Anda di halaman 1dari 19

Proses yang Dilakukan oleh Tubuh pada Saat Berpuasa

Elizabeth Chikita Putri

102013106

Mahasiswi Fakultas Kedokteran UKRIDA

Jalan Arjuna Utara No.6 Jakarta 11510

e-mail : chikitaputrii@gmail.com

Pendahuluan
Semua makhluk hidup, termasuk manusia memerlukan energi agar dapat tetap
melangsungkan hidupnya. Manusia khususnya, mendapatkan energi dari berbagai varian
makanan yang dikonsumsinya. Salah satu sumber energi utama yang diperlukan oleh manusia
ialah karbohidrat. Selain karbohidrat, protein dan lemak di dalam tubuh juga dapat digunakan
sebagai sumber energi sampingan di kala karbohidrat dalam tubuh sudah menipis, namun
dengan tingkat prioritas yang berbeda. Umumnya, satuan energi dalam tubuh berupa satuan
ATP, yaitu suatu senyawa dengan ikatan fosfat berenergi tinggi. ATP ini bisa didapatkan dari
ketiga sumber energi tubuh. Di dalam tubuh, ATP didapatkan dengan melalui sederetan
reaksi-reaksi biokimia. Hidrat arang atau karbohidrat dapat menghasilkan ATP dengan
melalui proses pembakaran atau oksidasi yang tentunya menggunakan oksigen. Ketiga
sumber energi, selain dapat digunakan, dapat pula disimpan sebagai cadangan energi atau pun
sebagai pembentuk dari bahan-bahan lain yang diperlukan oleh tubuh. Ketika tubuh
kekurangan energi, maka cadangan-cadangan yang telah disimpan tadi akan di metabolisme
untuk menghasilkan energy

Pembahasan

Sumber-sumber Energi Tubuh

Manusia mendapatkan energi untuk melakukan aktivitas tubuh dari segala


varian makanan yang dikonsumsinya. Tiga bentuk sumber energi ialah karbohidrat,
lemak, dan protein. Tentu kita semua sudah tahu bahwa karbohidrat merupakan
sumber energi utama, sedangkan 2 sumber energi lainnya hanya akan digunakan
apabila dalam keadaan dimana karbohidrat tubuh beserta cadangannya sudah habis
digunakan. Pembahasan akan saya mulai dari karbohidrat terlebih dahulu.1
Karbohidrat

Karbohidrat dibentuk dari karbon, hidrogen, dan oksigen. Tumbuhan dapat


membentuk karbohidrat dengan menggunakan karbon dioksida bebas yang terdapat di
udara. Proses ini kita ketahui sebagai proses fotosintesis. Karbohidrat dapat terbagi
menjadi 2 jenis besar, yaitu karbohidrat sederhana dan karbohidrat kompleks.
Karbohidrat sederhana selanjutnya dapat terbagi menjadi dua yaitu monosakarida dan
disakarida, sedangkan karbohidrat kompleks dapat terbagi menjadi dua pula menjadi
oligosakarida dan polisakarida. Berikut adalah pembagian karbohidrat beserta
sumber-sumbernya.
Karbohidrat sederhana : Monosakarida
Monosakarida (C6H12O6) yang berasal dari bahasa Yunani monos: tunggal dan
sacchar: gula, ialah bentuk gula yang paling sederhana dan terdiri atas molekul-
molekul tunggal. Menurut jumlah atom karbon yang dimilikinya, monosakarida dapat
terbagi kembali menjadi triosa (3 atom karbon), tetrosa (4 atom karbon), pentosa (5
atom karbon) dan heksosa (6 atom karbon). Monosakarida yang penting terutama
berasal dari golongan heksosa, yaitu antara lain glukosa, fruktosa, dan galaktosa.
Ketiga jenis monosakarida inilah yang umum digunakan dalam bidang nutrisi
manusia.1,2,3
Glukosa ialah gula yang terpenting dan metabolisme tubuh seringkali
menggunakan karbohidrat dalam bentuk glukosa. Glukosa dapat ditemui di alam pada
buah-buahan, jagung manis, sejumlah akar, madu, dan anggur. Glukosa ini merupakan
hasil dari pemecahan pati. Di dalam sirkulasi darah manusia, monosakarida yang
berbentuk gula lah yang akan dijumpai. Glukosa dikenal juga sebagai dextrosa.1,3
Fruktosa ialah gula yang memiliki tingkat kemanisan paling tinggi di antara
semua gula, dikenal juga dengan nama levulosa. Fruktosa dapat ditemui pula pada
madu dan umumnya pada buah-buahan. Oleh karena itu, fruktosa disebut juga sebagai
gula buah. Fruktosa dalam tubuh akan diubah menjadi glukosa agar dapat dioksidasi
sempurna untuk menghasilkan energi.1,3
Galaktosa ialah gula yang tidak ditemui bebas di alam, tetapi didapat dari hasil
hidrolisa laktosa atau gula susu. Galaktosa merupakan komponen dari serebrosida
yang merupakan turunan lemak yang dijumpai pada otak dan jaringan saraf.1,3

