdk ada semacam kapsul spt pd mioma uteri
Bukti :
Adenomiosis sering dijumpai bersama hiperplasia glandula
endometrium, bahkan kd2 bersama ca endometrium
Spt endometriosis, pertumbuhan adenomiosis juga dirangsang USG :
oleh E Shg GnRHa yg kuat, dpt menekan nyeri, perdarahan & Kurang bermanfaat dlm diagnosis adenomiosis. Kd2 tampak ruang
pembesaran uterus pd adenomiosis. Dari kedua kenyataan kistik dlm miometrium.
tersebut pendapat bahwa kadar estrogen yg tinggi, yg Histerografi :
menyebabkan pertumbuhan berlebih endometrium membantu Tampak trabekulasi pd perbatasan endometrium-miometrium
terjadinya invaginasi endometrium masuk kedalam MRI :
miometrium. Penelitian lainnya yg memperkuat pendapat ini Dpt membedakan lapisan2 uterus mendiagnosis adenomiosis
adl adanya kadar estrogen yg lebih tinggi pd darah haid wanita
adenomiosis dibanding wanita normal Penatalaksanaan :
Jaringan adenomiosis juga mempunyai enzim sulfatase & - Pilihan utama utk menolong nyeri & perdarahan pd wanita
aromatase estrogen yg tinggi, shg mempunyai kemampuan utk adenomiosis adl histerektomi.
melakukan biosintesis E. Pd wanita normal tdpt banyak sel T Masalah akan timbul pd wanita adenomiosis yg masih ingin
diperbatasan endometrium-miometrium menekan mempertahankan fungsi reproduksinya, diperlukan diagnosis klinis
proliferasi endometrium di daerah ini, berbeda dg dipermukaan & perencanaan prabedah yg baik, mengingat adenomiosis ini
yg jauh dari sel T. Pd wanita adenomiosis sel T didaerah batasnya tidak jelas, difus.
perbatasan ini menurun : sehingga proliferasi didaerah ini tidak - pernah dilaporkan adanya kehamilan pasca adenomisektomi yg
tertekan. Hal ini bersama kadar estrogen yg tinggi akan lebih dikuti pemberian GnRHa. Spt pd endometriosis GnRHa tdk berdiri
meningkatkan kemampuan tumbuh jaringan endometrium. sendiri, pd umumnya bersama pembedahan. Pemberian GnRHa slm
Peningkatan tekanan infra uterin 6 bulan menyebabkan pengecilan uterus, menghentikan perdarahan
Bukti : Wanita yg telah dilakukan sterilisasi sebelumnya & & nyeri, tp gjl muncul kembali 6 bulan stl pengobatan dihentikan
kemudian menjalani histerektomi karna nyeri panggul ternyata - Pemberian hormon E- P atau P sendiri utk memperbaiki gjl klinik
3 kali lebih banyak menderita adenomiosis dibanding yg tidak adenomiosis tdk akan menolong. Apalagi hormone P ternyata tdk
menderita. memperkuat aktifitas enzim aromalase estrogen, difokus
Dugaan : Tekanan infra uteri yg meningkat pasca sterilisasi adenomiosis.
mungkin berperan pd patofisiologi terjadinya adenomiosis. - D & C tdk aktif menghentikan perdarahan & dismenore akibat
2. Teori pertumbuhan setempat, de novo dari sisa duktus adenomiosis
Mulleri.
Endometrium ektopik didaerah rektovaginal mempunyai gbrn HP Prognosis :
& sifat yg sangat mirip adenomiosis. Ektopik endometrium Sangat jarang berkembang mjd ca endometrium
direktovaginal (endometriosis) ini letaknya sangat dalam sulit
dipahami kalau asalnya dari invaginasi implant endometriosis
peritoneum dipermukaan. Sifatnya juga berbeda dg implant
endometriosis peritoneum, dimana endometriosis rektovaginal ini
kurang respon thd terapi hormon, & sembuh sempurna dg
pembedahan. Sifat tsb mirip dg sifat adenomiosis, kenyataan ini
mendorong munculnya dugaan bahwa timbulnya ektopik
endometrium/adenomiosis ini bukan dari invaginasi tp dari
pertumbuhan setempat sisa duktus Muller.
ENDOMETRIOSIS
Definisi:
Jaringan ektopik (tdk pd permukaan dalam uterus) yg memiliki susunan Penatalaksanaan :
histologi kelonjer/stroma/keduanya dg atau tanpa makrofag yg termuati Terapi hormonal & pembedahan sangat efektif mengontrol perjalanan penyakit
hemosiderin & fungsinya mirip endometrium karena berhubungan dg haid & gjlnya, tp angka rekurensinya tinggi (50% dlrn 5 th).
& bersifat jinak.
Pertimbangan pemberian terapi :
Insiden : 1. Adanya infertilitas
Endometriosis merupakan 15,7% dari semua kasus penyakit baru th 90 di 2. Beratnya endometriosis
Cipto 3. Pengalaman penderita dg pengobatan terdahulu
4. ES
Etiologi & pathogenesis : 5. Biaya
Belum diketahui scr pasti, shg penatalaksanaan kausatif belum dpt dilakukan.
Namun disepakati bahwa pertumbuhan endometriosis sangat dipengaruhi Prinsip :
steroid, terutama estrogen. Medikamentosa : Jika fertilitas bukan tujuan pengobatan
Operatif Jika: - Terapi medis tdk memuaskan
Teori tjdnya endometriosis : - Tkt kerusakan yg berat
1. Teori regurgitasi Sampson : - Kelainan yg ditimbulkan mjd sebab infertilitas.
Regurgitasi darah mens disertai partikel endometrium yg masih hidup AFS I - II :
ke dalam rongga pelvis, diikuti implantasi & pertumbuhan pd - Kontrovers i: terapi hormonal +/- angka kehamilan sama
peritoneum rongga panggul. - Lesi aktif terapi 3 tahap angka kehamilan tinggi
2. Teori metaplasia Robert Meyer : sel2 yg scr embriologis berasal dr AFS III - IV :
epitel selom (tuba, uterus, prox vagina) oleh penyebab ttt (radang, - LD + biopsi lesi/kista GnRH 6 bl LO
hormon dll) mengalami metaplasi mjd endometrium.
3. Teori Transportasi mekanik : I. Medikamentosa :
Penyebaran langsung saat operasi. Mis endometriosis pd saat insisi Dasar : dari observasi lesi regresi spt saat ovulasi, hamil, menopause.
SC atau histerektomi. Sebelum diterapi tentukan dulu apakah lesi aktif/nonaktif.
4. Teori fenomena induksi : Aktif : merah - coklat, polipus, vesikel, hemoragik (banyak komponen kelenjar)
Endometrium melepas zat2 ttt ke dlm aliran darah & respon terapi hormonal (+)
mengaktifkan endometriosis. Nonaktif : putih - kuning, abu2, parut Respon terapi hormonal (-)
5. Teori penyebaran limfogen Halban : 1. Progesteron:
Jaringan endometrium masuk ke pembuluh limfe uterus pd waktu mens MPA 100 mg/hr slm 3 bl bila ES berat (-) teruskan sp 9 bl.
kemudian menyebar ke rongga panggul. Care kerja : - menekan sekresi gonadotropin
6. Teori peyebaran hematogen - efek langsung pd lesi endometriosis
7. Teori sisa sel embrionik : ES : spotting, BB , edem, depresi.
Sel2 dr duktus paramesonefros (Muller) pd tpt ttt dg pengaruh hormon 2.Pil KB
ovarium diaktifkan mjd endometrium yg berfungsi. - efektif pseudomenopause
8. Ekstensi langsung : 3. Danazol
lnvasi jinak menembus lapisan miometrium menuju rongga panggul. - Menekan aksis hipothalarrus - hipofisis - ovarium
9. Sisa duktus mesonefros (Wolf): pseudomenopause
10. Teori gabungan transportasi mekanik & perkembangan in situ - efek lain : - mengubah lipoprotein
11. Teori hormonal : pertumbuhan endometriosis sangat tgt pd kadar estrogen - mengubah proses steroidogenesis
tubuh. Kehamilan dpt menyembuhkan endometriosis. - Dosis 800 mg/hr, hr I - III haid sslm 5 - 6 bl
Kadar FSH, LH & E yg rendah dpt menekan endometriosis. - ES :Amenore, BB , akne, rarnbut berminyak, Ielah, kram otot, berkeringat,
12. Teori imunologi : Endometriosis termasuk penyakit autoimun dg ciri2 perubahan suara.
familial, multi organ, ada aktifitas B-poliklonal. 4.GnRH agonis
13. Teori dioxin - Potensi 15 - 80 X GnRH alamiah
- ES : Osteoporosis, kolesterol total , HDL
Klasifikasi : (lih.lampiran)
II. Operatif :
AFS (American Fertility Society) : minimal, ringan, sedang, berat
Indikasi : - Infertilitas akibat endometriosis perlekatan mengganggu
EEC (Endoscopic Endometriosis Clasification) : I, II, III, IV
mekanisme pick up
Acosta : ringan, sedang, berat.
- Ada endometrioma pd 1 atau 2 ovarium stad III IV
Prognosis :
Diagnosis :
- Gjl : Angka Angka Rasio (%)
Jenis Pengobatan Kesembuhan nyeri kehamilan
Dismenore
Pelvik & nyeri (%)
Nyeri pelvik
haid (%)
Dispareunia
Tenesmus Progesteron 30 - 50
Infertilitas Pil KB
- Tanda : pemeriksaan bimanual Danazol 48 - 83
Nodul pd lig. sakrouterina, nyeri
Kista pd adneksa, tdk jarang bilateral GnRH agonis 80 - 90 52 50 - 75
- USG Laperoskopi operatif (LO)
- Laparoskopi : Rutin dilakukan pd infertilitas. GnRH + LO
Dpt menentukan stadium penyakit lebih presis menentukan manajemen LD +GnRH +LO
medis/bedah/kombinasi & memperkirakan prognosis.
- Tumor. marker : CA -125 hanya bermakna pd stad III - IV HTSOB 8
Defek Fase Luteal (LPD)
Sinonim: 6. Olah raga berat
Defek korpus luteum (corpus luteum defect) 7. Awal siklus haid pasca persalinan / pasca abortus
Insufisiensi daur (cycle insufisisency) 8. Endometriosis (kontroversi)
Pemendekan fase luteal (short Luteal phase) II. LPD dg progesterni normal
Fase luteal tak adekuat (Luteal phase inadequate) - termasuk dlm kelompok ini :
1. Siklus pertama stl pemakaian Danazol
Definisi : 2. Uterus septus
Ggn fungsi korpus luteum shg tdk dpt monghasilkan progesteron dg adekuat. 3. Defek reseptor progesteronxaz
4. Sindrom Asherman
Kejadian : 5. Endometritis akut & kronis
1- 8% dr penyebab infertil. 6. Mioma submukosa
30 - 35% dr penyebab abortus TM I
Diagnosis :
Etiologi : - Gjl & tanda (-)
- SBB fs luteal 10 hari (jarak antara kenaikan suhu sp tjd haid)
Biochemical compound affected (drugs, infection)
- Kadar progesteron
The thickness of ovarian cortex (PCOD, fibrin edhession)
Poor vascularization at ovarian cortex (chronic infection, PCOD)
Fase Kadar Progesteron
Earlier luteolysis (drugs, infection, other hormones)
Folikuler < 3 ng/ml
Luteal dini < 6,5 ng/ml
Patogenesis : Midlutoal 6,5 -10 ng/ml
1. Sekresi FSH pd fs folikuler kurang adekuat shg folikulogenesis Luteal akhir (awal mens) < 3 ng/ml
tdk sempurna Kadar P < 10 ng/ml 5-7 hr stl LH surge atau 1 mgg sbl haid
2. Sekresi LH abnormal dianggap LPD
3. Penurunan respon endometrium thd P - Biopsi endometrium biopsi pd hr ke 26, sampel diambil dr fundus
4. Prolaktin & hipotiroidisme mungkin berhubungan dg LPD bag depan krn mrpk bag yg sangat respon thd perubahan hormone :
terdpt retardasi pertumbuhan endometrium (out of phase) > 2 hari dari
Folikulogenesis : kronologis dating endometrium, minimal dlm 2 siklus yg berurutan.
Perubahan morfologis tampak nyata stl folikel sekunder terbentuk,
terutama pd lapisan granulosa, yaitu :
1. Terbentuknya reseptor FSH
2. Terbentuknya reseptor steroid
3. Terbentuknya jalur hubungan khusus antar sel
4. Terbentuknya sel teka
Kemampuan sel granulosa utk mengatur pola sekresi hormon steroid ditentukan
oleh kemampuan pertumbuhan (mitosis) sel itu sendiri :
- awal fs proliferasi laju pertumbuhan tinggi estrogen >>>,
androstenedion <<
- menjelang/setelah ovulasi sel granulosa mengalami lutainisasi
estrogen >>, progesteron >>
Manifestasi klinis :
- panjang fs luteal yg masih normal, tp kadar P yg rendah
- retardasi pertumbuhan endometrium
- Fs luteal memendek (< 10 hr)
Klasifikasi:
I. LPD dg progesteron tdk adekuat
- Pjg siklus masih normal
- SBB tampak fs luteal 10 hari
- Jadi pd kelompok ini : Fs folikuler memanjang & fs luteal
memendek
- Biobai endometrium : masih menunjukkan kesesuaian (in phase)
- FSH/LH
- Progesteron dibawah normal & puncaknya tjd lebih awal
- Penyebab : FSH tdk adekuat folikulogenesis tdk adekuat
- Termasuk dlm kelompok ini :
1. Abortus berulang (23 - 67%)
2. Pemakaian klomifen sitrat (50%)
3. Hiperprolaktinemia
4. Pascamenars / premenopause
5. Infertil fungsional
KLIMATERIUM & MENOPAUSE
Definisi - Keluhan
Premenopause : - FSH > 20 IU/ml
Masa antara usia 40 th & timbulnya siklus haid yg tak teratur. - E2 < 50 pq/ml, sitologi vaginal (gambaran atrofi)
Perimepause (klimakterium): - Osteoporosis : densitometer atau USG transdermal
Masa perubahan antara premenopause & menopause, ditandai dg siklus - Menopause prekok : tdk haid < 40 th
haid yg tdk teratur & disertai dg perubahan2 fisiologik, termasuk HRT, pro - kontra
masa 12 bl stl menopause Persiapan HRT
Pasca menopause : A. Jelaskan tujuan pemberian hormon pengganti :
Amenore 12 bl stl menopause ditandai dg kadar FSH & LH yg tinggi serta - Apa yg dimaksud HRT ?
kadar estrogen & progesterone yg rendah. - Kegunaannya : menghilangkan keluhan atau pencegahan, meningkatkan
Menopause iatrogenic : kualitas hidup
Pengangkatan kedua ovarium atau kerusakan ovarium akibat radiasi - Lama pemberian 5 - 10 th bahkan sp 20 th, atau slm sisa hidup seorang
atau penggunaan obat sitostatik, atau penyebab lainnya. wanita
Menopause prekok : Menopause sbl usia 40 th. - Kemungkinan ES spt tjdnya pdrhn
Sindrom klimaterik : - Risiko kanker payudara
Keluhan-keluhan yg timbul akibat kekurangan estrogen yg dpt dimulai - Perubahan/peningkatan BB
pd masa perimenopause & berlanjut sp bbrp th pasca menopause. B. Pemeriksaan dasar:
HRT: - Anamnesis
Pemberian hormon estrogen atau kombinasi estrogen dg - Ginekologik (Pap's smear)
progesterone/androgen utk mencegah atau mengobati keluhan2 yg disebabkan - TD
kekurangan estrogen. - Palpasi payudara
Palogenesis - Laboratorium (kimia darah)
Gjl akibat kekurangan estrogen - Mammografi
Jangka Pendek C. Kontrol slm penggunaan HRT :
Vasomotorik - Stl 1 bl :
Hot flushes Sakit kepala Keluhan : Bila (+) biasanya berhubungan dg dosis, jenis, &
Jtg berdebar2 Keringat banyak mlm hr cara pemberian
Psikologik Bila (-) dosis, jenis, cara pemberian diteruskan
Rasa takut /gelisah Perubahan perilaku - Stl 3 bln :
Mudah tersinggung Depresi TO
Cepat marah Ggn libido Perdarahan, bila ad a: cara/jenis pemberian diganti
Tdk konsentrasi ES : mual, sakit kepala, perubahan BB, bila ada maka dosis E
diturunkan atau dipilih cara pemberian lain spt krem atau plaster
Urogenital
- Stl itu setiap 6 - 12 bl
Nyeri senggama Gatal pd vagina/vulva
Ginekologik (Pap's smear)
Vagina kering Iritasi
ES
Keputihan/infeksi Prolaps uteri/vagina
Keberhasilan pengobatan
Prdrhn post coital Nyeri berkemih
- Stl 12 bl
ISK berulang Inkontinensia urin M ammografi/cara lain deteksi adanya kanker payudara. Bila ada
Kulit risiko diulang tiap th. Bila tdk ada diulang tiap 2 th.
Kering/menipis Kuku rapuh/kuning
Gatal2 Mulut kering Prinsip dasar HRT :
Tulang a. Bila digunakan E, maka hrs dberikan scr kontinyu
Nyeri otot/tulang b. E hrs dikombinasikan dg P, kecuali bila uterus telah diangkat
Rambut c. Lama pemberian P adl 12 -14 hr / bl
Menipis Tumbuh rambut sekitar d. Pemberian scr sekuensial lebih diutamakan
bibir, hidung, & telinga e. Pd wanita premenopause lebih dianjurkan pemberian sekuensial
Mata f. Dosis P dimulai dr yg paling rendah, tp dosis tsb dpt mencegah
Kerato konjungtivitis Kesulitan menggunakan kelainan pd endometrium
sicca lensa kontak g. Diutamakan E & P alamiah
Metabolisme h. Pd wanita yg ingin haid atau perdarahan yg tjd bukan mrpk masalah
HRT sekuensial.
Kolesterol tinggi HDL , LDL
Jangka panjang
Osteoporosis dementia type Alzheimer
PJK
aterosklerosis
kanker usus besar
Diagnosis
- Usia 40 - 65 th (75th pun boleh diberi HRT)
- Tdk haid > 12 bl, atau haid tdk teratur
Pemilihan jenis sediaan hormonal
i. Pd wanita yg tdk ingin haid lagi, atau perdarahan yg tjd mrpk 1. Estrogen alamiah : - Estrogen konjugasi
suatu ggn HRT kontinyu - 17 estradiol (mikones)
j. Mulai dosis E yg paling rendah, tp cukup mencegah osteoporosis - Estradiol valerat
& PJK - Estriol
k. E dpt dikombinasikan dg androgen spt DHEAS pd wanita dg keluhan 2. Progesteron : - Progesterone mikronized (mikropon)
ggn libido - Progesterone alamiah :
Siprosteron asetat
MPA 9. Meningioma ( terutama thd P )
Didrogesteron
Medrogesteron ES HRT & penanganannya
Megastrolasetat - Umumnya krn terlalu rendah atau terlalu tinggi E & P
Klormadinon asetat - Nyeri payudara. Disebabkan dosis E terlalu tinggi turunkan dosis E
3. Jenis lain : - Tibolon - BB. Disebabkan retensi cairan oleh E turunkan dosis E
- Tamoksifen - Spotting. Disebabkan dosis E rendah naikkan dosis E atau krn
dosis P yg tinggi turunkan dosis P
- Perdarahan banyak (atipik). Disebabkan dosis E tinggi turunkan
Dosis & cara pemberiqan dosis E & naikkan dosis P.
Estrogen Dosis - Sakit kepala (migren), lekore. D isebabkan dosis E tinggi turunkan
Estrogen Oral : 0,3 - 0,625 mg dosis E.
17 estradiol Oral : 1,2 mg - Pruritus berat. Disebabkan E hentikan E & berikan P saja.
Transdermal : 50 -100 mg
Subkuten : 25 mg Lama pengobatan
Estrogen valerat 1- 2 mg Kepada pasien perlu dijelaskan bahwa pencegahan jauh lebih penting.
HRT dpt diberikan jangka panjang (8 - 10 th) bahkan dpt sp 30 - 40th.
Progesteron Sekuensial Kontinyu
Progesteron 300 mg 100 mg
Siprosteron asetat 1 mg 1 mg
MPA 10 mg 2,5 mg
Didrogesteron 10 - 20 mg 10 mg
KI HRT
1. Sedang/dugaan hamil
2. Kanker payudara alau r/ kanker payudara
3. Kanker endometrium
4. Perdarahan pervaginam yg belum jelas sebabnya
5. Kerusakan hati berat
6. Portiria
7. Trombo-emboli aktif
8. Hiperlidemia krn kelainan herediter
INFERTILITAS
Definisi
Ketidakmampuan pasangan suami-sitri (pasutri) untuk menghasiikan Penyebab infertilitas pd wanita :
kehamilan, atau membawa kehamilan sampai cukup bulan, setelah selama 1. Faktor vagina
12 bulan atau lebih melakukan senggama secara terapur tanpa kontrasepsi 2. Faktor serviks
(Sudraji Sumapraja). 3. Faktor uterus
4. Faktor tuba
Fekundabilitas. Kemampuan mjd hamil dlm 1 siklus haid (20% pd pasutri 5. Ggn ovulasi (Faktor ovarium)
N) 6. Penyebab lain : endometriosis
Fekunditas : Kemampuan utk memberikan anak lahir hidup dlm 1 siklus haid. 7. Hiperprolaktinemia
3. Sbg filter thd spermatozoa lendir serviks hanya dpt dilalui oleh Jumlah
spermatozoa normal & dpt bergerak mengatasi kekentalan lendir serviks - Skor 15 : mucus serviks preovulasi, reseptif thd penetrasi sperma
4. Melindungi spermatozoa dr lingkungan yg hostile dr vagina & dr - Skor < 10 : unfavorable
fagositosis. - Skor < 5 : hostile
Kelainan struktural
Kebanyakan merupakan kelainan bawaan / pertumbuhan :
- hipoplasia uteri
- uterus subseptus
- uterus bikomis
- dll
Embrio mulai membelah di ampula & segmentasi berlangsung terus selama Etiologi : ( lih endokrin)
perjalanan ke uterus. Mencapai uterus saat stadium pembelahan 8 -12 sel. I. Hipothalamus
1.Tumor
Penyebab infertilitas krn faktor tuba : 2. Abnormalitas umpan balik
1. infeksi (salpingitis) - stress
2. Hidrosalping - kehilangan BB
3. Endometriosis - sidrom Cushing
Mekanisme endometriosis menyebabkan infertilitas : - Hiperplasia adrenal congenital
- stad I II (minimal - mild) : - Tumor ovarium, adrenal
Defek folikulogenesis, anovulation, disovulation, sindrom LUF, defek II. Hipofisis
fs luteal, & hiperprolaktinemia. 1.Tumor
Perubahan lingkungan peritoneum : peradangan, cairan peritoneal 2. Abnormalitas umpan balik
, jumlah & aktifitas makrofag , kadar cytokine & prostanoid. - PCOS
- stad III-IV (moderate - severe) : endometrioma & perlengketan - Kehilangan BB
distorsi anatomik terbatasnya mobilitas fimbriae & ovum pick- - Tumor ovarium , adrenal
up, kerusakan atau obstruksi tuba. 3.Trauma
Pemeriksaan pd infertilitas krn faktor tuba : 4. Infeksi (sarkoidosis)
1. Hidrotubasi/pertubasi III. Ovarium
2. HSG 1. Kegagalan :
3. Histeroskopi - genetik
4. Laparoskopi - infeksi
- bedah
- radiasi - gambaran inti
- imunologik 2. Hormonal
2.PCOS
3.Tumor
DD anovulasi :
I. Kel sistem hypothalamus / hipofisis / ovarium
A. Defek sekresi gonadotropin
1. Defisiensi gonadotropin
2. Pengaturan terganggu
- defek umpan balik positif (kegagalan E merangsang LH surge pd
pertengahan siklus)
- defek umpan balik negatif (kegagalan E yg sedang meningkat utk
menekan produksi FSH)
- defek pengawalan siklus (kegagalan gejolak E dr ovarium
kegagalan respon hypothalamus & hipofisis)
B. Hiperprolaktinemia
C. Penyakit ovarium primer
II. Kel primer sistem lain
A. Endokrin
Adrenal : hiperplasia adrenal, sindrom adrenogenital, peny Addison
Tiroid : hipertiroid, hipotiroid
B. Penyakit kronis : alkoholisrne, malnutrisi, DM, gagal ginjal, TBC
T/ Picu ovulasi :
1. Klomifen sitrat
2. hMG
3. FSH
4. GnRH
4. Uji invitro
Utk membedakan apakah UPS abnormal disebabkan faktor spermatozoa Histeroskopi
atau faktor serviks - secara visual melihat langsung ke dlm kanalis servikalis, kavum uteri &
Interpretasi hrs hati2, krn hsl uji invitro tdk selalu mencerminkan keadaan tuba
invivo. - Sebelumnya kavum uteri digelembungkan dg dextran 32%, glukosa
Histerosalpingografi
- Spt pertubasi, tp udara diganti dg media kontras.
- Jika tuba paten, kontras akan melimpah ke kavum peritoneum dan dinilai
scr radiografik
- Kateter Foley no. 8 dimasukkan ke dalam kavum uteri melalui kanalis
servikalis dg bantuan klem, fiksasi dg menyuntikkan 2 ml air
- Kontras dimasukkan secukupnya dg pengawasan fluoroskopi.
- Kontras yg dipakai sebaiknya larut air. Keuntungannya:
Tersebar rata dlm kavum uteri
Cepat diserap (60 mnt)
Menghindari tjdnya emboli
Reaksi peritoneal minimal
- Utk mendptkan gbrn SBR & kanalis sernkalis, baton dikempeskan
sebentar,
- Spasme tuba dpt tjd sbg reaksi thd nyeri/takut gbr palsu sumbatan.
Atasi dg nitrogliserin sublingual, penenang, atau anestesi
- HSG akan memberikan keterangan ttg :
Keadaan kavum uteri
Patensi tuba
Keadaan peritoneum ( jika tuba paten )
2. Penyakit paru berat
Laparoskopi 3. Obesitas
Gold standard utk diagnostik kelainan tuba & peritoneum. 4. Hernia diafragmatika : - abdominalis
Indikasi laparoskopi diagnostik pd Infertilitas (Albano) : - umbilikalis
1. Satu th pengobatan belum hamil 5. Riwayat peritonitis
2. Siklus haid tak teratur, atau SBB monofasik 6. Bekas operasi luas abdomen
3. Umur istri > 28th, atau infertil 3 th 7. Bakas ileus
4. Ada r/ laparotomi
5. R/ HSG dg media kontras larut minyak Komplikasi :
6. R/ appendisitis 1. Akibat anastesi umum
7. Pertubasi berkali2 abnormal 2. Emfisema subkutis/mediastinum
8. Diduga endometriosis 3. Pneumoperitoneum
9. Akan dilakukan inseminasi buatan 4. Pneumotoraks
10. Utk meyakinkan uterus septus dr uterus ganda, utk menilai 5. Perforasi usus/lambung
kelayakan metroplastik 6. Pe rda ra ha n
11. Menentukan kelayakan tuboplasti Laparoskopi + Hidrotubasi
Melihat patensi tuba dg memasukkan cairan kontras (NaCl + zat pewarna;
Waktu utk melakukan laparoskopi diagnostik (Sumapraja, S) : metilen blue dll) via serviks.
