Anda di halaman 1dari 23

PENATALAKSANAAN TUBERKULOSIS

PARU DENGAN PENDEKATAN


KEDOKTERAN KELUARGA
Skenario 1

Bapak M (45 tahun) memiliki seorang istri (43 tahun)


dan 5 orang anak. Istri bapak M mendapatkan
pengobatan TBC dan sudah berjalan 3 bulan. Anak
perempuannya, R (9 tahun) saat ini sedang batuk-
batuk sudah 3 minggu tidak kunjung reda,
sudah diperiksa oleh dokter puskesmas dan diberi
obat batuk namun blm ada perbaikan. Keluarga
bapak M tinggal di sebuah rumah semipermanen
4x11 meter di pemukiman padat penduduk
Penyakit Menular
Sumber
penyakit Host/
Mikroorganis
me/ / manusia
toksinnya yg
reservoir rentan

Macam-macam penyakit menular:


1. Penyakit karantina
2. Penyakit menular dengan potensi wabah tinggi
3. Penyakit menular dengan potensi wabah rendah
4. Penyakit menular tidak berpotensi wabah
Epidemiologi
Hasil SKRT tahun 1986 tb di Indonesia:
penyebab kematian ke-3 dan menduduki
urutan ke-10 penyakit terbanyak di
masyarakat.
SKRT tahun 1992: jumlah penderita
penyakit tb semakin meningkat dan
menyebabkan kematian terbanyak yaitu
pada urutan kedua.
Tahun 1999 di Jawa Tengah, penyakit
tuberculosis menduduki urutan ke-6 dari
10 penyakit rawat jalan di rumah sakit
Epidemiologi
Profil kesehatan Indonesia tahun 2002
menggambarkan persentase penderita TBC
adalah usia 25-34 tahun (23,67%),
menunjukkan bahwa dari 76.230 penderita
TBC BTA+ terdapat 43.249 laki-laki (56,79%)
dan 32,936 perempuan(43,21%)
WHO: kasus TBC 9 juta per tahun di seluruh
dunia pada tahun 1999, dengan jumlah
kematian sebanyak 3 juta orang . Sebanyak
75% dari penderita berusia 15-50 tahun (usia
produktif).
Environment :
a. Kelembaban udara
b. Ventilasi rumah
c. Kondisi rumah
d. Pencahayaan rumah
e. Kepadatan penghuni
rumah

Host:
a. Umur
Agent :
b. Jenis kelamin
Mycobacterium
c. Pendidikan
tuberculosis
d. Pekerjaan
Periode Patogenesis

Antara agent dan host :imunisasi sehingga


host menjadi imun, memberikan pengobatan
kepada penderita secara adekuat sehingga
terjadi konversi bakteri(+) menjadi (-)
sehingga penderita menjadi tidak menularkan
lagi.
Antara agent dan environment :sanitasi air
minum (pada diare) sehingga di dalam air
tidak mengandung agent lagi.
Penyehatan lingkungan pemukiman: buat
rumah sehat sehingga sinar matahari dapat
masuk , ventilasi udara yang baik.
TINGKAT PENCEGAHAN TUBERKULOSIS

Pencegahan primer
Dengan promosi kesehatan

Penyuluhan penduduk untuk meningkatkan


kesadaran terhadap kesehatan lingkungan.
Penyuluhan langsung bisa dilakukanperorangan
maupun kelompok.Dalam program penanggulangan
TB, penyuluhan langsung perorangan sangat penting
artinya untuk menentukan keberhasilan pengobatan
penderita.
Penyuluhan Massa Penyakit menular termasuk TB
bukan hanya merupakan masalah bagi penderita, tetapi
juga masalah bagi masyarakat. Pesan-pesan
penyuluhan TB melalui media massa (surat kabar,
IMUNISASI
Imunisasi BCG 2 bulan
Dosis bayi 0.05 ml, anak 0,10 ml
intrakutan insersi otot deltoid kanan
Insiden TB anak yang mendapat BCG kualitas
vaksin yang digunakan, pemberian vaksin, jarak
pemberian vaksin, dan intensitas pemaparan
infeksi.
Imunisasi BCG mencegah TB milier, meningitis
TB, dan spondilitis TB pada anak
Efek samping ulserasi lokal, limfadenitis
Kontraindikasi imun rendah
Pencegahan Sekunder

Strategi DOTS
Tujuan umum :
Memutus rantai penularan sehingga penyakit
tuberculosis diharapkan bukan lagi menjadi masalah
kesehatan.

Tujuan khusus:
Cakupan penemuan kasus BTA(+) sebesar 70%
Kesembuhan minimal 85%
Mencegah multidrug resistance (MDR).