Kabohidrat sederhana : Disakarida


Disakarida (C12H22O11) ialah gula yang dibentuk dari kombinasi sepasang
monosakarida, yaitu antara lain sukrosa, maltosa dan laktosa
Sukrosa/sakarosa atau dikenal sebagai gula meja/gula tebu merupakan hasil
dari kombinasi antara glukosa dengan fruktosa. Sukrosa dapat ditemukan pada sari
tebu dan beet. Melalui proses pencernaan, sukrosa akan diubah menjadi fruktosa dan
glukosa. Campuran dari fruktosa dan glukosa yang sama banyak akan disebut sebagai
gula inversi. Gula inversi lebih manis dibanding sukrosa, pada konsentrasi tinggi gula
jenis ini tidak mengkristal sehingga cocok digunakan untuk pembuatan sirup, selai
atau kembang gula. Gula inversi secara alami terdapat dalam madu atau pun bisa
didapat pula dari hidrolisis sukrosa dengan menambahkan asam atau menggunakan
katalis.1,3
Maltosa atau dikenal pula sebagai gula malt/biji merupakan gula yang tidak
ditemui di alam bebas, namun jenis gula ini bisa didapatkan dari hasil pencernaan pati
dengan bantuan enzim diastase. Maltosa terutama ada di dalam bij-bijian yang dibuat
kecambah. Hidrolisa dari maltosa dengan enzim maltase (-glukosidase) akan
menghasilkan 2 molekul glukosa.1,3
Laktosa atau gula susu bisa didapatkan di dalam air susu binatang mamalia.
Air susu sapi dan ASI mengandung kira-kira 5% laktosa. Laktosa ini apabila
dihidrolisa dengan enzim laktase (enzim -D-galaktosidase) akan menghasilkan
galaktosa dan glukosa. Secara komersil, laktosa diperoleh dari hasil sampingan
produksi keju.1,3

Karbohidrat kompleks : Polisakarida


Polisakarida ialah karbohidrat kompleks yang terdiri atas beberapa molekul
dari monosakarida. Polisakarida ini sendiri merupakan senyawa polimer alam dengan
monosakarida sebagai monomernya. Gula jenis ini ada beberapa yang dapat dicerna
tubuh, yaitu pati atau amilum dan dekstrin dan ada pula yang tidak dapat dicerna
tubuh seperti sellulosa dan hemisellulosa. Jenis lain dari polisakarida, antara lain
glikogen, pektin, kitin dan agar-agar.1,3
Protein

Protein juga terdiri atas komponen yang juga menyusun karbohidrat dan
lemak, dengan tambahan nitrogen dan ada beberapa yang mengandung sulfur. Protein
tersusun atas serangkaian asam amino. Protein yang tersusun hanya dari asam amino
disebut sebagai protein sederhana, sedangkan protein yang mengandung bahan lain
seperti turunan vitamin, lemak dan karbohidrat selanjutnya akan disebut protein
kompleks. Asam amino yang membentuk protein ini satu sama lain saling
berhubungan dengan ikatan peptida (-CONH-). Manusia dan binatang tidak
mendapatkan protein dengan mengkonsumsi tanaman. Tanaman sanggup membangun
protein dengan menggunakan karbon dioksida, air dan tanah yang mengandung
nitrogen. Protein tubuh ialah satu-satunya bahan yang mensuplai nitrogen tubuh.
Asam amino yang menyusun protein dapat diklasifikan menjadi tiga kelompok, yaitu
asam amino esensial, semi esensial dan non-esensial.3