1. 6 - 8 bl stl pemeriksaan infertilitas dasar Pd tuba paten, kontras akan tampak keluar melalui fimbrae
2. Pd siklus ovulatoar (28 hari), dilakukan antara hr ke 14 - 21
3. Pd siklus anovulatoar & emenore, dpt dilakuken setiap saat INFERTILITAS PRIA
ORGAN REPRODUKSI PRIA
Yang diperhatikan & dinilai sbb : 1. Testis
1. Anatomi tuba. 2. Epididymis
- Perhatikan perlekatan yg mengganggu keutuhan tuba 3. Duktus deferens
- Panjang tuba 4. Duktus ejakulatorius
- Hidrosalping catat diameternya 5. Vesikula eminalis
6. Prostat
2. Bila tampak pulau2 endometriosis Stad AFS
7. Kelenjar bulbo-uretharalis
3. Ovarium : - permukaan 8. Penis
- mobilitas 9. Urethra
4. Uterus : btk & arah fleksi, perlekatan 10. Skrotum
5. Cavum Douglasi 8, 9, 10 alat kelamin luar
6. Permukaan peritoneum
7. Lakukan kromopertubasi
Fisiologi sel Sertoli & germ cell tubulus semiferus : epididymis mendorong isinya melalui vas deferens masuk ke
1. FSH terikat pd reseptor spesifik membran plasma sel urethra, & pengosongan sekret vesika seminalis & prostat masuk ke
Sertoli mengubah aktivitas adenil siklase dalam urethra & selanjutnya dipancarkan ke luar penis.
2. Kadar cAMP intrasel
3. cAMP stimulasi cAMP dependent protein kinase SEMEN
fosforilasi substrat sel Sartoli dibawah regulasi sekret organ reproduksi pria yg dikeluarkan saat ejakulasi.
phosphokinase inhibitor (PKI) sitoplasma Td : - spermatozoa
4. Sintesis & sekresi bbgi senyawa dg BM rendah & berat khas sel - plasma semen
Sertoli. Bbrp terlbat dlm proses spermatogenesis scr local / Sprematozoa
parakrin. Inhibin berperan dlm mekanisme feedback - diproduksi di dlm tubuli seminiferi testis
5. Sekali dipicu FSH, berbagai peristiwa selanjutnya dpt di - sel tunggal td kepala, leher & ekor ; panjang seluruhnya 50
maintained oleh testosterone saja. - pd bag anterior kepala terdpt cup yg menutupi 2/3, di sbt
6. Germ cell, sel myoid testis. sel Leydig ikut berperan AKROSOM yg mengandung enzim hialuronidase, akrosin & CPE
- inti mengandung: - DNA, RNA
PROSES EREKSI & EJAKULASI - lipid, mukoprotein
Ereksi : penegangan penis akibat rangsangan syaraf pd rongga pelvis - Mg, Cu, Fe, K, Fosfat
(nervi erigentes) pelebaran arteri2 & jar caveme pd corpora - sifat : Androsperma mengandung sex kromosom Y
cavemosa penis darah mengalir mengisi caveme2 Gynosperma mengandung sex kromosom X
timbul hambatan pd vena2penis tegang. - pd leher (midpiece) tdpt mitokondria dimana tjd glikolisis & siklus
Ejakulasi : pengeluaran semen akibat rangsangan syaraf simpatis yg Krebs sbg sumber energi gerak.
menyebabkan tertutupnya OUI, disertai gerakan peristaltik otot2 - ekor hanya alat penggerak dg energi yg berasal dr ekor.
- pH 5,5
Plasma semen - mengandung zat kimia spesifik : asam fostatase, asam sitrat,
Sekret yg berasal dr kelenjar : Zink, & Mg
a. Bulbouretralis Cowpari dan Littre - volume 0,5 ml
- warna bening - bersama sekret dr epididymis & ampula vas deferens rnrpk
- mengandung mukoprotein utk membasahi urethra bag distal Porsi II, paling banyak berisi sperma
- volume 0,1 0,2 ml c. vesika seminalis
- mrpk sekret yg pertama keluar ( Porsi I) - gelatinosa (kental)
b. Prostat - alkalis
- jernih
Kanker adalah penyakit genetik. Cedera genetik mungkin didapat oleh diletakkan diantara tanda kurung dibelakang singkatan yg
sel somatik dari lingkungan : menunjukkan kelainan tsb.
- bahan kimia Bila melibatkan lebih dr 1 kromosom, kromosom dg nomor
- virus kromosom lebih rendah ditulis lebih dulu & antara nomor2
- radiasi kromosom disela dg tanda titik koma.
atau didapat melalui germ-line. Bila melibatkan kromosom sex, kromosom sex ditulis lebih dulu.
Breakpoint, titik lokasi kelainan disbt dg urutan yg sama dg urutan
Ada 3 kelompok gen yg mjd sasaran kerusakan genetic : nomor kromosom yg terlibat & juga disela dg titik koma
1. Proto-onkogen - Bbrp contoh kelainan struktural kromosom :
Mutasi 1 alel sdh menyebabkan transformasi sel dominan Transbkasi disingkat t:
2. Gen supresor Bertukamya kromosom dr suatu bagian dg suatu bagian pd
Kedua alel harus mengalami mutasi utk terjadinya transformasi sel kromosom lain. Pertukaran ini dpt borsifat resiprokal atau tdk.
resesif Contoh :
3. Gen pengatur apoptosis Kariotip 46,XX,t (9;22) (q34;q11) menggambarkan seorang
Dapat dominan & resesif. wanita dg translokasi resiprok antara kromosom 9 dan 22, dg
Ada gen ke 4 yg berfungsi memperbaiki kerusakan DNA DNA repair breakpoint pd band q34 kromosom 9 dan band q11 kromosom 22
gen. Insersi disingkal ins:
Masuknya suatu bagian dr suatu kromosom, ke kromosom lain
Nomenklatur sitogenetik atau ke kromosom yg sama pd area yg lain.
- Ditetapkan bdsk konsensus An international System for Human Contoh:
Cytogenetic Nomenclatur (ISCN). Ins (5.,2) (p14;q22q32) menunjukkan segmen 2q22 sp q32 pindah dr
- Kromosom dikelomookkan bdsk : ukuran, letak sentromer, & pola kromosom 2 & masuk ke kromosom 5 pd breakpoint p14.
banding Inversi disingkat inv:
- Autosom diberi no. 1-22 berurutan menurut panjang kromosom Ritasi 180 suatu segmen pd suatu kromosom.
- Kromosom sex disbt dg X & Y Conloh:
46.XX.inv (3) (q26q29) menunjukkan tjd perputaran 1800 pd
Penentuan region & band
segmen antara q26 & q29 kromosom 3 shg tampak terbalik.
- Kromosom terbagi atas lengan pendek (p) & lengan panjang (q).
Delesi disingkat del
- masing2 lengan terbagi mjd 1 otau loblh region (area yg terletak
Hilangnya suatu bagian dr kromosom. Dapat bersifat terminal
diantara 2 tanda spesifik yg berdekatan).
atau interstisial, yg akan tampak dr penulisan breakpoint.
- Satu region td 1 atau lebih band (area pd kromosom yg dpt
Contoh:
dibedakan dr segmen yg berdekatan krn tampak lebih terang atau
Del (1) (q23) menunjukkan delesi terminal kromosom 1 dg
lebih gelap dg teknik banding
breakpoint pd lengan panjang bang q23 shg bagaina distal
- Penomeran region & banding berurutan dr sentromer ke arah telomere
kromosom 1 mulai q23 hilang.
- Penunjukan band ttt, itentukan oleh 4 hal yaitu : nomor kromosorn,
Del (1) (q21q31) menunjukkan delesi sebagian lengan panjang
simbol lengan, nomor region, nomor band, yg ditulis berurutan
kromosom kromosom 1, antara band q21 sp band q31.
tanpa spasi atau tanda baca.
Mis : 9q34 berarti : kromosom 9, lengan panjang, region 3, band 4 Duptilkasi disingkat dup
- Pd fs mitosis kromosom mjd lebih panjang, & dg teknik banding yg Penggandaan bagian ttt dr kromosom.
baik akan tampak subband. Ditulis dg didahului tanda titik. Isokromosom & ring chromosome disingkat i & r
Mis: 1q42.1, 1q42.2, 1q42.3 dst. Isokrornosom : kromosom td lengan2 yg homolog shg spt gbrn
- Subband dpt dirinci lagi : 1q42.11, 1q42.12, dst. cermin. Contoh : i (17q) menggambarkan duplikasi Iengan
panjang kromosom 17
Nomenklatur kariotip Ring chromosome : putusnya kromosom pd lengan pendek atau
- Deskripsi kariotip dimulai dg menyebut scr berurutan: jumlah lengan panjang dg penyambungan (fusi) langsung antara
kromosom diikuti koma lalu kromosom sex. bagian2 yg putus shg memberikan btk cincin.
Kariotip pria normal : 46,XY Marker dvomosome disingkat mar
Kariotip wanita normal : 46,XX Kromosom yg menglami rearrangement struktural apapun.
- Kelainan struktural kromosom dituliskan dg singkatan 3 huruf atau 1 Derivative ohromosoMe Chiingket der
huruf, sedang nomor kromosom yg mengalami kelainan Kromosom yg mangalami rearrangement struktural yg
disebabkan kelainan pd 2 atau lebih kromosom.
Plus (+) & minus (-) : menunjukkan tambahan atau pengurangan suatu
krornosom
Penambahan atau pengurangan seluruh kromosom
dilambangkan berturut-turut dg + dan -, yg ditulis
sebelum nomor kromosom.
Farmakologi obat kemoterapi Jumlah granulosit total kurang dari 500/mm3 selama > 5 hari
Metabolisme dpt menyebabkan sepsis yg fatal. Antibiotik profilaksis utk
Penting diperhatikan krn ada yg diaktifkan dan ada yg leukosit < 1.000/mm3 dan pemberian colony-stimulating
diinaktifkan Mis: Endoxan (Cyclop) diaktifkan dg jalan factor (G-CSF dan GM-CSF) dpt mengurangi sepsis.
hidrolisis di hati
Cytarabine diinaktifkan dgn proses deaminasi Bentuk kemoterapi
5-FU dimetabolisme dihati 1.Kemoterapi tunggal :
Ekskresi - sdh jarang digunakan
Sebagian beset sitostika diekskresikan melalui ginjal & hati. - digunakan pd bbrp kanker overium & PTG nonmetastasis
Bila terdpt ggn f/ kedua organ ini, perlu dilakukan 2.Kemoterapi kombinasi:
penyesuaian obat ttt. - obat yg diberikan sdh diketahui memberi hasil baik scr
Mbc diekskresikan seluruhnya melalui ginjal tunggal
Cyclophosphamide : baik utuh maupun yg sdh diaktivasi - masing2 obat bekerja pd fs siklus sel yg berbeda
diekskresikan melalui ginjal 3.Kamoterapi local :
Vinctistine, adriamycin : diekskresi terutama melalui hati a. Intraperitoneal atau intrapleural :
Toksisitas - Thiotepa : 0,6-0,8 mg/kg BB (max 60mg)
Obat-obat sitotoksik memiliki efek primer thd sel-sel tumor - 5-FU: 500 - 1.000 mg, 2x seminggu
yg membelah & memperbanyak diri dgn cepat. Tapi - Bleomycin : 30 mg (intrapleural)
pembentukan sel-sel normal sumsum tulang & membran - Sebelum pemberian cairan dikeluarkan dulu
mukosa saluran pencernaan yg juga cepat, juga terkena. b.Intratekal: Mtx 10 -15 mg
Toksisitas yg paling sering adl thd sumsum tulang. Nadir c. Intra/peritumor : Bleomycin 3 - 7 mg, 2 - 3 X serninggu.
leukosit & trombosit biasanya tjd 7-14 hari stl pemberian
kemoterapi. Jumlah leukosit 1.000/mm3 batas terendah
signifikan bagi pasien utk bertahan dari infeksi sistemik.
Tujuan kemoterapi 3. Semakin lama keganasan dibiarkan berlipat ganda, semakin bertambah
1. Kemoterapi kuratif : frekuensi mutasi resisten spontan sel (sesuai hipotesis Goldie-
- remisi berlangsung lama Coldman)
- mis. kemoterapi pd PTG 4. Perubahan biokimiawi :
2. Kemoterapi adjuvant : Peningkatan glikoprotein P 170, suatu mernbran pernukaan sel yg
-diberikan pasca operatif (atau terapi utama lain) utk mencapai berfungsi mamompa obat sitotoksik dari dlm sel, menyebabkan
penyembuhan sempuma atau rnencegah residif rendahnya konsentrasi obat intrasel. (Alkaloid vinka, etoposide,
- mis. kemoterapi pd Ca ovarium Stad dini. antibiotik antitumor)
- Bila diberikan sebelum terapi utama neoadjuvant Peningkatan level enzim topoisomerase II. Adriamycin, alkaloid
3. Kemoterapi paliatif : vinka, dan etoposide bekerja menghambat enzim topoisomerase II
- diberikan pd kasus yg sdh diobati scr operatif atau radioterapi tp tdk yg mengatur topologi DNA. Perubahan kualitatif enzim ini akan
berhasil, malah timbul resisif. menyebabkan resistensi.
- mis. kemoterapi pd Ca ovarium stad lanjut Peningkatan konsentrasi enzim target. Peningkatan level
dihydrofolate reductase (atau variannya) mtx terikat pd
Mekanisme tjdnya resistensi kemoterapi dihydrofolate reductase konsentrasi mbx babas .
1. Penggunaan obat tunggal yg menyebabkan hanya fraksi (log) kecil sel Berkurangnya kebutuhan thd produk metabolit spesifik (L-
tumor terbunuh (sesuai dg log kill hypothesis). asparaginase)
2. Tumor besar krn : 5. Kurangnya obat aktif (Intraperitoneal Cytoxan, 5-FU, 6-
fraksi yg tumbuh sedikit & kebanyakan sel dlm keadaan istirahat, mercaptopurin)
fase nonproliferasi GO (sesuai dg hipotesis pertumbuhan 6. Kegagalan transportasi obat (mtx, daunomycin)
Gompertzian) 7. Penurunan aktivasi obat intrasel. Bbrp antimetabolit (5-FU &
Peningkatan ukuran tumor, sirkulasi yg inadekuat kurangnya cytarabine) dikonversi dulu ke btk aktif sbl bersifat sitotoksik.
difusi oksigen & nutrisi ke central tumor. Penurunan aktivasi akan menimbulkan resistensi.
