Anda di halaman 1dari 42

1.

Identitas Pasien

Nama : Tn. A. D.
Jenis Kelamin : Laki laki
Alamat : Bekasi Selatan
Usia : 32 Tahun
Status Perkawinan : Belum Menikah
Suku Bangsa : Betawi
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Tanggal masuk RS : 9 November 2016
1. Autoanamnesis dilakukan di Ruang Perawatan Pria RS Jiwa Islam Klender
pada:
Rabu, 9 November 2016, pukul 15.00 17.00 WIB.
Kamis, 10 November 2016, pukul 14.00 15.00 WIB
2. Alloanamnesis dilakukan di Ruang Tunggu Poliklinik RS Jiwa Islam
Klender pada:
Rabu, 9 November 2016, pukul 17.00 18.30 WIB.
Dengan : Ny. Reina Zairina sebagai Ibu pasien
2. Keluhan Utama
Menurut Ibu pasien, pasien suka marah-marah dan
memukuli keluarganya sejak 1 bulan yang lalu.
3. Riwayat Gangguan Sekarang

1 bulan SMRS, pasien merasa dirinya baik baik saja, tidak merasakan sesuatu yang berubah
pada dirinya. Pasien datang dengan dijemput oleh petugas RSJI Klender untuk di rawat. Saat
ditanya mengapa pasien dibawa ke RSJI, pasien menyatakan tidak tahu mengapa dirinya bisa
sampai di RSJI, dia merasa tidak ada masalah dengan dirinya kecuali hanya masalah sulit tidur.
Menurut Ibu pasien, pasien sering marah-marah dan bertingkah laku aneh sejak 1 bulan SMRS. 1
bulan sebelum pasien masuk rumah sakit, keluarga pasien mengeluhkan sikap pasien berubah
drastis terhadap Ibu dan Adiknya. Pasien menjadi suka marah-marah sendiri maupun terhadap Ibu
dan Adiknya. Penyebab kemarahan tidak jelas, pasien merasa Ibunya bukan Ibu kandungnya, saat
ditanya penyebabnya pasien tidak dapat menjelaskan dengan jelas mengapa pasien seperti itu
kepada Ibunya.
Menurut Ibu pasien tidak ada pemicu atau ada konflik sebelumnya dengan Ibu dan Adik
pasien. Menurut Ibunya pasien mulai marah marah saat dini hari sekitar jam 2, sehingga Ibu dan
Adik pasien selalu menghindari pasien saat jam tersebut, Ibu dan Adik pasien jarang yang
berada di rumah saat dini hari karena Ibu dan Adik pasien selalu diusir oleh dan mereka takut
dimarahi dan disakiti oleh pasien, mereka menginap di rumah saudara atau temannya. Ibu pasien
juga mengatakan bahwa pasien 1 bulan belakangan ini sering ketawa dan berbicara sendiri,
ketika ditanya oleh Ibu pasien ia berbicara dan tertawa dengan siapa, pasien mengatakan
mengingat hal yang dulu-dulu.
3 minggu SMRS, menurut Ibu pasien saat pasien menonton tv dan melihat siaran
tv yang menyiarkan mengenai rumah yang sedang dijual, tiba-tiba saja pasien
mendatangi dan membentak-bentak Ibunya mengatakan bahwa rumah yang ada di
tv adalah rumah keluarga yang dijual untuk keperluan pengobatan Ayahnya dan
meminta kunci rumah tersebut secara paksa kepada Ibunya dan memarahi serta
memukuli Ibunya karena Ibunya tidak memberikan kunci rumahnya.
2 minggu SMRS, Ibu pasien semakin bingung dengan tingkah laku pasien yang semakin menjadi-
jadi, Ibu pasien mengatakan pasien pernah berhubungan dengan beberapa wanita nakal dengan
melihat isi SMS yang dikirim kepada pasien dari wanita tersebut, namun tidak tahu sampai sejauh
mana hubungan tersebut berlangsung. Jika pasien sedang dekat dengan wanita tersebut pasien sering
meminta uang pada ibunya sekitar 1 juta rupiah. Ibu pasien selalu memberikan uang tersebut dengan
alasan takut disakiti oleh pasien. Pernah suatu waktu saat ibu pasien menerima bantuan berupa uang
dari saudara/tetangga, pasien mengatakan kepada ibunya agar tidak menerima sumbangan tersebut
karena kelurganya adalah orang kaya dan keturunan dari syekh bangsawan arab yang dalam
kenyataanya pasien dan keluarganya tidak memiliki silsilah dan keturunan dari bangsawan arab.
Pasien tidak pernah mencoba menyakiti diri sendiri, akan tetapi pasien sering menyakiti Ibu dan
Adiknya, pasien sering memukul, menampari Ibunya. Dan merusak barang-barang berharga seperti
laptop Adiknya, pasien memotong-motong laptop Adiknya dengan pisau.
1 minggu SMRS, Ibu pasien mendapat saran dari kerabatanya yang menganjurkan untuk
membawa pasien ke dokter, kemudian Ibu pasien berkonsultasi kepada dokter disalah satu RS
kota bekasi kemudian pasien di rujuk ke RSJI klender. Pasien belum pernah dibawa berobat ke
psikiater sebelumnya, orang tua pasien beranggapan bahwa pasien akan baik dengan sendirinya.
Setelah mengurus administrasi, pasien dijemput oleh petugas dan dibawa ke RSJI klender.