Asam amino esensial


Asam amino esensial ialah golongan asam amino yang tidak dapat dibentuk
oleh tubuh sendiri padahal asam amino ini sangat diperlukan oleh tubuh dan harus
disuplai dalam bentuk jadi. Oleh karena itu, asam amino golongan ini didapat dari
makanan. Asam amino esensial ini harus terpenuhi semuanya dengan mengkonsumsi
makanan yang bervariasi agar menghindari terjadinya keseimbangan nitrogen yang
negatif. Asam amino esensial, yaitu antara lain: valin, leusin, isoleusin, lisin, threonin,
fenilalanin, metionin, dan triptofan, sedangkan asam amino esensial untuk anak-anak
ialah histidin dan arginin.3
Asam amino semi-esensial
Asam amino semi-esensial ialah asam amino yang dapat menghemat
pemakaian asam amino esensial namun tidak secara total dapat menggantikan
fungsinya. Asam amino golongan ini dapat menjamin proses kehidupan jaringan
orang dewasa, namun tidak dapat mencukupi anak-anak yang sedang dalam fase
pertumbuhan. Asam amino ini dikatakan semi-esensial pula dikarenakan dapat
disintesis dengan menggunakan asam amino esensial, contohnya ialah sistin yang
dapat dibentuk dari metionin dan tirosin yang dapat dibentuk dari fenilalanin.3
Asam amino non-esensial
Asam amino non-esensial ialah asam amino yang dapat disintesis oleh tubuh
sepanjang ketersediaan bahan dasarnya dalam tubuh, sehingga asam amino ini tidak
harus didapat dari makanan. Contoh dari asam amino non-esensial ialah glisin, alanin,
asparagin, glutamin, prolin, serin, asal glutamat, asam aspartat, hidroksiprolin, dan
hidroksilisin.3
Lipid/Lemak
Lemak atau lipid merupakan salah satu sumber energi yang dikenal memiliki
nilai kalori tinggi dibandingkan kedua sumber lainnya. Lemak terdiri atas unusr
karbon, hidrogen dan oksigen sama seperti karbohidrat dan protein namun dengan
proporsi dan pola yang berbeda. Lemak atau lipid memiliki sifat tidak mudah larut
dalam air namun larut dalam pelarut organik seperti kloroform dan eter. Lipid pada
makanan terdiri atas 95 persen lemak dan minyak (trigliserida) serta 5 persen sisanya
terdiri atas lipid lain seperi fosfolipid dan sterol. Di dalam tubuh, lipid sebagian besar
disimpan dalam bentuk trigliserida. 2,3
Trigliserida apabila dipecah akan menjadi asam lemak dan gliserol.
Trigliserida dapat ditemukan dalam bentuk lemak dan minyak. Lemak ialah bentuk
trigliserida dalam wujud padatan yang umumnya berasal dari hewan, sedangkan
minyak ialah trigliserida dalam bentuk cairan pada suhu ruangan dan umumnya
berasal dari tumbuhan. Lemak padat seringkali mengandung asam lemak jenuh,
sedangkan minyak yang cair seringkali mengandung asam lemak tidak jenuh.3
Kolesterol juga merupakan golongan lipid. Kolesterol bisa didapatkan dari
konsumsi daging hewan terutama daging hewan yang berlemak, sedangkan daging
yang kurus, seperti daging ikan, ayam kampung, dan daging sapi tanpa lemak
memiliki kadar kolesterol yang lebih rendah. Pada orang dengan diet rendah
kolesterol, dapat mengkonsumsi susu skim atau susu non-fat sebagai pengganti susu
biasa. Kolesterol pada umumnya dibentuk pada jaringan hewan, ada pula kolesterol
yang dibentuk oleh jaringan tumbuhan dan disebut fitosterol. Fitosterol ini tidak
menaikkan kadar kolesterol darah tetapi sebaliknya justru akan menurunkan kadar
kolesterol LDL. Kolesterol yang berada di dalam darah ialah kolesterol yang
berikatan dengan protein, sehingga kolesterol dapat ditransport ke seluruh tubuh.
Kolesterol tidak hanya didapatkan dari makanan, namun tubuh kita pun juga dapat
mensintesis kolesterol melalui hati. Kolesterol diperlukan untuk tubuh sebagai bahan
baku sintesis beberapa hormon seperti hormon seks dan hormon adrenal serta untuk
membentuk garam empedu. Kelebihan kolesterol juga akan membahayakan tubuh
karena dapat menimbulkan resiko penyakit jantung koroner.4,5

Glikogenesis
Glikogenesis adalah lintasan metabolisme yang mengkonversi glukosa menjadi
glikogen untuk disimpan di dalam hati.Lintasan diaktivasi di dalam hati, oleh hormon insulin
sebagai respon terhadap rasio gula darah yang meningkat, misalnya karena kandungan
karbohidrat setelah makan; atau teraktivasi pada akhir siklus Cori.Penyimpangan atau
kelainan metabolisme pada lintasan ini disebut glikogenosis.
Proses glikogenesis adalah sebagai berikut :
1. Glukosa mengalami fosforilasi menjadi glukosa 6-fosfat (reaksi yang lazim terjadi
juga pada lintasan glikolisis). Di otot reaksi ini dikatalisir oleh heksokinase sedangkan
di hati oleh glukokinase.

2. Glukosa 6-fosfat diubah menjadi glukosa 1-fosfat dalam reaksi dengan bantuan
katalisator enzim fosfoglukomutase. Enzim itu sendiri akan mengalami fosforilasi dan
gugus fosfo akan mengambil bagian di dalam reaksi reversible yang intermediatnya
adalah glukosa 1,6-bifosfat.

Enz-P + Glukosa 1-fosfatEnz + Glukosa 1,6-bifosfatEnz-P + Glukosa 6-fosfat

3. Selanjutnya glukosa 1-fosfat bereaksi dengan uridin trifosfat (UTP) untuk membentuk
uridin difosfat glukosa (UDPGlc). Reaksi ini dikatalisir oleh enzim UDPGlc
pirofosforilase.

UDPGlc + PPiUTP + Glukosa 1-fosfat

4. Hidrolisis pirofosfat inorganic berikutnya oleh enzim pirofosfatase inorganik akan


menarik reaksi kearah kanan persamaan reaksi.

