102013106
e-mail : chikitaputrii@gmail.com
Pendahuluan
Semua makhluk hidup, termasuk manusia memerlukan energi agar dapat tetap
melangsungkan hidupnya. Manusia khususnya, mendapatkan energi dari berbagai varian
makanan yang dikonsumsinya. Salah satu sumber energi utama yang diperlukan oleh manusia
ialah karbohidrat. Selain karbohidrat, protein dan lemak di dalam tubuh juga dapat digunakan
sebagai sumber energi sampingan di kala karbohidrat dalam tubuh sudah menipis, namun
dengan tingkat prioritas yang berbeda. Umumnya, satuan energi dalam tubuh berupa satuan
ATP, yaitu suatu senyawa dengan ikatan fosfat berenergi tinggi. ATP ini bisa didapatkan dari
ketiga sumber energi tubuh. Di dalam tubuh, ATP didapatkan dengan melalui sederetan
reaksi-reaksi biokimia. Hidrat arang atau karbohidrat dapat menghasilkan ATP dengan
melalui proses pembakaran atau oksidasi yang tentunya menggunakan oksigen. Ketiga
sumber energi, selain dapat digunakan, dapat pula disimpan sebagai cadangan energi atau pun
sebagai pembentuk dari bahan-bahan lain yang diperlukan oleh tubuh. Ketika tubuh
kekurangan energi, maka cadangan-cadangan yang telah disimpan tadi akan di metabolisme
untuk menghasilkan energy
Pembahasan
Protein juga terdiri atas komponen yang juga menyusun karbohidrat dan
lemak, dengan tambahan nitrogen dan ada beberapa yang mengandung sulfur. Protein
tersusun atas serangkaian asam amino. Protein yang tersusun hanya dari asam amino
disebut sebagai protein sederhana, sedangkan protein yang mengandung bahan lain
seperti turunan vitamin, lemak dan karbohidrat selanjutnya akan disebut protein
kompleks. Asam amino yang membentuk protein ini satu sama lain saling
berhubungan dengan ikatan peptida (-CONH-). Manusia dan binatang tidak
mendapatkan protein dengan mengkonsumsi tanaman. Tanaman sanggup membangun
protein dengan menggunakan karbon dioksida, air dan tanah yang mengandung
nitrogen. Protein tubuh ialah satu-satunya bahan yang mensuplai nitrogen tubuh.
Asam amino yang menyusun protein dapat diklasifikan menjadi tiga kelompok, yaitu
asam amino esensial, semi esensial dan non-esensial.3
Glikogenesis
Glikogenesis adalah lintasan metabolisme yang mengkonversi glukosa menjadi
glikogen untuk disimpan di dalam hati.Lintasan diaktivasi di dalam hati, oleh hormon insulin
sebagai respon terhadap rasio gula darah yang meningkat, misalnya karena kandungan
karbohidrat setelah makan; atau teraktivasi pada akhir siklus Cori.Penyimpangan atau
kelainan metabolisme pada lintasan ini disebut glikogenosis.
Proses glikogenesis adalah sebagai berikut :
1. Glukosa mengalami fosforilasi menjadi glukosa 6-fosfat (reaksi yang lazim terjadi
juga pada lintasan glikolisis). Di otot reaksi ini dikatalisir oleh heksokinase sedangkan
di hati oleh glukokinase.
2. Glukosa 6-fosfat diubah menjadi glukosa 1-fosfat dalam reaksi dengan bantuan
katalisator enzim fosfoglukomutase. Enzim itu sendiri akan mengalami fosforilasi dan
gugus fosfo akan mengambil bagian di dalam reaksi reversible yang intermediatnya
adalah glukosa 1,6-bifosfat.
3. Selanjutnya glukosa 1-fosfat bereaksi dengan uridin trifosfat (UTP) untuk membentuk
uridin difosfat glukosa (UDPGlc). Reaksi ini dikatalisir oleh enzim UDPGlc
pirofosforilase.
