EPIDEMIOLOGI tahun.
TB SSP
Meningitis TB: Gejala meningitis dengan
seringkali disertai gejala akibat keterlibatan
saraf-saraf otak yang terkena.
Tuberkuloma otak: Gejala-gejala adanya lesi
desak ruang.
Manifestasi Klinis
TB SISTEM SKELET
Manifestasi lokal
Tulang belakang (spondilitis): Penonjolan
tulang belakang (gibbus).
Tulang panggul (koksitis): Pincang atau tanda
peradangan di daerah panggul.
Tulang lutut (gonitis): Pincang dan/atau
bengkak pada lutut tanpa sebab yg jelas.
Tulang kaki dan tangan (spina
ventosa/daktilitis).
TB KUTIS (Skrofuloderma)
Ditandai adanya ulkus disertai dengan jembatan
kulit antar tepi ulkus (skin bridge).
Manifestasi Klinis
Manifestasi Lokal
TB MATA
Konjungtivitis fliktenularis
Tuberkel koroid (hanya terlihat dengan
funduskopi).
Uji Tuberkulin
Reaksi uji tuberkulin yang dilakukan
secara intradermal hipersensitiviti
tipe IV
Pemeriksaan PA : gambaran
granuloma terbentuk dari
agregasi sel epiteloid yang
dikelilingi oleh limfosit
dengan nekrosis perkijuan di
tengahnya dan dapat pula
ditemukan gambaran sel datia
langhans dan atau kuman TB.
17
SISTEM SKORING
Digunakkan dalam menegakkan diagnosis TB
anak jika dijumpai keterbatasan sarana
diagnostik yang tersedia.
18
19
Penegakan diagnosis
Diagnosis dengan sistem skoring ditegakkan oleh dokter. Apabila
tidak tersedia tenaga dokter petugas kesehatan terlatih strategi
DOTS
Skor 6 yang diperoleh dari kontak dengan pasien BTA + & hasil
uji tuberkulin +, tetapi TANPA gejala klinis observasi atau diberi
INH profilaksis (tergantung dari umur anak tersebut)
Anak dengan skor 5 yg terdiri dari kontak BTA positif dan 2 gejala
klinis lain, pada fasyankes yang tidak tersedia uji tuberkulin, maka
dapat didiagnosis, diterapi dan dipantau sebagai TB anak.
Pemantauan dilakukan selama 2 bulan terapi awal, apabila
terdapat perbaikan klinis, maka terapi OAT dilanjutkan sampai
selesai.
Semua bayi dengan reaksi cepat (<2 minggu) saat imunisasi BCG
dicurigai telah terinfeksi TB dan harus dievaluasi dengan sistem
skoring TB anak
21
Tablet
KDT untuk anak tersedia dalam 2
macam tablet, yaitu
Tablet RHZ yang digunakan untuk tahap intensif
Tablet RH yang digunakan pada tahap lanjut
Komposis tablet :
R= 75mg
H = 50 mg
Z = 150 mg
Tabel dosis KDT pada anak
Berat badan (KG) 2 bulan tiap hari 4 bulan tiap hari
RHZ (75/50/150) RH (75/50)
5-7 1 tablet 1 tablet
8-11 2 tablet 2 tablet
12-16 3 tablet 3 tablet
17-22 4 tablet 4 tablet
23-30 5 tablet 5 tablet
Obat harus diberikan secara utuh,
tidak boleh dibelah
OAT KDT dapat diberikan dengan cara
ditelan secara utuh atau
dikunyah/dikulum (chewable), atau
dimasukkan air dalam sendok
(dispersable).
Paduan OAT Kategori Anak dan
peruntukannya secara lebih lengkap