8. Peningkatan inaktivasi obat. Peningkatan level gluthathione, molekul
thiol intrasel yg terdapat pd semua sel, sbg mekanisme detoksifikasi obat-
obat antikanker telah dihubungkan dg peningkatan resistensi
Kontra indikasi
terhadap ankylating agent/cisplatin & adriamycin invitro
9. Peningkatan pemakaian obat memalui jalur alternatif (Cytosin arabinoside, Mutlak :
5-FU) 1. Kehamilan
10. Peningkatan reparasi DNA (Alkylating agent, platin) 2. KU jelek
11. Amplifikasi gen (Mtx) 3. Infeksi akut termasuk sepsis
4. Ggn sistern hemopoetik berat
Syarat pemberian kemoterapi
Hal2 yg perlu dipertimbangkan sebelum pemberian obat Relatif :
antineoplastik : 1. Usia lanjut
1. Riwayat alamiah penyakit keganasan tertentu 2. Ggn ringan fungsi organ ginjal, hati, jantung
a. Diagnosis keganasan ctitentukan dg biopsy 3. Pdrt tdk kooperatif
b. Tingkat progresi penyakit Evaluasi hasil pengobatan
c. Luasnya peyebaran penyakit Lama hidup
2. Keadaan pasien dan toleransi Makin baik respon pengobatan, makin lama hidup dg kualitas baik
a. Umur, KU, penyakit2 lain yg mendasari
Simptom
b. Riwayat pengobatan
c. Fasilitas untuk evaluasi, monitor, mengenali ES obat Respon baik, simptom berkurang atau hilang
d. Keadaan emosi, sosial, keuangan Respon obyeklif
3. Respon menguntungkan yg dapat dicapai Dpt dinilai secara :
a. Kanker dimana kemoterapi bersifat kuratif pd bbrp pasien mis. germ Klinis (palpasi & radiologis : sinar-X, CT-scan)
sal turnor ovarium Bedah
b. Kanker dimana kemoterapi meningkatkan kelangsungan hidup mis. 1. Complete response (CR) : hilangnya semua lesi yg ada & tdk
kanker ovariurn epitelial
ada lesi baru m inimal 1 bln pengobatan.
c. Kanker yg berespon thd pengobatan tp peningkatan
kelangsungan hidup tidak jelas mis Ca serviks CR ada 2 : - Complete Clinical response
d. Kanker dgn respon kemoterapi sedikit / tidak ada mis melanoma - Conplete Patholodical Response
2. Partial response (PR) : pengecilan diameter
Syarat pemberian kemoterapi :
perpendiluler tumor mencapai 50% minimal 1 bln
A. Syarat yg hrs dipenuhi penderita:
pengobatan.
1. KU cukup baik
2. Penderita mengerti & mengetahui ES ygtIjd PR ada 2 : - Partial Clinikal Response
3. Faal ginjal & hati baik - Partial Pathological Response
4. Diagnosis histopatologis 3. Stable Disease (SD) : pengecilan diameter tumor < 50%
5. Kanker cukup sensitif thd kemoterapi atau bartambahnya diameter tumor > 25%, tdk ada lesi baru.
6. Riwaynt pengobatan sebelumnya 4. Progresive Disease (PD) : bertambahnya diameter tumor >
7. Laboratorium : 25% atau ada lesi baru.
a. Hb > 10g% Lama remisi berbeda-beda :
b. Leukosit > 5.000/mm 1.Remisi pand : 1 -3 bulan
c. Trombosit > 150.000/mm 2. Remisi sedang : 6 - 12 bulan
B. Syarat yg hrs dipenuhi terapis : 3. Remisi panjang: 1- 3 tahun
1. Pengetahuan kemoterapi memadai Faktor2 yg mempengaruhi respon thd kemoterapi :
2. Terampil menyuntikkan obat sitostatika 1. KU (skor Karnofsky/skala ECOG atau Zubrod)
3. Tersedia sarana lab utk faal hati, ginjal, hematologik 2. Stadium penyakit
4. Pengetahuan ESO & cara mengatasinya 3. Lokalisasi penyakit
4. Sensitivitas thd obat Simptomatik; kemampuan mengurus diri sendiri
5. Tirnbulnya resistensi obat terbatas; waktu ditempat tidur > 50%
6. Terapi sebelumnya Disabilitas komplit ; tidak mampu mengurus diri;
7. Ggn fungsi organ ditempat tidur sepenuhnya
Tabel 2.Skor Karnofsky
Skor KU Komplikasi
100 Aktifitas normal Ekstravasasi
90 Pd aktifitas N timbul keluhan ringan Definisi :
80 Melakukan pekerjaan ringan terasa lelah Keluarnya obat vesicant atau irritant ke jaringan subkutan yg
70 Tdk dpt melakukan pekerjaan agak berat, masih dpt mengurus diri sendiri menyebabkan nyeri, nekrosis, & pengelupasan jaringan.
Vesikan : Obat yg dpt mendestruksi jaringan.
60 Mulai memerlukan bantuan orang lain Iritan : Obat yg dpt menimbulkan gatal dan plebitis pd tpt
50 Sangat memerlukan bantuan orang lain injeksi/sepanjang vena, dg atau tanpa reaksi inflamasi.
40 Perlu perawatan, tp masih cdt dilakukan dirumah
30 Harus dirawat di RS
20 Sangat payah Tabel 4. Obat-obat yg bersifat vesican & iritan
10 Hampir mati :
0 Mati Obat vesikan Obat Iritan
Makin rendah skor Kamofsky, makin kecil kemungkinan sembuh. Dactinomycin Bleomycin
Skor < 50, sitostatika harus dihentikan atau dibatasi. Daunorubicin Carmustine
Tabel 3. Skala ECOG atau Zubrod Doxorubicin Cisplatin
Skala KU Idarubusin Dacarbazine
0 Asimptomatik dan aktif sepenuhnya Mechlorethamine Etoposide
1 Asimptomatik; rawat jalan; aktivitas fisik berat Mitomycin Fluorouracil
terbatas Vinblastine Mitoxantrone
2 Simptomatik; dpt rawat jalan; mampu mengurus diri Vinkristine Paclitaxel
sendiri; waktu di tpt tidur < 50% Vindesine Streptozocin
Teniposide Kematian janin Perkembangan syaraf/mental
Malformasi terlambat
Faktor2 yg mempengaruhi timbulnya ekstravasasi : Lahir premature Karsinogenik
1. Pembuluh darah yg sklerotik Terusakan organ Sterilitas
2. R/ radiasi lokal di sekitar tpt suntikan Depresi hematologist Teratogen (offspring)
3. Pemberian obat sitostatik dg konsentrasi tinggi Imunosupresi
4. Sisi tpt suntikan
5. Tusukan vena berganda
6. latrogenik Efek teratogenik sitostaika ttt
Penanganan ekstravasasi :
Teratogen
1. Stop suntikan segera, tinggalkan jarum ditempat Obat Maltormasi
esitas
2. Aspirasi obat yg terinfiltrasi sebanyak mungkin
3. Injeksikan antidotum (bila tdk ada injeksi hidrokortison) Alkylating agent
4. Lepaskan jarum Cyclophosphamide Sedang Ektremitas, jari, jtg. GIT
5. Injeksikan antidotum SC disekitar ekstravasasi Busulfan Rendah Ginjal, hati
6. Kompres dingin atau hangat sesuai jenis kemo yg digunakan Cisplatin Rendah Belum diketahui
- Alkylating agent : kompres dingin Antimetabilit
- Alkaloid vinka : kompres hangat Aminopterin Tinggi Kraniofasial, abortion
7. Tinggikan tempat ekstravasasi dg bantal MTX Tinggi Kraniofasial, ektermites, jtg
8. Eksisi bila ada tanda2 kerusakan jaringan atau ulkus 5-FU (sistemik) Data kurang Jtg, GIT, ekstremitas, jari
5-FU topical Rendah Aneuploidi
KEMOTERAPI PD WANITA HAMIL Cytosine arabinoside sedang Aneuploidi, ekstremitas, tulang
Kanker yg sering bersamaan dg kehamilan berturut2 : ca cx, payudara, Antibiotik
melanoma, ovariurn, tiroid, leukemia, limfoma, kolorektat. Tdg ada bukti Doxorubicin Rendah Nekrosis miokardium
bahwa insiden keganasan meningkat slm kehamilan. Juga tdk ada bukti Bleomycin Data kurang
bahwa slmm kehamilan tjd perubahan perilaku biologis kanker.
Lain2
Kehamilan hanya berpengaruh kecil thd kanker. Sebaliknya kanker punya
Vinka alkaloid Rendah
efek yg sangat buruk bagi kehamilan. Metastasis langsung ke janin jarang Jtg, ginjal, ekstermitas
All-trans retinic acid Tinggi
tjd, namun diagnosis & terapi sering terlarnbat dberikan krn berbagai Kraniofasial
Interferon-alpha Rendah
pertimbangan. Adanya janin, mengharuskan utk dilakukan modifikasi Belum diketahui
teknik diagnostik & terapi: hindari radiasi, atau tunda pembedahan/ Catatan :
kemoterapi slm organogenesis (TM I), pilih sitostatik yg tdk teratogenik. Kemoterapi neoadjuvant :
Farmakologi dlm kehamilan : Kemoterapi yg diberikan sebelum terapi utama dgn tujuan :
- farmakokinetik berubah Tumor mjd lebihkecil resectable hasilnya lebih baik
- sebagian besar jenis sitostatika dlm kadar minimal melewati sawar plasenta, Mensterilkan sel kanker shg risiko metastasis dpi dikurangi.
masuk ke kompartemen janin, & harus dimobilisasi oleh janin Rasionalisasinya :
Tjdnya efek teratogenik tgt pd : - aliran darah masih baik, lebih sensitif bila diberikan sbl
- saat kontak dg sitostatik operasi/radiasi
- lamanya kontak dg sitostatik - toleransi thd kemoterapi masih baik
Cacat janin timbul krn paparan intrauterin slm TM I (organogenesis) - meningkatkan efisiensi operasi/radiasi
ES sitostatika thd janin : - memberantas metastasis subklinis
Kerugian :
Efek segera Efek jangka panjang - terapi utama tertunda, lebih lama
- toksisitas
- mungkin tumor progresif
SKEMA PEMBERIAN SITOSTIKA
SKEMA PENGOBATAN MTX Jam Uraian Keterangan
Dosis Mtx tunggal : 0 Dekstrosa 5% Habis dalam 2 jam
a. Intensif : 0,4 mg/kgbb/hari : 5 hari urut setiap 2 minggu Primferan 1 amp iv
b.Intermiten: 1 mg/kgbb pada hari 1,3,5,7 diikuti leukovorin ,1 MTX mg (diencerkan NaCI 10 ml) Bolus pertahan
mg/kgbb pada hari 2,4,6,8 setiap 15-18 hari atau MTX 30-50 2 NaCI 500 ml +adriamisin Mg Habis dalam 2 jam
mg/m2 IM setiap minggu Bila pakai Actinomisin
am Uraian Keterangan (diencerkan NaCI 10 ml,
0 Primferan 1 amp Wing nedle no.27 berikan iv pelan-pelan)
MIX mg 4 NaCI 500 ml Habis dalam 4 jam
(50 mg diencerkan 10 ml NaCI, Hr ke MIX mg (diencerkan 10 ml iv) Pakai wing nedle no 23
diambil kebutuhan mg, 2 sp 5 Primferan 1 amp iv
diencerkan 10 ml lagi, suntikan
pelan-pelan iv)
NaCI secukupnya iv SKEMA PENGOBATAN PLATOSIN TUNGGAL
Dosis : 50 mg/m2
MTX diberikan bbrp seri sp hCG urin (-). Stl (-) beri aftercourse 2 - 3 Jam Uraian Keterangan
seri. 0 D 5 % 500 ml Habis dalam 2 jam
2 NaCI 500 ml Habis dalam 2 jam
SKEMA PENGOBATAN MAC
4 Zofran 1 amp Masukkan dlm sisa NaCI
Diberikan selama 5 hari, istirahat 2 atau 3 minggu
Dosis : MTX : 1,5 U/m2 = (hari 1 s/d 5)
Adriamisin 45 mg/m2 = (hari 1 saja) 4.20 Zofran 1 amp + D5% 500 m Habis dalam 16 jam (infus
atau three way)
Actinomisin D 8 mg/KgBB = (hari 1 s/d 5) 4.30 NaCl 500 ml + Platosin 50mg Habis dalam 2 jam
Kalmetason 1 amp IV
Chlorambusil 0,15 mg / kg bb/oral/ hari
6.30 NaCl 500 ml Habis dalam 2 jam 16 a. Dekstrosa 5% 500 ml Habis dalam 4 jam
Platosin (sisanya) b. Primferan 1 amp iv Melalui selang infus
Kalmetason 1 amp IV Oradekson 1 amp iv
8.30 NeCI 500 ml Habis dalam 4 jam Diazepam 2 mg iv
12.30 D 5% 500 ml Habis dalam 4 jam 20 a. Dekstrosa 5% 500ml Habis dalam 4 jam
Kalmetason 1 amp IV b. Primperan 1 amp iv melalui selang infus
16.30 NaCI 500 ml Habis dlm 4 jam Oradekson 1 amp iv
Catatan : - Bila urine < 100ml/jam beri lasix 1 amp Diazepam 2 mg iv
- Bila masih muntah dapat ditambahkan DBP 2 amp IV Catatan : Bila urin < 100 ml/jam berikan lasix 1 amp iv
RADIOTERAPI PADA KARSINOMA Bila sel kanker sdh keluar rongga panggul, radioterapi bersifat paliatif
karena penyinaran tidak akan dpt membunuh semua tumor krn telah
SERVIKS menyebar jauh.
Pengobatan dg radiasi disesuaikan dg tujuannya : kuratif atau paliatif Jadi : - Ca Cx stad. l IIIB kuratif
Kuratif artinya terapi bertujuan utk membunuh kenker dan sel2 yg - Ca Cx stad IV paliatif
telah menjalar/metastase ke sekitarnya / KGB panggul, dg tetap Tujuan terapi kuratif dpt dicapai dg gabungan radiasi eksterna &
mempertahankea sebanyak mungkin keutuhan jaringan sehat radiasi interna.
disekitarnya spt rektum, VU, usus halus, & ureter.
Stad I A terapi utamanya adl operasi. Tdk diperlukan radiasi adjuvant. a. Memberi radiasi yg sinkron tumor primer & KGB mencegah
Stadium IB terapi utamanya operasi. Raioterapi adjuvant penyebaran
diindikasikan bila : b. Menghindari dosis tumpang tindih berlebihan antara RE & RI
1.Tumor > 4 cm 1. RE
2.Invasi limfogen & hematogen (+) - Pesawat :
3. Tepi sayatan (+) Telecobalt 60, Mevatron 60, Mevatron 74
4. Hasil PA jenis high risk (mis. Adeno ca) - Lapangan penyinaran :
5.KSS diferensiasi buruk Kranial: antara LIII - LIV
6.KGB (+) Lateral : 2 cm lateral dr tepi medial tl panggul
Kaudal : batas bawah simfisis pubis
1. Radiasi eksterna (Teletherapy) - Dosis radiasi : 200 rad / hr, 5 kali seminggu.
- Ditujukan pd KGB panggul & penjalaran ke parametrium ddg 23 kali (4600 rad) utk stad I - IIA
panggul 25 kali (5000 rad) utk stad IIB - IVA
- Utk mengurangi ES digunakan sinar energi megavolt mis. Co 60 2. RI
dg dosis fraksinasi 200 cGy/hr - Pesawat :
- Target volume : tumor primer + kelenjar limfe pelvis & iliaka Afterloading high dose rate :
komunis - Selectron dg sumber radiasi Cobalt 60
- Batas superior : tepi atas L V - Curietron dg sumber radiasi Cesium 137
- Batas inferior : tepi bawah foramen obturator Afterloading low dose rate :
- Batas lateral 1 cm lateral dr tulang dinding pelvis - sumber radiasi Cesium 137
- Batas anterior : pertengahan simfisis pubis - dosis : 2 X 1330 rad di titik A
- Batas posterior : pertengahan S 2. - lama radiasi : 26 - 30 jam
2. Radiasi Interna (Brochytherapy) Persiapan radiasi
- Radiasi dosis tinggi pd tumor primer serviks 1.Lab DR, UR, KD, gula darah, & EKG
- Radiasi pd rektum & VU dipertahankan dlm dosis toleransi 2.Koreksi anemia
- Memasang sumber radiasi intrauterin & vagina (intrakaviter) 2.Obati infeksi lokal dg AB.
- Cara pemasangan 3.Piosalping operatif, seminggu kmdn baru radiasi
Metode konvensional 5.BNO - IVP
Menggunakan bahan radioaktif radium atau cesium dg 4. Ro tulang2 pelvis & lumbal utk menyingkirkan metastase
intensitas rendah yg dipasang pd penderita oleh petugas scr 5. Persiapan mental, informed consent : jelaskan ES, lamanya
langsung shg dpt terkena radiasi. perawatan, perubahan haid & f/ seksual.
1. Metode Paris Prosedur perawatan
Menggunakan radiasi dg intensitas sangat rendah shg perlu . Bila KU baik radioterapi dilakukan secara rawat jalan.
waktu yg lama (sp 160 jam) Bila KU jelek rawat dulu utk perbaikan KU
2. Metode Stockholm
Intensitas relatif lebih tinggi, lama radiasi sekitar 24 jam/kali, Persiapan pd hari H
diberikan 2 kali dg interval 1 minggu. Radiasi Eksterna :
3. Metode Manchester - menggambar lap operasi 1 hr sblnya/pd hr radiasi
- Modifikasi Paris, diberikan 2 - 3 kali dg jarak 1 minggu - persiapan khusus (-)
- Dosis radiasi ditetapkan dalam rad = cGy Radiasi Internet :
- Pd titik A ( 2 cm kranial dr puncak vagina, 2 cm lateral - Konsul anestesi
dr sumbu uterus) didpt dosis 6000 - 7000 rad - Puasa malam harinya. Dulcolax 2 tab BAB pagi hari sebelum
- Pd titik B ( di ddg panggul 3 cm dr titik A ) didpt dosis 1/3 dr ke unit Radioterapi.
dosis di titik A.
4. Implantasi intertitiel : dipakai sbg penambah dosis radiasi Komplikasi
lokal. Akut
Metode afterloading 1.Kulit : Folikulitis, deskuamasi, pengeluaran cairan
- Aplikator kosong dipasang lebih dulu 2.Sistitis
- Bahan radioaktif dimasukkan scr manual atau remote control. 2.Progtosigmoiditis
- Memberi kemungkinan radiasi dg intensitas tinggi (high dose 3.Enteritis
rate), shg lamanya radiasi sangat pendek (bbrp menit) 4. Sumsum tulang
Lambat
- Dosis radiasi rektum & VU dpt ditentukan > teliti
- Bahan redioaktif Cs 137, Co 60, atau Radium. 1.Proktitis/sigmoiditis : 6 - 24 bt kemudian
2.Fistula rektovaginal
Metode radiasi di RSCM
3.Striktur rektum : 5 - 10 th kemudian
Gabungan : RE + RI dg metode afterloading.
4.Obstruksi, nekrosis, perforasi usus halus
RE diberikan lebih dulutumor sdh mengecil, pemasangan
5.Nekrosis puncak vagina
aplikator utk RI lebih mudah.
6.Displasia vagina : stl bbrp tahun
RI dilakukan kemudian utk memberi booster lokal. Tujuannya :
7.Sistitis hemoragik (10 - 20 th) & fistula.
KANKER SERVIKS
Biasanya didapati pada stadium lanjut. Frekuensi :
Skrining sitologi telah menurunkan mortalitas Ca cx sebesar 70 100/100.000 penduduk/th
% selama 50 th terakhir. Panelitian & pemeriksaan sitologis juga Terbanyak pd usia 45-54th
membantu menguraikan riwayat alamiah penyakit mulai dr epitel Std 0 : 25-30 th.
endoserviks yg normal, mjd displasia (ringan, sedang, berat), Ca
insitu, & akhirnya kanker invasif. Progresi penyakit dpt dihentikan Etiologi:
dgn destruksi atau eksisi jaringan abnormal. Tdk diketahui dgn pasti. Kemungkinan :
1.Sperma yg mengandung komplemen histone bereaksi dgn 30 % 2th
DNA sel serviks kanker 20 %
2.Semen yg bersifat alkalis hyperplasia neoplasia Berat (seluruh epitel)
45 % 1th
3. Mikoplasma
4. Klamidia Stadium 0
5.Virus herpes simpleks tipe 2 100 % 2-3th
6.Human papiloma virus
7. Citomegalo virus Stadium invasif
Kriteria utk memenuhi adekuasi spesimen & presisi tes - isi formulir permintaan dg singkat, lengkap & jelas
Pap : - spesimen di ambil sbl melakukan pemeriksaan vaginal yg lain
A. Pasien : - jangan menggunakan pelican speculum vagina
- datang diluar menstruasi - ambil pd skuamokolumner junction
- tdk memakai bahan antiseptik pd vagina C. Ahli PA :
- utk pasca bersalin, operasi rahim, radiasi dating 6 bl kemudian - evaluasi diagnostik > akurat
- T/ local suppose/ovula dihentikan 1 mgg sebelumnya - dgn system & terminology yg disepakati saat ini TBS
B. Klinis :
LESI SEL SKUMOSA EKTOSERVIKS - Pembesaran inti (2-3 kali inti sel intermediat)
ASCUS - Rasio inti : sitoplasma meningkat
Istilah yg meliputi kelainan seluler melebihi kelainan - Ddg inti rata & regular, kromatin halus agak hiperkromatik, inti
reaktif/inflamasi tp tdk masuk lesi intraepithelial ganda, anak inti (+)
Kreteria : Pelaporan ASCUS seharusnya membedakan :
- ASCUS cenderung kea rah keganasan (favor neoplasia)
- ASCUS cenderung kea rah perubahan reaktif/peradangan (favor Ulang tes Pap
inflammation) 4-6 bl
Kepentingannya :
1. ASCUS favor neoplasia hrs segera kolposkopi Normal Abnormal / SIL
2. ASCUS favor inflammation cukup follow up
3. Utk mengurangi beban pasien (high cost) thd kolposkopi
Setelah 3 kali normal, KOLPOSKOPI
ASCUS Kembali tes Pap annual
Follow up dg kolposkopi
LGSIL
Favor reaktif tanpa kualifikasi Favor neoplasia
KOLPOSKOPI
Ulang tes Pap 4-6 bl
3 kali Normal & memuaskan
Corak pembuluh darah normal serviks Cetak tebal : mengindikasikan adanya perubahan minor & mayor
Bdsrkan epitel yg melapisnya serviks dibagi mjd tiga area, masing2 - Minor AWE, punktasi halus, mosaik halus, leukoplakia ltipis
mernpunyai corak vaskuler sendiri. - Mayor AWE lebih tebal, punktasi kasar. mosaik kasar, leukoplakia tebal
Pola T-zone atipik (kolposkopi abnormal) Pembuluh kapiler tunggal pd papil stroma ujungnya tampak sbg
1. Warna & opasitas bintik/punktasi.
a. AWE b.Mosaik
- perubahan warna pd T-zone stl aplikasi dg larutan as asetat ke Ujung pembuluh darah kapiler memotong epitel, melalui septa
arah warna putih atau putih abu2 stroma.
- makin putih & makin tajam batas lesi (apalagi bila disertai gambaran c. Pembuluh darah atipik
pembuluh kapiler), makin tinggi derajat kelainan histologisnya Pembuluh darah tdk spesifik, tak beraturan, cabang tak teratur,
b. Leukoplakia (keratosis) diameter pembuluh darah sangat bervariasi Ca invasif.
- tumpukan keratin cahaya tdk dpt menembus sal epitel dan Keterangan gambar :
mencapai pembuluh darah tampak hanya lempeng putih (white a. Kapiler hairpin
plaque) b. Kapiler koma
2. Konfigurasi permukaan epitel c. Vaskuler bercabang reguler
- epitel tdk rata, rapuh, disertai perubahan pembuluh darah atipik d. Vaskuler bercabang reguler dg kaliber mengecil gradual
Iesi kanker invasif e. Vaskuler staghom-like, pd inflamasi
- gambaran jonjot, mikroglandular, pola pembuluh darah f. Mosaik
normal infeksi HPV & kondiloma g. Long paralel-coursing dg berbagai variasi ukuran
3. Arsitektur pembuluh darah kapiler h. Irregular corkscrew
a. Punktasi i. Bizarre, tortuous, atypical vessels
j. Vaskular atipik Pola pembuluh - Pola vaskuler +/- - Pd daerah putih
k. Irreguler crazy darah - Mosaic halus, irreguler, spider biasanya Pembuluh
web, horizontal arcade darah (-)
Interpretasi T-zone atipik - Punktasi halus, vertical loop - Lesi lebih berat, punya
hairpin pola vaskuler :
Gbrn T-zone atipik dpt diterjemahkan dg cara :
- Jarak intrakapiler kecil - mosaik
I. Subyektif - praktasi
- T- zone normal/ tdk - Pembuluh darah tdk varises
- Apakah kelainan didalam/diluar jangkauan kolposkopi Pewarnaan - Umumnya menyerap iodine partial - Tdk menyerap iodine
Iodin - Epitel atipik berdiferensiasi - Epitel berdiferensiasi
- Apakah kelainan lesi invasif dpt disingkirkan
II. Derajat kelainan kolposkopik baik masih mengandung buruk, kurang
glikogen menghasilkan mengandung glikogen
A. Sistem grading Coppleson :
pewarnaan iodine - Kuning
Derajat 1 ( insignificant, not suspicious ) - Lesi adl metaplasi imatur atipik
AWE, datar, tepi Iesi tdk tajam - Epitel imatur mengandung
Warna masih translusen, mosaik/punktasi halus & teratur +/- sedikit glikogen
Batas lesi tdk tegas, dg / tanpa kapiler halus
Jarak interkapiler pendek, vaskuler atipik (-)
Pd infeksi HPV, NIS I, servilks dg kehamilan, peradangan
Derajat 2 ( significant, suspicious )
AWE, datar, lebih putih, berbatas tegas, opasitas
Punktasi/mosaik masih reguler dg pola tertentu
Jarak interkapiler , vaskuler atipik (-)
NIS 1 dan 2
Derajat 3 ( highly significant, highly suspicious )
AWE jelas menarik permukaan sekitarnya
Warna putih atau putih keabu2an
Batas lesi tajam & tegas
Punktasi/mosaik irreguler, kaliber vaskuler melebar, berbelok2
Jarak interkapiler , vaskuler atipik (+)
NIS 3, Ca insitu, Ca mikroinvasif
B. Indeks kolposkopi Reid
Tanda indeks
Kolposkopi o I 2
Btk kondiloma atau Lesi braturan dg Tepi menggulung
mikrokapiler, epitel bataas halus & keluar batas dalam
putih bata tak tegas, tepi lurus diantara daerah yg
Batas
spt bulu ayam, lesi berbeda epitel
satelit & putih meluas penampakannya
melewati T-zone
Epitel putih yg tak te Corak Warna putih tiram
Warna gas, Warna salju intermediate yg kusam
berkilau (abu2 berkilau)
Pembuluh yg halus pola Punktasi& mosaik
Pembuluh tak teratur, tiap lesi dg Tak tampak yg tegas & kasar
darah btk kondiloma atau pembuluh darah
mikorkapiler
Lasi coklat mahoni, lesi Pengambilan Lesi tegas warna
7 minor warna kuning warna iodine tak Kurang mustrad
Iodin mustard sempurna (spt
kulit kura2)
Nilai kolposkopi : 0 2 : SPI atau NIS I
3 5 : NIS 1-2
6 11 : NIS 2-3
C. Sistem kolposkopi modern
Tanda LGSIL HGSIL
kolposkopi
Margin (tepi) - Irregular, feathered, loculated - Regular, tepi jelas
- Angular, jagged shape, - Tepi dalam
geografik - Lesi menonjol bergulung
- Lesi satelit & terkelupas
- Kondiloma (klinis)
- Permukaan mikropapilife
- Kondiloma inverted
Warna - Permukaan bersinar - AWE lebih pucat, batas jelas
- Acetowhitering tak jelas atau - Permukaan opaq-
- AWE putih salju densitas nukleaus
Reaksi asam asetat cepat memudar - Putih opaq, warna abu2
Cyster
- Reaksi asam asetat lebih
persisten
KANKER SERVIKS INVASIF
Kanker terbanyak kedua pd wanita di dunia. Klasifikasi histologik (WHO 1994)
450.000 kasus baru pertahun & 200.000 meninggal. I. Tumor epitelial
Diagnosis : Lesi skuamosa
Gajala : - Keratinizing
Stadium invasif : - Nonkeratinizing
- perdarahan spontan atau pasca senggama - Verukosa
- keputihan bercampur darah & berbau - Kondiloma
Stadium lanjut : - Papiler
- ggn pd organ2 lain - Lymphoepithelioma-like carcinoma
- sakit perut pd bagian bawah Lesi glandular
- sakit pinggang - Adenokarsinoma in-situ
- berak darah dll. - Adenokarsinoma
Pemenksaan fisik : Adenokarsinoma musinosum : endoserviks
- porsio dg proses eksofitik / ulseratif / endofitik yg mudah berdarah intestinal
- proses eksofitik atau ulserasi di vagina Adenokarsinoma endometrium
- nodul di parametrium, sp atau tdk ke ddg panggul Clear cell adenoca
- pembesaran KGB femoralis, aksila, supraklavikula Adenokarsinoma serosum
- pem paru & abdomen Adenokarsinoma mesodefrik
Pem penunjang : Tumor epitel lainnya
a. Darah tepi, KD (fungsi hati & ginjal) . - adenosquamous carcinoma
b. CEA utk manilai respon terapi & pengamatan lanjut - Glassy cell carcinoma
c. Histopatologi (kolposkopi, konisasi, biopsi, D & C) - Adenoid cystic carcinoma
d. Rektoskopi & sistoskopi - Adenoid basal carcinoma
e. Foto toraks - Carcinoid tumor
f. BNO/IVP - Small cell carcinoma
DD : - kondiloma akuminata - servisitis - Undifferentiated carcinoma
- ektopi - polip Endocervical stromal tumors
Stadium klinik Sarcoma botroides (embryonal rhabdanyosarcoma)
Dibuat berdasarkan tkt penyebaran penyakit. Endometrioid stromal sarcoma
Stadium klinik menurut FIGO 1995 : Alveolar soft part sarcoma
Stadium Gbr klinik others
0
Karsinoma insitu/intraepitel. Membrane basilis masih utuh (hanya dpt II. Mixed epithelial and mesenchymal tumors
dilihat scr mikroskopis ) Adenosarcoma
Proses terbatas pd serviks (dilihat mikroskop) Malignant mesodermal mixed tumors (malignant mullerian mixed tumors ;
Membrana basalis sdh rusak & sel tumor ganas sdh memasuki carcinosarcoma
stroma, tp tdk melebihi 3 mm
Wilms tumors
A Scr mikroskopik ada invasi pd stroma dgn kedalaman max 3
1
mm & lebar 7 mm III. Miscellaneous tumors
I Melanoma maligna
2 Tdpt invasi pd stroma dgn kedalaman 3-5 mm & lebar 7 mm
Lesi terlihat scr klinik & terbatas pd serviks atau lesi > stadium Limfoma & leukemia
IA Tumors of germ cell type
B
1 Lesi < 4 cm IV. Secondary tumors
2 Lesi > 4 cm Metastasis :
Proses meluas ke uterus tp tdk ke ddg pelvis & telah mengenai 2/3
vagina proximal
1. Perkontinitatum : - lig. Sakroiliaka
II
A. Parametrium masih bebas . - lig. Sakrouterina
B. Parametrium sudah terkena 2. Limfogen : - parametrium
Proses meluas ke 1/3 distal vagina, ddg panggul, /telah mengenai ginjal - parailiaka
- paraaorta
III A. Mengenai 1/3 distal vagina
3. Hematogen : jarang sekali
B. Mengenai ddg pelvis atau hidronefrosis
Sudah meluas ke organ sekitar/ (rektum & vesika) atau metastase keluar
Metastase jauh : paru, hati, ginjal, tulang, dan otak.
panggul/tempat2 jauh Penatalaksanaan :
IV
A. Mengenai rektum / vesica urinaria Modalitas terapi :
B. Metastase jauh (paru, hati, otak) 1. Operasi
Stadium praklinik la (microinvasive stage) Simple histerektomi
Sdh ada kelainan jaringan yang memenuhi kriteria malignansi tp Histerektomi +SOB / SOU
belum memberikan keluhan pd penderita & belum dpt diketahui bila Histerektomi + vaginektomi 1/3 cranial ( extended histerektomi )
hanya dg pemeriksaan Klinik biasa. Histerektomi + limpadanektomi ( Radical hysterectomy /
Stadium klinik modified )
1. St local : kanker masih terbatas pd organ dimana kanker tsb mulai Eksenterasi anterior / posterior
tumbuh Yg harus diperhatikan pd HT adl syarat
2. St loko-regional : kanker sdh menginfiltrasi jaringan atau kel linfe 1. Stad klinik : biasanya stad 1B & IIA
sekitarnya tp masih terbatas disekitar organ dimana kanker mulai 2. Umur sebaiknya yg belum meopause, bila KU baik dapat dilakukan
tumbuh pd pdrt sampai umur 65 th
3. St regional : sdh ada metastasis pd kel limfe regional & infiltrasi ke 3. Obesitas : bila indeks obesitas (IO) < 0,7 dpt dioperasi, bila lebih
jaringan yg lebih dalam/tulang, shg pd pemeriksaan tumor lebih sebaiknya radiasi
melekat (fixed) 4. Penyulit umum : operasi akan lama (3-4 jam), perlu transfusi 1000-
4. St sistemik atau disseminasi : sdh ada metastasis pd organ2 yg 1600 ml, sebaiknya jangan dilakukan pd pasien dg resiko tinggi
terletak jauh dr organ dimana kanker mulai tumbuh. (peny jantung dll)
5. Pemeriksaan fisik lengkap : USG, BNO/IVP, CEA, konsul PDL,
anastesi dll.
Keuntungan operasi radikal : 3. Memberi efek psikologis, kanker sudah diangkat
1. Luasnya tumor dpt ditentukan shg dpt Iebih akurat 4. Kemungkinan timbul residif local/berkembangnya kanker baru pd serviks (-)
2. Pd penderita muda ovarium dpt dipertahankan 5. Penyulit akibat radiasi (cidera VU, usus) dpt dihindari
6. Dpt mengobati yg radioresisten 2. Karena tindakan/terapi/pembedahan
7. Menghindari fistula postradiasi - Atonia kd kencing
8. kaku & stenosis vagina dpt dihindarkan - Fistulasi
2. Radioterapi - Infeksi
Brachytherepy : - 228 - Perdarahan
- Remote After Loading System (RALS) : Follow up:
o Low dose rate (LDR) : Cs 137, Co 60 2 th I tiap 2 bl
o High dose rate (HDR) : Co 60, Ir 192 Th ke 3 tiap 4 bl
Teleradiasi (radiasi eksterna): selanjulnya tiap 6 bl / tgt keadaan
- mesin cobalt Yg diperiksa :
- Linear Accelerator (LINAC) Anamnesis :
Terapi koloida isotop - BB, nyeri, perdarahan, benjolan
3. Kemoterapi : -Tunggal
- F/ usus, VU
- Kombinasi
- Infeksi sal nafas, betuk dll
4. Imunornodulator
PF umum :
5.Biomodulator
- perabaan kel limfe supraklavikuler & inguinal
6. Terapi gen
- perabaan abdomen (hati, ginjal, massa, ascites)
7. lain-lain
Pem ginekologik :
Dasar terapi : - pemeriksaan vaginoebdominal & rektoabdominal ( genitalia
q St praklinik : Utama operasi eksterna, vagina, serviks, uterus dll)
q St local : Utama operasi Pemeriksaan sitologi (Pap tes) tiap kunjungan
q St loko-regional : utama brakhiterapi
Foto thoraks tiap 12 bl
q St regional : utama Rediasi eksterna
BNO-IVP 6 bl & 2 th sesudah pengobatan
q St sistemik : Utama Paliatif
St Bedah R/ RE Kemo Imuno Biomodul CEA tiap 12 bl
Ia + - - - - - Kolposkopi puncak vagina
lb + + - Rektoskopi dll (sesuai indikasi)
IIa + + + - Rehabilitasi utk memperoleh fungsi yg normal
IIb + +
III + + + Prognosis :
IV Faktor yg menentukan :
Stad Ia : 1. U mur
2. Keadaan fisik umum
Mikro Ca : - anak cukup simple hyst
3. Stadium klinik
- anak (-) konisasi + follow up 4. Ciri histologik tumor
Bukan mikro Ca : - operable hist radikal + Limpadenektomi 5. Kemampuan ahli yg mengobati
- inoperable Redioterapi pelvik (brakhiterapi) 6. Sarana
Stad lb, IIa : Pd senter yg memiliki radioterapi 5 years survival rate adl :
Cx 4 cm, Ca epid : - operable hist radikal + limpadenektomi - stad I : 85 %
- inoperable RI + RE - stad II : 42 - 70 %
- stad III : 26 - 42 %
Cx > 4 cm, adeno ca, edeno sq , small cell :
- sted IV : 0 - 12 %
- operable: Neoadjuvan + hist radikal + limpadenektomi Ca serviks persisten : Ca serviks yg tak respon thd pengobatan. Mis. jenis
- inoperable: RI +RE adenoca.
Stad IIb, IIIa, IIIb : RI + RE Ca serviks rekuren : timbulnya massa/infiltrat sesudah pengobetan 1
Stad IV : paliatif tahun yg dianggap sembuh.
Tkt radikalitas histerektomi :
1. Histerektomi radikal klas I CA SERVIKS RESIDIF
Sedikit lebih luas dr histerektomi total, yaitu dg mengangkat sedikit Beberapa ketentuan/kesepakatan :
parametrium. Dilakukan pd mikroinvasif karsinoma & barrel shape 1. Sembuh primer postradiasi :
endoservical ca. Bila serviks ditutup oleh epitel normal atau obliterasi vagina tanpa
2. Histerektomi radikal klas II (modifikasi Te-Linde) adanya ulkus atau cairan yg keluar. Pd pemeriksaan rektovaginal bila
Mengangkat puncak vagina, mengikat a. uterine pd sisi medial ureter ada indurasi teraba licin, tdk berbenjol. Serviks tidak lebih dr 2,5
(tp ureter tdk dibebasken dr lig vesikouterina. Mengangkat 1/3 bag cm, & tdk ada metastasis jauh.
medial fig cardinal. A. uterina dipotong medial dari ureter, shg cabang 2. Persisten postradiasi :
a. vesikalis superior ke ureter tetap utuh Bila ada persisten dr tumor asal atau tumbuh tumor baru di pelvis dlm
3. Histerektomi radikal klas III (prosedur klasik Meigs)
3 bulan postradiasi.
Semua jaringan parametrium dan paravaginal diangkat bersama
3. Residif postradiasi :
kelenjar limfe I.
4. Histerektomi radikal klas IV Bila tumor tumbuh kembali di pelvis atau distal stI serviks & vagina
Ureter dipisahkan seluruhnya dr lig cardinal & vesikouterina, a. dinyatakan sembuh.
vesikalis superior dikorbankan, proximal vagina diangkat bersama 4. Persisten postoperatif :
uterus & paremetrium, disertai limpadonektomi komplit. Bila dlm lapangan operasi masih terlihat masa tumor scr makroskopis
5. Histerektomi radikal klas V atau tjd residif lokal dlm waktu 1 th postoperasi.
Terminal ureter, segmen VU atau rektum diangkat bersama uterus 5. Residif postoperatif :
parametrium, adneksa dan kel limfe pelvis Bila kembali ditemukan masa tumor postoperasi, setelah masa
Komplikasi : tumor diangkat seluruhnya secara makroskopis & tepi sayatan
1. Karena penyakit : dinyatakan bebas scr mikroskopik.
- gagal ginjal karena obstruksi 6. Kegagalan sentral atau local :
- perdarahan Bila tdpt Iesi yg rewsidif di vagina, uterus, VU, rektum & bagian
- fistulasi
medial parametrium
- penyakit akibat metastasis jauh
Lokasi residif : Gejala :
- sentral (jarang pd stad I & II 1%, stad III B 22%; stad IV 93%): - penurunan BB akibat proses katabolik dr radiasi
vagina, serviks, uterus, parametrium, rektum - nyeri siatik pd lipat paha, betis bokong, nyeri dada
- dinding panggul - batuk, hemoptisis : metastasis ke paru-paru
- KGB paraaorta & perifer (supraklavikuler, inguinal) - edema tungkai akibat penyumbatan saluran limfe / sistem vena
- Paru ileofemoral
- Skelet aksial - perdarahan pervaginam, fluor encer & berbau, purulen
Tm II lanjut sp 34 mgg SC klasik RE + RI
Penatalaksanaan : Tm III : SC klasik RE + RI
Prosedur diagnostik : Pascapersalinan : RE + RI
1. Pemeriksaan sitologi Pap : kalau terdpt di sentral & paru Catatan :
( spesimen dr vagina, sputum, efusi) Indeks obesitas :
2. Biopsi : jika Pap (+), KGB membesar lakukan biopsi BB + LP/2
3. Radiologik : IVP, toraks foto, Ba enema, CT-scan TB
4. Scan radioisotope : tulang, otak, hati
5. Endoskopi
6. Laparatomi ekspiorasi membuktikan residif di panggul
- jika residif di panggul eksenterasi
- jika residif di uretra radiasi lokal
- jika di paru-paru (soliter) reseksi
Pengobatan :
Residif postradiasi
1. Lokal kemoterapi, atau histerektomi radikal
2. Regional :
Rektum/VU/parametrium (tulang panggul bebas) eksenterasi
Distal vagina/vulva radiasi dg elektron/interstisial
Panggul (dlm lapangan radiasi) radiasi
Panggul (diluar lapangan radiasi) kemoterapi atau radiasi
3. Jauh
Paru : - soliter reseksi atau radiasi
- Multiple kemoterapi
Otak/KGB/tulang radiasi atau kemoterapi
Intraabdominal Immoterapi
Residif postoperasi
1. Regional radiasi atau kemoradiasi. Bila mengenai VU & rektum
pertimbangkan eksenterasi
2. Metastasis jauh (= pd residif postradiasi)
CA CX PD KEHAMILAN
Frekuensi : 1 dalam 1000
Pengaruh ca cx thd hasil konsepsi : (-)
Penatalaksanaan :
didasarkan atas :
1. Stadium
2 . u s i a ke h a m i l a n
3. Keinginan penderita
I. Bedah :
Stad 0 :
Teruskan hamil sp partus. Jika 3 bln post partum masih (+)
ditangani = spt tdk hamil
Stad I/ > :
Tm I - awal Tm II : Histerektomi radikal + limfadenektomi
bilateral dg janin inutero
Tm II lanjut : sp 34 mgg SC klasik + histerektomi radikal +
limfadenektomi
Tm III : SC klasik + histerektomi radikal + limfadenektomi
Pascapersalinan : histerektomi + limfadenektomi
II. Radiasi :
Tm I - awal Tm II : Radiasi intrakaviter atau RE (3000 rad) &
tunggu ab spt. Kalau perlu lakukan histerektomi dulu.