5. Atom C1 pada glukosa yang diaktifkan oleh UDPGlc membentuk ikatan glikosidik
dengan atom C4 pada residu glukosa terminal glikogen, sehingga membebaskan
uridin difosfat. Reaksi ini dikatalisir oleh enzim glikogen sintase. Molekul glikogen
yang sudah ada sebelumnya (disebut glikogen primer) harus ada untuk memulai
reaksi ini. Glikogen primer selanjutnya dapat terbentuk pada primer protein yang
dikenal sebagai glikogenin.UDP + (C6)n+1 UDPGlc + (C6)n.6
Glikogenolisis
GLIKOGENOLISIS
Glikogenolisis adalah lintasan metabolisme yang digunakan oleh tubuh, selain
glukoneogenosis, untuk menjaga keseimbangan kadar glukosa di dalam plasma darah untuk
menghindari simtoma hipoglisemia. Pada glikogenolisis, glikogen digradasi berturut-turut
dengan 3 enzim, glikogen fosforilase, glukosidase, fosfoglukomutase, menjadi glukosa.
Hormon yang berperan pada lintasan ini adalah glukagon dan adrenalin.
Tahap pertama penguraian glikogen adalah pembentukan glukosa 1-fosfat. Berbeda
dengan reaksi pembentukan glikogen, reaksi ini tidak melibatkan UDP-glukosa, dan
enzimnya adalah glikogen fosforilase. Selanjutnya glukosa 1-fosfat diubah menjadi glukosa
6-fosfat oleh enzim yang sama seperti pada reaksi kebalikannya (glikogenesis) yaitu
fosfoglukomutase.
Tahap reaksi berikutnya adalah pembentukan glukosa dari glukosa 6-fosfat. Berbeda
dengan reaksi kebalikannya dengan glukokinase, dalam reaksi ini enzim lain, glukosa 6-
fosfatase, melepaskan gugus fosfat sehigga terbentuk glukosa. Reaksi ini tidak menghasilkan
ATP dari ADP dan fosfat.
Glukosa yang terbentuk inilah nantinya akan digunakan oleh sel untuk respirasi
sehingga menghasilkan energi, yang energi itu terekam / tersimpan dalam bentuk ATP
3
4. Glukoneogenesis
Glukoneogenesis adalah pembentukan glukosa dari sumber-sumber non karbohidrat
seperti asam laktat, beberapa jenis asam amino, gliserol, dan beberapa jenis asam lemak.
lokasi glukoneogenesis terjadi biasanya berlangsung di hati, tetapi pada orang yang
kelaparan, ginjalnya akan membentuk glukosa. Proses ini juga berlangsung di beberapa area
yang sangat terbatas pada sel-sel epitel usus halus. Proses ini bertujuan untuk
mempertahankan kadar gula darah yang cukup saat kelaparan, saat masa asupan karbohidrat
terbatas, atau saat latihan berat, yaitu ketika asam laktat yang terbentuk dalam otot diubah
kembali menjadi glukosa dalam hati. 6
Glukoneogenesis distimulasi oleh konsentrasi karbohidrat selular yang rendah dan
penurunan gula darah. Proses ini juga distimulasi secara hormonal oleh glukagon, epinefrin
medula adrenal, dan oleh glukokortikoid korteks adrenal. 5 Pada manusia, sumber karbon
yang utama untuk glukoneogenesis adalah laktat, gliserol, asam amino, dan alanin. Laktat
dihasilkan oleh glikolisis anaerobik di jaringan misalnya otot yang sedang bekerja atau sel
darah merah. Gliserol dibebaskan dari simpanan triasilgliserol di jaringan adiposa, dan asam
amino terutuma berasal dari simpanan asam amino di otot yang mungkin berasal dari
penguraian protein otot. Alanin adalah asam amino glukoneogenik utama yang dibentuk di
otot dari asam amino lain dan dari glukosa.3,5
Sintesis Glukosa dari Laktat dan Alanin
Laktat akan terlebih dahulu dirubah menjadi piruvat. Kemudian piruvat mitokondria
mengalami dekarboksilasi membentuk oksaloasetat. Reaksi ini memerlukan ATP dan
dikatalis oleh piruvat karboksilase. Kemudian oksaloasetat direduksi menjadi malat oleh
malat dehidrogenase mitokondria. Pada reaksi ini, glukoneogenesis secara singkat mengalami
overlap (tumpang tindih) dengan siklus asam sitrat.
Malat meninggalkan mitokondria dan dalam sitoplasma dioksidasi membentuk kembali
oksaloasetat. Oksaloasetat sioplasma mengalami dekarboksilasi membentuk PEP (fosfat enol
piruvat) pada reaksi yang tidak memerlukan GTP yang dikatalis oleh PEP karboksikinase.