Pasien menyangkal pernah mendengar, melihat atau merasakan hal-hal yang tidak didengar,
dilihat dan dirasakan oleh orang lain. Pasien juga tidak pernah mencoba atau berfikir untuk
bunuh diri.
4. Riwayat Gangguan Sebelumnya
a. Psikiatrik
Perubahan sikap pasien dirasakan keluarga pasien sejak 8 tahun sebelumnya, perubahan sikap
dirasakan keluarga jarang-jarang sehingga keluarga tidak menganggapnya sebagai hal yang
serius. Tahun 2008, menurut Ibu pasien perubahan sikap pasien diawali dengan, pasien tiba-tiba
lari-lari di malam hari membawa pisau karena pasien merasa ada yang sedang mengamati,
mengikuti dan mengejar pasien. Pasien juga pernah memaksa adiknya untuk mengantarnya
kuliah dan kerja, padahal adiknya juga harus berangkat sekolah.
Tahun 2012, Ibu pasien pernah memergoki pasien keluar malam-malam membawa pisau dan
mendatangi rumah tetangganya yang kebetulan perempuan, kemudian Ibunya mengikuti pasien
dan ketika ditanya mamas ngapain mas? Ayo kita pulang aja pasien menjawab ini nih, nih
cewe yang pasien tidak berbicara jelas, akan tetapi menunjukan kebencian kepada wanita
tersebut. Menurut adik pasien, setiap ada motor yang lewat depan rumahnya kencang kencang,
pasien selalu keluar dan mengejar motor tersebut.

