Anda di halaman 1dari 37

Telaah Kritis Artikel

PERINATALDIOXINEXPOSUREANDTHENEURODEVELOPMENTOFVIETNAMESE
TODDLERSAT1YEAROFAGE

Oleh:
DyahPrabaningrum
NPM1506705001
Telaah Kritis Artikel
No Poinreview Telaah
1 Apa judul penelitian? Pajanan perinatal dioksin dan perkembangan
saraf pada bayi Vietnam usia 1 tahun

2 Apa tujuan penelitian ini? Untuk mengetahui hubungan antara pajanan


perinatal dioksin dan skor tes Bayley III,
termasuk skala sosio-emosional dan adaptive
behavior, pada bayi Vietnam usia 1 tahun
untuk menjelaskan tanda awal status
perkembangan saraf yang mungkin dapat
mengarah pada ciri autisme yang telah
diobservasi pada anak usia 3 tahun.
No Poinreview Telaah
3 Sebutkan hipotesa Tidak disebutkan hipotesa secara eksplisit,
penelitian ini namun dari tujuan penelitian dapat
dirumuskan hipotesa yaitu : Menurunnya
skor tes Bayley, naiknya skala sosio-emosional
dan adaptive behavior dengan rentang
tertentu konsentrasi dioksin pada darah dan
ASI ibu pada bayi Vietnam usia 1 tahun