Dari PEP, akan terjadi jalur yang merupakan kebalikan jalur glikolisis sehingga pada
akhirnya akan menghasilkan glukosa bebas.6
Sitesis Glukosa dari Gliserol
Gliserol adalah hasil pecahan dari lemak yang disimpan dalam bentuk triasilgliserol.
Gliserol akan diubah menjadi glisero 3-p oleh enzim gliserol kinase. Dengan demikian,
proses ini telah masuk ke dalam proses glikolisis. Nantinya, gliserol 3-p akan diubah menjadi
dihidroksiaseton fosfat (DHAP), yang selanjutnya diubah menjadi furktosa 1,6 bisfosfat.
Fruktosa 1,6 bifosfat oleh bantuan enzim fruktosa 1,6 bisfosfatase menjadi fruktosa 6-p.
Fruktosa kemudian menjadi glukosa 6-p, dimana pada akhirnya glukosa 6-p akan menjadi
glukosa bebeas oleh bantuan enzim glukosa 6-fosfatase.5,6
Metabolisme Lemak
Dalam sintesis asam lemak, setidaknya ada 3 sistem yang bekerja, yaitu sistem
ekstramitokondria, sistem mikrosom dan sistem mitokondria. Di antara ketiga ini,
sintesis de novo asam lemak terjadi pada sistem ekstramitokondria. Sistem
ekstramitokondria ini bertanggung jawab untuk mensintesis asam palmitat dari asetil
KoA di sitosol. Bahan utama dari sintesis de novo asam lemak ialah asetil KoA yang
terdapat di dalam mitokondria. Untuk dapat keluar dari mitokondria, asetil KoA ini
harus berikatan dengan oksaloasetat terlebih dahulu membentuk asam sitrat, yang
kemudian dapat menembus mitokondria. Di luar mitokondria, asam sitrat akan
dipecah kembali menjadi oksaloasetat dan asetil KoA.6
Sintesis asam lemak diawali dengan pengubahan asetil KoA menjadi malonil
KoA oleh enzim asetil KoA karboksilase yang juga berperan sebagai enzim regulator
untuk sintesis asam lemak. Malonil KoA kemudian akan direaksikan dengan
kompleks multienzim asam lemak sintase yang terdiri atas molekul dimer dengan
setiap monomer ialah polipeptida identik dengan terdiri atas 7 rangkaian enzim yang
bekerja bersama-sama. Dengan menggunakan kompleks multienzim ini, maka akan
dibentuk 2 rantai asil secara bersamaan. Setiap bereaksi dengan satu enzim, maka
malonil KoA akan mengalami penambahan 2 atom C sampai seterusnya tercapai
rantai asam lemak dengan 16 atom C yang jenuh. Asam palmitat yang dibentuk ini
kemudian akan mengalami proses pemanjangan rantai pada sistem mikrosom dan
sisem mitokondria, dikarenakan asam lemak yang berguna bagi tubuh umumnya
berwujud asam lemak rantai panjang.6
Untuk membentuk asam lemak tidak jenuh, maka biasanya akan dikatalisis
oleh enzim desaturase. Kerja enzim desaturase ini umumnya akan menambahkan
pertama kali ikatan rangkap pada atom C ke-9. Bila, ingin dibentuk asam lemak tidak
jenuh dengan ikatan rangkap ganda, maka harus terjadi proses elongasi atau
pemanjangan rantai untuk kemudian diteruskan dengan penambahan ikatan rangkap.6
Metabolisme Protein
Asam-asam amino diperlukan untuk mebentuk enrgi. Sebagian harus dipasok dari
makanan (asam amino esensial) karena tidak dapat dibentuk di tubuh. Sisanya asam
amino non esensial yang berasal dari makanan, tetapi juga dapat dibentuk dari zat-zat
antar metabolik melalui transaminasi dengan menggunakan nitrogen amino dari asam
amino lain. Setelah deaminasi nitrogen amino dikeskresikan sebagai urea, dan
kerangka kabon yang tesisa setelah transaminasi dapt (1) dioksidasi menjadi CO 2
melalui siklus asam sitrat (2) digunaka untuk membentuk glukosa (glukoneogenesis)
atau (3) untuk membentuk badan keton. Beberapa asam amino menjadi prekusor bagi
senyawa lain, misalnya purin, pirimidin, hormon, seperti epinefrin, tiroksin, dan
neurotransmitter.7
Hormon Insulin
Insulin ialah hormon yang dihasilkan oleh sel pankreas, dimana sel ini
menempati urutan paling banyak dari segi jumlah dibandingkan dengan sel-sel
lainnya di dalam pulau Langerhans. Insulin ini memiliki efek penting terhadap
metabolisme karbohidrat, lemak dan protein. Insulin memainkan peranan yang besar
dalam penyimpanan zat yang mempunyai kelebihan energi. Misalnya, apabila terjadi
kelebihan karbohidrat maka insulin akan menyebabkan karbohidrat untuk disimpan di
dalam otot dan hati sebagai glikogen, juga dalam keadaan kelebihan lemak, insulin
akan bertugas menyimpan lemak ini di dalam jaringan adiposa, dalam keadaan
kelebihan asam amino maka insulin akan memacu ambilan asam amino oleh sel dan
menurunkan pemecahan protein di dalam sel.