2016 bulan februari menurut cerita Ibunya pasien pernah tiba-tiba mendatangi Ibunya yang
sedang berada di dapur mengambul pisau dan mengatakan Ibu sini mamas bunuh, Ibu mau
mati kan Bu? Sini ayo Bu mas bunuh sekarang kemudian Ibu pasien lari dan meninggalkan
anaknya. Selama 8 tahun ini terjadi perubahan sikap pasien, akan teteapi keluarga pasien tidak
membawanya berobat, hanya membawanya untuk ruqiyah, dan tidak terjadi apa-apa saat di
ruqiyah.
Tahun 2016 bulan Juli-Agustus, pasien sempat izin kepada Ibunya untuk pergi ke Solo untuk
mengajar mengaji dan belajar bahasa Inggris di salah satu pesantren di Solo, dan Ibu pasien
mengizinkan pasien pergi kesana, menurut Ibu pasien saat itu pasien sudah kembali normal.
a. Medik
Pasien tidak memiliki gangguan medik sebelumnya. Riwayat HT (-), DM (-), Trauma kepala
berat (-), kejang (-), tumor kepala (-).
a. Penggunaan NAPZA
Menurut pasien, pasien pernahmeminum alcohol denganteman-temannyasaatduduk di bangku
SMP, pasien tidak ingat berapakali, dansudahtidakpernahminum alcohol lagisampaisekarang.
Pasienmerokoksehari kurang lebih 1 bungkus. Pasienmengaku tidak pernahmemakaiobat
obatanterlarang.
5. Riwayat Kehidupan
a. Riwayat Prenatal dan Perinatal
Pasien merupakan anak pertama dari dua bersaudara. Paseins merupakan anak yang diharapkan.
Selama kehamilan, ibu pasien tidak pernah menderita penyakit atau hal yang dapat mempengaruhi
tumbuh kembang janin. Pasien lahir dari pernikahan yang sah, cukup bulan dalam kandungan ibu, dan
lahir secara normal. Saat lahir bayi langsung menangis.Tidak ada penggunaan obat-obatan selama
masa kehamilan.
b. Masa Kanak Awal (0 3 tahun)
Pasien diasuh oleh kedua orangtuanya dan megkonsumsi ASI sampai (usia 1 tahun). Nutrisi dan
asupan makanan pasien juga baik. Pasien dapat bicara pada usia 2 tahun, dan berjalan pada usia 1,5
tahun. Pasien merupakan anak yang pendiam, tidak banyak bicara. Tidak ada gangguan kejiwaan pada
masa ini. Tidak ada gangguan jiwa pada ke dua orang tua pasien. Hubungan pasien dengan adiknya
baik.
a. Masa Kanak Pertengahan (3 11 tahun)
Pasien tumbuh seperti anak seusianya, tidak ada gangguan pertumbuhan. Menurut ibu,
pasien termasuk anak yang baik. Pasien termasuk anak yang mudah bergaul sehingga
memiliki banyak teman.
a. Masa Kanak Akhir dan Remaja
- Hubungan Sosial

Hubungan pasiendi rumah dengan anggota keluarga yang lain baik. Pasien merasa paling
dekat dengan ibunya, dan hubungan dengan adik dan ayahnya biasa saja namun dalam taraf
yang baik.Pasien termasuk orang yang terbuka dan mudah bergaul dengan orang lain.
- Riwayat Pendidikan Formal

Pasien bersekolah di SD di Bekasi, SMPN di Bogor dan SMK perhotelan di Kota Bekasi,
lulus tahun 2004. Selama bersekolah pasien tidak pernah tinggal kelas. Saat SMP pasien
mengaku seringkali tidak masuk sekolah dengan alasan malas dan diajak oleh teman-temanya.
Meski sering tidak masuk, pendidikan SD, SMP dan SMK (paket c) ditempuh tepat waktu.
Setelah lulus SMK pasien melanjutkan kuliah jurusan sastra Inggris sambil kerja mengajar
bahasa Inggris, akan tetapi kuliahnya tidak ia selesaikan.
- Perkembangan Motorik dan Kognitif