4 Bagaimana desain studi? Kohort dengan 214 pasangan ibu dan anak
sebagai partisipan.
5 Bagaimana periode Penelitian dilakukan pada bulan Juli 2008
observasi penelitian ini hingga Desember 2009
dilakukan? (Waktu dan Tempat penelitian di distrik Thanh Khe dan
tempat penelitian) distrik Son Tra, Vietnam.
No Poinreview Telaah
6 Apa kriteria kasus dan Pada penelitian ini, populasi dan sampel berasal
kontrol? dari dua distrik yang berdekatan dengan hot spot
pencemaran dioksin di pangkalan udara Da Nang.
Untuk kriteria responden adalah : 1) Tinggal di
distrik tersebut selama kehamilan. 2) Semua bayi
diteliti secara full-term (sejak kehamilan ibu hingga
bayi lahir berusia 1 tahun), 3) Ibu tidak mengalami
komplikasi saat melahirkan.
Untuk analisis, subjek dibagi menjadi 4 kelompok,
yaitu : pajanan rendah, ringan, sedang, dan tinggi.
Pengelompokan tersebut berdasarkan geometrical
mean dan geometrical standard deviation dari
tingkat konsentrasi dioksin pada ASI dari 138 ibu di
daerah yang tidak terkena Agent Orange, untuk
memastikan bahwa hasil penelitian ini dapat
dibandingkan dengan laporan sebelumnya (Nishijo
et al. 2014; Tai et al. 2013)
No Poinreview Telaah
7 Apa komentar Tidak ada perbandingan subjek dengan
dalam kontrol. Namun, tidak ada perbedaan
perbandingan signifikan pada karakteristik pasangan ibu
subjek kasus dan dan anak atau tingkat dioksin pada ASI
kontrol? pada partisipan dan non partisipan
No Poinreview Telaah
8 Bagaimana pajanan yang - Pajanan yang diteliti adalah ASI yang mengandung
diteliti, outcome, dan dioksin.
pengukuran? - Outcome yang diteliti adalah perubahan pada
perkembangan saraf anak 1 tahun dengan
menggunakan instrumen Bayley III.
- Adapun cara pengambilan sampel dan pengukuran
dioksin pada ASI adalah :
ASI diambil sebanyak 20 ml antara 28-33 hari setelah
ibu melahirkan, disimpan dalam container polietilen
dan disimpan pada suhu -4 C sebelum dilakukan
pemeriksaan dan dibekukan selama dalam
perjalanan pengiriman sampel ke Jepang pada suhu
-30 C.
Metode pengukuran dioksin tidak disebutkan dalam
artikel, namun artikel rujukan untuk metode yang
digunakan disebutkan. Adapun urutan pemeriksaan
sampel adalah :
No Poinreview Telaah
8 Bagaimana pajanan 10 mL dari tiap sampel ASI diambil untuk menghitung kadar 17
yang diteliti, outcome, kongener dioksin. 25 mL etanol, 50 mL dietil eter, 50 mL petroleum
dan pengukuran? eter digunakan untuk mengekstrak kandungan lemak pada ASI.
Kandungan lemak ditentukan secara gravimetri sebelum 40-80 pg
dari masing-masing 2,3,7,8-subtituted 13C labeled (DFLCS-A40,
Wellington Laboratories Inc., Ontario, Canada) ditambahkan.
Ekstraksi terakhir dilakukan dengan evaporasi. Kuantifikasi dengan
menggunakan gas chromatograph (HP-6980; Hewlett-Packard, Palo
Alto, CA), dilengkapi dengan HRMS (HR-GC/MS; MStation-JMS700,
JEOL, Tokyo). Gas chromatograph dilengkapi dengan ENV-5MS
column (Kanto Chemical Co., Inc., Tokyo, Japan).
Limit deteksi didapatkan pada rasio sign-to-noise 3 A. referensi
yang tersertifikasi dari natural milk powder (CRM607; Community
Bureau of reference-BCR, European Commission, Belgium)
dilarutkan dalam air terdistilasi dianalisa secara teratur untuk
kontrol kualitas.
17 kongener dioksin dikuantifikasi dan dihitung dengan mengalikan
komsemtrasi tiap kongener dengan TEF dari WHO 2005 TEF dan
menambahkan nilainya. Nilai konsentrasi dari kongener yang
dibawah limit deteksi disamakan dengan separuh dari limit deteksi
(Tai et al. 2011).
No Poinreview Telaah
8 Bagaimana pajanan Perkembangan saraf anak dikaji dengan menggunakan
yang diteliti, instrument Bayley III yang mengkaji lima aspek kognitif,
outcome, dan bahasa, fungsi motoric, sosioemosional, dan adaptive
pengukuran? behavior.
- Skala kognitif mengukur konsep, ingatan, dan
eksplorasi. Skala bahasa mengukur dua subtes untuk
menilai komunikasi reseptif dan komunikasi ekspresif.
Skala motoric mengukur motoric halus dan motoric
kasar. Skala ini menggunakan material tes untuk
penilaiannya. Skala sosioemosional mengukur
kemampuan fungsi emosi seperti pengendalian diri,
penggunaan sinyal emosi atau gesture untuk
menyelesaikan masalah. Skala adaptive behavior
untuk menilai kemampuan anak sehari-hari dalam
perilaku. Skala ini menggunakan kuesioner.
No Poinreview Telaah
8 Bagaimana - Adapun cara pemeriksaan perkembangan
pajanan yang saraf menggunakan instrumen Bayley III
diteliti, adalah :
outcome, dan Pemeriksaan dilakukan di tempat yang
pengukuran? tenang di pusat kesehatan local.
Anak-anak diteliti oleh seorang pemeriksa
dengan didampingi pengasuh mereka.
Kuesioner skala sosioemosional dan
adaptive behavior diterjemahkan kedalam
bahasa viet.
No Poinreview Telaah
9 Bagaimana Keterbatasan :
keterbatasan dan - Perbedaan asupan harian dioksin antara yang
kekuatan sebenarnya (true DDI) dengan estimasi mencapai
penelitian ini? 30%
- Penggunaan instrument Bayley III yang merupakan
standar untuk bayi di Amerika, namun diterapkan
pada bayi Vietnam yang secara sosioekonomi,
budaya, dan bahasa itu berbeda.
- Tidak menganalisa beberapa hal yang berpotensi
menjadi confounder, yaitu : kualitas lingkungan
rumah, IQ ibu, interaksi orang tua-anak, periode
menyusui.

