Perencanaan
Distribusi Penyimpanan
Tujuan Pengelolaan Obat
Menjamin tersedianya obat dengan mutu
yang terjamin, tersebar secara merata dan
teratur, sehingga mudah diperoleh pada
tempat dan waktu yang tepat.
Pengelolaan terhadap obat PKD sesuai
Keputusan Dirjen Bina Kefarmasian dan
Alkes Tentang Daftar Obat dan Perbekalan
Kesehatan Untuk Pelayanan Kesehatan
Dasar tahun 2010.
PERENCANAAN
Bottom- up berdasarkan kebutuhan masyarakat
(pelanggan) serta pola 10 penyakit terbesar di
puskesmas
SELEKSI-- Terbatas
- Daftar Obat Esensial Nasional (DOEN) Tahun 2015
- Daftar Obat Pelayanan Kesehatan Dasar (PKD)
- Formularium Nasional Tahun 2015
- Formularium Kab Kubu Raya Tahun 2017 (dalam proses)
Transparan
Legal
Penyimpanan
Satu pintu (One Gate Policy), semua obat
dari berbagai sumber pengadaan disimpan
dan dikelola di Instalasi Farmasi Kabupaten
(IFK). Dikelola oleh tenaga terlatih (Apoteker,
tenaga teknis kefarmasian dan tenaga
administrasi lainnya).
Kebijakan satu pintu :
Manfaat
Meningkatkan efisiensi ( menghindari duplikasi
penggunaan anggaran)
Obat dikelola oleh ahlinya (apoteker, asisten apoteker
terlatih)
Kualitas obat dapat dijaga-- tempat sesuai dengan
standar
Penyimpanan
Selain di Kabupaten (IFK) disetiap
Puskesmas/ Pustu / Polindes juga di
lakukan penyimpanan obat yang dikelola
oleh tenaga pengelola obat terlatih dibawah
pengawasan Dinas Kesehatan melalui seksi
Farmasi dan Perbekalan Kesehatan.
Pendistribusian
Prinsip Dasar : First In First Out (FIFO) dan
First Expire Date First Out (FEFO)
Sasaran :
- Kabupaten ke Puskesmas,
- Puskesmas ke Pustu/Polindes dsb
Periode disesuaikan dengan situasi dan
kondisi geografis setempat serta jadwal
yang telah di sepakati Puskesmas.
UPAYA MENJAMIN KETERSEDIAAN OBAT
& PERBEKALAN KESEHATAN :
PENGADAAN SUMBER DANA DAK
(APBD) UNTUK OBAT PKD
PENGADAAN BUFFER STOK
(PROVINSI)
DANA BOK PUSKESMAS
Catatan : Menggunakan Juknis Penggunaan
DAK Non Fisik Bidang Kesehatan PMK No 71
tahun 2017, untuk belanja BMHP/Reagen.
UPAYA MENINGKATKAN KETERJANGKAUAN
OBAT :