KARSINOMA ENDOMETRIUM
Stadium IV
- sitoreduksi
- kemoterapi atau redioterapi
- hormonal terapi (progestin)
Kemoterapi
Yg terutama digunakan adl :
- doxorubicin (adriamycin)
- cisplatin
- carboplatin
Follow up :
Tujuan :
1. Deleksi dini adanya rekurens
2. Tatalaksana thd komplikasi
3. Mencegah hal2 yg dpt mengurangi kualitas hidup beri HRT
TUMOR GANAS OVARIUM
Epidemiologi : neoplasma epitelial adl jinak
- 10 dr 100.000 wanita akan mendpt kanker ovarium - Jenis borderline & ganas banyak pd wanita dws. Umur rata2 saat
- Tertinggi di negara maju krn Faktor lingkungan (epitel) didiagnosis 52 th (borderline 4-10th lebih muda)
- Di indonesia no. 6 Gejala dan Tanda klinik :
- Faktor risiko : Nyeri perut 50,6%
1. Usia : Perut buncit 49 %
Umur (th) Presentase (%) Gqn percernaan 21 %
20-30 10 Penurunan BB
30-40 20 Perdarahan pervaginam
50-70 50 Gqn sal kemih
>70 34 Rasa tertekan di panggul
Teori Gonadotropin : dasamya, aktivitas ovarium dikontrol oleh Nyeri punggung 4, 9 %
gonadotropin. Pd menopause gonadotropin KO. Meraba masa diperut 2, 8 %
2. Genetik : KO jenis epitel 18 X jika dlm keluarga (+). Wanita dgn Pd pemeriksaan ditemukan masa dirongga pelvis/dpt meluas ke
kanker mammae 2-4 X kena KO pd usia sama. abdomen, mengisi parametrium kiri/kanan/CD. Konsistensi padat,
5-10% pdrt KO, r/ keluarganya (+) Cancer family syndrome mobilitas terbatas, permukaan tdk rata (berdungkul2), biasanya
(Lynch type II) periksa BRCA-1 jika (+) ditemukan lokus 17q21 bilateral, disertai ascites
(tanda hilangnya gen supresor) penatalaksanaan hrs lebih agresif.
3. Paritas : nullipara 2,5 X Cramer : hamil dpt mengoptimalkan fungsi
Klasifikasi
Scr grs besar bdsrk asalnya tumor ovarium dbagi mjd :
ovarium mencegah keganasan
A. Berasal dr sel epitel Epitelial tumor ( 80%)
4. Bahan kimia eksogen : pemakaian talk di perineum, partikel
B. Berasal dr sel germinal Germ cell tumor (15-20%)
bebas akan mengadakan kontak dgn ovarium melalui vagina, uterus
C. Berasal dr stroma/sel theca/granulosa/Leydig Sex cord-stromal
dan tuba
tumor (5-10%)
5. Faktor ovulasi : Fathalla (teori incessant ovulasion)ovulasi
Scr lengkap sbb :
terus trauma ovarium ganas. Kehamilan & kontrasepsi oral
A. Tumor epithelial :
ovarium istirahat dr trauma ovulasi
1. Serosum
6. Sosek : obesitas (mkn lemak tinggi), merokok, alkohol, virus
2. Msinosum
(infeksi Mumps sbl menars), dll
3. Endometrioid
- Neoplasma ovarium terutama terbtk dr sel2 epitel jenis epitelial
4.Mesonefroid
- Tumor epitelial mrpk 50% dr semua neoplasma jinak
5. Tumor Brenner
85-90% dr tumor ganas primer
6. Tumor sal skuamosa
- Jarang pd anak2 & prepubertas. Pd prepubertas scr praktis semua
7. Tumor epitel campuran (mixed)
8. Undiferentiated ii. kista dermoid bertransformasi ganas
B. Sex cord & stromal tumor : c. Monodermal & sangat spesifik
1. Granulosa-tumor sel stromal - struma ovarii
a. Granulosa sel tumor - karsinoid
b. Tumor thecoma-grup fibroma (thecoma, fibroma, - struma ovarii dan karsinoid
unklasifikasi) - lainnya
7. Bentuk campuran
2. Androblastoma, tumor sel Sertoli-Leydig
D. Gonadoblastoma :
a. Diferensiasi baik 1. Murni
- androblastoma tubular : tumor sel Sertoli 2. Tarcampur dgn germ cell tumor
- androblastoma tubular dgn kandungan lipid : tumor sel E. Tumor sel germinal-sex cord- stomal dr tipe non gonadoblastoma
Sertoli dgn kandungan lipid F. Tumor rate ovarii
- sel tumor Sertoli-Leydig G. Tumor mesothelioma
- tumor sel Leydig : tumor sel halus 1. Tumor adenometroid
b. Direfensiasi intermediat 2. Mesothelioma
c. Diferensiasi buruk (sarkomatoid) H. Tumor uncertain origin dan tumor miscellaneous
d. Dgn elemen heterologus 1. Karsinoma 'small cell
3. Tumor sex cord & tubulus annular 2. Tumor Wolfian
4. Gynandroblastoma 3. Karsino.a hepatoid
5. Unclassified 4. Mixoma
6. Tumor sel steroid (Lipid) 5. lain-lain
C. Germ cell tumor : I. Penyakit Trofoblastik gestasional
1. Disgerminoma J. Tumor 'soft tissue tak spesifik ovarium
a. Varian dgn sel sinsitiotrofoblas K. Limfoma maligna & leukemia
2. Tumor sinus endodermal L. Tumor unklasifikasi
a. Varian tumor polivesikular vitelin M.Tumor sekunder (metastasis)
b. Varian hepatoid N. Kondisi seperti tumor
c. Varian glandular (disebut 'endometrioid-like) 1. Luteoma kahamilan
3. Karsinoma embrional 2. Hiperplasi atromaovarium & hyperthecosis
4. Korio Ca 3. Edema masif
5. Poliembrioma 4. Kista folikel soliter, kista korpus luteum
6. Teratoma 5. Ovarium polikistik
a. Immatur 6. Folikel kista lutein multiple/korpus luteum
b. Matur 7. Endometrosis
- solid 8. Kista inklusi germinal
- kistik 9. Kista simpel
i. kista dermoid kista teratoma matur 10. Losi radang
11. Kista paraovarium
Tumor ovarium jenis epitelial dibagi lagi mjd : 100%.
1. J i n a k Panel tumor marker
2. Borderline Ca epitelial CA 125, CA 72-4, CA 15-3, CA 19-9, CEA, lipid
3. Ga na s associated sialic acid, NB/70K
Diagnosis : Germ cel tumor CA 125, alfafetoprotein, HCG, LDH
1. Pemeriksaan ginekologik : (gejala & tanda) Stromal tumorInhibin, estrogen, androgen, alfafetoprotein
2. Histologik (lih.klasifikasi) Musinosum CA 72-4 (CA 125 < sensitif)
3. USG Pola metastasis :
Dpt membedakan tumor kistik den padat. 1. Perkontinitatum
Tumor dgn bagian2 padat (echogenik) cenderung ganas 2. Penyebaran lewat cairan peritoneum
Tumor kistik (anechogenik) ) cenderung jinak. 3. Trasntubair
USG transvaginal, meningkatkan ketajaman diagnosis krn mampu 4. Limfogen
melihat morfologi ovarium (volume, tebal dinding, septum) dpt 5. Hematogen
dihitung indeks morfologi 6. Latrogenik
0 1 2 3 4 Stadium :
Volume (cm3) <10 10 -50 50-200 200.-500 >500 I. a. ovarium
Tips Tipis > 3 Papeler < 3 Palpiter > 3 Dominan padat b.ovarium
Tebal ddg (mm)
<3 c. Ia atau lb dgn kapsul pecah, bilas peritoneal (+), atau asites (+)
Septum (-) Tebal < Tebal 3mm Padaat 1cm Dominan II. a. Penyebaran ke uterus & tuba
3mm 1 cm padat b. Penyebaran ke jaringan pelvis lain
Volume : lebar x tinggi x tebal x 0,523 c. Ila atau lIb dg kapsul pecah, bilas peritoneal (+), atau asites (+)
Kemungkinan ganas bila indeks 5 (nilai prediksi Positif 0,45) III. a. Tumor pelvis dgn penyebaran scr mikroskopis pd peritoneal
atau volume 10 cm3, atau kelainan struktur ddg tumor. b. Tumor pelvis dgn penyebaran < 2 cm
USG transvaginal color Doppler dpt membedakan tumor ovarium c. Implantasi abdominal > 2 cm, kel retroperitoneal/inguinal (+)
jinak dg ganas, yaitu dg analisa gelombang suara Doppler IV. Kel pd parenkim hati, metastase jauh.
(resistance index atau RI, pulsality index atau PI, dan velocity). Jika efusi pleura (+) harus ditemukan sel2 maligna.
Curiga ganas : RI < 0,4 atau PI 0,6 0,4 . PI 1,4 0,6jinak). Pemeriksaan prabedah :
4.CT-Scan 1. Anamnesis dan PF
Dapat mengetahui ukuran tumor primer, adanya metastasis ke 2. Tes Pap's serviks
hepar dan KGB, asites, dan penyebaran ke ddg perut. Akurasi 91%, 3. Lab darah lengkap, LFT, RFT, AFP, B HCG, CA 125
SS 93%, SP 84%. 4. Foto toraks
Kelemahan : bahaya radiasi, alergi thd kontras, kurang dpt 5. IVP
membedakan kistik dan padat, dan mahal 6. Ba enema
5. Sitologi : Pap hanya 10-13 % pd stad lanjut Penatalaksanaan :
6. Tumor marker : CA 125, CEA, OCA, HCG, AFP dll I. Surgical staging
Sensitivitas CA 125 95-98%, spesifitas 80% Prosedur pembedahan utk menentukan stadium Ca
Gabungan CA 125 & USG abdominal Sp 99,8%, transvaginal Sp ovarium :
1. Insisi mediana melewati pusat I. Efek langsung
2. Aspirasi cairan asites utk pemeriksaan sitologi. Jika tdk ada A. Meningkatkan perasaan sehat
lakukan bilasan peritoneal dibawah diafragma, lateral colon B. Meningkatkan metabolisme
asenden/desenden, & CD 1. Meningkatkan fungsi GI
3. Eksplorasi perluasan tumor, adakah penyebaran ke hepar, 2. Mengangkat masa nekrotik
subdiafragma II. First order kinetic
4. Tindakan pembedahan sesuai dgn keadaan tumor serta persyaratan 1. Mengangkat masa tumor, rnenyebabkan pengurangan sel tumor, shg hanya
pembedahan : tinggal sedikit sisa sel yg perlu dieradikasi
Radikal : HTSOB, limfadenektomi, biopsi sampel peritoneum dari 2. Jumlah sel yg sedikit, mengurangi kemungkinan tjdnya resistensi obat
paracolic gut kiri-kanan, CD, subdiafragma, prevesikal. III. Eksisi masa tumor yg besar meningkatkan sensitivitas thd kemoterapi
Konservatif : SOU, limfadenektomi pelvik ipsilateral, A. Mengangkat tumor dg suplai darah yg buruk
omentektomi, biopsi sampel dari paracolic gut kiri-kanan, CD, sub B. Meningkatkan jumlah sel yg masuk ke dlm fase
diafragma, prevesikal pertumbuhan, shg sensitivitas thd kemoterapi meningkat
5. Usahakan mencapai residu tumor minimal (< 1,5 cm) C. Residu tumor kecil tampak lebih berespon thd kemoterapi
Prognosis :
- 10th 90%
- 20 th 75 %
- Sering tjd rekuren lambat
Penatalaksanaan :
- dulu, nondisgerminoma prognosisnya buruk hanya 5 - 20%
pasien survive stl terapi bedah saja
- tdk radiosensitif, tp dg kemoterapi survival meningkat
- regimen yg dianjurkan adl BEP
- adjuvant harus segera diberikan (7 - 10 hr postop), karena
cenderung relaps dial
- pd yst. kadar AFP yg tinggi (> 1000 kU/L) berhubungan dg relaps
- Stad IA grade 1 follow up saja, tanpa kemoterapi
- > IA follow up + adjuvant kemoterapi BEP- disgerminoma
Ca embrional - Second look laparotomi : sebaiknya hanya dilakukan pd reseksi
- Sangat jarang, lebih sering sbg bagian dr mixed germ cell tumor inkomplit yg terdapat elemen teratoma immatur
- usia median : 14th. - Incomplete surgical staging :
- Makros : tumor bulat, kistik, berkapsul, lunak, kuning keabuan, ada Disgerminoma : tdk perlu laparotomi utk complete surgical
bag hemoragis & nekrosis staging. Cuktp diterapi dg kemoterapi.