10 Apakah terdapat Bias pada penelitian tidak disebutkan. Namun dari


bias dalam penilaian kuesioner Bayley III, ada beberapa pengasuh
penelitian ini? yang tidak memiliki pengetahuan mengenai
Bagaimana kemampuan yang dimiliki anak.
implikasinya?
No Poinreview Telaah
11 Bagaimana peneliti Mengadjust kovariat yang secara signifikan memiliki korelasi
mengontrol efek daridengan perkembangan bayi atau yang terkait dengan
confounding? perkembangan saraf, yaitu yang memiliki nilai p<0.05,
dengan menggunakan korelasi pearson. Kovariat tersebut
adalah : usia ibu saat hamil melahirkan dan menyusui, paritas,
konsumsi alcohol, pendapatan keluarga, waktu kehamilan,
umur saat penelitian dilakukan, jenis kelamin, BB bayi,
pendidikan maternal pada ibu, dan kebiasaan merokok di
keluarga.
12 Adakah hubungan Hubungan antara pajanan dioksin dari ASI kepada bayi
yang tepat antara dengan perkembangan saraf bayi umur 1 tahun merupakan
exposure dan hubungan sebab akibat, walaupun ada beberapa hal yang
outcome? Apakah potensial menjadi confounding tidak dikontrol dalam
exposure mendahului penelitian ini.
outcome? Berikan Exposure mendahului outcome, karena penelitian ini
alasannya. dilakukan pada lokasi penyemprotan agent orange yang
mengandung dioksin pada perang Vietnam, dan beberapa
efek kesehatan lainnya telah diteliti dan memiliki hubungan
dengan pencemaran dioksin tersebut.
No Poinreview Telaah
13 Bagaimana hasil Hasil penelitian ini adalah adanya hubungan antara
dari studi ini intake dioksin pada bayi dengan pajanan ringan hingga
sehubungan tinggi dengan rendahnya skor Bayley III di ranah
dengan penyakit kognitif dan sosioemosional. Sedangkan kadar dioksin
yang dilaporkan? pada ASI memiliki hubungan dengan rendahnya skor
Jelaskan motoric dan sosioemosional.
intepretasinya. Hasil ini sejalan dengan penelitian lain yang serupa
yang dilakukan di lokasi yang sama, yang hasilnya
adalah ada hubungan antara intake dioksin dengan ciri
autistic pada anak usia 3 tahun.
No Poinreview Telaah
14 Bagaimana Akurat karena penggunaan metode yang
komentar terstandar dalam pemeriksaan dioksin dalam
tentang ASI, penggunaan instrument Bayley III untuk
validitas assessment pada anak yang juga merupakan
internal instrument yang digunakan di semua negara
penelitian? di dunia.

15 Apakah hasil Penelitian dapat digeneralisir pada populasi


penelitian dapat lain yang juga berada di wilayah pencemaran
digeneralisir dioksin di masa lalu. Sebagai pendahuluan
pada populasi adalah melakukan pengukuran background
yang sama? kadar dioksin di lingkungan.
Latar belakang penelitian ini adalah pajanan
kronis dioksin yang berasal dari penyemprotan
Agent Orange pada tahun 1961-1971 di
Vietnam. Dioksin bersifat persisten di
lingkungan (POPs) dan memiliki dampak
penurunan perkembangan saraf pada anak.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk


mengetahui hubungan antara pajanan
perinatal dioksin dan skor tes Bayley III,
termasuk skala sosio-emosional dan adaptive
behavior, pada bayi Vietnam usia 1 tahun.
Pengambilan populasi dan sampel berasal dari rumah
sakit di distrik Thanh Khe dan Son Tra.

Penelitian ini merekrut 214 pasangan ibu dan bayi yang


akan diamati selama satu tahun.

Sampel yang digunakan adalah ASI dari ibu yang selama


kehamilan tinggal di wilayah tercemar tersebut untuk
dihitung berapa kadar dioksin dalam ASI dan asupan
harian dioksin pada anak.

