NAMA KELOMPOK: ANJAS ASMARA FATIMATUZZAHRA MEIDA OLIVIA MEGA SARI M. FAQIH UMI ESTERIA MELANI KONSEP DASAR Manajemen sumber daya manusia dapat didefinisikan sebagai proses serta upaya untuk merekrut , mengembangkan, memotivasi, serta mengevaluasikeseluruhan sumber daya manusia yang diperlukan perusahaan dalam pencapaian tujuannya. pada dasarnya fungsi manajemen sumber daya manusia adalah merencanakan konsep perekrutan, pengembangan, dan peningkatan sumber daya manusia yang diperlakukan oleh organisasi kebijakan 1. Perencanaan kebutuhan SDM a. Masalah pada SDM kesehatan Masalah SDM kesehatan yang dihadapi dalam penanggulangan krisis akibat bencana diIndonesia antara lain: - kurangnya informasi mengenai peta kekuatan SDM kesehatan did aerah yang terkait dengan bencana - belum semua tenaga setempat termasuk puskesmas mampu laksana dalam penanggulangan bencana - masih sedikitnya peraturan yang mengatur penempatan SDM kesehatan didaerah rawan bencana - distribusi SDM kesehatan masih belum mengacu pada kerawanan suatu wilayah terhadap bencana 2. Perencanaan kebutuhan SDM kesehatan perencanaan kebutuhan SDM kesehatan dalam penanggulangan krisis akibat bencana mengikuti siklus penanggulangan bencana, yaitu mulai dari pra, saat, dan pasca bencana. a. Prebencana Dalam perencanaan penempatan SDM untuk kesehatan pelayanan kesehatan pada kejadian bencana perlu diperhatikan beberapa hal berikut: analisis risiko pada wilayah rawan bencana kondisi penduduk didaerah bencana (geografi, populasi, ekonomi, sosial budaya, dan sebagainya ) ketersediaan fasilitas kesehatan kemampuan SDM kesehatan setempat kebutuhan minima; pelayanan kesehatan di wilayah setempat b. Pascabencana pada saat terjadi bencana perlu diadakan mobilisasi SDM kesehatan yang tergabung dalam suatu Tim Penanggulangan Krisis yang meliputi Tim gerak cepat ,Tim Penilaian Cepat kesehatan (Tim RHA) dan Tim bantuan kesehatan Pasca bencana a. Tingkat pusat koordinasi lintas program untuk: - evaluasi dampak bencana guna menanggulangi kemungkinan timbulnya KLB penyakit menular\ - upaya pemulihan kesehatan korban bencana - berkoordinasi dengan program terkait dalam upaya rekonsiliasi, khususnya untuk wilayah yang mengalami konflik dengan kekerasan Koordinasi lintas sektor untuk : - pemulihan (rehabilitasi) prasarana/sarana kesehatan yang mengalami kerusakan - pemulihan (rehabilitasi) kehidupan masyarakat ke arah kehidupan normal - relokasi masyarakat pengungsi - rekonsiliasi masyarakat yang terlibat konflik sosial dengan kekerasan - pembangunan kembali (rekontruksi) prasarana/sarana kondisi yang permanen - pemantauan, evaluasi, dan analisis dampak bencana serta penanganan pengungsi b. Tingkat provinsi - mendukung upaya kesehatan dalam pencegahan KLB penyakit menular dan perbaikan gizi di tempat penampungan pengungsi maupun lokasi sekitar dengan kegiatan surveilans epidemiologi, kesehatan lingkungan, dan pemberantasan penyakit. - jika terjadi KLB penyakit menular dan gizi buruk, segera mengirimkan tenaga ahli yang relevan ke lokasi bencana atau tempat penampungan pengungsi - melakukan evaluasi dan analisis dampak bencana terhadap keseahatan lingkungan /KLB c. Tingkat kabupaten mengirimkan tenaga surveilans dan tenaga kesehatan lingkungan untuk membantu upaya kesehatan dalam pencegahan KLB penyakit menular di lokasi bencana dan tempat penampungan pengungsi maupun lokasi sekitarnya dengan kegaiatan surveilans, kesehatan lingkungan dan