Anda di halaman 1dari 55

Heru Kristianto

Liona Margarita
Rida Sari Juli Anti

DESAIN PRODUK
INDUSTRI
Latar Belakang
Teh merupakan
salah satu minuman
terpopuler yang
banyak dikonsumsi
oleh masyarakat
Indonesia, bahkan
dunia.
1 Teh mempunyai
aroma yang khas
2
Teh mempunyai
khasiat bagi
kesehatan
Kandungan Teh

Kandungan Teh secara umum


adalah kafein, tanin, dan
minyak esensial.
Unsur kafein memberikan
rasa segar dan mendorong kerja
jantung manusia.
Unsur tanin adalah sumber
energi yang berasal dari the
tersebut.
minyak
Sedangkan
esensial memberikan rasa
dan aroma yang harum.
Teh berdasarkan cara penyajiannya

1 Teh
Tubruk
Teh Tubruk

Kurang praktis
karena perlu proses
penyaringan
dan meninggalkan
ampas.
2 Teh Celup
Teh Celup

Lebih praktis, namun


diduga berbahaya
karena kantong
pembungkus teh
mengandung
klorin.
Teh yang PRAKTIS dan
SEHAT?
PURE TEA
Teh Instan bubuk
PURE TEA
Teh instan dibuat dari teh
asli dan gula alami.
Diolah dengan proses
kristalisasi.
PURE TEA teh instan

Lebih praktis.
Tidak meninggalkan
ampas.
Aroma, rasa, dan
khasiat teh tetap
terjaga.
Pengembangan
Ide
Pengembangan IDE
1. Teh dengan bermacam rasa buah 16.Teh daun (V)
(V) 17.Teh celup (V)
2. Teh dengan level manis (R) 18.Teh rasa coklat (V)
3. Teh dengan level warna (R) 19.Teh isi ulang (F)
4. Teh dengan berbagai macam 20.Teh daur ulang (R)
warna (F) 21.Teh botol (V)
5. Teh dalam bentuk konsentrat (R) 22.Teh gelas (V)
6. Teh hasil kristalisasi 23.Teh seduh instan
menggunakan gula
24.Teh dengan aneka aroma (V)
7. Teh rasa original
25.Teh pasta (R)
8. Teh telur (F)
26.Teh bermembran (R)
9. Teh dilengkapi gula
27.Teh tanpa air panas (V)
10.Teh bubuk (V)
28.Menggunakan teh hijau hasil
11.Teh rasa susu (V) petikan
12.Teh tanpa rasa (V)
29.teh aroma original
13.Teh diet (R)
30.teh warna original
14.Teh herbal (R)
31.Menggunakan pelarut air
15.Teh kapsul (R) (ektraksi)
Ide yang DIPILIH

1. Teh hasil kristalisasi


menggunakan gula
2. Teh rasa original
3. Teh dilengkapi gula
4. Teh seduh instan
5. Menggunakan teh hijau
hasil petikan
6. Teh aroma original
7. Teh warna original
8. Menggunakan pelarut
air (ektraksi)
1. Teh hasil kristalisasi
menggunakan gula
Bentuk karamel yang
diperoleh dari proses
kristalisasi menggunakan
gula diharapkan dapat
mengikat cairan teh
sehingga terbentuklah teh
dalam bentuk bubuk tanpa
ampas ketika diseduh dan
tanpa harus ada
penambahan gula lagi.

Alasan PEMILIHAN IDE


2. Teh dilengkapi
gula
Selain digunakan
untuk pemberi
rasa manis, gula
digunakan juga
sebagai pengikat
cairan teh.

Alasan PEMILIHAN IDE


3. Teh seduh instan
Teh tidak akan
meninggalkan
ampas, lebih
praktis dan tidak
mngandung bahan
yang berbahaya.

Alasan PEMILIHAN IDE


4. Menggunakan teh
hijau hasil petikan
Pada teh hijau hampir
semua tanin berada
pada bentuk aslinya,
sehingga ketika
menggunakan teh
hijau akan
menghasilkan aroma
dan rasa teh yang
khas.

Alasan PEMILIHAN IDE


5. Teh rasa original
6. Teh aroma original
7. Teh warna original
Teh akan memberikan
rasa segar dan
mendorong kerja
jantung manusia dan
dapat menjadi sumber
energi.

Alasan PEMILIHAN IDE


8. Menggunakan pelarut
air (ekstraksi)
Prosedur ekstraksi untuk
teh hampir sama dengan
yang digunakan untuk
ekstraksi kopi pada
industri yang
menghasilkan kopi
instan. Berbagai pelarut
telah dicoba, namun air
tetap merupakan
pelarut yang terbaik.