5. Atom C1 pada glukosa yang diaktifkan oleh UDPGlc membentuk ikatan glikosidik
dengan atom C4 pada residu glukosa terminal glikogen, sehingga membebaskan
uridin difosfat. Reaksi ini dikatalisir oleh enzim glikogen sintase. Molekul glikogen
yang sudah ada sebelumnya (disebut glikogen primer) harus ada untuk memulai
reaksi ini. Glikogen primer selanjutnya dapat terbentuk pada primer protein yang
dikenal sebagai glikogenin.UDP + (C6)n+1 UDPGlc + (C6)n.6
Glikogenolisis
GLIKOGENOLISIS
Glikogenolisis adalah lintasan metabolisme yang digunakan oleh tubuh, selain
glukoneogenosis, untuk menjaga keseimbangan kadar glukosa di dalam plasma darah untuk
menghindari simtoma hipoglisemia. Pada glikogenolisis, glikogen digradasi berturut-turut
dengan 3 enzim, glikogen fosforilase, glukosidase, fosfoglukomutase, menjadi glukosa.
Hormon yang berperan pada lintasan ini adalah glukagon dan adrenalin.
Tahap pertama penguraian glikogen adalah pembentukan glukosa 1-fosfat. Berbeda
dengan reaksi pembentukan glikogen, reaksi ini tidak melibatkan UDP-glukosa, dan
enzimnya adalah glikogen fosforilase. Selanjutnya glukosa 1-fosfat diubah menjadi glukosa
6-fosfat oleh enzim yang sama seperti pada reaksi kebalikannya (glikogenesis) yaitu
fosfoglukomutase.

Tahap reaksi berikutnya adalah pembentukan glukosa dari glukosa 6-fosfat. Berbeda
dengan reaksi kebalikannya dengan glukokinase, dalam reaksi ini enzim lain, glukosa 6-
fosfatase, melepaskan gugus fosfat sehigga terbentuk glukosa. Reaksi ini tidak menghasilkan
ATP dari ADP dan fosfat.

Glukosa yang terbentuk inilah nantinya akan digunakan oleh sel untuk respirasi
sehingga menghasilkan energi, yang energi itu terekam / tersimpan dalam bentuk ATP
3

4. Glukoneogenesis
Glukoneogenesis adalah pembentukan glukosa dari sumber-sumber non karbohidrat
seperti asam laktat, beberapa jenis asam amino, gliserol, dan beberapa jenis asam lemak.
lokasi glukoneogenesis terjadi biasanya berlangsung di hati, tetapi pada orang yang
kelaparan, ginjalnya akan membentuk glukosa. Proses ini juga berlangsung di beberapa area
yang sangat terbatas pada sel-sel epitel usus halus. Proses ini bertujuan untuk
mempertahankan kadar gula darah yang cukup saat kelaparan, saat masa asupan karbohidrat
terbatas, atau saat latihan berat, yaitu ketika asam laktat yang terbentuk dalam otot diubah
kembali menjadi glukosa dalam hati. 6
Glukoneogenesis distimulasi oleh konsentrasi karbohidrat selular yang rendah dan
penurunan gula darah. Proses ini juga distimulasi secara hormonal oleh glukagon, epinefrin
medula adrenal, dan oleh glukokortikoid korteks adrenal. 5 Pada manusia, sumber karbon
yang utama untuk glukoneogenesis adalah laktat, gliserol, asam amino, dan alanin. Laktat
dihasilkan oleh glikolisis anaerobik di jaringan misalnya otot yang sedang bekerja atau sel
darah merah. Gliserol dibebaskan dari simpanan triasilgliserol di jaringan adiposa, dan asam
amino terutuma berasal dari simpanan asam amino di otot yang mungkin berasal dari
penguraian protein otot. Alanin adalah asam amino glukoneogenik utama yang dibentuk di
otot dari asam amino lain dan dari glukosa.3,5
Sintesis Glukosa dari Laktat dan Alanin
Laktat akan terlebih dahulu dirubah menjadi piruvat. Kemudian piruvat mitokondria
mengalami dekarboksilasi membentuk oksaloasetat. Reaksi ini memerlukan ATP dan
dikatalis oleh piruvat karboksilase. Kemudian oksaloasetat direduksi menjadi malat oleh
malat dehidrogenase mitokondria. Pada reaksi ini, glukoneogenesis secara singkat mengalami
overlap (tumpang tindih) dengan siklus asam sitrat.
Malat meninggalkan mitokondria dan dalam sitoplasma dioksidasi membentuk kembali
oksaloasetat. Oksaloasetat sioplasma mengalami dekarboksilasi membentuk PEP (fosfat enol
piruvat) pada reaksi yang tidak memerlukan GTP yang dikatalis oleh PEP karboksikinase.
Dari PEP, akan terjadi jalur yang merupakan kebalikan jalur glikolisis sehingga pada
akhirnya akan menghasilkan glukosa bebas.6
Sitesis Glukosa dari Gliserol
Gliserol adalah hasil pecahan dari lemak yang disimpan dalam bentuk triasilgliserol.
Gliserol akan diubah menjadi glisero 3-p oleh enzim gliserol kinase. Dengan demikian,
proses ini telah masuk ke dalam proses glikolisis. Nantinya, gliserol 3-p akan diubah menjadi
dihidroksiaseton fosfat (DHAP), yang selanjutnya diubah menjadi furktosa 1,6 bisfosfat.
Fruktosa 1,6 bifosfat oleh bantuan enzim fruktosa 1,6 bisfosfatase menjadi fruktosa 6-p.
Fruktosa kemudian menjadi glukosa 6-p, dimana pada akhirnya glukosa 6-p akan menjadi
glukosa bebeas oleh bantuan enzim glukosa 6-fosfatase.5,6

