Anda di halaman 1dari 24

CKD (Chronic Kidney Disease) Stage 5

Oleh
Rinaimah Zahra Amaliah
N 111 16 077

Pembimbing
dr. Rustam Amiruddin Sp.PD
PENDAHULUAN

Ren Dexter Ren Sinister

- Filtrasi
- Reabsorbsi Struktur dan
CKD
- Sekresi Fungsi Ginjal
- Ekskresi
DEFINISI
CKD (Chronic Kidney Disease) adalah suatu proses patofisiologis
dengan etiologi yang beragam, mengakibatkan penurunan fungsi
ginjal yang progresif, dan umumnya berakhir dengan gagal ginjal,
yang bersifat ireversibel.

Kriteria Penyakit Ginjal Kronik (NKF-KDOQI, 2002)


1. Kerusakan ginjal yang terjadi lebih dari 3 bulan, berupa kelainan
struktural atau fungsional, dengan atau tanpa penurunan laju
filtrasi glomerulus (LFG), dengan manifestasi:
Kelainan patologis
Terdapat tanda kelainan ginjal, termasuk kelainan dalam komposisi
darah atau urin, atau kelainan dalam tes pencitraan (imaging test)(3)
2. Laju filtrasi glomerulus kurang dari 60 ml/menit/1,73m2 selama
3 bulan, dengan atau tanpa kerusakan ginjal(3)
DEFINISI
Klasifikasi Penyakit Ginjal Kronik atas Dasar Derajat Penyakit

Derajat Penjelasan LFG (ml/mn/1,73m2)

1 Kerusakan ginjal dengan LFG normal 90


atau
2 Kerusakan ginjal dengan LFG ringan 60 89
3 Kerusakan ginjal dengan LFG sedang 30 59
4 Kerusakan ginjal dengan LFG berat 15 29
5 Gagal ginjal < 15 atau dialisis
EPIDEMIOLOGI
Data di beberapa bagian nefrologi di Indonesia, diperkirakan insidensi Penyakit gagal
ginjal berkisar 100-150 per 1 juta penduduk dan prevalensi mencapai 200-250 kasus per
juta penduduk Angka kejadian gagal ginjal di dunia secara global lebih dari 500 juta orang
dan yang harus menjalani hidup dengan bergantung pada cuci darah (hemodialisis) 1,5 juta
orang. Prevalensi di Amerika Serikat yang terkena gagal ginjal sebanyak 300 ribu dengan
hemodialisis sebanyak 220 ribu orang. Jumlah penderita gagal ginjal di Indonesia sekitar
150 ribu orang dan yang menjalani hemodialisis 10 ribu orang (2).

Penyebab gagal ginjal yang di Indonesia sampai tahun 2012 :


Glomerulonefritis (46,39%)
Diabetes Mellitus (18,65%)
Obstruksi dan infeksi (12,85%)
Hipertensi (8,46%)
Sebab lain (13,65%)
Penyakit gagal ginjal kronik lebih sering terjadi pada pria daripada wanita. Insidennya pun
lebih sering pada kulit berwarna daripada kulit putih.(2)
ETIOLOGI
1. Dua penyebab utama penyakit gagal ginjal kronis adalah diabetes melitus tipe
1 dan tipe 2 (44%) dan hipertensi (27%).