Anak-anak setelah berusia 1 tahun diteliti perkembangan


sarafnya menggunakan instrumen kajian Bayley III yaitu
aspek kognitif, bahasa, fungsi motoric, dan
sosioemosional dan adaptive behavior.
Pajanan yang diteliti adalah ASI mengunakan
HRGC dan HRMS, kemudian dihitung TEF dan
TEQ-nya

Sedangkan outcome yang diteliti adalah


perubahan pada perkembangan saraf anak 1
tahun dengan menggunakan instrumen Bayley
III, yang mengkaji lima aspek kognitif, bahasa,
fungsi motoric, sosioemosional, dan adaptive
behavior.
Hasil penelitian ini adalah adanya hubungan
antara intake dioksin pada bayi dengan pajanan
ringan hingga tinggi dengan rendahnya skor
Bayley III di ranah kognitif dan sosioemosional.
Sedangkan kadar dioksin pada ASI memiliki
hubungan dengan rendahnya skor motoric dan
sosioemosional. Hasil ini sejalan dengan
penelitian lain yang serupa yang dilakukan di
lokasi yang sama, yang hasilnya adalah ada
hubungan antara intake dioksin dengan ciri
autistic pada anak usia 3 tahun.
KERANGKA KONSEP

Konsentrasi dioksin
Gangguan perkembangan saraf pada
pada ASI
anak usia 1 tahun, yang meliputi
- Kognitif
- Bahasa
- Fungsi motoric
- Sosioemosional
- Adaptive behavior
Karakteristik Dioksin
Dioksin adalah keluarga dari 75 senyawa yang berbeda yang
umumnya dikenal dengan polychlorinated dioxins. Senyawa-senyawa
ini memiliki efek berbahaya yang bervariasi.
Keluarga dioksin dibedakan menjadi 8 grup berdasarkan nomer atom
dimana klor terikat (ATSDR 1998).
Dioksin bentuk murni merupakan padatan tak berwarna atau kristal.
Kelarutan dalam air dan volatilitasnya rendah (Pohl et al. 2000).
Di lingkungan, dioksin berikatan dengan debu, tanah, atau permukaan
lain yang memiliki kandungan organik tinggi seperti daun-daun
tanaman.
Di udara dan air, dioksin dapat ditemukan dalam bentuk uap atau
bentuk terlarut, tergantung pada jumlah partikulat, suhu, dan faktor
lingkungan lainnya (ATSDR 1998).
Bentuk dioksin paling toksik adalah 2,3,7,8-Tetrachlorodibenzo-p-
dioxin (TCDD) (EPA 2006).
Sumber Pencemaran Dioksin
Sumber Alami
Letusan gunung berapi, kebakaran hutan
Sumber kegiatan manusia
Kegiatan industri, manufacturing,
transportasi, dan pembakaran.
Pajanan Dioksin terhadap manusia
Kadar tinggi ditemukan di tanah, sedimen, dan
makanan, terutama dairy products, daging, ikan,
dan kerang. Level yang sangat rendah ditemukan
dalam tanaman, air, dan udara (EPA 2006). Hal
ini dikarenakan dioksin yang berada di air,
sedimen, dan udara mengalami bioakumulasi di
jaringan lemak hewan melalui rantai makanan (
ATSDR 1998).
MekanismePajananDioksinterhadapManusia

Kemungkinan pajanan dioksin terhadap manusia ada 4, yaitu ;


Melalui saluran pernapasan, penghirupan udara, dan
menghirup partikel dari udara
Melalui saluran pencernaan secara tidak langsung dari tanah
yang terkontaminasi
Melalui penyerapan oleh permukaan kulit
Konsumsi makanan

Dari hasil penelitian yang dilakukan banyak lembaga dan peneliti,


makanan merupakan sumber utama (>90%) masuknya dioksin ke
dalam tubuh manusia (ATSDR 1998).
Toksikokinetika Dioksin
Absorpsi
Percobaan pada hewan menghasilkan bahwa TCDD bisa masuk lewat jalur
pernafasan dan pada beberapa hari setelah pajanan, dioksin ditemukan di
hati dan menimbulkan efek sistemik (ATSDR 1998).
Pajanan dioksin melalui mulut merupakan pajanan paling banyak. Di
saluran pencernaan, dioksin akan masuk ke dalam organ lain melalui
dinding saluran pencernaan.
Jalur pajanan melalui ASI dari ibu ke bayi merupakan jalur pajanan dioksin
yang efektif karena jaringan lemak merupakan tempat penyimpanan
dioksin yang utama dalam tubuh. Pajanan melalui plasenta kepada janin
merupakan salah satu jalur pajanan dioksin perinatal, namun tidak
sebanyak pajanan dari ASI (ATSDR 1998).
Dari percobaan hewan uji, setelah dipajankan dioksin melalui dermal,
120 jam kemudian, sebanyak 4% dari dioksin dieksresikan (ATSDR 1998).
Toksikokinetika Dioksin
Distribusi
Data dari hasil pemeriksaan pada manusia diketahui bahwa dioksin juga
ditemukan di hati, selain pada jaringan lemak, sebanyak 1/10 kalinya.
Pada pajanan secara inhalasi, hati dan jaringan lemak merupakan
penyimpanan utama dari 2,3,7,8-TCDD, kemudian diikuti dengan kulit dan
otot pada jumlah kecil. Jaringan lainnya juga ditemukan dioksin namun
dalam jumlah lebih kecil.
Pada pajanan 2,3,7,8-TCDD secara oral yang dilakukan kepada manusia
selama 13 dan 69 hari, diketahui bahwa 90% dioksin didistribusikan ke
jaringan lemak. Uji pada hewan diketahui bahwa distribusi dioksin
berlangsung secara subseluler, sehingga terdeteksi pula dalam hati, paru-
paru, ginjal.
Pajanan secara dermal yang dilakukan pada hewan uji yang diberikan
2,3,7,8-TCDD selama 120 jam menunjukkan bahwa dioksin tersebut
disimpan di dalam hati dan jaringan lemak. Ditemukan juga dalam kulit
dan otot, namun dalam jumlah lebih sedikit. (ATSDR 1998)
Toksikokinetika Dioksin
Metabolisme
Pada mamalia diketahui 2,3,7,8-TCDD dimetabolisme tubuh secara
perlahan. Transformasi metabolic fase I yaitu dengan memetabolisme
enzim termasuk oksidasi dan deklorinasi reduktif. Kemudian diikuti
dengan reaksi konjugasi yang dikatalisasi dengan tipe enzim fase II,
dimana memfasilitasi eksresi dengan menambahkan grup polar pada
molekul.
Pada hewan uji, metabolit dari 2,3,7,8-TCDD tidak keluar dari tubuh
secara cepat dan tidak terdeteksi dalam jaringan secara spesifik, yang
dapat disimpulkan bahwa untuk sebagian besar spesies, 2,3,7,8-TCDD
sudah dieliminasi pada kegiatan metabolism.
Dioksin secara umum menginduksi enzim metabolism obat pada fase I
dan fase II termasuk AHH, EROD, ACOH, glucuronosyl transferase,
glutathione S-transferase, dan DT-diaphorase. Enzim ini bertangungjawab
untuk metabolism zat endogen dan eksogen.(ATSDR 1998)
Toksikokinetika Dioksin
Eksresi
Dioksin dieksresikan melalui feses sebagai
jalur utama, dan jalur lainnya adalah melalui
urin, ekspirasi udara, dan ASI. Diketahui pula
proses menyusui adalah salah satu mekanisme
pengurangan beban tubuh atas dioksin dari
ibu, namun menjadi jalur pajanan dioksin
kepada anak (ATSDR 1998).
Efek Kesehatan
Pajanan terhadap dioksin konsentrasi tinggi dalam
periode yang singkat dapat menimbulkan lesi pada kulit
seperti chloracne dan penggelapan kulit, dan perubahan
fungsi hati. Pajanan jangka panjang umumnya dikaitkan
dengan kerusakan sistem imun dan perkembangan
sistem saraf, sistem endokrin, dan fungsi reproduksi.
Pajanan kronis pada hewan menghasilkan beberapa tipe
kanker, 2,3,4,7,8-TCDD diklasifikasikan sebagai human
carcinogen berdasarkan data uji hewan dan
epidemiologi kesehatan masyarakat oleh IARC pada
tahun 1997 dan 2012. (EPA 2006).
Pengukuran Kadar dalam Tubuh
Pengukuran kadar dioksin dalam tubuh manusia
menggunakan biomarker darah dan ASI.
Pengukuran menggunakan High Resolution Gas
Chromatograph (HRGC) dan High Resolution
Mass Spectrometry (HRMS).
PenilaianRisiko
Toxic Equivalent (TEQ) adalah skema pembobotan
toksisitas dari sebuah senyawa yang kurang toksik
dari kongener dioksin apabila dibandingkan dengan
senyawa dioksin yang paling toksik yaitu TCDD. Tiap
senyawa yang dibandingkan tersebut disebut sebagai
Toxic Equivalency Factor (TEF).
Faktor ini mengindikasikan derajat toksisitas
dibandingkan dengan TCDD. Untuk menghitung total
TEQ TCDD dari campuran senyawa dioksin, jumlah
dari tiap senyawa dioksin dikalikan dengan nilai TEF
lalu ditambahkan bersama.
TolerableDailyIntake
TDI dengan nilai 10pg/kgBB untuk 2,3,7,8-
TCDD.
Torelable Weekly Intake temporal (t-TWI)
senilai 7 pg 2,3,7,8-TCDD/kg berat badan.
Provisional Tolerable Monthly Intake (PTMI)
yang bernilai 70pg/kg berat badan per bulan.
GangguanPerkembanganSaraf

Gangguan perkembangan saraf adalah


kerusakan pertumbuhan dan perkembangan
otak atau sistem saraf pusat. Umumnya
digunakan untuk mengistilahkan gangguan dari
fungsi otak yang mempengaruhi emosi,
kemampuan belajar, pengendalian diri, dan
ingatan dan yang mempengaruhi pertumbuhan
seseorang. (Reynolds and Goldstein 1999 ).
MekanismeDioksinMenimbulkan
GangguanPerkembanganSaraf
Dioksin mungkin mempengaruhi sistem limbic antara 4 bulan
hingga 1 tahun, ketika meningkatnya perkembangan lobus
frontal dari otak.
Studi yang dilakukan pada hewan sebelumnya melaporkan
bahwa pajanan dioksin mengubah aktivitas CaMKII dan
mengakibatkan penurunan neuron parvalbumin-positive pada
sistem limbic, termasuk amigdala (AT Nguyen et al. 2013).
Sementara pada pajanan dioksin yang sama meningkatkan
area pada bagian tengah prefrontal cortex dan jumlah neuron
parvalbumin-positive yang ada pada bagian ini (
MN Nguyen et al. 2013).
Temuan ini menandakan adanya efek dioksin yang berlawanan
dengan korteks frontal dan sistem limbic (Pham et al. 2015).
InstrumenKajianPerkembanganSarafAnak

Menggunakan Bayley Scales of Infant and Toddler Development


(BSID)
Pengukuran ini meliputi serial tugas permainan untuk mengetahui
perkembangan anak yang diberikan selama 45-60 menit.
Memiliki 3 subtes utama, yaitu :
Skala kognitif, Skala bahasa, Skala motorik.
Ada dua skala tambahan pada BSID yang tergantung pada laporan
orang tua, termasuk skala social-emosional dan skala adaptive
behavior
BSID ini berguna untuk memprediksi mental dan untuk identifikasi
kebutuhan untuk observasi dan intervensi selanjutnya apabila bayi
atau anak memiliki skor yang sangat rendah (Berk 2013 ).
Daftar Pustaka
Ahlborg UG, Brouwer A, Fingerhut MA, Jacobson JL, Jacobson SW, Kennedy SW, et al. 1992. Impact of polychlorinated
dibenzo-p-dioxins, dibenzofurans, and biphenyls on human and environmental health, with special emphasis on application
of the toxic equivalency factor concept. European journal of pharmacology 228:179-199.

Albers CA, Grieve AJ. 2007 Test review: Bayley, n. (2006). Bayley scales of infant and toddler development third edition. San
antonio, tx: Harcourt assessment Journal of Psychoeducational Assessment 25 180190.

ATSDR. 1998. Toxicological profile for chlorinated dibenzo-p-dioxins.

Bayley N. 2006 Bayley scales of infant and toddler development: Administration manual Harcourt Assessment San Antonio,
TX.

Berk L. 2013 Child development, ninth edition.\

Blakemore SJ. 2008. The social brain in adolescence. Nat Rev Neurosci 9:267-277.

Brunet-Gouet E, Decety J. 2006. Social brain dysfunctions in schizophrenia : A review of neuroimaging studies. Psychiatry
research 148:75-92.

EPA U. 2006. Dioxin inventory of sources report.

Milbrath MOG, Wenger Y, Chang C-W, Emond C, Garabrant D, Gillespie BW, et al. 2009. Apparent half-lives of dioxins, furans,
and polychlorinated biphenyls as a function of age, body fat, smoking status, and breast-feeding. Environmental Health
Perspectives 117:417-425.
Daftar Pustaka
Needham LL, Sexton K. 2000. Assessing children's exposure to hazardous environmental chemicals: An overview of selected research
challenges and complexities. J Expo Anal Environ Epidemiol 10:611-629.

Nguyen AT, Nishijo M, Hori E, Nguyen NM, Pham TT, Fukunaga K, et al. 2013. Influence of maternal exposure to 2,3,7,8-tetrachloro-dibenzo-
p-dioxin on socioemotional behaviors in offspring rats. Health Insights 7:1-14.

Nguyen MN, Nishijo M, Nguyen AT, Bor A, Nakamura T, Pham TT, et al. 2013. Effects of maternal exposure to 2,3,7,8-tetrachloro-dibenzo-p-
dioxin on parvalbumin and calbindin immunoreactive neurons in the limbic system and superior colliculus in rat offspring. Toxicology
314:125-134.

Nishijo M, Pham TT, Nguyen AT, Tran NN, Nakagawa H, Hoang LV, et al. 2014. 2,3,7,8-tetrachlorodibenzo-p-dioxin in breast milk increases
autistic traits of 3-year-old children in vietnam. Molecular psychiatry 19:1220-1226.

Patandin S, Lanting CI, Mulder PGH, Boersma ER, Sauer PJJ, Weisglas-Kuperus N. 1999. Effects of environmental exposure to polychlorinated
biphenyls and dioxins on cognitive abilities in dutch children at 42 months of age. The Journal of pediatrics 134:33-41.

Pham T, Nishijo M, Nguyen A, Tran N, Hoang L, Tran A, et al. 2015. Perinatal dioxin exposure and the neurodevelopment of vietnamese
toddlers at 1 year of age. Science of the Total Environment 536.

Pletikos M, Sousa AMM. 2014. Temporal specification and bilaterality of human neocortical topographic gene expression. Neuron 81:321-
332.
Daftar Pustaka
Pohl HR, Llados F, Ingerman L, Cunningham P, Raymer JH, Wall C, et al. 2000. Atsdr evaluation of health effects of
chemicals. Vii: Chlorinated dibenzo-p-dioxins. Toxicology and Industrial Health 16:85-202.

Reynolds CR, Goldstein S. 1999 Handbook of neurodevelopmental and genetic disorders in children The Guilford
Press.

Schecter A, Birnbaum L, Ryan JJ, Constable JD. 2006. Dioxins: An overview. Environmental research 101:419-428.

Skene SA DI, Greenberg M. . 1989. Polychiorinated dibenzo-pdioxins and polychiorinated dibenzofurans: The risks
to human health. Hum Toxicol.

Tai PT, Nishijo M, Kido T, Nakagawa H, Maruzeni S, Naganuma R, et al. 2011. Dioxin concentrations in breast milk
of vietnamese nursing mothers: A survey four decades after the herbicide spraying. Environmental science &
technology 45:66256632.

Tai PT, Nishijo M, Anh NTN, Maruzeni S, Nakagawa H, Luong HV, et al. 2013. Dioxin exposure in breast milk and
infant neurodevelopment in vietnam. Occupational and Environmental Medicine 70:656.

UNEP. 2001. Stockholm convention on persistent organic pollutants.


TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai