Anda di halaman 1dari 91

BAHAN BERACUN

DAN BERBAHAYA (B3)


Pengertian :
Adalah zat, bahan kimia dan biologi, baik dalam
bentuk tunggal maupun campuran yang dapat
membahayakan kesehatan dan lingkungan
hidup secara langsung atau tidak langsung, yang
mempunyai sifat racun, karsinogenik,
teratogenik, mutagenik, korosif dan iritatif.

(Per Men Kes No. 472/MenKes/Per /V/1996)


Setiap jenis bahan berbahaya yang akan didistribusikan dan
diedarkan harus didaftarkan pada Badan POM karena sifatnya
yang dapat menyebabkan bahaya kesehatan cacat fisik sampai
kematian pada manusia

Bahaya Kesehatan tersebut dapat diklasifikasikan :


a. Zat Iritan
Adalah zat-zat kimia yang dapat menyebabkan iritasi atau
reaksi peradangan bila kontak dengan tubuh
b. Zat Korosif
Adalah zat-zat kimia yang dapat menyebabkan kerusakan
yang tetap pada jaringan hidup atau zat-zat yang dapat
merusak bahan tertentu termasuk jaringan tubuh
c. Zat Sensitizer
Adalah zat-zat kimia yang dapat menimbulkan respon
menyerupai alergi pada mereka yang terpapar zat kimia
secara berulang

d. Zat Karsinogen (Obat-obat Sitostatika)


Adalah zat-zat kimia yang dapat menyebabkan kanker
atau memiliki potensi untuk menimbulkan penyakit
kanker
Efek Yang Timbul Akibat B3

Jangka Pendek Jangka Panjang

Rasa Mual Leukimia

Pusing Kanker

Gatal-gatal Mutasi Gen

Sesak Nafas
Contoh Jenis Bahan Beracun dan Berbahaya :
Pasal 7
(1). Khusus importir Bahan Berbahaya berupa
Boraks, Formalin, Metanil yellow, Rodamin B,
Sianida dan garamnya, selambat-lambatnya 2 minggu
setelah penerimaan harus melaporkan kepada Badan
POM.
(2). Importir atau distributor yang menyalurkan bahan
berbahaya yang dimaksud dalam ayat (1) harus membuat
pencatatan khusus tentang :
- Nama dan alamat pemesan / pengguna
- Jumlah dan banyak yang diserahkan
- Untuk keperluan apa digunakan oleh pemesan
(3). Pada kemasan bahan berbahaya dalam ayat (1)
harus ditulis nama importirnya.
Pengamanan Bahan Berbahaya bagi Kesehatan,
tertuang
dalam pasal 5 :
(1). Setiap bahan berbahaya yang diedarkan harus
diberi wadah dan kemasan dengan baik serta aman
(2). Pada wadah atau kemasan harus dicantumkan
penandaan yang meliputi nama sediaan atau nama
dagang, nama bahan aktif, isi/berat ratio, kalimat
peringatan dan tanda atau simbol berbahaya,
petunjuk pertolongan pertama pada kecelakaan.
(3).Penandaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2)
harus mudah dilihat, dibaca, dimengerti, tidak
mudah lepas dan luntur baik karena pengaruh sinar
maupun cuaca
Penandaan :
- Adalah simbol, gambar, angka, huruf
- Dilekatkan pada wadah
- Untuk memberi penjelasan, peringatan,
petunjuk
- Agar aman pada waktu penanganan,
pengangkutan, penyimpanan, penggunaan
Identitas bahaya, berupa :

Lembar Data Pengamanan :