2. Kondisi lain yang dapat menyebabkan gangguan pada ginjal yaitu :


Glomerulonefritis (10%),
Penyakit keturunan seperti penyakit ginjal polikistik (3%)
Malformasi yang didapatkan oleh bayi pada saat berada di dalam rahim
si ibu
Penyakit lain yang memiliki efek pada sistem imun (2%)
Penyakit ginjal obstruktif
Infeksi traktus urinarius
Penggunaan analgesik
Penyakit vaskuler hipertensif
Penyebab lainnya (4).
PATOFISIOLOGI
Patofisiologi penyakit kronik pada awalnya tergantung pada penyakit
yang mendasari. Pada gagal ginjal kronik terjadi pengurangan massa
ginjal mengakibatkan hipertrofi struktural dan fungsional nefron yang
masih tersisa. Hal ini mengakibatkan terjadinya hiperfiltrasi, yang diikuti
oleh peningkatan tekanan kapiler dan aliran darah glomerulus. Proses
adaptasi ini berlangsung singkat, akhirnya diikuti oleh proses
maladaptasi berupa sklerosis nefron yang masih tersisa. Proses ini
akhirnya diikuti dengan penurunan fungsi nefron yang progresif.
Perubahan fungsi neuron yang tersisa setelah kerusakan ginjal
menyebabkan pembentukan jaringan ikat, sedangkan nefron yang masih
utuh akan mengalami peningkatan beban eksresi sehingga terjadi
lingkaran setan hiperfiltrasi dan peningkatan aliran darah glomerulus.
Demikian seterusnya, keadaan ini berlanjut menyerupai suatu siklus
yang berakhir dengan Gagal Ginjal Terminal (GGT) atau End Stage
Renal Disease (ESRD).
DIAGNOSIS
MANIFESTASI KLINIS
Gejala klinis
Pada stadium ini, penderita menunjukkan gejala gejala fisik yang
melibatkan kelainan berbagai organ seperti (6):
Kelainan saluran cerna : nafsu makan menurun, mual, muntah
dan fetor uremik
Kelainan kulit : urea frost dan gatal di kulit
Kelainan neuromuskular : tungkai lemah, parastesi, kram otot,
daya konsentrasi menurun, insomnia, gelisah
Kelainan kardiovaskular : hipertensi, sesak nafas, nyeri dada,
edema (6).
Gambaran Laboratorium
Sesuai dengan penyakit yang mendasarinya
Penurunan fungsi ginjal berupa peningakatan kadar ureum
dan kreatinin serum, dan penurunan LFG
Kelainan biokimiawi darah meliputi penurunan kadar
hemoglobin, peningkatan kadar asam urat, hiper atau
hipokalemia, hiponatremia, hiper atau hipokloremia,
hiperfosfatemia, hipokalsemia, asidosis metabolik
Kelainan urinalisis meliputi proteinuria, hematuria,
leukosuria, cast, isostenuria(8).
Biopsi dan pemeriksaan histopatologi ginjal
Dilakukan pada pasien dengan ukuran ginjal yang masih
mendekati normal, dimana diagnosis secara noninvasif tidak
bisa ditegakkan dan bertujuan untuk mengetahui etiologi,
menetapkan terapi, prognosis dan mengevaluasi hasil terapi
yang sudah diberikan. Kontraindikasi pada ukuran ginjal yang
mengecil, ginjal polikistik, hipertensi yang tidak terkendali,
infeksi perinefrik, gangguan pembekuan darah, gagal nafas, dan
obesitas (2).
PENATALAKSANAAN
Terapi konservatif
Tujuan dari terapi konservatif adalah mencegah memburuknya faal
ginjal secara progresif, meringankan keluhan-keluhan akibat
akumulasi toksin azotemia, memperbaiki metabolisme secara
optimal dan memelihara keseimbangan cairan dan elektrolit.
Peranan diet
Kebutuhan jumlah kalori
Kebutuhan elektrolit dan mineral(4).
PENATALAKSANAAN
Terapi simptomatik
Anemia
Transfusi darah
Keluhan gastrointestinal
Kelainan kulit
Hipertensi
Kelainan sistem kardiovaskular(4).
PENATALAKSANAAN
Terapi pengganti ginjal
Terapi pengganti ginjal dilakukan pada penyakit ginjal kronik
stadium 5, yaitu pada LFG kurang dari 15 ml/menit. Terapi
tersebut dapat berupa hemodialisis, dialisis peritoneal, dan
transplantasi ginjal.
Hemodialisis
Dialisis peritoneal (DP)
Transplantasi ginjal(4).
PROGNOSIS
Penyakit CKD tidak dapat disembuhkan sehingga prognosis jangka
panjangnya buruk, kecuali dilakukan transplantasi ginjal.
Penatalaksanaan yang dilakukan sekarang ini, bertujuan hanya
untuk mencegah progresifitas dari CKD itu sendiri. Selain itu,
biasanya CKD sering terjadi tanpa disadari sampai mencapai tingkat
lanjut dan menimbulkan gejala sehingga penanganannya seringkali
terlambat(10).
KASUS
IDENTITAS
Nama : Ny. M
Umur : 48 thn
Pekerjaan : URT
Alamat : Desa Dolo
Agama : Islam