:
Case Finding
Passive
Penderita yang secara sukarela berkunjung ke Puskesmas,Rs dan
BP4(balai pemberantasan penyakit paru-paru). Kriteria tersangka
penderita : telah berumur lebih dari 15 tahun dengna salah satu
gejala sebagai berikut :
-Batuk lebih dari 4 minggu
-Batuk berdarah
-Nyeri dada
-Sesak nafas

Active
-pertemuan dengan masyarakat :tanda-tanda penyakit dan cara
pengobatannya.
-Kader kesehatan/posyandu, kader Dasa Wisma dan kader lainnya
diharapkan dapat membantu menemukan penderita.
-Kunjungan rumah dilakukan oleh petugas Puskesmas (perkesmas)
terutama dengan adanya Bidan Desa diharapkan penemuan
Penemuan Kasus TB

Dewasa Anak

Penderita yang Periksa dahak


kontak dengan (SPS) agak sulit
penderita TB paru Dilihat
BTA + dengan berdasarkan
- gejala yang sama gambaran klinis,
Periksa dahak rontgen dan uji
(SPS) tuberkulin
Manifestasi Klinis

Gejala utama pasien TB Gejala utama


Paru: batuk berdahak pasien TB Paru
selama 2-3 minggu atau anak adalah:
lebih diikuti:
demam lama
Dahak bercampur darah
(>2 minggu)/
Sesak nafas
berulang
Badan lemas Nafsu makan
BB menurun menurun
Berkeringat malam hari Batuk lama >3
tanpa aktivitas fisik
minggu
Demam meriang lebih dari BB menurun
1 bulan
DIAGNOSIS DAN TATALAKSANA TB ANAK
Sistem skoring (scoring system) gejala dan pemeriksaan
penunjang TB

Parameter 0 1 2 3

Kontak TB Tidak jelas Lap. Kel, BTA (-) BTA (+)


atau tidak tahu,
BTA tidak jelas

Uji Tuberkulin Negatif Positif


(10mm ,atau
5mm pada
keadaan
imunosepresi)

BB (KMS) BGM (KMS) BB/U Klinis Gizi Buruk


< 80% (BB/U < 60%)

Demam tanpa sebab jelas 2 minggu

Batuk * 3 minggu

Pembesaran KL aksila, inguinal 1 cm, jumlah


>1, tidak nyeri

Pembengkakan tulang/sendi Ada


panggul, lutut, falang pembengkakan

Foto Ro thoraks Normal/Tidak jelas Suggestive TB

Skor Total
Alur tatalaksana pasien TB
anak

Skor > 6

Beri OAT
2 bln terapi , dievaluasi

Respon (+ ) Respon ( - )

Terapi teruskan Teruskan terapi sambil


cari penyebabnya
Kategori Obat
Kategori 1 (2RHZE/4H3R3)
Panduan OAT ini diberikan untuk pasien baru :
Pasien baru TB paru BTA positif
Pasien TB paru BTA negative foto torax positif
Pasien TB ekstra paru
Kategori 2 (2RHZES / HRZE / 5H3R3E3)
Panduan OAT ini diberikan untuk pasien BTA
positif telah diobati sebelumnya :
Pasien kambuh
Pasien gagal
Pasien dengan pengobatan setelah putus berobat
Tugas PMO
Mengawasi pasien TB agar menelan obat secara
teratur sampai selesai pengobatan.
Memberi dorongan kepada pasien agar mau
berobat teratur.
Mengingatkan pasien untuk periksa ulang dahak
pada waktu yang telah ditentukan.
Memberi penyuluhan pada anggota keluarga
pasien TB yang mempunyai gejala-gejala
mencurigakan TB untuk segera memeriksakan diri
ke Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
Tugas seorang PMO bukanlah untuk mengganti
kewajiban pasien mengambil obat dari unit
Pencegahan Tersier
Dimulai dengan diagnosis kasus berupa
trauma yang menyebabkan usaha
penyesuaian diri secara psikis, rehabilitasi
penghibur selama fase akut dan hospitalisasi
awal pasien, kemudian rehabilitasi pekerjaan
yang tergantung situasi individu.
Selanjutnya, pelayanan kesehatan kembali
dan penggunaan media pendidikan untuk
mengurangi cacat sosial dari TBC, serta
penegasan perlunya rehabilitasi.
Follow Up
Setelah selesai pengobatan tahap
intensif dan tahap lanjutan, melakukan 3
spesimen dahak secara mikroskopik, BTA
negatif dua kali pada bulan kelima dan
akhir pengobatan kategori 1 dan bulan
ke 7 dan akhir pengobatan kategori 2,
penderita dinyatakan sembuh.
Dokter Keluarga
Dokter praktek umum yang menerapkan
prinsip-prinsip KK, mengutamakan
pencegahan dengan sasaran keluarga
beserta segala aspeknya dan mengikuti
perkembangan teknologi
Tujuan
Umum : terwujudnya keadaan sehat bagi
setiap anggota keluarga
Khusus : terwujudnya pelayanan kedokteran
yang lebih efektif dan efisien
Manfaat
Akan dapat ditangani penyakit kesehatan
seutuhnya
Akan dapat diselenggarakan pelayanan
pencegahan penyakit dan dijamin pelayanan
kesehatan
Pengaturannya akan lebih baik dan terarah
Pelayanan kesehatan terpadu sehingga
penanganannya tidak menimbulkan berbagai
masalah
Akan dapat diperhitungkan berbagai faktor yang
mempengaruhi timbulnya pengakit
Akan dapat dicegah pemakaian berbagai peralatan
kedokteran canggih yang memberatkan biaya
kesehatan
Dokter keluarga Tugas dokter keluarga:
memiliki 5 fungsi,
Care Provider a.Mendiagnosis dan
Penyelenggara memberikan pelayanan
pelayanan kesehatan aktif saat sehat dan
Comunicator sakit
b.Melayani individu
Penghubung / dan keluarganya
Penyampai pesan c.Membina dan
Decision Maker mengikut sertakan
Pengambil keputusan keluarga dalam upaya
penanganan penyakit
Manager d.Menangani penyakit
Community Leader akut dan kronik
Pemimpin masyarakat e.Merujuk ke dokter
spesialis

Anda mungkin juga menyukai