Perkembangan motorik dan kognitif pasien tidak ada gangguan. Dalam perkembangan
fisik, pasien terlihat sesuai dengan usianya dan dalam perkembangan kognitifnya tidak terlihat
ada gangguan.
- Gangguan Emosi dan Fisik
Pasien termasuk orang yang terbuka dan mudah bergaul sehingga memiliki banyak teman
ketika pasien bersekolah. Hubungan dengan tetangga baik menurut pengakuan pasien.
Hubungan dengan keluarga juga baik terutama pasien mengaku dekat dengan ibunya. Meski
begitu terkadang pasien kurang terbuka mengenai kehidupan pribadinya pada keluarganya.
- Riwayat Psikoseksual
Pasien tidak mempunyai masalah seksual dan tidak pernah mengalami dan melakukan tidak
pelecehan seksual. Sikap terhadap lawan jenis baik.
a. Masa Dewasa
- Riwayat perkawinan
Pasien belum menikah
- Riwayat Agama
Pasien dibesarkan dengan agama Islam dengan latar belakang yang baik. Keluarga pasien
memiliki latar belakang Agama yang baik, pasien mengaku selalu solat 5 waktu, pasien juga
pernah mengajar mengaji dan bahasa Inggris di pesantren yang bertempatkan di Solo.
- Riwayat Aktivitas Sosial
Pasienmemilikibanyaktemanbermain di lingkungan rumahnya dan pasien dekat dengan teman
temannya dan selalu bermain bersama. Padasaat Ayahpasienmeninggal, pasien lebih sering
melakukan kegiatan di dalamrumah. Pasien jarang sekali mengikuti kegiatan di lingkungan
rumah, akan tetapi hubungan pasien dengan tetangga di lingkungan rumahnya baik baik saja.
- Riwayat pekerjaan
Pasien pernah berkerja sebagai guru kursus bahasa Inggris di beberapa lembaga selama pasien kuliah. 3 bulan
yang lalu pasien bekerja sebagai office boy di kebayoran. Terakhir 1 bulan yang lalu pasien bekerja sebagai satpam
kosan putra/putri. Pasien mengatakan alasan dirinya pindah pindah pekerjaan karena tidak betah.
Menurut Ibu pasien selama pasien berkerja pasien tidak pernah melakukan hal yang buruk di tempat kerjanya,
tidak pernah melakukan tindakan kriminal seperti mencuri uang kontrakan dan sebagainya. Sampai ketika pasien
memiliki masalah dengan bosnya, pasien mengatakan bahwa bosnya menyuruh pasien untuk melakukan sesuatu,
akan tetapi setelah pasien melakukan hal tersebut bosnya malah memarahinya, sehingga pasien memberhentikan
dirinya untuk bekerja di tempat kerjanya. Ibu pasien menceritakan masalah pasien dengan bosnya bahwa bos
pasien menyuruh pasien menanyakan salah satu identitas pengontrak yang kebetulan wanita, akan tetapi pasien
menanyakanya waktu larut malam, karena pengontrak tersebut selalu sibuk di siang hari, pengontrak tersebut
merasa terganggu dan marah, kemudian pengontrak tersebut keluar dari kontrakanya, setelah itu bos pasien
memarahi pasien. Setelah itu sampai sekarang pasien tidak bekerja di tempat lain lagi.
- Riwayat Keluarga

Pasien merupakan anak kedua dari dua bersaudara. Pasien dilahirkan dalam
keluarga sederhana. Menurut cerita pasien, pasien tidak begitu dekat dengan Ayah pasien. Namun
ia tidak merasa kekurangan kasih sayang dari ayahnya. Ibu pasien merupakan seorang ibu rumah
tangga. Pasien memiliki hubungan yang baik dengan ibunya. Pasien sering bercerita entang keluh
kesahnya dan kesehariannya kepada ibunya. Pasien memiliki seorang adik perempuan. Di
lingkungan keluarga tidak ada yang mengalami gangguan jiwa. Ayah pasien yang bekerja sebagai
karyawan swasta sudah meninggal 1 bulan yang lalu, menurut Ibu dan Adik pasien, perubahan
sikap drastis pada pasien yang dirasakan sekarang terjadi setalah Ayah pasien meninggal, saat
ditanya kepada pasien kemana Ayahnya, pasien menjawab bahwa Ayahnya sedang berkerja
dengan Pamanya dan tidak kunjung pulang. Ibu pasien mengatakan bahwa pasien mengetahui
bahwa Ayahnya telah meninggal karena sakit stroke. Ketika Ayah pasien sakit stroke, rumah
tempat tinggal satu-satunya milik keluarga pasien dijual untuk keperluan berobat Ayah pasien,
sehingga sekarang pasien dengan keluarganya mengontrak rumah dan hidup terbatas karena Ibu
pasien tidak berkerja, hanya mengandalkan uang dari Adik pasien yang baru berkerja sebagai
karyawan swasta
Genogram Laki-laki
meninggal

Perempuan
meninggal

Laki-laki

Perempuan

Pasien
A. Status Mental
1. Deskripsi Umum
Penampilan
Pasien seorang laki-laki, usia 32 tahun, tinggi badan 170 cm, berat badan 72 Kg. Berpenampilan
fisik sesuai usianya, berambut hitam, saat wawancara pasien menggunakan kaos berwarna biru
dongker, dan celana jeans pendek. Pasien duduk tenang dihadapan pewawancara dengan
konsentrasi baik. Sikap terhadap pewawancara kooperatif dalam menjawab pertanyaan yang
diajukan.
Perilaku dan Aktivitas Psikomotor
Selama wawancara pasien duduk dengan tenang. Pasien langsung menjawab pertanyaan yang
diajukan. Saat berbicara pasien menatap dokter muda, tidak ada gerakan yang tidak disadari
selama wawancara. Setelah wawancara dokter muda berpamitan dengan pasien dan pasien
menerima dengan baik.
Sikap terhadap Pemeriksa
Pasien cukup kooperatif untuk menjawab pertanyaan yang diajukan ketika wawancara.Pasien
bersikap tenang dan berprilaku sopan.
II. Keadaan Afektif
Suasana Perasaan / Mood : iritable

Afek : normal

Keserasian : serasi

III. Pembicaraan
Volume : sedang

Irama : teratur

Kelancaran : lancar, artikulasio dan intonasi jelas

Kecepatan : sedang

Gaya berbicara : tenang spontan


Gangguan berbicara : tidak ada afasia maupun disartria
IV. Gangguan Persepsi
a) Halusinasi : Ada
- Auditorik : Ada (Suka berbicara dan tertawa sendiri)
- Visual : tidak ada
- Taktil : tidak ada
- Olfaktorik : tidak ada
- Gustatorik : tidak ada
a) Ilusi : Ada (pasien melihat ibunya sebagai orang lain)
b) Derealisasi : tidak ada
c) Depersonalisasi : tidak ada
V. Gangguan Pikiran
1. Proses Pikir
o Produktivitas : cukup ide
o Kontinuitas : koheren
- Assosiasi longgar : tidak ada
- Inkoherensia : tidak ada
- Flight of ideas : tidak ada
- Neologisme : tidak ada
2. Isi pikir
o Preokupasi : tidak ada
o Waham
- Waham kebesaran : Ada (pasien merasa turunan Syekh dari Arab)
- Waham kejar : Ada (pasien merasa dikejar oleh orang yang
berusaha untuk melukai dirinya)
- Waham refensi : tidak ada
o Thought echo : tidak ada
o Thought broadcasting : tidak ada
o Thought withdrawal : tidak ada
o Thought insertion : tidak ada
o Thought control : tidak ada
o Delusion of control : tidak ada
o Gagasan bunuh diri dan membunuh : tidak ada
o Obsesi dan konvulsi : tidak ada
o Fobia : tidak ada
I. Sensorium dan Kognitif