Tanggal Pemeriksaan : 26/05/2017
Ruangan : Pav. Seroja RSUD Undata Palu
ANAMNESIS
Keluhan Utama : Muntah-muntah
Riwayat Penyakit Sekarang : Pasien datang dengan keluhan
muntah-muntah 8 kali 1 hari SMRS, muntah berwarna hijau
bercampur dengan makanan, pasien mengaku muntah-muntah
apabila setelah makan. Muntah-muntah juga disertai sakit ulu hati
(nyeri tekan), nafsu makan berkurang. Pasien juga mengeluhkan
sesak nafas yang utamanya timbul pada saat pasien berbaring dan
melakukan aktifitas, pada saat sesak pasien biasanya dalam posisi
duduk agar sesaknya berkurang. Kemudian pasien juga merasa
lemas dan sulit tidur. Keluhan-keluhan tersebut di rasakan setelah
pasien melakukan HD beberapa hari yang lalu. Pada kedua tungkai
kaki pasien juga terlihat pembengkakan dan perut membesar.
ANAMNESIS
Riwayat Penyakit Dahulu :
Gagal ginjal Stage 5 sejak tahun 2013, pasien mempunyai
kebiasaan meminum jamu dan jarang konsumsi air putih serta
sudah beberapa kali keluar masuk rumah sakit dengan keluhan
yang sama.
Diabetes Melitus (+) sejak 5 tahun yang lalu
Riwayat Penyakit Dalam Keluarga :
Hipetensi
Diabetes Melitus
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum: Kepala
SP:CM/SS/GB BB: 65 Wajah : Simetris, tampak
KgTB: 168cm IMT:19,4 lemas
Deformitas : Tidak ada
Vital Sign Bentuk : Normochepal
TD: 100/60 mmHg Mata
N: 76x/menit Konjungtiva : Anemis +/+
R: 28x/menit Sklera : Ikterus -/-
S: 36,7C Pupil : Bulat, isokor +/+
Mulut : Sianosis (-), bibir
tampak kering (+),
Selaput putih pada
tengah Lidah (+).
Leher Jantung
KGB : pembesaran (-) Inspeksi: Ictus cordis tidak terlihat
Tiroid : pembesaran (-) Palpasi: Ictus cordis teraba
JVP : peningkatan (-) Perkusi:
Massa Lain: Tidak ada Batas atas: SIC II linea parasternalis
Dada sinistra
Paru-Paru Batas Kanan: SIC IV linea
parasternalis dextra
Inspeksi: Simetris bilateral
Batas Kiri: SIC V linea axillaris
Palpasi: Massa (-), Vocal fremitus anterior sinistra
simetris bilateral
Auskultasi: Bunyi jantung I/II
Perkusi: Sonor lapang paru murni irreguler,
Auskultasi: Bunyi nafas vesiculer Murmur (-),
+/+, Rh +/+, Wh -/- Gallop (+)
PEMERIKSAAN FISIK
Perut
Inspeksi : Cembung, kesan ascites (+)
Auskultasi : Peristaltik (+), kesan normal
Perkusi : Shifting dullnes Test (+), tympani -> pekak
Palpasi : Wave fluid Test (+), NTE (+), organomegali (-)
Anggota Gerak
Atas : Akral Hangat +/+, edema -/-
Bawah : Akral Hangat +/+, edema +/+
PEMERIKSAAN FISIK
RESUME :
Pasien datang dengan keluhan vomitus 8 kali 1 hari SMRS, vomitus berwarna hijau bercampur dengan
makanan, pasien mengaku vomitus apabila setelah makan. Vomitus juga disertai nyeri area epigastric
(nyeri tekan), anorexia. Pasien juga mengeluhkan orthopnea dan dyspnea d effort. Kemudian pasien
juga mengalami malaise dan insomnia. Keluhan-keluhan tersebut di rasakan setelah pasien melakukan
HD beberapa hari yang lalu. Pada kedua tungkai kaki pasien juga terlihat edem dan ascites.
TD : 100/60 mmHg
N : 76 x/m
R : 28 x/m
S : 36,7
Kepala : Lemas (+)
Mata : Anemis (+/+)
JVP : Peningkatan (-)
Mulut : Tampak bibir kering (+), Leukoplakia (+),
Auskultasi: Rh +/+, BJ I dan II Irreguler, Gallop (+).
Abdomen : Acites (+), Shifting dullnes test (+), Wave fluid test (+),
NTE (+)
Ekstremitas bawah : Edem pada regio manus dextra et sinistra (+/+).
PEMERIKSAAN FISIK
DIAGNOSIS KERJA : CKD stage 5
DIAGNOSIS BANDING : - CHF
- Cholelithiasis
USULAN PEMERIKSAAN PENUNJANG:
Darah Rutin
SGOT SGPT
Ureum Creatinine
Gula darah sewaktu
Elektrolit
USG abdomen
PENATALAKSANAAN
Non Medikamentosa :
Tirah Baring (Bed Rest)
Menghindari minum yang berlebih
PEMERIKSAAN FISIK
Medikamentosa :
IVFD RL 20 Tpm
Transfusi 1 kantung
Ranitidin inj. Amp/12jam/iv
Ketorolac Amp/8 jam/iv
Alprazolam 0,5 mg 1 x 1
Aminefron 3 x 1
Novorapid 6-6-6
HASIL PEMERIKSAAN PENUNJANG
Lab:
Hb : 6,5 g/dl (menurun)
HCT : 25 % (menurun)
GDS : 191 mg/dl (meningkat)
CT Scan : Cholelithiasis (+), Spondyloisis Lumbalis (+)
USG Abdomen : CKD Bilateral (+), Ascites (+)
DIAGNOSIS AKHIR : CKD Stage 5
PROGNOSIS: Dubia ad Malam
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai