orang mengelem merupakan memakai lem untuk menempelkan sesuatu. Namun, bukan itu yang dimaksud dan akan dibahas. Ngelem di sini merupakan menghirup uap lem, zat pelarut, atau zat sejenisnya dengan maksud untuk mendapatkan sensasi high atau mabuk. Faktor Internal dan Eksternal yang Mendorong Remaja Memulai perilaku Ngelem FAKTOR INTERNAL 1. Pengetahuan yang Mendorong Remaja Mengalami Ketergantungan ngelem 2. Cara menyikapi pengaruh ngelem dari lingkungan
Pengucapan kata-kata yang lambat, bergumam kental dan tidak jelas. Terdapat noda cat pada tangan atau sekitar mulut. Terlihat seperti orang mabuk. Bau bahan kimia di dalam ruangan. Bau mulut yang tidak biasa Inhalen mengandung bahan-bahan kimia yang bertindak sebagai depresan. Depresan memperlambat sistem syaraf pusat, mempengaruhi koordinasi gerakan anggota badan dan konsentrasi pikiran. Inhalen mempengaruhi otak dengan kecepatan dan kekuatan yang jauh lebih besar dari zat lain, hal ini dapat mengakibatkan kerusakan fisik dan mental yang tidak dapat disembuhkan. Sama halnya dengan depresan lainnya, inhalen ini juga menyebabkan penggunanya dalam kondisi kecanduan. Selain membahayakan diri sendiri, pengguna inhalen juga bisa membahayakan orang lain. Karena zat depresan ini, bisa menyebabkan seseorang bersifat agresif dan melakukan hal-hal yang bisa membahayakan dirinya dan orang lain. Salah satu komponen dalam inhalan yang berbahaya adalah pelarut solvent, yakni cairan yang dalam suhu ruangan mudah sekali menguap. Dalam hal ini yang terdapat dalam lem adalah benzil alkohol yang sifatnya sangat mudah menguap. Ketika terhirup, uap pelarut (solven) ini hanya membutuhkan waktu yang singkat untuk mencapai kadar toksik atau beracun. Sistem organ yang diserang adalah otak dan saraf, khususnya yang berhubungan dengan jantung dan pernapasan. Efek dari Ngelem jangka pendek Efek jangka pendek yang dirasakan saat menghirup uap solven meliputi gejala-gejala sebagai berikut: 1) Denyut jantung meningkat 2) Mual-muntah 3) Halusinasi 4) Mati rasa atau hilang kesadaran 5) Susah bicara atau cadel 6) Kehilangan koordinasi gerak tubuh Efek ngelem jangka panjang: - Kerusakan otak, mulai dari cepat pikun, kesulitan mempelajari sesuatu, dan parkinson - Otot melemah - Depresi - Sakit kepala dan mimisan - Keusakan saraf (Hilangnya kemampuan mencium dan mendengar) Menghirup uap lem bisa membunuh dalam seketika dengan beberapa gejala berikut ini: 1. Kematian mendadak Kematian mendadak saat menghirup uap bahan kimia pada umumnya disebabkan oleh sabotase fungsi jantung. Gejala awalnya yaitu denyut nadi meningkat dan menjadi tidak teratur. Lalu, beberapa saat kemudian nadi berhenti untuk selamanya 2. Sesak napas Di kalangan anak jalanan, ngelem biasanya dilakukan dengan cara menutup kepala dengan tas plastik agar uap tak menyebar ke mana-mana. Pada saat tubuh sudah terpengaruh dengan uapnya, mereka jadi tidak bisa melepas plastik sehingga menjadi tak bernyawa jika tak ada yang menolong. 3. Bunuh diri Depresi dan halusinasi bisa mengakibatkan si penghirup untuk melakukan bunuh diri dalam kondisi kejiwaan yang sedang kacau. 4. Asphyxia Uap yang dihirup juga bisa mengikat oksigen di sistem pernapasan dan memicu asphyxia atau kekurangan suplai oksigen ke jaringan otak.