PENUNJANG PADA
DIAGNOSIS TUMOR
AFNINDY LEO PUTRA
I 111 080 41
pemeriksaan klinis,
pemeriksaan laboratorium,
pemeriksaan Patologi Anatomi,
imaging,
tumor marker,dan
diagnosis molekuler
Pemeriksaan Umum
Pemeriksaan klinik disini adalah
pemeriksaan rutin yang biasa dilakukan
dengan cara anamnesis dan pemeriksaan
fisis, yaitu:
inspeksi,
palpasi,
perkusi,
auskultasi, dll.
Pemeriksaan Klinik
Pemeriksaan ini sangat penting, karena
dari hasil pemeriksaan klinik yang
dilakukan secara teliti, menyeluruh, dan
sebaik-baiknya dapat ditegakkan
diagnosis klinik yang baik pula.
Pemeriksaan klinik yang dilakukan harus
secara holistik, meliputi bio-psiko-sosio-
kulturo-spiritual.
Anamnesis seorang pasien, dapat
bermacam-macam mulai dari tidak ada
keluhan sampai banyak sekali keluhan,
bisa ringan sampai dengan berat.
Semakin lanjut stadium tumor, maka akan
semakin banyak timbul keluhan gejala
akibat tumor ganas itu sendiri atau akibat
penyulit yang ditimbulkannya.
Apabila ditemukan tumor ganas di dalam
atau di permukaan tubuh yang jumlahnya
banyak (multiple), maka perlu ditanyakan
tumor mana yang timbul lebih dahulu.2
Tujuannya adalah untuk memperkirakan
asal dari tumor tersebut. Pemeriksaan
fisik ini sangat penting sebagai data dasar
keadaan umum pasien dan keadaan awal
tumor ganas tersebut saat didiagnosa.
Selain pemeriksaan umum, pemeriksaan
khusus terhadap tumor ganas tersebut
perlu dideskripsikan secara teliti dan rinci.
Untuk tumor ganas yang letaknya berada
di atau dekat dengan permukaan tubuh,
jika perlu dapat digambar topografinya
pada organ tubuh supaya mudah
mendeskripsikannya. Selain itu juga perlu
dicatat;
Ukuran tumor ganas, dalam 2 atau 3
dimensi,
Konsistensinya
Ada perlekatan atau tidak dengan organ
di bawahnya atau kulit di atasnya.
Pemeriksaan laboratorium rutin untuk
menunjang diagnosis tumor ganas tidak
banyak artinya, tetapi penting dilakukan
dengan tujuan untuk mengetahui keadaan
pasien apakah ada penyulit kanker atau
penyakit sekunder, dan juga untuk
persiapan terapi yang akan dilakukan baik
itu tindakan bedah maupun tindakan
medik. Beberapa pemeriksaan yang perIu
dilakukan, antara lain:
Pemeriksaan Lab
darah lengkap
faal hemostatik
urin lengkap
protein serum
tes fungsi hati
alkali fosfatase
tes fungsi ginjal
elektrolit serum
gula darah
LDH
asam urat
serum Igm
Pemeriksaan Patologi Anatomi (PA) ialah
pemeriksaan morfologi tumor, meliputi
pemeriksaan makroskopi dan mikroskopi.
Bahan untuk pemeriksaan PA dapat
diperoleh dari biopsi tumor ganas atau
dari spesimen operasi. Ada beberapa cara
biopsi yang sering dilakukan,4 yaitu:
Pemeriksaan Patologi
Anatomi
Biopsi insisi, yaitu mengambil sebagian kecil jaringan
tumor ganas dengan menggunakan pisau bedah;
Biopsi eksisi (biopsi in toto), yaitu mengambil seluruh
tumor. Untuk tumor jinak, tindakan ini sekaligus sebagai
terapi;
Biopsi truneut, yaitu mengambil sebagian jaringan tumor
dengan alat biopsi khusus berbentuk jarum besar yang
dapat memotong dan mengambil jaringan tumor;
Biopsi aspirasi dengan jarum (Needle Aspiration Biopsy),
yaitu mengambil sebagian kecil jaringan tumor ganas
dengan cara disedot menggunakan jarum yang ditusukkan
kedalam jaringan tumor.