1. Kesadaran : E4V5M6(Composmentis)
2. Orientasi
o Waktu: baik (pasien benar menyebutkan tanggal, bulan, tahun, dan musim saat di wawancara tetapi tidak tahu
hari apa saat diwawancara)
o Tempat: baik (pasien dapat menyebutkan bahwa saat ini sedang berada di Rumah Sakit Jiwa Islam Klender
Jakarta Timur, Negara Indonesia, kota jakarta, dan ruangan perawatannya)
o Orang: baik (pasien tahu bahwa ia sedang diwawancarai oleh dokter muda dan mengenali beberapa pasien
lainnya)
3. Daya ingat :
o Daya ingat jangka panjang:
Baik (pasien dapat mengingat tanggal lahirnya)
o Daya ingat jangka pendek:
Baik (pasien dapat mengingat hari pasien masuk rumah sakit)
o Daya ingat yang baru-baru ini terjadi:
Baik (pasien dapat mengingat menu sarapan tadi pagi, pukul berapa bangun tadi pagi)
o Daya ingat segera:
Baik (pasien dapat mengingat nama dokter yang merawatnya saat ini dan juga dapat menyebutkan 3 benda yang
pewawancara ajukan)
4. Konsentrasi : Baik
Pasien mampu mengurangi penjumlahan seratus kurang tujuh sebanyak 5 kali berturut-turut
5. Kemampuan Visuospasial : Baik
Pasien dapat menggambar segi tiga sama kaki
6. Pikiran abstrak : Baik
Pasien dapat mengetahui arti panjang tangan dan tong kosong nyaring bunyinya.
7. Pengetahuan umum dan intelegensi : Baik
o Pasien mengetahui nama presiden RI sekarang
o Pasien dapat berhitung dengan baik, dan sedikit bisa berbahasa inggris.
VII. Pengendalian Impuls

Kemampuan mengendalikan impuls kehendak dan keinginan pada pasien baik, pasien
bersedia mendengarkan dan menjawab pertanyaan pewawancara dengan baik.

VIII. Daya Nilai

o Daya nilai sosial : Baik


Ketika diberi pertanyaan apakah menggugurkan kandungan itu baik atau tidak, pasien
menjawab tidak.
o Uji daya nilai : Baik
Misalnya bila menemukan dompet di jalan dan didalam dompet tersebut terdapat KTP
pemilik dompet, dia akan mengembalikannya kepada pemiliknya.
IX. Reality Testing of Ability (RTA)
RTA terganggu

X. Tilikan : derajat 1 (penyangkalan penuh terhadap penyakitnya)


XI. Taraf dapat Dipercaya : Dapat dipercaya
B. Status FisikGeneralis
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Tanda vital
> Tekanan Darah : 110/90 mmHg
> Nadi : 88 x/menit
> Suhu : 36,3 oC
> Pernapasan : 20 x/menit

Kepala : Normocephal.
Mata : Pupil bulat, isokor, refleks cahaya langsung +/+,
konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-.
Thoraks : Cor : S1S2 Reguler, Murmur -/-, Gallop -/-
Pulmo : Vesikuler +/+, ronkhi -/-, wheezing -/-
Abdomen : Datar, supel, nyeri tekan (-), H/L tidak membesar
Ekstremitas : Akral hangat, edema (-)
C. Status Neurologik :
Tanda Rangsang Meningeal : tidak ada

Refleks Fisiologis : normal

Refleks Patologis : tidak ada


Tonus : baik
Turgor : baik
Kekuatan : baik
Koordinasi : baik
Sensibilitas : baik
Kelainan khusus :tidak ada
IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA
1. Kesadaran : Compos Mentis
2. Mood : iritable
3. Afek : normal
4. Kesesuaian : Serasi
5. Gangguan persepsi : Halusinasi auditorik, ilusi
6. Gangguan isi pikir : Waham Paranoid (waham
kebesaran dan kejar)
7. Gangguan proses pikir: Tidak ada
8. RTA : Terganggu
9. Tilikan : Derajat 1
10.Reabilitas : dapat dipercaya
D. DaftarMasalah
1.Organobiologik : Tidak ada riwayat gangguan psikiatri dalam keluarga
pasien.
2.Psikologik : Halusinasi auditorik, ilusi, waham kejar,waham kebesaran.
3.Sosial budaya : Tidak diketemukan kelainan sosial budaya
Formulasi Diagnostik

Aksis I: F20.0 Skizofrenia Paranoid

Memenuhi kriteria umum skizofrenia, diagnosa


skizofrenia (adanya halusinasi auditorik yaitu
berbicara dan tertawa sendiri)

