Anda di halaman 1dari 12

Anemia Defisiensi Besi,

Trombositopenia berat
dan Menorrhagia

Oleh kelompok 1
Ajeng Purwasih Sutomo
Sovian Pekei
Kasus
Seorang wanita berusia 40 tahun dimasukkan ke
unit perawatan intensif dengan kasus perdarahan
pada vagina selama 4 hari. Akibat perdarahan
tersebut pasien mengalami pusing, jantung
berdebar-debar, lemas dan merasa kelelahan.
Diketahui wanita tersebut memiliki riwayat uterine
leomyomas yang mengakibatkan pendarahan ini
sering terjadi berulang. Dari pemeriksaan fisik
didapatkan TD 110/70 mgHg, nadi 105x/menit,
respirasi 18x/menit, suhu tubuh 980 F (36,60 C).
Tampak pucat; tidak ikterik dan tidak terdapat
peteki. Tidak terdapat limfonedopati.
trombositopenia

Anemia
Menorrhagia
defisiensi besi

Kata kunci
Presentasi kasus
Seorang wanita berusia 40 tahun dirawat dengan
perdarahan vagina yang berat, anemia berat (Hb: 3,5
g/dL) dan trombositopenia (trombosit:
30.000/mm3). Pada pemeriksaan Apusan darah
tepi menunjukkan sel nampak hipokromik dengan
penurunan jumlah trombosit . Penyebab lain dari
trombositopenia dan anemia, peningkatan lebar
distribusi sel darah merah dan rendahnya saturasi
zat besi menandakan diagnosis dari anemia
defisiensi zat besi. Pengobatan untuk anemia
defisiensi zat besi dimulai dengan pemberian zat
besi secara intravena dan suplemen secara oral.
Setelah dilakukan terapi dan pengobatan selama dua
bulan pasien tersebut mengalami perubahan jumlah
zat besi sehingga menunjukkan gejala dan kondisi
yang baik.
Pendahuluan
Trombositosis adalah gangguan umum pada pasien
yang didiagnosis dengan anemia defisiensi zat besi.
Penurunan jumlah trombosit umumnya ditemukan
pada pasien anemia defisiensi zat besi, dalam praktek
klinis kondisi ini jarang dilaporkan. Mekanisme yang
tepat tentang terjadinya trombositopenia pada anemia
defisiensi besi masih belum jelas. Dalam laporan kasus
ini kita membahas tiga gejala yang umum terliht
terlihat pada populasi orang Amerika di Afrika yaitu
anemia defisiensi besi, menorrhagia, dan
trombositopenia.
Pembahasan Apusan darah tepi
hipokromik normisitik
MCV < 80 fl
MCH < 27
perdarahan akut,
hemolisis, gangguan
inflamasi kronis, trauma
defisiensi folat dan
Vitamin B 12.

(A) [200X] dan (B) [400X] apusan darah


tepi menunjukkan sel-sel hipokromik
normisitik dengan penurunan jumlah
trombosit
Apa saja yang harus dievaluasi pada
pemeriksaan pasien anemia defiiensi besi

1. Jumlah eritrosit dan kadar Hb.


2. Indeks eritrosit
3. TIBC (total iron binding kapacity), saturasi
transferrin, besi sum-sum tulang.
4. Besi serum, portofirin eritrosit, ferritin serum.
Respon terhadap terapi besi
Catatan: overshoot trombosit setelah 60 Tingkat Hemoglobin setelah
hari suplementasi zat besi
Penangangan pasien
Transfusi darah
Kompleks besi sukrosa 125 mg 2x sehari
(intravena)
Suplemen tablet besi 325 mg 3x sehari
Vit.C 500 mg/hari
Northindorne 10 mg 3x seari
Kesimpulan
Tingkat keparahan anemia defisiensi besi dapat terjadi
dengan trombositopenia dan menorrhagia . Pengganti besi
harus menjadi tujuan pengobatan utama pada pasien
dengan kasus seperti ini dengan cara pemberian secara oral
maupun secara intravena serta asupan gizi yang cukup.
Sekian
dan
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai