Anda di halaman 1dari 20

AHP: Pengertian dan Konsep Dasar

Rusan Nasrudin
Analytical Hierarchy Process (AHP)

o Adalah suatu metode/teknik pengambilan keputusan


secara sistematis atas persoalan yang kompleks
o Tujuannya untuk mendapatkan prioritas keputusan
o Adalah sebuah model yang dibuat menyerupai proses
pengambilan keputusan manusia (human decision process)
o Diperkenalkan oleh Saaty (1980)
Saaty (1990)
Prosedur AHP: Menyusun Hirarki

Teknik analisis dalam AHP dimulai dengan menyusun


persoalan yang kompleks ke dalam tingkatan yang
disebut hirarki
Elemen hirarki dalam AHP terdiri dari:
1 Objective
2 Criteria
3 Subcriteria
4 Alternatives
Definisi Hirarki

Alat untuk memahami permasalahan yang kompleks


dengan menyusunnya menjadi tingkatan (level) dengan
elemen yang homogen di setiap tingkatan
Elemen pada level puncak akan mempengaruhi elemen-
elemen pada level di bawahnya, dan elemen-elemen
pada level terendah adalah elemen paling dependen
(Permadi S, 1992)
Identifikasi elemen dan levelnya

Elemen tertinggi disebut sebagai goal atau tujuan


Yaitu masalah yang akan dicari pemecahannya
melalui model AHP
Dilanjutkan dengan penentuan kriteria-subkriteria-
alternatif yang diperlukan untuk mencapai tujuan
tersebut
Contoh: Penentuan Kawasan Ekonomi
Khusus (KEK)

Goal KEK

Criteria Admin. Teknis

Potensi Dukungan
Sub criteria Prosedur Dokumen
Investor
Tata Ruang
Pemda

Pengusul 1
Alternatives
Teknis
- Dukungan Pemerintah Daerah
> Komitmen Anggaran
> Insentif
> Kelembagaan Perijinan Investasi
> Kebijakan Pengembagan Usaha

- Lokasi Strategis
> Akses Pasar
> Status Pelabuhan Laut
> Status Bandara
> Ketersediaan Supply Listrik
> Ketersediaan Sumber Air
> Jarak ke Sumber Daya Alam/Unggulan
Teknis
- Tata Ruang
> Status Kepemilikan Lahan
> Pernyataan Kesesuaian dengan RTRW Kab/Kota dari Pemda
> Ijin Lokasi (untuk Badan Usaha) atau Penetapan Lokasi (untuk
Pemda, KL dan LPNK)

- Rencana Pengembangan KEK


> Rencana Pengembangan Infrastruktur dan Fasilitas Pendukung
> Rencana Penyerapan Tenaga Kerja
> Kelayakan Finansial
> Kelayakan Ekonomi
> Rencana Bisnis
> Periode Pembangunan KEK
> Dampak Lingkungan
- Potensi Investor
> Pengalaman
> Sumber Dana
> Potensi Kinerja Badan Pengelola
Pairwise Comparison

Tujuan analisis AHP adalah untuk mendapatkan


prioritas unsur dalam elemen
Untuk itu, perlu dilakukan pengukuran tingkat
kepentingan (prioritas) antar unsur dalam elemen
Teknik untuk mendapatkan ukuran tingkat kepentingan
ini dilakukan dengan cara membandingkan tiap unsur
satu sama lain atau disebut sebagai pairwise comparison
Basis dari ukuran ini adalah persepsi manusia (human
perception)
Lebih khusus lagi adalah persepsi dari orang yang
paling mengerti persoalan yang sedang dipecahkan atau
expert
Skala:
1 -9 Scale
Intensity of Importance Definition
1 Equal Importance
3 Moderate Importance
5 Strong Importance
7 Very Strong Importance
9 Extreme Importance
2, 4, 6, 8 For compromises between the above

