Anda di halaman 1dari 31

Prancangan Pabrik Metil Ester dari Refined

Palm Oil (RPO) dan Metanol (kapasitas 75.000


ton/tahun)

Kelompok 3
1. Amin Fitra
2. Gema Kesa Luckita
3. Liona Margaritha
4. Trie Sucy Ramadhani
Proses kimia apa yang dipilih untuk produksi
pada pra rencana pabrik dan mengapa proses
tersebut yang dipilih?

1. Transesterifikasi Trigliserida dengan Etanol

2. Esterifikasi Asam Lemak dengan bantuan katalis Asam seperti


H2SO4 dan HCl

Pada pra rancangan pabrik metil ester ini dipilih proses transesterifikasi dikarenakan:
Reaksinya lebih cepat dibandingkan dengan proses esterifikasi
Pembuatan metil ester dari trigliserida dengan menggunakan reaksi transesterikasi
menghasilkan konversi yang tinggi mencapai 98%
Proses transesterifikasi lebih sederhana dan mempunyai referensi yang lebih lengkap
Uraikan proses produksi dilengkapi dengan
diagram alir proses ?

Secara garis besar pabrik yang akan dibangun dibagi menjadi 5


proses utama, yaitu:

Tangki
Washing
Pencampur/Pe Reaktor Stripper
Tower
larut

Menara
Distliasi
1. Tangki Pencampur/Pelarut

Proses dimulai dengan proses pencampuran antara RPO yang sudah dipanaskan
sampai suhu 60oC dengan metanol didalam tangki pencampur (TP-01). Didalam tangki ini
RPO dan Metanol diaduk dan dipanaskan sampai larutannya homogen dan bersuhu 80oC.
Jumlah metanol yang dijadikan umpan sebanyak 1,6 kali kebutuhan stoikiometri.

2. Reaktor

Reaktor yang digunakan adalah Reaktor Alir Tangki Berpengaduk (RATB). Reaksi
yang terjadi berlangsung secara endotermis pada suhu 80oC, sehingga dibutuhkan
panas untuk menjaga suhu reaksi konstan. Panas diperoleh dari steam jenuh yang
dialirkan dalam coil pemanas. Konversi terhadap RPO didalam reactor mencapai 98%.
3. Stripper

Hasil reaktor dialirkan ke menara stripping untuk menghilangkan metanol


dari produk. Hasil atas stripper yang berupa metanol dan udara akan
diembunkan dengan condenser (CD-01) dan dipisahkan cair dan gas
diakumulator (AC-02). Hasil cair berupa metanol akan direcycle sebagai
umpan.

4. Washing Tower

Metil ester, reaktan sisa, katalis, dan sedikit gliserol dari stripper akan
dialirkan k washing tower. Pencucian dilakukan dengan counter current
multistage dengan sieve tray. Didalam washing tower, katalis NaOH larut
dalam air dan menjadi reaktif. NaOH akan bereaksi dengan metil ester
membentuk sabun.

5. Menara Distliasi

Campuran metil ester, RPO dan reaktan dipanaskan sampai 180oC dan diturunkan
tekanannya dengan expansion valve. Menara distilasi bekerja dalam kondisi
vacuum. Hasil atas dari menara distilasi ini berupa metil ester dan air dipisahkan
dalam accumulator (AC-01). Metil Ester dari accumulator (AC-01) akan
didinginkan dan disimpan dalam tangki penampung sebagai produk utama.
Berapa kapasitas pabrik dan mengapa dipilih
kapasitas tersebut ?
Kapasitas pabrik Metil Ester adalah 75.000 Ton /
Tahun. Pemilihan kapasitas pabrik Metil Ester ditentukan
berdasarkan banyaknya kebutuhan dalam dan luar negeri.
Ketua Asosiasi Oleochemical Indonesia mengatakan bahwa
kebutuhan Metil Ester akan meningkat setiap tahunnya
dengan tingkat kenaikan rata-rata sebesar 2-3%. Oleh
karena itu, diperkirakan kebutuhan akan Metil Ester tahun
2006 lebih dari 80.000 ton/tahun maka pemilihan
kapasitas diambil 75.000 ton/tahun.
Sebutkan alat-alat yang ada pada pra rencana
pabrik tersebut ?