Alasan PEMILIHAN IDE


Seleksi Ide
Pemilihan PROSES

Teh yang selama ini ada dipasaran terdapat dalam berbagai jenis
bentuk, ada yang dalam bentuk teh celup, teh daun dan
sebagainya, namun produk-produk tersebut biasanya masih
meninggalkan ampas jika diseduh.
Sehingga harus dilakukan pensubstitusian bahan baru agar
terjadi peningkatan kualitas yang diinginkan. Dalam hal ini bahan
yang digunakan adalah gula.
Gula jika dipanaskan hingga suhu 170C maka akan membentuk
karamel. Dimana karamel terbentuk ketika gula meleleh dan
mendekati suhu tertingginya, molekulnya memecah dan
membentuk menjadi cairan lengket berwarna coklat.
Bentuk karamel dari gula inilah yang dimanfaatkan untuk
mengikat cairan teh sehingga terbentuklah teh dalam bentuk
bubuk tanpa ampas ketika diseduh dan tanpa harus ada
penambahan gula lagi.
Pemilihan PELARUT

Mutu atau grade teh akan berbanding lurus dengan


kandungan kimia yang dapat larut dalam air.
Kandungan kimia teh yang larut dipengaruhi oleh air
yang digunakan. Kualitas air secara kimia ditentukan
oleh pH air.
pH sangat mempengaruhi warna seduhan. Bila pH
melebihi 7 maka tehaflavin dan teharubigin maupun
katekin cenderung mengalami autooksidasi
menghasilkan warna seduhan yang gelap. Sedangkan
teh yang diekstrak dengan air normal akan mempunyai
pH sekitar 5,0, sehingga ketika pelarut yang digunakan
adalah air normal maka tidak akan mempengaruhi
warna seduhan teh.
Kebutuhan TEH HASIL PETIKAN

Penyeduhan teh bubuk biasanya dilakukan pada


cangkir ukuran standar dengan volume 180 ml dan
berat kering teh adalah 50 gram . Untuk rasa manis
standar biasanya digunkan 1 sendok makan teh pada
penyajian satu cangkir teh ukuran standar atau setara
dengan 15 gram.
Sebelum dilakukan proses ektraksi, teh hasil petikan
biasanya dilayukan terlebih dahulu selama 1-2 hari.
Diperkirakan daun teh akan kehilangan 25% beratnya.
Jadi, jika bahan yang akan digunakan untuk membuat
teh merupakan teh hasil petikan, maka dibutuhkan
sekitar:
Kapasitas PRODUKSI

Berdasarkan data sensus penduduk pada tahun 2010,


jumlah penduduk pekenbaru adalah sekitar 850.000
jiwa.
Tingkat konsumsi teh disembilan kota besar di Indonesia
cukup menjanjikan. Secara keseluruhan tingkat
konsumsi teh mencapai 88% (Sumber : Nielsen Media
Index QI 2009).
Jika 88% penduduk pekanbaru mengkonsumsi teh maka
ada sekitar 748000 orang yang mengkonsumsi teh
setiap harinya dikota pekanbaru.
Jika kami ingin memenuhi 0,4% kebutuhan teh
perharinya, maka kapasitas produksi kami adalah
sebesar 3000 sachet teh
MODAL

Jika harga:
1 kg teh hasil petikan =2500
1 kg gula pasir = 12000
1 galon air = 4000
Keawetan PRODUK

Menurut Rahayu et, al (2003), terdapat 7 jenis produk pangan yang tidak
wajib mencantumkan tanggal, bulan dan tahun kadaluwarsa, salah satunya
adalah gula pasir.
Sehingga yang jadi pertimbangan disini adalah hasil ekstraksi dari daun teh
itu sendiri.
Terdapat lima pendekatan yang dapat digunakan dalam penentuan umur
simpan produk pangan sebelum dipasarkan yaitu salah satunya dengan cara
literature value.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Handayani dkk (2010), Setelah
menjadi bubuk teh mempunyai umur simpan paling lama 1117 hari (3,9
bulan)
Literatur lain menyatakan bahwa teh hijau mempunyai umur simpan 1
Tahun.
Hal ini dikarenakan adanyan bahan substitusi gula pasir yang tidak
memerlukan waktu kadaluwarsa.
Selain itu menurut Floros dkk (1993), kriteria kadaluwarsa teh kering ditinjau
dari peningkatan kadar air. Sedangkan melalui proses kristalisai
menggunakan gula kadar air dijadikan seminim mungkin agar terbentuk
kristal/bubuk teh karamel.
Dari beberapa pertimbangan daiatas maka, umur simpan teh diperkirakan
1 Tahun.
Waktu EKSTRAKSI

Menurut Pintauro (1977), prosedur ektraksi untuk


teh hampir sama dengan yang digunakan untuk
ektraksi kopi pada industri yang menghasilkan
kopi instan. Berbagai pelarut telah dicoba, namun
air tetap merupakan pelarut yang terbaik.
Idealnya teh diekstrak selama 5-6 menit dalam
air mendidih.
Namun menurut Winarno(1987) penyeduhan teh
sebaiknya dilakukan selama 5 menit dengan air
yang bersuhu 85C , atau selama 3 menit dengan
air yang bersuhu 90C.
Sumber TEH HIJAU

Karena perkebunan teh terdekat dari kota


pekanbaru berada didaerah sumatera barat,
maka teh hijau yang akan digunakan adalh teh
hijau yang berasal dari Kebun teh Plasma dan
Swadaya di Jorong Lubuk Selasih, Nagari Batang
Barus, Kecamatan Gunung Talang, Kabupaten
Solok, Sumatera Barat.
Tahap
Manufacturing
NERACA MASSA

Menurut penelitian yang dilakukan Tanjung, 1987, diperoleh


rendemen teh seduh instan terbesar sebesar 43,76%

F1 210 kg teh kering

F3
F2 45 kg gula 72,204 kg teh seduh
pasir instan
The seduh instan yang dihasilkan adalah:

Jika akan dibuat dalam 3000 kemasan, maka


berat the seduh instan perkemasan adalah:
Tahap MANUFACTURING
Mempersiapkan alat dan bahan
Air sebanyak 540 L dipanaskan hingga suhu 85oC
Sebanyak 210 kg daun teh hijau diekstraksi dengan air panas
selama 5 menit
Hasil ekstraksi disaring, kemudian filtratnya dimasukkan ke alat
kristalisator
Dilakukan penambahan gula pasir sebanyak 45 kg ke filtrat
ekstrak teh
Proses kristalisasi dilakukan dengan memanaskan campuran
ekstrak teh dan gula pasir hingga terbentuk karamel (suhu 170 oC)
Selama proses karamelisasi, dilakukan proses pengadukan secara
kontinu hingga terbentuk kristal
Kristal teh yang telah terbentuk kemudian didinginkan kemudian
di haluskan dengan grinder untuk menghasilkan teh instan dalam
bentuk bubuk
Teh seduh instan dikemas dan siap dipasarkan
Block Flow Diagram
Gula pasir

Teh
Tangki ekstraksi Filtrasi Kristalisator
Hijau

Ampas
Teh
Tangki pemanas Grinder
air

Air
Packing

Teh seduh
instan
Spesifikasi ALAT PROSES

1. Tangki pemanas air


Bentuk : Silinder
Bahan : Aluminium
Kapasitas : 200 L
Diameter : 36 cm
Tinggi : 1 m
Ketebalan : 1 mm
2. Tangki ekstraksi
Bentuk : Silinder
Bahan : Aluminium
Kapasitas : 250 L
Diameter : 40 cm
Tinggi : 1 m
Ketebalan : 1 mm
Dilengkapi pengaduk
yang terbuat dari kayu
3. Penyaring
Bahan : Aluminium
Diameter : 40 cm
4. Kristalisator
Bahan : Aluminium
Kapasitas : 250 L
Diameter : 1 m
Tinggi : 0,5 m
Ketebalan : 1 mm
Dilengkapi pengaduk
yang terbuat dari kayu
5. Grinder
Kapasitas : 50 kg/jam
Dilengkapi mesin
genset
01
WINTER

Template
Analisa
Template

Ekonomi
TARGET PEMASARAN
Pemasaran produk ini yaitu :
Media sosial
dan e-
commerce

Pasar

swalayan

Warung
Harga Bahan baku :

Bahan Jumlah Biaya


Teh Hasil Petikan 210 kg Rp 525.000,00
Gula Pasir 45 kg Rp 540.000,00
Air 30 Galon Rp 120.000,00
Total Rp 1.185.000,00
PERKIRAAN BIAYA PROSES:

Kemasan yang akan dibuat berbentuk sachet.


Perkiraan Biaya Proses
Kemasan yang akan digunakan untuk produk ini adalah kemasan sachet dengan
ukuran 8 X 11 cm . Dimana terbuat dari bahan metaliz dibuat Sebanyak 3000
sachet dalam sekali produksi. Rincian biayanya :

Ukuran Harga Harga Harga Harga


kemasa polos sablon stiker / stiker / +
n 1000 pcs 1000 pcs
8 x 11 cm Rp. 250,- Rp. 450,- Rp. 550,- Rp. 350,-

Kemasan sachet
Jadi Biaya yang dibutuhkan untuk kemasan adalah : yang kami pilih
= Rp. 350,- X 3000 adalah dengan
= Rp. 1.050.000,- menggunakan
sticker.

47
Perkiraan Biaya Proses
Alat Spesifikasi Harga
Tangki Pemanas Air D= 36 cm , kapasitas = 200 L Rp.686.000,-
( Silinder) Tinggi= 1m
Berbahan Aluminium , P = 1200
watt
Tangki Ekstraksi D= 40 cm, kapasitas = 250 L, Rp. 860.000,-
(silinder) tinggi = 1 m, berbahan
aluminium
Penyaring (Filter ) D= 40 cm Rp. 32.000,-

Kristalisator D= 1m, tinggi= 0,5 m kapasitas= Rp. 635.000,-


250L, berbahan aluminium , P=
1200 watt
Grinder Kapasitas = 50 kg/ jam, Daya = Rp 16.000.000,-
1,2 kva
Hand sealer P= 160 watt Rp. 150.000,-
Total Rp. 18.363.000,-
Perkiraan Biaya Proses
Biaya listrik :
Sesuai dengan penetapan tarif tenaga listrik tahun 2016 berdasarkan batas
daya 6.600 va 200 kva adalah sebesar Rp. 1.342,98 (Rp/kwh). maka :
Pemakaian listrik = 2560 watt x 16 jam = 40960 Wh. ( 4,096 kWh)
jadi biaya listriknya adalah :
4,096 kwh x Rp. 1.342,98 = Rp. 55.600,-

Total biaya :
Rp. 1.050.000,- + Rp 1.185.000,00+ Rp. 55.600,-
= Rp. 2.290.600,- ( belum termasuk transportasi )
= Rp. 2.290.600,- + Rp. 68.718,-
= Rp. 2.359.318,-
Total Biaya Produksi
Kriteria Jumlah Harga
Biaya proses 3000 sachet Rp. 2.359.318,-
Pegawai 6 orang Rp. 600.000 / hari
Sewa Ruko 1 ruko Rp. 77.000 / hari
Total Rp. 3.036.318,-
Total Harga Penjualan
Jadi, biaya yang dibutuhkan untuk
memproduksi 1 sachet teh seduh ini
adalah Rp. 1012,- ( belum termasuk
pajak , iklan)
Harga satu sachet teh seduh instan di
pasaran dengan berat 24 gram adalah
3000-4500.
Produk ini akan kami pasarkan lebih
murah dengan harga Rp. 2500 per sachet.
Hasil penjualan produk sehari : 2500 x
3000 = Rp.7.500.000,-
Analisa Aspek Ekonomi
Laba (Keuntungan)
Laba Sebelum Pajak = Total harga penjualan Total biaya produksi
= Rp. 7.500.000 Rp. 3.036.318,-
= Rp. 4.463.682,- / hari

Pajak Penghasilan
Berdasarkan Keputusan Menkeu RI Tahun 2004, pasal 17, tentang Tarif Pajak Penghasilan adalah:
- Penghasilan sampai dengan Rp 50.000.000,- dikenakan pajak sebesar 10 %.
- Penghasilan Rp 50.000.000,- sampai dengan Rp 100.000.000,- dikenakan pajak sebesar 15 %.
- Penghasilan di atas Rp 100.000.000,- dikenakan pajak sebesar 30 %.

Sehingga, Total PPh = Rp Rp 133.910.460,- x 30 % = Rp. 40.173.138,-

Laba Setelah Pajak


Laba Setelah Pajak= Laba sebelum pajak Pph
= Rp .133.910.460,- Rp. 40.173.138,-
= Rp. 93.737.322,- / bulan
Analisa Aspek Ekonomi
A. Profit Margin

PM=
PM=
PM=

Profit margin sebesar 59,5% merupakan keuntungan perusahaan


yang diperoleh tiap harinya.

B. Break Even Point

48 %
Analisa Aspek Ekonomi
BEP merupakan titik keseimbangan penerimaan dan
pengeluaran dari suatu pabrik/unit dimana semakin kecil
BEP maka perusahaan semakin baik. BEP biasanya
tidak lebih dari 50 %, maka dari hasil diatas diketahui
pendapatan dan pengeluaran sebanding.

Kapasitas produksi Pure Tea pada titik BEP


= 72,204 kg/hari x 48%
= 34, 66 kg/hari

Nilai penjualan pada titik BEP = 48 % x Rp. 7.500.000 =


Rp. 3.600.000,-
KESIMPULAN
Pembuatan teh seduh Instan dilakukan
secara kristalisasi
Bahan yang digunakan original
Harganya terjangkau
Dari analisa ekonomi bep < 50% sehingga
pabrik ini layak untuk didirikan

Anda mungkin juga menyukai