Sebagai tambahan: halusinasi dan/atau waham


harus menonjol;
Pasien merasa dikejar-kejar oleh seseorang
yang tidak ia kenal
Formulasi Diagnostik
Aksis II

Tidak ditemukan
Aksis III

Tidak ditemukan, kondisi umum medik baik


Aksis IV

Aksis V

GAF current 20-11 (bahaya mencederai diri/orang lain)


GAF 1 tahun terakhir: 55 Gejala sedang (moderate), disabilitas sedang
Fungsi Merawat Diri : pasien mampu merawat dirinya dan menjaga
kebersihan dirinya dengan baik.
Fungsi Pekerjaan : pasien saat ini tidak memiliki pekerjaan, terahir kali
bekerja sebagai security pada kosan sekitar 3 bulan lalu.
Fungsi Relasi dengan Lingkungan : pasien mampu berinteraksi baik
dengan orang sekitar dan bersosialisasi dengan lingkungannya.
Fungsi memanfaatkan waktu luang : pasien menghabiskan waktu luang
dengan nonton tv.
A. Evaluasi Multiaksial

o Aksis I : F.20.0 Skizofrenia paranoid


o Aksis II :Tidakada
o Aksis III :Tidakada diagnosis (belumdapatditentukan,
belumdilakukanpemeriksaanpenunjang lain
untukmengetahuiadaatautidaknyagangguankondisimedisumum)
o Aksis IV : Terdapat masalah padakeluarga,
pekerjaandanekonomi
o Aksis V :

o GAF current 20-11 (bahaya mencederai diri/orang lain)

o GAF 1 tahun terakhir: 51-60(Gejala sedang (moderate),


disabilitas sedang)
Diagnosa

F20.0 Skizofrenia Paranoid


Tatalaksana

1. Farmakoterapi :

Risperidone 2 mg tab; 3dd tab I


2. Psikoterapi :
a. Psikoterapi Suportif
Menanamkan kepercayaan pada pasien bahwa gejalanya akan hilang dengan
menganjurkan pasien untuk selalu minum obat secara teratur, menjelaskan pentingnya kontrol
ke dokter setelah pulang dari rs dan akibat yang terjadi bila pasien tidak teratur minum obat.
Pasien juga didukung mengenai pendidikannya, disarankan untuk sering berdiskusi dengan
ayah pasien apabila ada masalah dalam keseharianmaupun permasalahan dengan lingkungan.
b. Terapi berorientasi keluarga
Menjelaskan kepada keluarga pasien mengenai kondisi pasien agar keluarga dapat menerima,
sabar dan tidak dijauhi, dan agar dapat mendukung kesembuhan pasien dengan mengingatkan
untuk minum obat.
c. Sosial budaya
Terapi kerja : memanfaatkan waktu luang dengan melakukan hobi atau pekerjaan yang bermanfaat,
melibatkan pasien secara aktif dalam kegiatan terapi aktivitas kelompok di RSJI Klender agar ia
dapat beraktivitas dan berinteraksi dengan lingkungannya secara normal.
Terapi rekreasi : olahraga ringan, berlibur.
d. Religius
Pasien diingatkan untuk rajin shalat lima waktu, tidak ada yang lebih penting selain panggilan
untuk shalat menghadap Allah. Pasien disarankan untuk sering membaca Al-quran dan berdzikir
bila sedang mendapat ujian dan lebih sabar.
Prognosis
Quo ad Vitam (hidup) : Dubia ad Bonam
Quo ad Functionam(fungsi) : Dubia ad Bonam
Quo ad Santionam(sembuh) : Dubia ad Malam

a) Faktor yang memperberat :


Perekonomian yang sulit
Onset lama 8 tahun
Etiologi tidak jelas
b) Faktor yang memperingan :
Tidak adanya faktor genetik
Dukungan dari keluarga dari segi motivasi untuk sembuh baik

Anda mungkin juga menyukai