Spesifikasi Fungsi
Tangki RPO Tempat Penyimpanan RPO
Tangki Metanol Tempat Penyimpanan Metanol
Tangki Metil Ester Tempat Penampungan Metil Ester
Tangki Gliserol Tempat Penampungan Gliserol
Tangki NaCl Tempat Penyimpanan NaCl
Pompa RPO Mengalirkan bahan baku RPO ke
Exchanger-01
Pompa Metanol Mengalirkan bahan baku Metanol ke
TP-01 dan TPL-01
Pompa Tangki Pencampur Mengalirkan campuran RPO dan
Metanol ke reactor
Pompa Katalis Mengalirkan larutan NaOH ke
Reaktor-01
Lanjutan.....

Spesifikasi Fungsi
Pompa Reaktor Mengalirkan hasil reaksi ke stripper
Pompa Bottom Stripper Mengalirkan produk bottom stripper
ke Exchanger-01
Pompa top Stripper Mengalirkan produk top stripper ke
kondensor 01
Pompa akumulator -02 Mengalirkan Methanol recycle ke
heater 02
Pompa Bottom Dekanter Mengalirkan gliserol ke tangki
penyimpanan -04
Pompa top dekanter Mengalirkan produk decanter ke
exchanger -02
Pompa Heater -05 Mengalirkan air proses ke washing
tower
Pompa washing tower Mengalirkan produk top washing
tower ke exchanger -03
Lanjutan.....

Spesifikasi Fungsi
Pompa separator Mengalirkan bottom separator ke
sewer
Pompa heater -06 Mengalirkan top separator ke foot
storage
Pompa reboiler Mengalirkan RPO recycle ke TP -01
Pompa TPL-02 Mengalirkan NaCl ke tangki pelarut -
02
Tangki pencampur -01 Tempat pencampuran methanol dan
RPO
Tangki pelarut -01 Tempat pelarutan NaOH sebagai
katalis
Tangki pencampur -02 Tempat pencampuran NaCl dengan
produk bottom washing tower
Tangki Pelarut Tempat pelarutan Nacl
Lanjutan.....

Spesifikasi Fungsi
heat exchanger menaikkan temperature umpan dan
produk
heater menaikkan tempeatur udara umpan
cooler mendingikan produk yang dikeluarkan
dari HE
reboiler memanaskan aliran bottom kolom
destilasi.
Perhitungan apa saja yang ada pada analisa
ekonomi di dalam pra rencana pabrik ?

