Penilaian :
UTS
UAS
Tugas terstruktur
KONTRAK PERKULIAHAN
Dosen : Tri Wijayanti, S.Farm., M.P.H., Apt
Materi :
Obat tradisional
Narkotika dan Psikotropika
Etika Farmasi
Kode Etik profesi Kesehatan
Literatur :
UU no 35 tahun 2009 ttg Narkotika
UU no 5 tahun 1997 ttg Psikotropika
Permenkes no 006 thn 2013 ttg industri obat tradisional
Permenkes no 03 tahun 2010 ttg saintifikasi jamu
KMK nomor 1076/MENKES/SK/VII/2003 Tentang penyelenggaraan
pengobatan tradisional
WHO traditional medicine strategy
Peraturan lain yang menunjang
OBAT TRADISIONAL
Tri Wijayanti
Rauwolfia serpentina
Curcuma domestica
Curcuma xanthorrhiza
Materi kuliah S3 Farmakologi ITB
Asep Gana Suganda
LA THEORIE DES Andrographis paniculata
SIGNATURES
(gambar 2)
Tinospora tuberculata
Physalis minima
KOMODITI
DAERAH JANGKAUN LUAS
PERDAGANGAN WAKTU
JAMU
Khasiat : Empiris , tradisional, turun temurun
Standarisasi : kandungan kimia belum dipersyaratkan
Obat herbal terstandar
Khasiat : Uji farmakologi dan uji toksisitas pada hewan
Standarisasi : kandungan kimia bahan baku penyusun
formula
Fitofarmaka
Khasiat : Uji farmakologi dan uji toksisitas pada hewan,
serta uji klinis pada manusia
Standarisasi : kandungan kimia bahan baku dan
sediaan
LOGO
KEPALA BADAN POM RI NO. HK.00.05.41.1384
Ingin
mendemonstrasikan Kesalahan informasi Pergaulan
kebebasan
Menghilangkan rasa
Ingin diterima di sakit dan
Status sosial
lingkungan ttt ketidaknyamanan
Penyalah gunaan
Peraturan perundang-
undangan
PERKEMBANGAN PERATURAN
Narkotika Psikotropika
SE Menkes No. 17/Ph/Circ/1962 SK Menkes No. 983/A/SK/1971
SK Menkes No. 3242/Dirjen/Sk/1969
Convention Psycotropic
SK Menkes No.2882/Dirjen/Sk/1970 Substances, 19 Pebruari 1971
SK Menkes No.680/A/Sk/1974 SK Menkes No.10381/A/Sk/1972
SE Dirjen No. 9/EE/SE/1976 SE Dirjen No. 4007/SE/1975
UU No. 8 tahun 1976
SE Dirjen No. 7/EE/SE/1976
UU No. 9 tahun 1976
Pabrik obat
PBF
SPSF Pemerintah
Apt
Px dengan R/
PEMBINAAN
Pemerintah memberikan pembinaan terhadap segala kegiatan yang berkaitan
dengan psikotropika.
Pembinaan tersebut diarahkan untuk :
1. Terpenuhinya kebutuhan psikotropika guna kepentingan pelayanan
kesehatan dan ilmu pengetahuan.
2. Mencegah terjadinya penyalahgunaan psikotropika
3. Melindungi masyarakat dari segala kemungkinan kejadian yang dapat
menimbulkan gangguan dan/atau bahaya atas terjadinya penyalahgunaan
psikotropika
4. Memberantas peredaran gelap psikotropika
5. Mencegah pelibatan anak yang belum berumur 18 (delapan belas) tahun
dalam kegiatan penyalahgunaan dan/atau peredaran gelap psikotropika
6. Mendorong dan menunjang kegiatan penelitian dan/atau pengembangan
teknologi di bidang psikotropika guna kepentingan pelayanan kesehatan.
PENGAWASAN
Kewenangan Pemerintah dalam bidang pengawasan:
1. Melaksanakan pemeriksaan setempat dan/atau pengambilan contoh pada
sarana produksi, penyaluran, pengangkutan, penyimpanan, sarana pelayanan
kesehatan dan fasilitas rehabilitasi.
2. Memeriksa surat dan/atau dokumen yang berkaitan dengan kegiatan di bidang
psikotropika.
3. Melakukan pengamanan terhadap psikotropika yang tidak memenuhi standar
dan persyaratan.
4. Melaksanakan evaluasi terhadap hasil pemeriksaan.
Pemerintah juga berwenang mengambil tindakan administratif, antara lain :
1. Teguran lisan
2. Teguran tertulis
3. Penghentian sementara kegiatan
4. Denda administratif
5. Pencabutan ijin praktik.
PELANGGARAN & SANKSINYA
Pasal 60
(1) Barang siapa;
a. memproduksi psikotropika selain yg ditetapkan dalam ketentuan
Pasal 5 ; atau
b. memproduksi atau mengedarkan psikotropika dalam bentuk obat
yg tdk memenuhi standar dan/atau persyaratan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 7; atau
c. memproduksi atau mengedarkan psikotropika berrupa obat yg tdk
terdaftar pada Departemen yg bertanggungjawab di bidang
kesehatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1);
Pasal 61
(1) Barang siapa :
a. Mengekspor atau mengimpor psikotropika selain yg ditentukan dalam
Pasal 16; atau
a. mengekspor atau mengimpor psikotropika tanpa surat persetujuan
ekspor atau surat persetujuan impor sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 17; atau
Gejala Dini Penyalahgunaan Narkoba
Pada Anak Remaja / Sekolah
* CIRI-CIRI UMUM : Susah diajak bicara
* Mulai sulit untuk diajak terlibat dalam
kegiatan keluarga
* Mulai pulang terlambat tanpa alasan
* Mudah tersinggung
* Mulai berani bolos
CIRI-CIRI PENYALAHGUNAAN
NARKOBA :
Perubahan Fisik dan Lingkungan Sehari-hari
* Jalan sempoyongan, bicara pelo, tampak terkantuk-
kantuk
* Kamar tidak mau diperiksa atau selalu terkunci
* Sering menerima telepon atau tamu yang tidak
dikenal
* Ditemukan obat-obatan, kertas timah, jarum suntik,
korek api di kamar / di dalam tas
* Terdapat tanda-tanda bekas suntikan atau sayatan
dibagian tubuh
* Sering kehilangan uang/barang di rumah
* Mengabaikan kebersihan diri
Perubahan Perilaku Sosial
* Menghindari kontak mata langsung
* Berbohong atau manipulasi keadaan
* Kurang disiplin
* Bengong atau linglung
* Suka membolos
* Mengabaikan kegiatan ibadah
* Menarik diri dari aktivitas bersama keluarga
* Sering menyendiri atau bersembunyi di kamar mandi,
di gudang atau tempat-tempat tertutup
Perubahan Psikologis
* Malas belajar
* Mudah tersinggung
* Sulit berkonsentrasi
DAMPAK PSIKOLOGIS & SOSIAL LAIN
SECARA UMUM
* Emosi yang tidak terkendali
* Kecenderungan berbohong
* Tidak memiliki tanggung jawab
* Hubungan dengan keluarga, guru dan teman
serta lingkungannya terganggu
* Cenderung menghindari kontak komunikasi
dengan orang lain
* Merasa dikucilkan atau menarik diri dari
lingkungan
* Tidak peduli dengan nilai atau norma yang ada
* Cenderung melakukan tindak pidana kekerasan
DAMPAK PENGGUNAAN NARKOTIKA / PSIKOTROPIKA
Fisik Berat badannya akan turun secara drastis, Matanya akan terlihat cekung
dan merah, Mukanya pucat, Bibirnya menjadi kehitam-hitaman, Tangannya
dipenuhi bintik-bintik merah, Buang air besar dan kecil kurang lancar, Sembelit
atau sakit perut tanpa alasan yang jelas
Psikologis Sangat sensitif dan mudah bosan, Jika ditegur atau dimarahi,
pemakai akan menunjukkan sikap membangkang, Emosinya tidak stabil,
Kehilangan nafsu makan.