Biopsi endoskopi, yaitu mengambil sebagian kecil jaringan
tumor dengan menggunakan endoskop.
SeteIah bahan sediaan PA diperoleh,
selanjutnya diproses melalui beberapa
cara agar dapat dipotong sangat halus.5
Proses tersebut antara lain: sediaan beku
(Vries coupe), paraffine block, plastic
coupe, pemeriksaan sitologi, pemeriksaan
histopatologi, dll, kemudian dilakukan
pengecatan sesuai tujuan pemeriksaan.
Pemeriksaan imaging yang diperlukan untuk
membantu menegakkan diagnosis tumor ganas
(radiodiagnosis) banyak jenisnya mulai dari yang
konvensional sampai dengan yang canggih, dan
untuk efisiensi harus dipilih sesuai dengan kasus yang
dihadapi. Pada tumor ganas yang letaknya profunda
dari bagian tubuh atau organ, pemeriksaan imaging
diperlukan untuk tuntunan (guiding) pengambilan
sampel patologi anatomi, baik itu dengan cara fine
needle aspiration biopsi (FNAB) atau biopsi lainnya.
Selain untuk membantu menegakkan diagnosis,
pemeriksaan imaging juga berperan dalam
menentukan staging dari tumor ganas. Beberapa
pemeriksaan imaging tersebut antara lain:
Imaging (Pencitraan)
Radiografi polos atau radiografi tanpa kontras, contoh: X-foto tengkorak, leher,
toraks, abdomen, tulang, mammografi, dll.
Radiografi dengan kontras, contoh: Foto Upper Gr, bronkografi, Colon in loop,
kistografi, dll.
USG (Ultrasonografi), yaitu pemeriksaan dengan menggunakan gelombang
suara. Contoh: USG abdomen, USG urologi, mammosografi, dll.
CT-scan (Computerized Tomography Scanning). Contoh: Scan kepala, thoraks,
abdomen, whole body scan, dll.
MRI (Magnetic Resonance Imaging). Merupakan alat scanning yang masih
tergolong baru dan pada umumnya hanya berada di rumah sakit besar.
Hasilnya dikatakan lebih baik dari CT.
Scinfigrafi atau sidikan Radioisotop. Alat ini merupakan salah satu alat
scanning dengan menggunakan isotop radioaktif, seperti: Iodium, Technetium,
dll. Contoh: scinfigrafi tiroid, tulang, otak, dll.
RIA (Radio Immuno Assay), untuk mengetahui petanda tumor (tumor marker).
Penanda tumor (PT) atau tumor marker ialah molekul protein
berupa enzim, hormon, dll yang dalam keadaan normal tidak atau
sedikit sekali diproduksi oleh sel tubuh. PT merupakan salah satu
penunjang pemeriksaan kanker tertentu, baik untuk screening,
menegakkan diagnosis, prognosis, pemantauan hasil pengobatan
dan juga deteksi kekambuhan. Untuk tujuan screening, diagnosis,
maupun untuk menilai hasil pengobatan, maka harus dipilih
penanda tumor yang memiliki sensitifitas dan spesifisitas yang
tinggi. Tetapi perlu diingat bahwa hingga saat ini belum
ditemukan PT tunggal yang memiliki sensitifitas dan spesifisitas
yang tinggi. Pemeriksaan kombinasi PT berupa panel
pemeriksaan tertentu, untuk jenis tumor tertentu, dapat
meningkatkan sensitivitas dan spesifisitas diagnostik. Beberapa
tes yang dipakai adalah CEA (Carcinoma Embryonic Antigen ),
NSE (Neuron-spesific enolase), Cyfta 21-1 (Cytokeratin fragments
19).
Tumor Marker