Anda di halaman 1dari 33

DEFINISI

Tuberkulosis (TB) suatu


penyakit infeksi menular
yang disebabkan bakteri
Mycobacterium
tuberculosis.

Penyakit ini terutama


menyerang paru-paru (TB
pulmonal), dapat juga
menyerang berbagai
organ (TB
ekstrapulmonar).
Sekitar 500.000 anak menderita TB setiap

EPIDEMIOLOGI tahun.

Sebanyak 200 anak di dunia meninggal


setiap hari

70.000 anak meninggal setiap tahun.

70-80% menderita TB paru, sisanya


mengalami TB ekstraparu.
Proporsi pasien TB
anak diantara seluruh
pasien TB
ETIOLOGI

Agen Mycobacterium tuberculosis,


Mycobacterium bovis dan
tuberkulosis Mycobacterium africanum

Basil tuberkel berbentuk batang lengkung


tahan asam, pleomorfik, merupakan
Ciri obligat aerob,
tumbuh baik pada suhu 37-410C.
Manifestasi Klinis
Demam lama ( 2 minggu) dan/atau berulang
Manifestasi Sistemik
tanpa sebab jelas, dapat disertai dengan
keringat malam. Demam umumnya tidak tinggi.

Batuk lama >3 minggu, dan sebab lain


telah disingkirkan

BB tanpa sebab yang jelas, atau tidak naik


dalam 1 bulan dengan penanganan gizi yang
adekuat.
Manifestasi Klinis

Anoreksia dgn gagal tumbuh & BB tidak


naik dgn adekuat (failure to thrive)

Lesu atau malaise

Diare persisten yang tidak sembuh


dengan pengobatan baku diare.
Manifestasi Klinis
TB KELENJAR
Pembesaran KGB multipel (>1 KGB), diameter 1 cm,
Manifestasi Lokalkenyal, tidak nyeri, dan kadang saling
Konsistensi
melekat atau konfluens.

TB SSP
Meningitis TB: Gejala meningitis dengan
seringkali disertai gejala akibat keterlibatan
saraf-saraf otak yang terkena.
Tuberkuloma otak: Gejala-gejala adanya lesi
desak ruang.
Manifestasi Klinis
TB SISTEM SKELET
Manifestasi lokal
Tulang belakang (spondilitis): Penonjolan
tulang belakang (gibbus).
Tulang panggul (koksitis): Pincang atau tanda
peradangan di daerah panggul.
Tulang lutut (gonitis): Pincang dan/atau
bengkak pada lutut tanpa sebab yg jelas.
Tulang kaki dan tangan (spina
ventosa/daktilitis).

TB KUTIS (Skrofuloderma)
Ditandai adanya ulkus disertai dengan jembatan
kulit antar tepi ulkus (skin bridge).
Manifestasi Klinis
Manifestasi Lokal
TB MATA
Konjungtivitis fliktenularis
Tuberkel koroid (hanya terlihat dengan
funduskopi).

TB ORGAN-ORGAN LAINNYA, mis:


peritonitis TB, TB ginjal dicurigai bila
ditemukan gejala gangguan pada organ-
organ tersebut tanpa sebab yang jelas
dan disertai kecurigaan adanya infeksi
TB.
12

Uji Tuberkulin
Reaksi uji tuberkulin yang dilakukan
secara intradermal hipersensitiviti
tipe IV

Tuberkulin yang tersedia di Indonesia


saat ini adalah PPD (purified protein
derivative) RT-23 2 TU

Masuknya protein TB sel T


tersensitisasi menggerakkan limfosit
ke tempat suntikan.
Limfosit akan
merangsang
terbentuknya :
penarikan
indurasi
edema, sel
dan
deposit inflamasi
vasodilatas
fibrin dan ke tempat
i lokal,
suntikan
Uji
Serologis
Interferon
Prinsip : merangsang
limfosit T dengan
antigen dari kuman TB.
Beberapa pemeriksaan
serologis yang ada di
antaranya adalah PAP
TB, mycodot, Immuno
Bila sebelumya limfosit Chromatographic Test
T telah tersensitisasi (ICT), dan lain-lain.
maka limfosit T akan
menghasilkan interferon
gamma yang kemudian
di kalkulasi.
RADIOLOGI
Gambaran radiologis sugestif TB : pembesaran
kelenjar hilus atau paratrakeal dengan atau tanpa
infiltrate, konsolidasi segmental atau lobar, milier,
kalsifikasi dengan infiltrate, atelektasis, kavitas,
efusi pleura dan tuberkuloma.
PEMERIKSAAN PA

Pemeriksaan PA : gambaran
granuloma terbentuk dari
agregasi sel epiteloid yang
dikelilingi oleh limfosit
dengan nekrosis perkijuan di
tengahnya dan dapat pula
ditemukan gambaran sel datia
langhans dan atau kuman TB.
17

SISTEM SKORING
Digunakkan dalam menegakkan diagnosis TB
anak jika dijumpai keterbatasan sarana
diagnostik yang tersedia.
18
19

