Pusing Kanker
Sesak Nafas
Contoh Jenis Bahan Beracun dan Berbahaya :
Pasal 7
(1). Khusus importir Bahan Berbahaya berupa
Boraks, Formalin, Metanil yellow, Rodamin B,
Sianida dan garamnya, selambat-lambatnya 2 minggu
setelah penerimaan harus melaporkan kepada Badan
POM.
(2). Importir atau distributor yang menyalurkan bahan
berbahaya yang dimaksud dalam ayat (1) harus membuat
pencatatan khusus tentang :
- Nama dan alamat pemesan / pengguna
- Jumlah dan banyak yang diserahkan
- Untuk keperluan apa digunakan oleh pemesan
(3). Pada kemasan bahan berbahaya dalam ayat (1)
harus ditulis nama importirnya.
Pengamanan Bahan Berbahaya bagi Kesehatan,
tertuang
dalam pasal 5 :
(1). Setiap bahan berbahaya yang diedarkan harus
diberi wadah dan kemasan dengan baik serta aman
(2). Pada wadah atau kemasan harus dicantumkan
penandaan yang meliputi nama sediaan atau nama
dagang, nama bahan aktif, isi/berat ratio, kalimat
peringatan dan tanda atau simbol berbahaya,
petunjuk pertolongan pertama pada kecelakaan.
(3).Penandaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2)
harus mudah dilihat, dibaca, dimengerti, tidak
mudah lepas dan luntur baik karena pengaruh sinar
maupun cuaca
Penandaan :
- Adalah simbol, gambar, angka, huruf
- Dilekatkan pada wadah
- Untuk memberi penjelasan, peringatan,
petunjuk
- Agar aman pada waktu penanganan,
pengangkutan, penyimpanan, penggunaan
Identitas bahaya, berupa :
KELAS 1
EKSPLOSIF
KELAS 2
GAS
KELAS 3
CAIRAN YANG MUDAH TERBAKAR
BAHAN BERACUN DAN BERBAHAYA
(B3)
a. Yang termasuk didalamnya :
1. Bahan beracun
2. Bahan peledak
3. Bahan mudah terbakar/menyala
4. Bahan oksidator dan reduktor
5. Bahan yang mudah meledak dan terbakar
6. Gas bertekanan
7. Bahan korosif/iritasi
8. Bahan radioaktif
9. Bahan Beracun dan Berbahaya lainnya yang
ditetapkan oleh Menteri Perindustrian
Di Instalasi Farmasi
Harus dijaga tekanan panas dan suhu ekstrim
Pasal 5
1. Setiap orang mempunyai hak yang sama atas
lingkungan hidup yang baik dan sehat.
2. Setiap orang mempunyai hak atas informasi
lingkungan hidup yang berkaitan dengan peran dalam
pengelolaan lingkungan hidup.
3. Setiap orang mempunyai hak untuk berperan dalam
rangka pengelolaan lingkungan hidup sesuai dengan
4. Peraturan perundang-undangan yang berlaku.
BAB V
PELESTARIAN FUNGSI LINGKUNGAN HIDUP
Pasal 14
1. Untuk menjamin pelestarian fungsi lingkungan hidup,
setiap usaha dan/atau kegiatan dilarang melanggar baku
mutu dan kriteria baku kerusakan lingkungan hidup.
2. Ketentuan mengenai baku mutu lingkungan hidup,
pencegahan dan penanggulangan pencemaran
serta pemulihan daya tampungnya diatur dengan
Peraturan Pemerintah.
3. Ketentuan mengenai kriteria baku kerusakan lingkungan
hidup, pencegahan dan penanggulangan kerusakan serta
pemulihan daya dukungnya diatur dengan Peraturan
Pemerintah.
Pasal 27
1. Pelanggaran tertentu dapat dijatuhi sanksi
berupa pencabutan izin usaha dan/atau
kegiatan.
2. Kepala Daerah dapat mengajukan usul untuk
mencabut izin usaha dan/atau kegiatan kepada
pejabat yangberwenang.
3. Pihak yang berkepentingan dapat mengajukan
permohonan kepada pejabat yang berwenang
untuk mencabut izin usaha dan/atau kegiatan
karena merugikan kepentingannya.
Limbah :