- PA : sel2 primitif pleomorfik, sitoplasma bervakuola, Inti vesikuler Nondisgerminoma : kecuali teratoma immatur gr 1, semua
dg 1 - 2 nukleolus. Tdpt kelompok2 sel sinsitiotrofoblas & sel
tumor marker, AFP, hCG, CT-scan abd & pelvis, BEP
mononuklear dg droplet sitoplasma hialin berisi hCG, AFP, keratin
- Memproduksi hormon seksual prekoks & PUD
TUMOR OVARIUM METASTASIS
Korio ca = Krukenberg tumor
- sangat jarang, lebih sering sbg bagian dr mixed germ cell tumor - 6% dr ca ovarium yg ditemukan saat operasi
- bila mumi, lebih mungkin jenis gestasional/metasatasis dr - asal : korpus uteri, usus, mammae, tiroid.
uterus/tuba lebih sensitif thd kemoterapi - khas : Signet ring cells sel spt cincin ditengah stroma
- usia rata2 : 13 th
- Makros : tumor besar padat, putih keabuan, hemoragis, ada bag
nekrosis, unilateral
- Mikros : sarang2 sitotrofoblast & trofoblast intermediat dikelilingi
oleh sinsitiotrofoblast
- Produksi : - hCG (oleh sinsitiotrofoblast)
- HPL ( oleh sel intermediat)
- PLAP (placental-like alkaline phosphatase) PTG
- EMA (epithelial membrane antigen) ( PENYAKIT TROBFOBLAS GESTASIONAL )
- CEA (carcinoembryonic antigen)
Sinonim :
GTN (Gestational Trepoblestic Neoplasia)
GTD (Gestasional Thrpoblastic Disease) Mola Nonmola
Penyakit trofoblas
- berasal dr : - kehamilan (gestasional) : - jinak
- ganas Resolve persistent Resolve persistent Resolve persistent
- bukan kehamilan (nongestasional)
tumor germinal primer ovarium
- jinak Chorio
- ganas Mola Ca
invasif
Kehamilan
Klasifikasi : WHO
I. Mola hidatidosa : - komplit
Abortus Lahir - partial
II. Mola invasif /mola destruens embrio/janin
III. Choriocarcinoma
IV. Plasental site trofoblastic tumor (PSTT) Sitogenetik :
- exagerated pacental site kromosom 46 XX, semuanya berasal dr ayah (paternal). Saat
- placental side nodule or plaque fertilisasi ovum dengan nukleaus kosong/inaktif dibuahi oleh sperma
V. Unclassified trophobastic lesions haploid yg mengalami duplikasi mjd diploid.
10% 46 XY, paternal, satu ovum dibuahi oleh 2 sperma yg masing2
I. Mola hidatidosa haploid X & haploid Y (polispermi) cenderung ganas
Insiden :
- berbeda pd berbagai populasi 1 dalam 400 sp 2000. Gbr klinis :
- terutama Asia tenggara & Meksiko Subyektif :
- meningkat pd > 40 th - perdarahan pd kehamilan muda
- kebanyakan mola mempunyai kromosom XX dr replikasi X parental - gerakan anak (-)
triploidi pd partial mole - hiperemesis
- risiko chorio Ca : 1 dari 30 mola - gjl toksemia pd TM I
1 dari 40.000 kehamilan - tanda2 tirotoksikosis
Etiologi : Obyekti f :
Tdk diketahui. Faktor yg mungkin berperanan : - uterus > besar dr usia gestasi (50%),
1. Ovum patologik terlambat dikeluarkan krn mekanisme - tidak teraba bagian2 janin
imunoselektif trofoblas - ballotement intoto (-)
2. Sosek rendah - DJJ (-)
3. Umur < 201h, > 35 th, paritas tinggi - kd2 disertai kista lutein
4. Defisiensi protein (Acosta -Sison) - kadar hCG meningkat
5. Infeksi virus - USG
6. Kelainan kromosom
7. Tindakan obstetrik mis. abortus provokatus. Diagnosis :
Patogenesis : - klinis : gjl & tanda
Ado 2 teori : - sondage : - Aoosta-Sison tahanan (-) sonde diganti dgn
1. Toori missed abortion : cunam abortus jar mola dijepit & ditarik keluar.
Mudigah mati pada kehamilan 3-5 mgg ggn peredaran darah - Hanifa ditlkukan pemutaran 360
penimbunan cairan dlm jaringan mesenkim villi - lab : - hCG urine > 1/20.000
gelembung2. > 500.000 IU/24 jam
Reynolds : kematian mudigah akibat def. asam folat & histidin pd bila < 100.000 hamil normal.
hr ke 13 & 21 ggn angiogenesis. - T3 & T4 bila ada gjl tirotoksikosis
2. Teori neoplasma (Park) - USG (snowstorm pattern)
Sel trofoblas abnormal fungsi abnormal resorbsi cairan - Radiologik
kedlm villi >>> gelembung2 ggn peredaran darah - PA : edema stroma villi, evaskuler, proliferasi sel trofoblas.
kematian mudigah.
Penatalaksanaan :
Bentuk Klinis : Prinsip : evekuasi den evaluasi
A. Mola hidatidosa komplit 1. Persiapan
B. Mola hidatidosa partial - bila KU jelek perbaiki dulu : transfusi, obati tirotoksikosis,
obati PE
A. Mola hidatidosa komplit - periksa kadar hCG utk follow up
Patologi : - darah tepi, kimia darah
Kriteria : - virus besar - torak photo
- stroma sembab evaskular 2. Evakuasi :
- proliferasi sel trofoblas tdk ditemui jaringan - suction curettage + sharp curettage
- infus oksitosin selama & setelah evakuasi. Lakukan kuret II 7- alpha 2 glycoprotein) menekan respon imun.
10 stl kuret I Boleh hamil 6 bln stl hCG normal
- hiterektomi (bila anak cukup 2, atau umur > 40 th) d. Rontgen metastase
3. Kemoterapi profilaksis (pre-kontra) Mola dianggap berkembang ke arah ganas bila :
4. Follow up : 1. Hasil PA : Korio ca
a. Klinis : HBES 2. hCG serum meningkat selama 2 mgg
b. Lab : hCG serum 3. hCG serum mandatar selama 3 mgg / lebih (>500 mlU/ml)
Jadual : - tiap mgg sp hCG (-) slm 2 mgg berturut2 4. hCG tetap tinggi (> 20.000 mlU/ml) selama > 4 mgg psaca
- tiap 2 mgg sp bl ke III evakuasi
- tiap bl sp bl ke VI 5. Peningkatan persisten hCG 6 bulan pasca evakuasi
- tiap 3 bl sp 2 th 6. Ada metastasis
Kadar hCG hasil pemeriksaan disesuaikan dengan kurva 7. Peningkatan yg bermakna hCG setelah mencapai nilai
regresi kadar hCG pasca evakuasi sbg nilai rujukan. normal
c. Cegah kehamilan : kondom, difragma, pil spy hCG 8. Perdarahan pasca evakuasi
kehamilan tdk mengacaukan hCG krn keganasan. AKDR tdk
boleh digunakan bahaya perforasi & perdarahan tak teratur Prognosis :
menyulitkan evaluasi. Stl evakuasi jaringan mola :
Depo provera tdk dianjurkan perdarahan tak teratur Sebagian besar mengalami regresi spontan
menyulitkan evaluasi. 80,8 % dlm waktu 170 hr
Pemakaian pil KB kombinasi sebaiknya setelah hCG normal. 52,8 % dlm waktu 60 hr
Sebab jika hCG masih tinggi dikhawatirkan sel trofoblas yg 64 % dlm waktu 15 mgg
dormant akan mjd aktif lagi & mjd ganas, krn estrogen yg ada pd 15% invasi lokal
pil KB merangsang produksi PAAG (pregnancy associated 4% metastasis (terutama dlm 6 bI pertarna)
Tanda2 proliperasi trofoblas : mola risiko tinggi : - klinis
- USG : fokal kistik pd jar plasenta & transversal ges sac
1. Titer hCG > 100.000 mlU/ml 6. Koakulopati
2. Kiste lutein > 6 cm 7. hipertiroidisme
Penatalaksanaan : (= mola hidatidosa korptit)
3. Pembesaran uterus 8. emboli trofoblas Prognosis :
4. Umur > 40 th 9. R/ chorio ca 4% persisten nonmetastasis.
5.Tksemia Diperlukan kemoterapi utk mencapai remisi.
Bila tdpt 1 atau Iebih risiko tinggi. Jarang mjd ganas. Bila mjd ganas, sangat resisten kemoterapi
Angka kematian 2,2 - 5,7 %
Kemungkinan berulang : 1,23 % II. Mola invasif
Kehamilan pasca mola tdk terdapat peningkatan risiko komplikasi Tumor atau proses spt tumor yg menginvasi miometrium ditandai
obstetrik prenatal maupun intrapartum. dengan hiperplasia sel trofoblas & tetap tertihatnya struktur vili
plasenta.
Komplikasi : Etiologi :
1. Karena penyakitnya Selalu berasal dr mola hidatidosa
a. perdarahan hebat Dignosis :
b. tirotoksikosis krisis tiroid (1-7,6%) - Gejala :
c. infeksi Sering pasien datang dlm keadaan gawat & didiagnosis KET.
d. perforasi usus (mola destruens) Dpt timbul perdarahan krn melastase di vagina atau menembus ddg
e. keganasan (chorio Ca) uterus perforasi. Uterus membesar & lembek
f. emboli trofoblast Kista lutein biasanya membesar.
g. kista lutein risiko mjd ganas 4X Metasasis jauh jarang
2. Karena tindakan - -hCG setelah turun, tidak terus turun tp malah rneningkat lagi
a. perforasi uterus - PA
Kuretase ditemukan vilus2, proliferasi trofoblas >> terutama
B. Mola hidatidosa partial intermediet, dpt terbawa miometrium
Patologi : Histerektomi tdpt vilus didlm miometrium.
Kriteria : - virus bengkak - USG
- ditemukan unsur janin
- hiperplasia fokal sel trofoblas
Sitogenetik :
Kromosom triploid : 69 XXX atau XXY atau XYY
Janin biasanya menampakkan stigmata triploidi : retandasi &
multiple kongenital.
Gbr klinis :
- perdarahan pervaginam
- lebih mirip abortus inkomplit /missed abortion
Diagnosis :
Prognosis : 2. Nonvilosum : tdk didapatkan vili dan sering didptkan anak sabar.
Dpt regresi spt Inilah yg disebut Chorio Ca.
Penatalaksanaan : 3. Tdk jelas jenisnya.
Segera dimulai bila hCG tdk turun
Dengan MTX dpt sembuh total. Dosis 0,4 mg/kgBB/hr, max 25 mg Etiologi :
IM selama 5 hr. Antara 2 seri istirahat 2-4 mgg. Umumnya didahului oleh mola hidatidosa (50%). Dapat juga pasca
Bila gagal obat kedua : Actinomycin D persalinan kehamilan aterm (25%), atau pasca abortus.
Selama kemoterapi periksa lab darah. Poriode laten : bbrp mgg- bbrp th (>10 th)
Bila ada metastasis di pelvis/vagina th/ spt PT ganas risiko rendah.
Bila tjd perdarahan histerektomi dgn meninggalkan ovarium. Gejala :
Pd wanita muda dan masih ingin anak, histerektomi bersifat selektif, - riwayat mola/abortus/persalinan
kalau mungkin reseksi parsial + sitostatika. - perdarahan pervaginam
- pembesaran uterus
III. Penyakit Trofoblas Ganas (Chorio Ca) - perlunakan uterus
Tumor ganas asal korion embrional - gejala2 metastasis
Sifat2 :
1. Punya periode laten (jarak antara kehamilan & tjdnya keganasan) Diagnosis :
yg dpt diukur Kriteria
2. Sering mengenai wanita muda. 1. HP chorio Ca :
3. Dpt sembuh tuntas dgn sitostatika. - vilus
4. Dpt regresi spt tanpa pengobatan. - sitotrofoblas pleomorfik
- dikelilingi sinsitiotrofoblas & daerah perdarahan yg luas
Insiden : Trias Sutomo : inflamasi, perdarahan, dan nekrosis.
AS/Eropa : 1 dalam 14000 2. Ada tanda2 metastasis (klinis,radiologis, USG)
Asia/Philipine : 1 dalam 1380 3. hCG urine 5 mgg post kuret mola tetap positif
20 % mola hidatidosa Chorio Ca 4. Titrasi hCG terus meningkat pd pengawasan 5 mgg pertama.
DD :
1. Sisa kehamilan / konsepsi, subinvolusi
2. Metastasis dr organ lain
3. Kehamilan yg tjd stl kehamilan sebelumnya
Diagnosis
hCG hCG R
esisten
Follow up
Seksama & Classic 2. Pengukuran hCG serum
staging work up 3. Tes fungsi hati, ginjal, & tiroid
Kontrasepsi 4. Leukosit & trombosit
5. Foto toraks, jika normal CT scan paru
6. USG, CT scan, atau MRI abdomen & pelvis
PTG maligna 7. CT scan atau MRI kepala
PTG maligna 8. IVP jika ada indikasi
Nonmetastatik 9. Pengukuran titer hCG CSF, jika scan otak (-) Ratio hCG
metastatic plasma/CSF < 60:1 (+)
10. Angiografi selektif (jarang)
(tabel 5)
Terbatas
metastatik metastatik metastatic
Pada uterus
pelvis/vagina paru jauh Kemoterapi
Kemoterapi singeI)
(FIGO stage (FIGO
drug Kombinasi
stage II) (FIGO stage III) (FIGO stage IV) pembedahan
pembedahan
Tgt stadium/skor/risiko : GTN nonmetastatik & hCG menetap atau raditerapi
GTN metastatic risiko rendah
kemoterapi kombinasi
EMA-CO atau kombinasi lain yg
Kemoterapi tunggal dgn MTX mengandung VP-16 & / cisplatinum
Atau Actinomycin D radioterapi
pembedahan
hCG menetap atau
Level hCG terus
ganti dgn kemoterapi tunggal lain Diukur tiap minggu