Reciprocals of above In comparing elements i and j


- if i is 3 compared to j
- then j is 1/3 compared to i
Rationals Force consistency
Measured values available
Contoh Ukuran Relatif Penggunaan skala

Sebuah unsur dalam elemen diberi skor 1 relatif


terhadap unsur lain berarti unsur tersebut dinilai sama
penting dengan unsur pembandingnya dst
Pengisian persepsi

Pengisian persepsi elemen


responden pada intinya X A B C
adalah pengisian A 1 3 5
matriks perbandingan B 1/3 1 5/3
Dengan aksioma C 1/5 3/5 1
resiprokal, untuk square
matrix berukuran n x n,
responden cukup
memberikan penilaian
sebanyak: [n(n-1)/2]
Misalnya jika n=3,
penilaian =3.2/2=3
Ranking

Bagaimana cara mengubah matriks persepsi menjadi


ranking elemen?
Saaty mendemonstrasikan bahwa teknik eigen vektor
adalah teknik paling tepat untuk ini.
Eigenvektor
Adalah sebuah teknik untuk merangking baris square
matrix (nxn dari pairwise comparison)
Yaitu dengan mengkuadratkan matrik n x n beberapa
kali
Berhenti apabila jumlah baris setelah dinormalisasi
antar hasil pengkuadratan selisihnya mendekati nol
Contoh: Lihat Hitungan Di Excel

Hasil pemeringkatan data hipotetik tadi menghasilkan:


Artinya elemen A dianggap paling penting, elemen
kedua berikutnya dan elemen ketiga yang paling tidak
penting
Nilai relatifnya ditunjukkan oleh nilai eigenvektornya
sbb:
Elemen Peringkat
A 0.652173913
B 0.217391304
C 0.130434783
Konsistensi

Manusia memiliki keterbatasan dalam menyatakan


persepsinya secara konsisten khususnya jika harus
membandingkan banyak elemen
Konsistensi dalam AHP diperlukan karena sejalan
dengan konsep transitivity dalam analisis preferensi
(utilitas)
Jika A lebih disukai dari B dan B lebih disukai dari C,
sudah pasti A lebih disukai dari C
Lebih spesifik konsistensi di sini terkait dengan
magnitude atau skala kesukaannya
Konsistensi..

Pengertian i j k
Pengukuran relatif yang i 1 4 2
memiliki syarat tertentu
Apabila suatu matrik A = j 1
dengan tiga unsur (i,j,k) k 2 1
dimana setiap
perbandingannya aij.ajk=aik---4. =2
dinyatakan dengan a, ajk.akj=aij---2.2=2
akan konsisten 100% ajk.aki=aji--- . =
jika memenuhi syarat:
aij.ajk=aik
Konsistensi..

Hal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut


Jika muncul angka atau skala 5 dalam sebuah matriks
perbandingan maka itu tidak lain adalah 5/1 atau
Aij=wi/wj maka
aij.ajk=(wi/wj).(wj/wk)=wi/wk=aik
Apabila sebuah sistem persamaan dengan n variabel
yang tidak diketahui dipecahkan dengan cara
matriks, dapat dituliskan
A.x=Y
Konsistensi..
Untuk i=1n Dengan kata lain
n n
aij.x = yi aij.w = nwi
i j
j=1 j=1
karena Atau
aij.(wj/wi = 1 A.w=n.w

maka )
dimana
n
w=eigenvektor
aij.wj(1/wi = n n=eigenvalue

)
j=1
Konsistensi..

Pengukuran konsistensi suatu matrik berdasarkan suatu


eigenvalue maksimum
Rumus dari indeks inkonsistensi adalah
IK=(maks-n)/(n-1)
Selanjutnya indeks inkonsistensi kemudian diubah
menjadi bentuk rasio inkonsistensi dengan membaginya
dengan sebuah indeks random (IR)dengan rumus
RK=IK/IR
Jika tingkat konsistensi <10% masih dapat diterima

Anda mungkin juga menyukai