Sintesis Glukosa dari Asam Amino


Melalui reaksi bokimiawi, beberapa asam amino dalam tubuh dapat diubah menjadi
glukosa atau glikogen; asam amino ini disebut asam amino glukogenik atau glikogenik. Asam
amino yang di dalam tubuh dapat diubah menjadi senyawa-senyawa keton (keton bodies) atau
menjadi Asetil-S-KoA dikenal sebagai asam-asam amino ketogenik. Beberapa asam-asam
amino termasuk keduanya, yaitu sebagai asam amino glikogenik dan ketogenik.6
Dari gambar 8, kita dapat melihat proses perubahan asam-asam amino glikogenik untuk
menjadi glukosa. Histidin, prolin, glutamin, dan arginin akan diubah menjadi glutamat yag
kemudian dengan bantuan enzim transaminase akan diubah menjadi -ketoglutarat. Dengan
berubah menjadi -ketoglutarat, proses ini telah memasuki siklus asam sitrat dan pada
akhirnya akan menjadi glukosa. Isoleusin, metionin, dan valin akan diubah menjadi suksinil-
KoA dan kemudian masuk ke dalam siklus asam sitrat. Tirosin dan fenilalanin diubah
menjadi fumarat dan kemudian masuk ke dalam siklus asam sitrat dan berlanjut akhirnya
menjadi glukosa.6

Metabolisme Lemak

Lemak terutama dimetabolisme untuk menghasilkan energi dengan melalui


reaksi oksidasi beta asam lemak. Oksidasi ini bukan merupakan pembalikan
sederhana dari bionsintesis asam lemak, tetapi merupakan proses yang sama sekali
berbeda dan terjadi dalam bagian sel yang berbeda. Pemisahan oksidasi lemak yang
terjadi di mitokondria dan biosintesisnya di sitosol memungkinkan keduanya
dikendalikan secara individual dan dintegrasikan sesuai kebutuhan jaringan saja.
Asam lemak bisa didapatkan dari hasil lipolisis, yang mengubah triasilgliserol
menjadi asam lemak dan gliserol, yang dikatalisis oleh enzim triasilgliserol lipase,
sebuah enzim lipolisis yang sensitif terhadap hormon. Asam lemak hasil pemecahan
ini kemudian akan disebut dengan sebutan asam lemak bebas.6

Oksidasi Asam Lemak

Oksidasi asam lemak terutama terjadi di mitokondria. Dalam keadaan tidak


terpakai, asam lemak bebas berada dalam bentuk yang tidak ter-eseterifikasi dan
dalam plasma asam lemak ini berikatan dengan albumin. Sebelum asam lemak ini
dapat dikatabolisme, asam lemak ini harus diaktifkan terlebih dahulu menjadi asil
KoA dengan enzim asil KoA sintetase atau tiokinase. Pengaktifan asam lemak ini
membutuhkan ATP dan koenzim A.6
Pada oksidasi beta asam lemak, terjadi pemutusan tiap dua karbon dari
molekul asil KoA-. Pemutusan dilakukan di antara rantai atom karbon (2) dan
(3) karena itulah dinamakan oksidasi beta. Hasil akhir dari pemutusan ikatan ini
ialah asetil KoA dan dapat pula ditemui propionil KoA yang bisa didapatkan dari
oksidasi beta asam lemak jenuh dengan rantai ganjil. Khusus untuk asam lemak jenuh
rantai panjang dengan atom C lebih dari 12 harus menggunakan karnitin sebagai
transporter agar asam lemak ini dapat memasuki mitokondria dari sitosol, tanpa
karnitin asam lemak ini tidak dapat masuk ke dalam mitokondria dan mengalami
oksidasi. Asetil KoA yang dihasilkan dari oksidasi beta asam lemak ini dapat masuk
ke dalam siklus asam sitrat untuk membentuk ATP. Oksidasi asam lemak dapat
menghasilkan banyak ATP dikarenakan adanya pemindahan elektron FADH 2 dan
NADH di rantai pernapasan, dan untuk setiap 7 molekul asetil KoA pertama (dari
hasil oksidasi beta asam palmitat) akan didapatkan 28 ATP. Hasil akhir dari oksidasi
asam palmitat ialah 8 molekul asetil KoA dan ketika sudah menjalani siklus asam
sitrat akan menghasilkan 10 ATP untuk setiap 1 molekul asetil KoA, sehingga akan
terbentuk 80 ATP. Keseluruhan ATP kemudian akan dijumlahkan, dan didapat total
108 ATP dan dikurangi dengan 2 ATP untuk pengaktifan asam lemak.6
Oksidasi beta asam lemak yang terjadi pada peroksisom dilakukan untuk asam
lemak dengan rantai panjang dan tidak menghasilkan ATP, justru menghasilkan H2O2
yang selanjutnya akan diubah oleh katalase agar tidak membahayakan tubuh..
Oksidasi beta asam lemak pada peroksisom bermanfaat untuk memperpendek rantai
samping kolesterol untuk membentuk asam empedu, selain itu juga berkontribusi
untuk ikut serta dalam sintesis gliserolipid ester, kolesterol dan dolikol.6
Gambaran Metabolisme Lemak di Dalam Tubuh6

Biosintesis Asam Lemak

Dalam sintesis asam lemak, setidaknya ada 3 sistem yang bekerja, yaitu sistem
ekstramitokondria, sistem mikrosom dan sistem mitokondria. Di antara ketiga ini,
sintesis de novo asam lemak terjadi pada sistem ekstramitokondria. Sistem
ekstramitokondria ini bertanggung jawab untuk mensintesis asam palmitat dari asetil
KoA di sitosol. Bahan utama dari sintesis de novo asam lemak ialah asetil KoA yang
terdapat di dalam mitokondria. Untuk dapat keluar dari mitokondria, asetil KoA ini
harus berikatan dengan oksaloasetat terlebih dahulu membentuk asam sitrat, yang
kemudian dapat menembus mitokondria. Di luar mitokondria, asam sitrat akan
dipecah kembali menjadi oksaloasetat dan asetil KoA.6
Sintesis asam lemak diawali dengan pengubahan asetil KoA menjadi malonil
KoA oleh enzim asetil KoA karboksilase yang juga berperan sebagai enzim regulator
untuk sintesis asam lemak. Malonil KoA kemudian akan direaksikan dengan
kompleks multienzim asam lemak sintase yang terdiri atas molekul dimer dengan
setiap monomer ialah polipeptida identik dengan terdiri atas 7 rangkaian enzim yang
bekerja bersama-sama. Dengan menggunakan kompleks multienzim ini, maka akan
dibentuk 2 rantai asil secara bersamaan. Setiap bereaksi dengan satu enzim, maka
malonil KoA akan mengalami penambahan 2 atom C sampai seterusnya tercapai
rantai asam lemak dengan 16 atom C yang jenuh. Asam palmitat yang dibentuk ini
kemudian akan mengalami proses pemanjangan rantai pada sistem mikrosom dan
sisem mitokondria, dikarenakan asam lemak yang berguna bagi tubuh umumnya
berwujud asam lemak rantai panjang.6

Untuk membentuk asam lemak tidak jenuh, maka biasanya akan dikatalisis
oleh enzim desaturase. Kerja enzim desaturase ini umumnya akan menambahkan
pertama kali ikatan rangkap pada atom C ke-9. Bila, ingin dibentuk asam lemak tidak
jenuh dengan ikatan rangkap ganda, maka harus terjadi proses elongasi atau
pemanjangan rantai untuk kemudian diteruskan dengan penambahan ikatan rangkap.6

Metabolisme Asam Amino

Gambaran Metabolisme Asam Amino Tubuh6

Metabolisme Protein
Asam-asam amino diperlukan untuk mebentuk enrgi. Sebagian harus dipasok dari
makanan (asam amino esensial) karena tidak dapat dibentuk di tubuh. Sisanya asam
amino non esensial yang berasal dari makanan, tetapi juga dapat dibentuk dari zat-zat
antar metabolik melalui transaminasi dengan menggunakan nitrogen amino dari asam
amino lain. Setelah deaminasi nitrogen amino dikeskresikan sebagai urea, dan
kerangka kabon yang tesisa setelah transaminasi dapt (1) dioksidasi menjadi CO 2
melalui siklus asam sitrat (2) digunaka untuk membentuk glukosa (glukoneogenesis)
atau (3) untuk membentuk badan keton. Beberapa asam amino menjadi prekusor bagi
senyawa lain, misalnya purin, pirimidin, hormon, seperti epinefrin, tiroksin, dan
neurotransmitter.7

Pengaruh Hormonal Terhadap Metabolisme Energi

Hormon Insulin

Insulin ialah hormon yang dihasilkan oleh sel pankreas, dimana sel ini
menempati urutan paling banyak dari segi jumlah dibandingkan dengan sel-sel
lainnya di dalam pulau Langerhans. Insulin ini memiliki efek penting terhadap
metabolisme karbohidrat, lemak dan protein. Insulin memainkan peranan yang besar
dalam penyimpanan zat yang mempunyai kelebihan energi. Misalnya, apabila terjadi
kelebihan karbohidrat maka insulin akan menyebabkan karbohidrat untuk disimpan di
dalam otot dan hati sebagai glikogen, juga dalam keadaan kelebihan lemak, insulin
akan bertugas menyimpan lemak ini di dalam jaringan adiposa, dalam keadaan
kelebihan asam amino maka insulin akan memacu ambilan asam amino oleh sel dan
menurunkan pemecahan protein di dalam sel.

Insulin yang merupakan protein kecil ini terutama memiliki tugas untuk
memelihara homeostasis glukosa darah. Rangsang utama dari sekresi insulin ialah
kadar gula darah yang tinggi. Insulin memiliki beberapa efek terkait dengan
metabolisme karbohidrat, yaitu:

a. Insulin mempermudah transpor glukosa ke dalam sebagian besar sel,


terutama otot yang akan menggunakan glukosa lebih banyak sebagai
sumber energi ketika ada rangsangan insulin.
b. Insulin akan meningkatkan aktivitas enzim glikogen sintase yang
bertanggung jawab untuk kerja glikogenesis, untuk membentuk polimer
dari glukosa.
c. Insulin akan menghambat aktivitas enzim fosforilase yang merupakan
enzim regulator dari reaksi glikogenolisis.
d. Insulin juga ikut meningkatkan aktivitas enzim glukokinase, sehingga
glukosa yang masuk ke dalam hati dari darah akan diperbanyak untuk
selanjutnya ditahan sementara di dalam hati.
e. Insulin menghambat proses glukoneogenesis dengan cara menurunkan
aktivitas enzim penggiat proses ini.

Selain memiliki efek terhadap karbohidrat, insulin juga memiliki efek terhadap
metabolisme lemak, yaitu:

a. Insulin menghambat lipase-sensitif hormon, sehingga pelepasan asam


lemak dari jaringan adiposa ke dalam darah akan dihambat.
b. Insulin meningkatkan pemasukan glukosa ke dalam jaringan lemak dengan
rekrutmen GLUT 4 agar glukosa ini dapat dibentuk menjadi asam lemak
dan gliserol.

Efek insulin terhadap metabolisme protein, yaitu:

a. Insulin mendorong transpor aktif asam-asam amino dari darah ke dalam


jaringan otot dan jaringan lainnya, yang berimbas pada penurunana kadar
asam amino darah dan menyediakan asam amino untuk pembentukan
protein di sel.
b. Insulin menghambat pemecahan protein.
c. Insulin akan meningkatkan translasi RNA messenger pada ribosom untuk
membentuk protein baru dan juga meningkatkan kedepatan transkripsi
rangkaian genetik DNA yang terpilih di dalam inti sel, yang terutama
berguna untuk meningkatkan kesatuan enzim yang berpengaruh pada
penyimpanan lemak, karbohidrat dan protein.8,9

Hormon Glukagon

Hormon ini ialah jenis hormon yang disekresikan oleh sel pada pulau
Langerhans. Hormon ini ada dasarnya memiliki fungsi yang berlawanan dengan
hormon insuli. Hormon ini dirangsang terutama oleh karena penurunan kadar gula
darah. Tempat utama kerja glukagon ialah di hati. Bersama-sama dengan insulin,
kedua hormon ini mengatur keseimbangan glukosa darah. Glukagon itu sendiri
merupakan suatu polipeptida yang besar. Berikut ini ialah efek glukagon terhadap
metabolisme karbohidrat, yaitu:

a. Glukagon merangsang proses glikogenolisis dengan cara mengaktifkan


adenilat siklase untuk membentuk siklik AMP sebagai second messenger.
Peningkatan glukagon dalam darah akan menimbulkan proses
glikogenolisis yang intensif.
b. Glukagon akan menyebabkan peningkatan glukoneogenesis dengan
meningkatkan kecepatan ambilan asam amino oleh hati sehingga kadar
asam amino hati cukup banyak untuk masuk ke dalam proses
glukoneogenesis.

Efek glukagon terhadap metabolisme karbohidrat yaitu, antara lain:

a. Glukagon mengaktifkan lipase sel lemak, sehingga meningkatkan


persediaan asam lemak yang dapat digunakan sebagai sumber energi
tubuh. Glukagon juga ikut menghambat penyimpanan trigliserida dalam
hati, yang ikut membantu menambah kadar asam lemak sebagai sumber
energi.
b. Glukagon merangsang ketogenesis yang berfungsi untuk menghasilkan
benda-benda keton sebagai sumber energi alternatif.

Efek glukagon terhadap metabolisme protein, yaitu:

a. Glukagon menghambat sintesis protein di hati, serta mendorong


penguraian protein di hati, untuk menaikkan kadar asam amino darah
walalupun tidak dalam efek yang besar.8,9