Lembar data bahaya = Hazard Data Sheets
(HDSs), Chemical Data Sheets (CSDSs)
Material Safety Data Sheets (MSDSs)
Kotak biru : lambang bahaya
kesehatan
Kotak merah : lambang bahaya
kebakaran
Kotak kuning : lambang bahaya
peledakan
Kotak blangko : lambang
bahaya khusus
Dalam kotak-kotak ini dapat dibubuhi angka 0 hingga 4
yang menyatakan tingkat bahaya yang dapat
ditimbulkan
Kotak Biru Angka yang tercantum :
4 - Bila terkena bahan berbahaya ini dengan sangat
singkat menyebabkan kematian, cedera berbekas
besar.
- Materi bahan dapat menembus APD dari karet biasa
- Materi bahan dapat melepaskan gas beracun, korosif
melalui inhalasi, serapan kulit
3 - Pada penanganan singkat dapat menyebabkan
cedera berbekas atau sementara yang parah
- Materi bahan dapat menimbulkan racun
- Materi bahan yang korosif terhadap jaringan hidup
atau beracun melalui serapan kulit
2 - Pada penyerapan berulang-ulang menyebabkan cedera
berbekas kecuali segera dilakukan pertolongan medis
- Materi bahan dapat menimbulkan racun
- Materi bahan dapat memberikan hasil pembakaran yang
iritan
1 - Materi bahan pengenaan dapat menyebabkan iritasi,
cedera berbekas kecil
- Materi bahan bila terbakar memberi hasil
pembakaran yang iritan
- Materi bahan pada pengenaan dikulit menyebabkan
iritasi ringan.
0 - Materi bahan yang pada pengenaan dalam keadaan
kebakaran tidak berbahaya
Kotak Merah Angka yang tercantum :
4 - Materi bahan yang akan menguap cepat pada
tekanan atmosfir
- Materi bahan dapat membentuk campuran
eksplosif dengan udara yang mudah terdispersi,
berupa debu yang mudah terbakar
3 - Cairan dan padatan dapat dibakar pada hampir
semua keadaan perubahan suhu
- Padatan dalam bentuk debu kasar yang cepat
terbakar, umumnya tidak membentuk campuran
eksplosif dengan udara
2 - Materi bahan dapat terbakar setelah terlebih
dahulu dipanaskan
- Tidak membentuk campuran berbahaya dengan
udara

1 - Materi bahan dapat terbakar setelah terlebih


dahulu dipanaskan, jika terkena panas dengan
suhu 210C selama waktu 5 menit

0 - Materi bahan yang tidak akan terbakar walaupun


terkena panas dengan suhu 210C selama waktu 5
menit
Kotak Kuning Angka yang tercantum :
4 - Materi bahan yang pada suhu dan tekanan normal
dengan sendirinya mampu meledak dengan mudah
3 - Materi bahan yang mampu meledak dengan mudah,
tetapi memerlukan sumber pembangkit atau harus
dipanaskan
2 - Materi bahan yang tidak stabil dan mudah
mengalami perubahan kimia yang dasyat tetapi
tidak meledak
1 - Materi bahan itu sendiri stabil, tetapi dapat menjadi
tidak stabil pada suhu dan tekanan yang dinaikan,
bereaksi dengan air dengan disertai sedikit
pembebasan energi

0 - Materi bahan itu sendiri stabil, walaupun terkena


api dan tidak bereaksi dengan air
Klasifikasi Bahan Berbahaya dan labelnya :

KELAS 1
EKSPLOSIF
KELAS 2
GAS
KELAS 3
CAIRAN YANG MUDAH TERBAKAR
BAHAN BERACUN DAN BERBAHAYA
(B3)
a. Yang termasuk didalamnya :
1. Bahan beracun
2. Bahan peledak
3. Bahan mudah terbakar/menyala
4. Bahan oksidator dan reduktor
5. Bahan yang mudah meledak dan terbakar
6. Gas bertekanan
7. Bahan korosif/iritasi
8. Bahan radioaktif
9. Bahan Beracun dan Berbahaya lainnya yang
ditetapkan oleh Menteri Perindustrian

b. Jenis Bahan Beracun dan Berbahaya tersebut yang


dimaksud dalam Surat Keputusan ini adalah meliputi
jenis-jenis komoditi bahan kimia

(SK Menteri Perindustrian No. 148/M/SK/1985)


PENGELOLAAN B3
DI RUMAH SAKIT ??
B2 & B3 yang dikelola oleh Instalasi Farmasi
di Rumah Sakit
No Nama Jenis Resiko Tempat Upaya Pencegahan
Perbekalan
Farmasi
1. Aceton Mudah meledak, terbakar Alokasi Pengelolaan

Gudang Produksi Farmasi


2. Brand Spiritus Mudah meledak, terbakar Bekerja sesuai Protap

3. Ethanol Mudah meledak, terbakar monitoring

4. Methanol Mudah meledak, terbakar, beracun Evaluasi protap

5. Formalin Mudah meledak, terbakar, beracun Pemakaian APD

6. Glutaraldehide Mudah meledak, terbakar, beracun Pemberian makanan


tambahan
7. Chlorine Mudah meledak, terbakar, beracun, Memberi zat penawan
iritasi, korosif
8. Hidrogen Periksida Mudah meledak, terbakar, beracun,
iritasi, korosif
9. Perak Netrat Mudah meledak, terbakar, beracun,
iritasi, korosif
A. Penyimpanan Bahan mudah
menguap dan terbakar

Di Instalasi Farmasi
Harus dijaga tekanan panas dan suhu ekstrim

Gangguan kesehatan berupa anoreksia, heat cramps,


heat exhaution sampai heat stroke
B. Penyimpanan dan pemanfaatan
Radiasi Pengion

Jenis Radiasi Pengion adalah Sinar X


Tempat berisiko ada di Instalasi Radiologi,
Kamar Operasi, Unit kateterisasi jantung
Radiasi elektro magnetik, contoh : Magnetic
Resonance Imaging
Jenis radiasi bukan pengion adalah sinar infra
red, lampu ultra violet
Gangguan kesehatan berupa gangguan
reproduksi, sistem pembuluh darah, katarak, luka
bakar (gangguan ini sangat tergantung dengan
intensitas paparan / pajanan dan frekuensinya)
C. Tempat lintrik tegangan tinggi

Alat medik harus dilengkapi sistem grounding


Gangguan kesehatan berupa kejutan listrik
yang mengalir ke badan
D. Bahan infeksius dan Paparan
Tinggi Penyakit Menular
1. Inhalasi Bioaerosal
Dispersi jasad renik diudara
Sumbernya adalah jamur, protozoa, virus
Menimbulkan bahan alergen, toksin
2. Bakteri dan Patogen lain
Contoh : Mycobacterium tuberculosa
Menyebabkan infeksi saluran napas
3. Virus
Merupakan bahaya potensi bagi pekerja
Banyak ditemui : Hepatitis B, HIV
Harus hati-hati menggunakan jarum suntik
> baik digunakan dari jenis Safety
UNDANG - UNDANG
No. 23 Tahun 1997
Tentang
Pengelolaan Lingkungan Hidup
BAB III
HAK, KEWAJIBAN, DAN PERAN MASYARAKAT

Pasal 5
1. Setiap orang mempunyai hak yang sama atas
lingkungan hidup yang baik dan sehat.
2. Setiap orang mempunyai hak atas informasi
lingkungan hidup yang berkaitan dengan peran dalam
pengelolaan lingkungan hidup.
3. Setiap orang mempunyai hak untuk berperan dalam
rangka pengelolaan lingkungan hidup sesuai dengan
4. Peraturan perundang-undangan yang berlaku.
BAB V
PELESTARIAN FUNGSI LINGKUNGAN HIDUP
Pasal 14
1. Untuk menjamin pelestarian fungsi lingkungan hidup,
setiap usaha dan/atau kegiatan dilarang melanggar baku
mutu dan kriteria baku kerusakan lingkungan hidup.
2. Ketentuan mengenai baku mutu lingkungan hidup,
pencegahan dan penanggulangan pencemaran
serta pemulihan daya tampungnya diatur dengan
Peraturan Pemerintah.
3. Ketentuan mengenai kriteria baku kerusakan lingkungan
hidup, pencegahan dan penanggulangan kerusakan serta
pemulihan daya dukungnya diatur dengan Peraturan
Pemerintah.
Pasal 27
1. Pelanggaran tertentu dapat dijatuhi sanksi
berupa pencabutan izin usaha dan/atau
kegiatan.
2. Kepala Daerah dapat mengajukan usul untuk
mencabut izin usaha dan/atau kegiatan kepada
pejabat yangberwenang.
3. Pihak yang berkepentingan dapat mengajukan
permohonan kepada pejabat yang berwenang
untuk mencabut izin usaha dan/atau kegiatan
karena merugikan kepentingannya.
Limbah :

Sisa dari kegiatan produksi


Tidak berharga / tidak berarti
Bermanfaat bila diproses secara benar menjadi pupuk
Dapat menyebabkan penyakit
Jenis Limbah
A. Berdasarkan sumbernya :
1. Limbah domestik ( RT )
* Hasil kegiatan RT
* Sisa Sayuran, ikan dll

Gambar Limbah Rumah Tangga


2. Limbah Non Domestik :
* Berasal dari produksi pabrik
* Mengandung zat-zat berbahaya
asam organik
senyawa organik
* Harus diolah sebelum dibuang

Gambar Limbah Non-Domestik


B. Berdasar jenis senyawa :
1. Limbah organik
* Mudah diuraikan melalui proses alami
* Sifat kimia tidak stabil mengendap dalam tanah,
sungai mempengaruhi organisme yang ada
* Dalam limbah RT berupa air cucian, minyak goreng
bekas, sisa obat, baterai bekas daya racun tinggi
(mengandung bibit penyakit, bakteri, jamur, virus)

Gambar Limbah Organik


2. Limbah an organik :
* Air limbah plastik, logam dari industri
* Mengandung jenis bahan an organik
contoh :
- garam an organik : MgSO4; MgCl2 limbah dari \
industri pertambangan
- asam an organik : H2SO4 limbah dari industri
pengolahan biji logam

Gambar Limbah An-Organik


3. Limbah B 3
* Mengandung bahan beracun dan berbahaya
* dalam konsentrasi kecil maupun besar dapat
merusak lingkungan hidup dan membahayakan
kesehatan manusia
* contoh :
Industri : bahan baku yang tidak digunakan
karena rusak
olie bekas kapal
RS : obat-obat sitostatika
* Sifat : mudah meledak, bersifat racun, korosif menyebabkan
infeksi
* Pengujian dengan toksikologi
Gambar Limbah B3
PEDOMAN KESEHATAN
LINGKUNGAN KERJA
Adanya sistem Manajemen K3
Melibatkan unsur manajemen, pekerja, kondisi dan lingkungan
kerja yang terintegrasi
Setiap perusahaan yang mempekerjakan sekurang-kurangnya
100 tenaga kerja yang mengakibatkan kecelakaan kerja seperti
peledakan, kebakaran, pencemaran wajib menerapkan manajemen
K3.

(Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. : Per 05/Menaker/1996)


Pasal 4 :
Dalam penerapan Sistem Manajemen K3
Perusahaan wajib melaksanakan ketentuan-
ketentuan sebagai berikut :
1. Menetapkan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja
dan manjamin komitmen terhadap penerapan Sistem
Manajemen K3

2. Merencanakan pemenuhan kebijakan, tujuan dan sasaran


penerapan keselamatan dan kesehatan kerja
3. Menerapkan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja
secara efektif dengan mengembangkan kemampuan dan
mekanisme pendukung yang diperlukan untuk mencapai
kebijakan, tujuan dan sasaran keselamatan dan kesehatan
kerja

4. Mengukur, memantau dan mengevaluasi kinerja


keselamatan dan kesehatan kerja serta melakukan
tindakan perbaikan dan pencegahan

5. Meninjau secara teratur dan meningkatkan pelaksanaan


Sistem Manajemen K3 secara berkesinambungan dengan
tujuan meningkatkan kinerja keselamatan dan kesehatan
kerja
PEDOMAN PENGELOLAAN LIMBAH
PADAT, CAIR, GAS DAN RADIOAKTIF DI
RUMAH SAKIT

1. Limbah padat Medis


a. Dikelola secara terpisah dengan limbah padat non
medis
b. Warna kuning berlogo biohazard untuk limbah
medik/klinik/infeksius
c. Warna hitam untuk limbah domestik
d. Dibakar di Incenerator suhu minimal 10000C,
autoclove, microwave
FASILITAS PENAMPUNGAN LIMBAH PADAT
MEDIS, NON MEDIS DAN BENDA TAJAM

BAK SAMPAH NON MEDIS BAK SAMPAH MEDIS

BAK SAMPAH BENDA TAJAM SAFETY BOX


MICROWAVE
INCENERATOR
NEEDLE DESTROYER
2. Limbah cair
a. Limbah cair dilakukan pengolahan sentral
limbah cair yang memenuhi syarat K3 sebelum
dibuang ke lingkungan.
b. Untuk pemeriksaan kualitas limbah cair
dilakukan oleh laboratorium referensi yang
berdasarkan Keputusan Menteri Lingkungan
Hidup Nomor : 58 Tahun 1995 lampiran b dan
atau Keputusan Gibernur DIY No. 65 Tahun 1999
c. Untuk keperluan intern dan terbatas
pemeriksaan kualitas dilakukan oleh Instalasi
Sanitasi lingkungan RSUP Dr. Sardjito
Yogyakarta.
INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH RSUP DR. SARDJITO
3. Limbah gas
a. Gas buang dari pengoperasian incenerator sebelum di buang
ke udara bebas terlebih dahulu dilakukan pembakaran
dengan burner, blower dan srubber
b. Gas yang telah mengalami pembakaran dibuang ke udara
bebas melalui cerobong asap yang telah disediakan
c. Gas anestesi yang berasal dari peralatan operas! Dilewatkan
melalui media filter terlebih dahulu sebelum di buang ke
udara bebas
d. Gas anestesi yang telah mengalami filterisasi di buang ke
udara bebas luar kamar operasi dengan cara menghubungkan
terlebih dahulu melalui pipa atau selang khusus yang di
pasang pada outlet post filtration
INCENERATOR NON BBM
4. Limbah radioaktif
Pemampatan
a. Volume dari berbagai jenis limbah padat
radioaktif dapat dikurangi dengan mudah
metoda pemampatan.
b. Pengurangan volume berkisar menjadi separuh
atau sepersepuluh dari volume semula.
c. Limbah dapat dimampatkan di dalam drum
metal agar tidak terjadi kontaminasi
d. Kerjasama dengan BATAN

Anda mungkin juga menyukai