pemberantasan penyakit. jika terjadi KLB penyakit menular dan gii buruk, segera lakukan upaya pemberantasan penyakit dan perbaikan gizi serta melaporkannya ke dinas kesehatan provinsi. melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap upaya penanggulangan yang dilakukan d. tingkat kecamatan puskesmas kecamatan tempat terjadinya bencana: menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar di penampungan dengan mendirikan pos kesehatan lapangan. melaksanakan pemeriksaan kualitas air bersih dan pengawasan sanitasi lingkungan. melaksanakan surveilans penyakit menular dan gizi buruk yang mungkin timbul. segera melapor ke dinas kesehatan kabupaten/kota bila terjadi KLB penyakit menular dan gizi buruk Kebutuhan jumlah manusia SDM kesehatan Adapun perhitungan kebutuhan jumlah minimal sumber daya manusia kesehatan untuk penanganan korban bencana, antara lain : Jumlah kebutuhan SDM Kesehatan di lapangan untuk jumlah penduduk/pengungsi antara 10.000 20.000 orang Kebutuhan dokter umum adalah 4 orang Kebutuhan perawat adalah 10-20 orang Kebutuhan bidan adalah 8-16 orang Kebutuhan apoteker adalah 2 orang Kebutuhan asisten apoteker adalah 4 orang Kebutuhan pranata laboratorium adalah 2 orang Kebutuhan epidemiologi adalah 2 orang Kebutuhan entomology adalah 2 orang Kebutuhan sanitarian adalah 4-8 orang Pendayagunaan tenaga Distribusi Distribusi dalam rangka penempatan SDM Kesehatan ditunjukkan untuk antisipasi pemenuhan kebutuhan minimal tenaga pada pelayanan kesehatan akibat bencana. Mobilisasi Mobilisasi SDM Kesehatan dilakukan dalam rangka pemenuhan kebutuhan SDM pada saat dan pasca bencana bila : a. Masalah kesehatan yang timbul akibat bencana tidak diselesaikan oleh daerah tersebut sehingga memerlukan bantuan dari daerah lain/regional. b. Masalah kesehatan yang timbul akibat bencana seluruhnya tidak dapat diselesaikan oleh daerah tersebut sehingga memerlukan bantuan dari regional dan nasional. Peningkatan dan pengembangan Peningkatan dan pengenmbangan SDM Kesehatan disesuaikan dengan kebutuhan untuk penanggulangan bencana SDM Kesehatan dan diarahkan untuk meningkatkan kemampuan dalam melaksanakan tugasnya secara professional. Dalam upaya meningkatkan kompetensi SDM kesehatan dalam penanggulangan krisis akibat bencana dibutuhkan pelatihan-pelatihan berikut ini : 1. Pelatihan untuk perawat lapangan (puskesmas) di lokasi pengungsian dan daerah potensial terjadi bencana, antara lain : a. Keperawatan kesmas (CHN) khusus untuk masalah kesehatan pengungsi b. Keperawatan gawat darurat (emergency nuring) c.PONED (pelayanan obstetric dan neonatal emergency dasar ) d. Penanggulangan kekerasan terhadap perempuan dan anak f. Manajemen penanggulangan krisis akibat bencana (PK-AB) Manajemen penanggulangan krisis, antara lain : a. Pelatihan manajemen penanggulangan krisis akibat bencana b. Pelatihan manajeman penanggulangan krisis pada kedaruratan kompleks c. Public health in complex Emergency Course d. Health Emergencies Large Population (HELP) Course e. Pelatihan radio komunikasi
Pengendalian penyakit dan penyehata lingkungan, antara lain
: a. Pelatihan/kursus dalam dan luar negeri (public health on disaster management) b. Pelatihan surveilans epidemiologi dalam keadaan bencana c. Pelatihan kesiapsiagaan penanggulangan bencana di regional center d. Pelatihan RHA dan rapid response sanitasi darurat e. Pelatihan assistensi dank o-asisten entomogi f. Pelatihan ahli apidemiologi lapangan (PAEL)