Penegakan diagnosis
Diagnosis dengan sistem skoring ditegakkan oleh dokter. Apabila
tidak tersedia tenaga dokter petugas kesehatan terlatih strategi
DOTS

Anak didiagnosis TB jika jumlah skor 6

Skor 6 yang diperoleh dari kontak dengan pasien BTA + & hasil
uji tuberkulin +, tetapi TANPA gejala klinis observasi atau diberi
INH profilaksis (tergantung dari umur anak tersebut)

Foto toraks bukan merupakan alat diagnostik utama pada TB anak


20

Balita yg mendapat skor 5, dengan gejala klinis yang meragukan


dirujuk ke RS untuk evaluasi lebih lanjut

Anak dengan skor 5 yg terdiri dari kontak BTA positif dan 2 gejala
klinis lain, pada fasyankes yang tidak tersedia uji tuberkulin, maka
dapat didiagnosis, diterapi dan dipantau sebagai TB anak.
Pemantauan dilakukan selama 2 bulan terapi awal, apabila
terdapat perbaikan klinis, maka terapi OAT dilanjutkan sampai
selesai.

Semua bayi dengan reaksi cepat (<2 minggu) saat imunisasi BCG
dicurigai telah terinfeksi TB dan harus dievaluasi dengan sistem
skoring TB anak
21

skrofuloderma langsung didiagnosis TB

Untuk daerah dengan fasyankes kesehatan dasar yang terbatas (uji


tuberkulin dan atau foto toraks belum tersedia) maka evaluasi
dengan sistem skoring tetap dilakukan, dan dapat didiagnosis TB
dengan syarat skor 6 dari total skor 13.

Pada anak yang pada evaluasi bulan ke-2 tidak menunjukkan


perbaikan klinis diperiksa lebih lanjut adanya kemungkinan
faktor penyebab lain
Alur Tatalaksana TB pada Anak
Tatalaksana TB
Rifampisin (R), isoniazid (H), pirazinamid
Lini 1 (Z), etambutol (E) dan streptomisin (S)

Para-aminosalicylic acid (PAS), cycloserin


terizidone, ethionamide, prothionamide,
Lini 2 ofloxacin, levofloxacin, moxifloxacin,
gatifloxacin, ciprofloxacin kanamycin,
amikacin dan capreomycin.
Paduan obat TB pada anak
Prinsip dasar pengobatan TB
minimal 3 macam obat pada fase
awal/intensif ( 2bulan pertama)
dan dilanjutkan dgn 2 macam obat
pada fase lanjutan (4 bulan).
Tahap intensif : Rifampisin (R),
Isoniazid (H), Pirazinamaid (Z);
Tahap lanjutan : Rifampisin (R) dan
Isoniazid (H).
OAT dan dosisnya
Efek Samping pengobatan TB
Anak
Pasien dengan keluhan neuritis
perifer (misalnya: kesemutan) dan
asupan piridoksin (vitamin B6) dari
bahan makanan tidak tercukupi,
maka dapat diberikan vitamin B6 10
mg tiap 100 mg INH.
Fix Dose Combination (FDC) =
kombinasi Dosis tetap (KDT)

Tablet
KDT untuk anak tersedia dalam 2
macam tablet, yaitu
Tablet RHZ yang digunakan untuk tahap intensif
Tablet RH yang digunakan pada tahap lanjut

Komposis tablet :
R= 75mg
H = 50 mg
Z = 150 mg
Tabel dosis KDT pada anak
Berat badan (KG) 2 bulan tiap hari 4 bulan tiap hari
RHZ (75/50/150) RH (75/50)
5-7 1 tablet 1 tablet
8-11 2 tablet 2 tablet
12-16 3 tablet 3 tablet
17-22 4 tablet 4 tablet
23-30 5 tablet 5 tablet
Obat harus diberikan secara utuh,
tidak boleh dibelah
OAT KDT dapat diberikan dengan cara
ditelan secara utuh atau
dikunyah/dikulum (chewable), atau
dimasukkan air dalam sendok
(dispersable).
Paduan OAT Kategori Anak dan
peruntukannya secara lebih lengkap

Kortikosteroid (prednison) dosis 1-2


mg/kgBB/hari. Selama 2-4 minggu
dan tappering off 2-6 minggu
Pemantauan dan Hasil Pengobatan TB
Anak

Setelah diberi OAT selama 2 bulan, respon


pengobatan pasien harus dievaluasi.
Respon pengobatan dikatakan baik
apabila gejala klinis berkurang.
Setelah pemberian obat selama 6 bulan,
OAT dapat dihentikan dengan melakukan
evaluasi baik klinis maupun pemeriksaan
penunjang lain seperti foto toraks.
Pencegahan
VaksinasiBCG pada Anak
Tatalaksana Pencegahan dengan Isoniazid

Obat yang diberikan adalah INH


(Isoniazid) dengan dosis 10 mg/ kgBB
(7-15 mg/kg) setiap hari selama 6 bulan.
Prognosis
Prognosis dari tuberkulosis bervariasi tergantung
pada manifestasi klinisnya.
Prognosis yang jelek berkaitan dengan TB milier
dan meningitis TB.

Anda mungkin juga menyukai