Insulin yang merupakan protein kecil ini terutama memiliki tugas untuk
memelihara homeostasis glukosa darah. Rangsang utama dari sekresi insulin ialah
kadar gula darah yang tinggi. Insulin memiliki beberapa efek terkait dengan
metabolisme karbohidrat, yaitu:
Selain memiliki efek terhadap karbohidrat, insulin juga memiliki efek terhadap
metabolisme lemak, yaitu:
Hormon Glukagon
Hormon ini ialah jenis hormon yang disekresikan oleh sel pada pulau
Langerhans. Hormon ini ada dasarnya memiliki fungsi yang berlawanan dengan
hormon insuli. Hormon ini dirangsang terutama oleh karena penurunan kadar gula
darah. Tempat utama kerja glukagon ialah di hati. Bersama-sama dengan insulin,
kedua hormon ini mengatur keseimbangan glukosa darah. Glukagon itu sendiri
merupakan suatu polipeptida yang besar. Berikut ini ialah efek glukagon terhadap
metabolisme karbohidrat, yaitu:
Hormon Epinefrin
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pada keadaan kenyang, setelah makan, pasokan karbohidrat berlimpah, dan bahan
bakar metabolik untuk kebanyakan jaringan adalah glukosa. Pada keadaan puasa glukosa
harus dihemat untuk digunakan oleh sistem saraf pusat (yang sangat bergantung
sepenuhnya pada glukosa) dan sel darah merah (yang bergantung pada glukosa). Jadi,
jaringan yang menggunakan bahan bakar selain glukosa dapat menggunakan bahan bakar
alternatif; otot dan hati mengoksidasi asam lemak dan hati membentuk badan keton dari
asam lemak untuk diekspor ke otot dan jaringan lain.
Sewaktu cadangan glikogen menyusut, asam-asam amino yang berasal dari
pergantian protein digunakan untuk glukoneogenesis. Pembentukan dan pemakaian
cadangan triasilgliserol dan glikogen, serta tingkat penyerapan dan oksidasi glukosa oleh
jaringan, sebagian besar dikontrol oleh hormon insulin dan glukagon.
Dari berbagai penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat berbagai
kelenjar endokrin yang memiliki peran dalam menghasilkan berbagai hormon yang
diperlukan untuk metabolisme. Selain itu, kebutuhan gizi yang diperlukan yang terutama
yaitu karbohidrat, lemak, dan protein di mana berbagai metabolismenya sangat penting
untuk tubuh.
Daftar Pustaka
1. Kusharto CM, Suhardjo. Prinsip-prinsip ilmu gizi. Yogyakarta: Kanisius; 2006.
2. Devi N. Nutrition and food: gizi untuk keluarga. Jakarta: Kompas; 2010.
3. Sutresna N. Cerdas belajar kimia. Jakarta: Grafindo Media Pratama; 2007.
4. Djojodibroto RD. Seluk beluk pemeriksaann kesehatan: bagaimana menyikapi
hasilnya. Jakarta: Pustaka Populer Obor; 2003.
5. Hartono A. Terapi gizi & diet rumah sakit. Ed 2. Jakarta: EGC; 2004.
6. Murray RK, Granner DK, Mayes PA, Rodwell VW. Biokimia harper. Ed ke-27.
Jakarta: EGC; 2006.
7. Marks BD. Biokimia kedokteran dasar. Jakarta: EGC; 2004.
8. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Ed ke-6. Jakarta: EGC; 2011.
9. Guyton AC, Hall JE. Buku ajar fisiologi kedokteran. Ed ke-11. Jakarta: EGC;
2007.