Tujuan analisa ekonomi terhadap perancangan suatu pabrik adalah untuk


mengetahui apakah pabrik yang direncanakan layak untuk didirikan atau tidak.
Analisa ekonomi pada pra rencana pabrik ada beberapa cara, yaitu:
1. Plant Cost Estimation
Adalah perkiraan ekonomi untuk pendirian pabrik sampai dapat dioperasika
disebut juga capital investment. Secara garis besar capital investment dapat
dibagi menjadi dua bagian :
a) Fixed capital investement
Adalah jumlah biaya yang harus dikeluarkan untuk pembelian dan
pemasangan seluruh proses serta peralatan penunjang lainnya.
Lanjutan....
b) Working capital investement
Adalah jumlah biaya yang harus dikeluarkan setelah pabrik berdiri. Biaya ini dimaksudkan untuk
pembiayaan pabrik pada awal masa operasi yang meliputi biaya start up, gaji karyawan serta kebutuhan
lain.
2. Manufacturing cost Estimation
Adalah perkiraan ekonomi untuk mengoperasikan pabrik sampai produk dihasilkan.
Meliputi:
a) Manufacturing cost
Merupakan biaya yang berhubungan langsung dengan proses pembuatan pabrik.
Komponen-komponen yang termasuk ke dalam manufacturing cost adalah :
Direct Production Cost, terdiri dari: biaya bahan baku, gaji karyawan, supervisi langsung, utilitas,
perawatan dan perbaikan, operasi dan suplai, laboratorium serta paten dan royaliti.
Fixed cost, terdiri dari : depresiasi, pajak dan asuransi.
Plat over cost, merupakan biaya-biaya tertentu yang dibutuhkan secara tidak lansung oleh unit
produksi yang meliputi : penyediaan fasilitas kesehatan, rekreasi, pergudangan, purchasing dan
engineering.
Lanjutan....
b) General expenses
Adalah pengeluaran-pengeluran pabrik selain manufacturing cost, meliputi: biaya administrasi,
distribusi dan penjualan, penelitian dan pengembangan, serta biaya pembelanjaan.
3. Kelayakan Ekonomi
a) Penentuan cash flow
Dimaksudkan untuk mengetahui berapa lama penghasilan suatu pabrik dapat menutupi investasi
yang ditanam.
b) Internal rate of return
Adalah tingkat suku bunga dari suatu proyek dalam jangka waktu tertentu, yang bila digunakan
untuk mencari harga sekarang dari penerimaan maupun pengeluaran sama dengan jumlah investasi yang
ditanam.
c) Play out time
Adalah laju pengembalian modal dapat di tentukan dengan cara menghitung total akumulatif cash
flow sampai waktu tertentu sehingga sama dengan investasi.
d) Break event point
Adalah titik balik pulang pokok yaitu suatu kondisi dimana pabrik beroperasi pada kapasitas yang tidak
menguntungkan dan tidak pula mengalami kerugian. Dari hasil perhitungan diperoleh break event point
54 %.
Lanjutan....
4. Analisa Probabilitas
Bertujuan untuk mengetahui apakah suatu pabrik yang direncanakan layak didirikan
atau tidak. Pada analisa probabilitas digunakan beberapa asumsi sebagai berikut :
Umur pabrik 20 tahun dengan kapasitas masing-masing :
Tahun ke-1 = 70 %
Tahun ke-2 = 80 %
Tahun ke-3 - 18 = 100 %
Tahun ke-19 = 80 %
Tahun ke-20 = 70 %
Modal sendiri 40 %
Modal pinjaman 59 %
Bunga pinjaman 20 %
Lanjutan....
Hasil perhitungan analisa ekonomi yang disajikan pada lampiran E adalah sebagai
berikut :
FCI = Rp. 108.131.212.016,-
WCI = Rp. 27.032.803.004,-
TCI = Rp. 135.164.615.019,-
Total biaya produksi = Rp. 738.590.018.677,-
Hasil penjualan total = Rp. 793.806.336.000,-
BEP = 54 %
POT = 3 tahun 9 bulan
IRR = 16.86 %
Bagaimana cara menghitung harga alat yang ada ?

Pada pra rancangan pabrik ini,harga alat dapat dihitung dengan


menggunakan rumus


=

contoh: Perhitungan harga tangki RPO
harga pada tahun 2002 = $ 125.000
407,8
harga pada tahun 2008 adalah = $ 125.000 = $ 130.571,21
390,4

Untuk menghitung alat lainnya mengunakan cara yang sama.


Bagaimana cara menghitung cash flow, ROI,
BEP, dan faktor-faktor biaya lainnya yang ada
pada pra rencana pabrik ?

Metode penentuan kelayakan ekonomi dilakukan dengan dua metode yaitu


metode penentuan kelayakan tanpa memperhatikan time value of money dan
metode penentuan kelayakan dengan memperhatikan time value of money.
1. Memperhatikan time value of money
a. Persamaan perhitungan cash flow
Bunga pinjaman
Bunga pinjaman tahun 1 = 20 % x pinjaman
Bunga pinjaman tahun 2 = 20 % x total pinjaman
Bunga pinjaman tahun 3 -14 = 20% x sisa pinjaman
Bunga pinjaman tahun 15-20 =0
Total Pinjaman = Pinjaman awal + bunga pinjaman
Total Pinjaman = Pinjaman awal + bunga pinjaman
Total Investasi tahun -1 dan -2 = modal sendiri + modal pinjaman
Total investasi tahun 0 = modal investasi tahun -1 dan -2 + bunga pinjaman
Hasil penjualan = %kapasitas produksi x hasil penjualan ketika 100%
Biaya produksi = %kapasitas produksi x TPC
Depresiasi = FCI x %Depreciation
[1+
1 1+
1
Pengembalian = 1
1 1+

Sisa Pinjaman = (Pinjaman + bunga pinjaman) - pengembalian


Laba Kotor = hasil penjualan biaya produksi depresiasi pengembalian pinjaman
Pajak = %pajak pendapatan x laba kotor
Laba bersih = laba kotor pajak
Net Cash Flow = Laba bersih + depresiasi
Cumulative cash flow = net cash flow tahun i + net cash flow tahun (1+i)
Present value dengan
1+ 1
PV = net cash flow x (P/A, i,20 tahun) = net cash flow x
1+
b. Internal Rate of Return (IRR)
Merupakan tingkat suku bunga dari suatu proyek dalam jangka waktu
tertentu, yang bila dipakai untuk mencari harga saat ini, dari nilai penerimaan
dan pengeluaran akan sama dengan jumlah investasi yang ditanam.
c. NPW (Nett Present Worth)
Perhitungan NPW menggunakan persamaan :
N N
NPV= PWFcf,j sj coj dj 1 +recj +dj PWFv,j Fj
j=1 j=b
dengan :
PWFcf,j =(1+i) j

d. Probabilitas
Bertujuan untuk mengetahui apakah suatu pabrik yang direncanakan layak
didrikan atau tidak.
Umur pabrik 20 tahun dengan kapasitas masing-masing :
Tahun ke-1 = 70 %
Tahun ke-2 = 80 %
Tahun ke-3 - 18 = 100 %
Tahun ke-19 = 80 %
Tahun ke-20 = 70 %
Pajak pendapatan 30 % dari laba kotor
Modal sendiri 41 %
Bunga pinjaman 15 %
2. Tanpa memperhatikan time value of money:
a. Return On Investment (ROI)
Return On Invesment (ROI) disebut juga sebagai average rate of return
(ARR) merupakan metode untuk mengukur tingkat keutungan rata-rata yang
diperoleh. ROI didapat menggunakan persamaan
Keuntungan
ROI=
FCI
b. Pay Back Period (PBP)
Suatu investasi dinilai layak atau bisa diterima jika investasi memiliki
periode waktu pengembalian yang lebih cepat dari yang
dipersyaratkan.Investasi dikatakan layak apabila PBP lebih kecil dari waktu
pengembalian pinjaman yang dipersyaratkan. PBP yang diperoleh adalah 4,64
tahun.Persamaan yang digunakan yang ditunjukkan pada persamaan
TCI
POT=
(Laba kotor+ depresiasi)
c. Break Even Point (BEP)
Merupakan titik dimana hasil produksi pabrik tidak memberikan keuntungan,
tapi juga tidak rugi. Keuntungan dinyatakan dalam dua bentuk, yaitu :
Keuntungan sebelum pajak, adalah total pendapatan dikurangi total
production cost dan pengembalian pinjaman.
Keuntungan setelah pajak, adalah keuntungan sebelum pajak dikurangi
depresiasi, dikurangi pajak.
Dari hasil perhitungan diperoleh BEP sebesar 54 %
Dari penelusuran anda, apakah ada perhitungan
ekonomi yang salah pada pra rencana tersebut?

Pada prarencana pabrik ini kami menemukan cara mengestimasi harga alat yang
tidak sesuai dengan apa yang telah dituliskan pada buku Plant Design and
Economics for Chemical Engineers edisi kelima oleh Max S. Peter dkk. Pada
buku ini dijelaskan cara mengestimasi harga alat pada tahun tertentu dapat
dilakukan dengan menggunakan rumus :
=
( ) ( )

( ) ( )
Sementara pada prarencana pabrik ini, untuk mengestimasi harga alat pada
tahun tertentu dilakukan dengan menggunakan rumus :


=

Dengan menggu anakan rumus yang berbeda untuk mengestimasi harga alat
tentulah menghasilkan hasil estimasi yang berbeda pula.
Apakah pra rencana pabrik tersebut layak
didirikan ? Mengapa ?

Pra rencana pabrik ini layak didirikan karena telah memenuhi


pertimbangan teknis dan kriteria berikut :
Waktu pengembalian modal POT : 3 tahun 9 bulan
Laba bersih rata-rata : Rp. 16.142.946.022,-
Laju pengembalian IRR : 16,86%
Break Event Point BEP : 54%
Tuliskan rumus-rumus perhitungan ekonomi yang
ada pada analisa ekonomi pra rancangan pabrik ?
1. Total Production Cost (TPC)
TPC = Manufacturing Cost (MC) + General Expenses (GE)
a. Manufacturing Cost (MC)
MC = Direct Production Cost (DPC) + Fixed Cost (FC) + Plant Overhead Cost
(POC)
b. General Expenses (GE)
Jumlah dari:
Biaya Administrasi (2% dari TPC)
Biaya Distribusi dan Penjualan (2% dari TPC)
Biaya Penelitian dan Pengembangan (5% dari TPC)
2. Total Capital Investment (TCI)
TCI = Fixed Capital Investment (FCI) + Working Capital Investment (WCI)
a. Fixed Capital Investment (FCI)
FCI = Direct Cost + Indirect Cost
b. Working Capital Investment
WCI = 15% (10-20%) dari TCI
3. Cash Flow
a. Persamaan perhitungan cash flow
Bunga pinjaman
Bunga pinjaman tahun 1 = 8% x pinjaman
Bunga pinjaman tahun 2 = 8% x total pinjaman
Bunga pinjaman tahun 3 dst = 8% x sisa pinjaman
Total Pinjaman = Pinjaman awal + bunga pinjaman
Total Investasi tahun -1 = modal sendiri + modal pinjaman
Total investasi tahun 0 = modal investasi tahun -1 + bunga pinjaman
Hasil penjualan = %kapasitas produksi x hasil penjualan ketika 100%
Biaya produksi = %kapasitas produksi x TPC
Depresiasi = FCI x %Depreciation
[1+
1 1+
1
Pengembalian = 1
1 1+

Sisa Pinjaman = (Pinjaman + bunga pinjaman) - pengembalian


Laba Kotor = hasil penjualan biaya produksi depresiasi pengembalian
pinjaman
Pajak = %pajak pendapatan x laba kotor
Laba bersih = laba kotor pajak
Net Cash Flow = Laba bersih + depresiasi
Cumulative cash flow = net cash flow tahun i + net cash flow tahun (1+i)
Present value dengan
1+ 1
PV = net cash flow x (P/A, i,20 tahun) = net cash flow x 1+
b. NPW (Nett Present Worth)
Perhitungan NPW menggunakan persamaan :
N N
NPV= PWFcf,j sj coj dj 1 +recj +dj PWFv,j Fj
j=1 j=b
dengan :
PWFcf,j =(1+i) j

4. Menetukan indeks harga



Harga sekarang = harga lampau x

5. Perhitungan indeks harga pada tahun pertama


Y = Mx = C
6. Perhitungan untuk jenis alat yang sama pada kapasitass yang
berbeda, harga alat pada kapasitas b dihitung dengan
perbandingan terhadap harga alat pada kapasitas a dengan
persamaan :
2
2 m (
Cx = Yi ( ) 1 )
1
7. Total harga peralatan = harga peralatan proses +harga
peralatan utilitas
8. BEP = (Fa + 0,3Ra) / (Sa Va 0,7Ra)
Apa kesimpulan kelompok anda dari analisa
ekonomi pra rencana pabrik ?

Pabrik Metil Ester dari RPO yang direncanakan berkapasitas 75.000


ton/tahun didirikan di Dumai, Provinsi Riau. Rencana pendirian pabrik
ini membutuhkan investasi total Rp. 135.164.015.019,-
Waktu pengembalian modal POT: 3 tahun 9 bulan
Laba bersih rata-rata : Rp. 16.142.946.022,-
Laju pengembalian IRR : 16,86%
Break Event Point BEP : 54%
Berdasarkan hasil yang diperoleh ini serta dengan memperhatikan
pertimbangan teknis dapat disimpulkan bahwa pra rancangan pabrik
Metil Ester berbahan baku Refined Palm Oil layak dilanjutkan ke tahap
perancangan.

Anda mungkin juga menyukai