Perilaku malas, sering melupakan tanggung jawab, jarang mengerjakan tugas-
tugas rutinnya, menunjukan sikap tidak peduli, menjauh dari keluarga, mencuri
uang di rumah, sekolah, ataupun tempat lain, menggadaikan barang-barang
berharga di rumah, sering menyendiri , menghabiskan waktu ditempat-tempat
sepi dan gelap, seperti di kamar tidur, kloset, gudang, atau kamar mandi, takut
akan air, batuk dan pilek berkepanjangan, bersikap manipulatif, sering berbohong
dan ingkar janji dengan berbagai macam alasan, sering menguap, mengaluarkan
keringat berlebihan, sering mengalami mimpi buruk, Mengalami nyeri kepala,
Mengalami nyeri/ngilu di sendi-sendi tubuhnya
STUDI KASUS
Apotek Jual 17 Ribu Butir Psikotropika Setiap Bulan
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA, -- Ikatan Apoteker Indonesia
(IAI) DIY menengarai indikasi kuat penyalahgunaan narkotik-
psikotropika di masyarakat secara tidak wajar. Peredaran
obat jenis psikotropika tersebut bahkan diduga melibatkan
bandar yang bermain di jalur legal. Ketua Pengurus Daerah
Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) DIY, Nunut Rubiyanto Ssi Apt
meyakini hal itu karena meski peredarannya di luar jumlah
yang wajar, namun tetap berdasarkan resep. Sebagaimana
temuan di Apotek Kusuma Nata Jl Kusumanegara
Yogyakarta, setidaknya per bulan beredar 170 boks
psikotropika, atau setara dengan 17 ribu butir.
Pertanyaannya, apakah benar penderita gangguan dan
sejenisnya sebanyak itu?
TERAPI METADON
MASALAH RANGSANGAN
PILIHAN
TINDAK ETIK
APOTEKER ADALAH SUATU PROFESI
Pekerjaan Profesi Apoteker / pekerjaan
kefarmasian diperoleh dari negara sebagai
otoritas keahlian, sehingga apoteker perlu
disumpah.
Profesi Apoteker adalah kemauan dan
tanggung jawab Apoteker untuk melakukan
pekerjaan kefarmasian sesuai syarat legal
minimum yang berlaku serta memenuhi
standar profesi dan etik Apoteker
Saya akan memperlakukan guru yang telah mengajarkan ilmu ini dengan penuh kasih
sayang sebagaimana terhadap orangtua saya sendiri, jika perlu saya akan bagikan harta
saya untuk dinikmati bersamanya.
Saya akan memperlakukan anak-anaknya sebagai saudara kandung saya dan saya akan
mengajarkan ilmu yang telah saya peroleh dari ayahnya, kalau mereka memang mau
mempelajarinya, tanpa imbalan apapun.
Saya akan meneruskan ilmu pengetahuan ini kepada anak-anak saya sendiri, dan
kepada anak-anak guru saya, dan kepada mereka yang telah mengikatkan diri dengan
janji dan sumpah untu mengabdi kepada ilmu pengobatan, dan tidak kepada hal-hal
yang lainnya.
Saya akan mengikuti cara pengobatan yang menurut pengetahuan dan kemampuan
saya akan membawa kebaikan bagi penderita, dan tidak akan merugikan siapapun.
Saya tidak akan memberikan obat yang mematikan kepada siapapun meskipun
diminta, atau menganjurkan kepada mereka untuk tujuan itu. Atas dasar yang sama,
saya tidak akan memberikan obat untuk menggugurkan kandungan.
LAFAL SUMPAH HIPOKRATES
Saya ingin menempuh hidup yang saya baktikan kepada ilmu saya
ini dengan tetap suci dan bersih.
Saya tidak akan melakukan pembedahan terhadap seseorang,
walaupun ia menderita penyakit batu, tetapi akan menyerahkannya
kepada mereka yang berpengalaman dalam pekerjaan ini.
Rumah siapapun yang saya masuki, kedatangan saya itu saya
tujukan untuk kesembuhan yang sakit tanpa niat-niat buruk atau
mencelakakan, dan lebih jauh lagi tanpa niat berbuat cabul
terhadap wanita ataupun pria, baik merdeka maupun hamba saya.
Apapun yang saya dengar atau lihat tentang kehidupan seseorang
yang tidak patut disebarluaskan, tidak akan saya ungkapkan karena
saya harus merahasiakannya.
Selama saya mematuhi sumpah saya ini, izinkanlah saya menikmati
hidup dalam mempraktekkan ilmu saya ini, dihormati oleh semua
orang, disepanjang waktu! Tetapi jika sampai saya menghianati
sumpah ini, balikkanlah nasib saya.
Lafal sumpah Geneva sesuai dengan
Deklarasi Geneva (1948)
Pada saat diterima sebagai anggota profesi kedokteran
saya bersumpah bahwa:
Saya akan membaktikan hidup saya guna kepentingan
perikemanusiaan.
Saya akan menghormati dan berterimakasih kepada
guru-guru saya sebagaimana layaknya.
Saya akan menjalankan tugas saya sesuai dengan hati
nurani dengan cara yang terhormat.
Kesehatan penderita senantiasa akan saya utamakan.
Saya akan merahasiakan segala rahasia yang saya
ketahui bahkan sesudah pasien meninggal dunia.
Lafal sumpah Geneva sesuai dengan
Deklarasi Geneva (1948)
Saya akan memelihara dengan sekuat tenaga martabat dan tradisi
luhur jabatan kedokteran.
Teman sejawat saya akan saya perlakukan sebagai saudara saya.
Dalam menunaikan kewajiban terhadap pasien, saya tidak
mengizinkan terpengaruh oleh pertimbangan keagamaan,
kebangsaan, kesukuan, politik kepartaian atau kedudukan sosial.
Saya akan menghormati setiap hidup insani mulai dari saat
pembuahan.
Sekalipun diancam, saya tidak akan mempergunakan pengetahuan
kedokteran saya untuk sesuatu yang bertentangan dengan hukum
perikemanusiaan.
Saya ikrarkan sumpah ini dengan sungguh-sungguh dan bebas,
dengan mempertaruhkan kehormatan saya.
LAFAL SUMPAH BIDAN
Demi allah saya bersumpah/berjanji bahwa :
Pada 1 Desember 2010, Yuli mengambil dalam dus yang berisi obat jenis narkotika dan psikotropika.Lalu,
ia menyerahkannya ke Dinas Kesehatan Kota Semarang karena merasa tidak memesan obat-obatan keras
yang memerlukan ijin itu.
Langkah itulah yang dipermasalahkan. Menurutnya, hal itu tidak sesuai dengan perjanjian kerjasama
karena tidak memberi tahu pemilik apotik. Wiwik yang tersinggung langsung lapor ke Polsek Ngaliyan
dengan tuduhan pencurian atau penggelapan barang yang menyebabkan kerugian Rp2.213.675 serta
didakwa dengan pasal 374 KUHP.
Yuli membenarkan hal itu tetapi dalam rangka mengamankan karena sebagai apoteker ia tahu apotiknya
tidak dalam kapasitas menyimpan obat itu. Selain itu, apotik tempatnya bekerja sudah pernah teguran
karena kasus yang sama. "Setelah itu yang menangani dinas hingga apotik itu ditutup dan menjadi apotik
baru," kata Yuli.
Yang mengejutkan, langkah pengamanan yang sudah diatur dalam undang-undang itu justru
dipermasalahkan. Pada 13 Agustus 2011, Wiwik yang apotiknya sudah ditutup melaporkannya ke polsek
Ngaliyan dan ia harus menjalani proses hukum hingga hari ini dalam jadwal tuntutan. Tribun.com
KASUS PIDANA Dokter
KASUS PIDANA PERAWAT
Jakarta - Seorang perawat yang juga Kepala Puskesmas Pembantu di
Kuala Samboja, Kutai Kertanegara, Kalimantan Timur, Misran, dipidana 3
bulan penjara oleh hakim karena memberikan resep obat kepada
masyarakat. Akibat putusan hakim PN Tenggarong ini, Misran meminta
keadilan ke Mahkamah Konstitusi (MK) karena merasa UU yang
menjeratnya bertentangan dengan UUD 1945.
\"Saya meminta keadilan kepada hakim MK karena saya memberikan
resep adalah tugas saya sebagai tenaga medis,\" ujar Misran saat
dihubungi detikcom, Selasa, (6/4/2010).
Peristiwa tersebut bermula ketika paroh waktu Maret 2009 dia
memberikan obat penyembuh rasa sakit kepada pasiennya. Tapi tanpa
pemberitahuan, tiba-tiba polisi dari Direktorat Reserse dan Narkoba
(Direskoba) menggelandangnya ke Mapolda Kaltim dengan tuduhan
memberikan resep tanpa keahlian.