Hormon Epinefrin

Epinefrin menimbulkan beberapa efek metabolik, bahkan pada konsentrasi


hormon dalam darah yang lebih rendah dari pada yang dibutuhkan untuk
menimbulkan efek kardiovaskuler. Secara umum, epinefrin merangsang mobilisasi
simpanan karbohidrat dan lemak sehingga tersedia energi yang dapat segera
digunakan oleh otot. Secara spesifik,epinefrin meningkatkan kadar glukosa darah
melalui beberapa mekanisme yang berlainan. Pertama hormon ini merangsang
glukoneogenesis dan glikogenolisis di hati, yang terakhir mengacu pada penguraian
simpanan glikogen menjadi glukosa yang kemudian dibebaskan ke dalam darah.
Epinefrin juga merangsang glikogenolisis di otot rangka. Epinefrin dan sistem
simpatis juga memiliki efek hiperglikemik dengan menghambat sekresi insulin,
hormon pankreas terutama berperan menurunkan kadar gula dari darah, dan dengan
merangsang glukagon, hormon pankreas lainnya yang meningkatkan glikogenolisis
dan glukoneogenesis hati. Selain meningkatakan kadar gula darah, epinefrin juga
menignkatkan kadar asam lemak darah dengan mendorong lipolisis.
Efek metabolik epinefrin sesuai untuk situasi fight or flight. Kadar glukosa
dan asam lemak yang meningkat merupakan tambahan bahan bakar untuk
menjalankan berbagai aktivitas otot yang dibutuhkan pada keadaan terebut dan juga
memastikan bahwa otak mendapat cukup makanan selama krisis saat individu yang
bersangkutan tidak mengkonsumsi nutrien baru. Otot dapat menggunakan asam lemak
sebagai sumber energi,tetapi otak tidak. Epinefrin uga meningkatkan laju metabolisme
keseluruhan. Epinefrin dan norepinefrin menyebakan pengeluaran keringat, yang
membantu tubuh mengeluarkan panasekstra yang disebabkan oleh meningkatnya
aktivitas otot. Selain menyerupai efek pelepasan muatan saraf noradregenik,
norepinefrin dan epinefrin memperlihatkan efek metabolik yang mencakup
glikogenolisis di hati dan otot rangka, mobilisasi asam lemak bebas, peningkatan
laktat plasma dan stimulasi tingkat metabolik.8
Hormon Kortisol
Hormon kortisol merupakan hormon glukokortikoid utama. Hormon ini
berperan merangsang glukoneogenesis dengan kuat yaitu dengan mengacu pada
perubahan asam amino, menjadi karbohidrat di dalam hati. Dan juga merangsang
penguraian protein di jaringan,terutama di otot dan dialirkan ke darah agar siap untuk
dijadikan bahan glukoneogenesis juga. Hormon ini menghambat penyerapan dan
penggunaan glukosa oleh banyak jaringan, kecuali otak, dikarenakan otak
menggunakan bahan bakar hanya dari glukosa, dan membutuhkan pasokan glukosa
yang konstan. Peningkatan glukosa darah yang terus-menerus ini akan menyebabkan
suatu keadaan yang disebut sebagai diabetes adrenal.
Kortisol merangsang penguraian protein di banyak jaringan, terutama otot.
Dengan menguraikan sebagian protein otot menjadi asam amino konstituennya,
kortisol meningkatkan konsentrasi asam amino darah. Asam amino yang dimobilisasi
ini siap digunakan untuk glukoneogenesis atau dipakai di tempat lain yang
memerlukannya, misalnya untuk memperbaiki jaringan yang rusak atau sintesis
struktur sel yang baru. Kortisol juga ikut meningkatkan lipolisis, yaitu proses
penguraian simpanan lemak di jaringan adipose. Asam-asam lemak bebas yang
merupakan hasil pemecahan ini dapat dijadikan sebagai bahan bakar pengganti bagi
jaringan yang menggunakan glukosa, agar glukosa bisa dihemat untuk diotak. Sekresi
kortisol diatur langsung oleh ACTH yang berasal dari hipofisis anterior, untuk
kemudian terjadi mekanisme umpan balik negatif yang berfungsi agar sekresi kortisol
relatif konstan.8,9

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pada keadaan kenyang, setelah makan, pasokan karbohidrat berlimpah, dan bahan
bakar metabolik untuk kebanyakan jaringan adalah glukosa. Pada keadaan puasa glukosa
harus dihemat untuk digunakan oleh sistem saraf pusat (yang sangat bergantung
sepenuhnya pada glukosa) dan sel darah merah (yang bergantung pada glukosa). Jadi,
jaringan yang menggunakan bahan bakar selain glukosa dapat menggunakan bahan bakar
alternatif; otot dan hati mengoksidasi asam lemak dan hati membentuk badan keton dari
asam lemak untuk diekspor ke otot dan jaringan lain.
Sewaktu cadangan glikogen menyusut, asam-asam amino yang berasal dari
pergantian protein digunakan untuk glukoneogenesis. Pembentukan dan pemakaian
cadangan triasilgliserol dan glikogen, serta tingkat penyerapan dan oksidasi glukosa oleh
jaringan, sebagian besar dikontrol oleh hormon insulin dan glukagon.
Dari berbagai penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat berbagai
kelenjar endokrin yang memiliki peran dalam menghasilkan berbagai hormon yang
diperlukan untuk metabolisme. Selain itu, kebutuhan gizi yang diperlukan yang terutama
yaitu karbohidrat, lemak, dan protein di mana berbagai metabolismenya sangat penting
untuk tubuh.

Daftar Pustaka
1. Kusharto CM, Suhardjo. Prinsip-prinsip ilmu gizi. Yogyakarta: Kanisius; 2006.
2. Devi N. Nutrition and food: gizi untuk keluarga. Jakarta: Kompas; 2010.
3. Sutresna N. Cerdas belajar kimia. Jakarta: Grafindo Media Pratama; 2007.
4. Djojodibroto RD. Seluk beluk pemeriksaann kesehatan: bagaimana menyikapi
hasilnya. Jakarta: Pustaka Populer Obor; 2003.
5. Hartono A. Terapi gizi & diet rumah sakit. Ed 2. Jakarta: EGC; 2004.
6. Murray RK, Granner DK, Mayes PA, Rodwell VW. Biokimia harper. Ed ke-27.
Jakarta: EGC; 2006.
7. Marks BD. Biokimia kedokteran dasar. Jakarta: EGC; 2004.
8. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Ed ke-6. Jakarta: EGC; 2011.
9. Guyton AC, Hall JE. Buku ajar fisiologi kedokteran. Ed ke-11. Jakarta: EGC;
2007.

Anda mungkin juga menyukai