22 FEBRUARI 2017
Nama : An. SA
3HSMRS
2HSMRS
HMRS
HMRS, pasien masuk IGD pukul 21.00, pasien masih merasa demam,
mengeluh nyeri perut kiri bagian atas, Terus terusan/hilang timbul?/.
Muntah >6x sejak pagi. muntah cair dan berisi sedikit makanan @100-
150ml. Muntah tidak menyembur. Makan terakhir pukul ??? pasien
masih mau makan dan minum sedikit-sedikit. Riwayat batuk,pilek dan
BAB cair disangkal. Pasien merasa sangat lemas.
BAK terakhir pukul 13.00, Bab terakhir ??? Nyeri kepala?? Pusing??
Rasa berputar?? Pasien tampak lemah dan kesadaran menurun. Haus??
Teman pondok yang mengalami hal serupa??
Nyeri kepala? Pusing berputar?
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
2HMRS
Simpulan :
RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
Natal Care :
Simpulan: NC baik
Riwayat Kehamilan & Persalinan Ibu
Motorik Kasar
Mengangkat kepala : 2 bulan
Tengkurap : 4 bulan
Berdiri : 12 bulan
Jalan : 13 bulan
Motorik Halus
Memegang benda dengan 5 jari : 3 bulan
Bicara
Berceloteh : 10 bulan
Bicara : 13 bulan
Sosial
Senyum spontan : 2 bulan
Hubungan sosial dengan teman baik
Hep B 0, 2, 3, 4 bulan
Vaksinasi
BCG dilakukan di bidan 1 bulan
BB : 34 kg
TB : 155 cm
BMI : 14,16
Tanda vital
Nadi : 88 x/min, teratur, isi & tegangan
lemah
Respirasi : 20 x/min, torako abdominal
Suhu : 37,6 oC
SpO2 : 98% (room air)
Otot : Eutrofi
Vesikuler (+) wheezing (-) AUSKULTASI Vesikuler (+) wheezing (-) ronkhi (-),
ronkhi (-), krepitasi (-) krepitasi (-)
Abdomen
- Palpasi : Nyeri tekan (+), hepar tidak teraba (-) , limpa tidak
teraba, ascites (-), turgor kulit normal
Kepala
Bentuk : Normocephal
Ubun-ubun : Sudah menutup
Mata : Konjuctiva anemis (-), Sklera ikterik (-),
edema palpebra (-), mata cekung (-)
Hidung : Discharge (-), nasal flare (-/-), epistaksis (-)
Telinga : Tidak ada discharge, nyeri sdn
Mulut : Ulkus (-), mukosa bibir kering (+), kebiruan (-)
Caries dentis sdn
Faring : Hiperemis (-)
Simpulan : pemeriksaan kepala kesan dalam batas normal
Tanggal 22 febuari 2017 pukul 23:11 di RSST
Gastritis
Profuse vomiting ec susp ISK
Vertigo
GERD
Gangguan somatisasi, ptsd??
Demam tifoid
Gangguan somatisasi
TATALAKSANA
Monitor KU, Tanda vital
Rehidrasi plan A
Resep:
Lacto B 2X1 po
EDUKASI KEPADA ORANG TUA
2HMRS
Sub: demam pada malam hari tinggi, muntah
tidak ada, diare (-), lemas (+), batuk (+), diare (-), Plan:
nyeri perut (-), BAB(+), BAK (+).
KOEN 3A 25 tpm
Obj:
Paracetamol tab tiap 4-6 jam
KU: CM, lemas
Inj. Ondansetron 4 mg
VS: HR: 100x/mnt, RR: 28x/mnt, T: 37.8C TD:
90/60 Manajemen gizi buruk
KL: SI (-), CA(-) - asam folat 1x1 mg
Thor: simetris, ketinggalan gerak, S1-S2 split tidak - zinc 1x20mg
konstan pulmo
- Apialys 1x5ml
Abd: flat, BU (+) H/L ttb
- Diet FKTP 1550 kkl/hari
Integ: Crt<2, ext: akral hangat
tubex TF
Skoring TB: 6
Mantoux test
Ass: susp. TB dd tifoid, Gizi Buruk
FOLLOW UP
3HMRS
Sub: demam pada malam hari tinggi, muntah tidak
ada, diare (-), lemas (+), batuk (+), diare (-), nyeri Plan:
perut (-), BAB(+), BAK (+). KOEN 3A 25 tpm
Obj: inj. Ceftriaxone 1 gr/12 jam (2)
KU: CM, lemas Paracetamol tab tiap 4-6 jam
VS: HR: 104x/mnt, RR: 24x/mnt, T: 37.7C TD: 90/60 Inj. Ondansetron 4 mg
KL: SI (-), CA(-) Inj. Ranitidine tab/12 jam
Thor: simetris, ketinggalan gerak, S1-S2 split tidak Manajemen gizi buruk
konstan pulmo
- asam folat 1x1 mg
Abd: flat, BU (+) H/L ttb
- zinc 1x20mg
Integ: Crt<2, ext: akral hangat
- Apialys 1x5ml
Skoring TB: 6
- Diet FKTP 1550 kkl/hari
Mantoux test (+)
BTA sputum
Ass: tifoid, susp. TB Gizi Buruk tipe marasmic
Tanggal 23 febuari 2017 di RSST
Urin 23/2/17 Normal Value
18.46
Foto Thorax
Bercak opasitas di perihiller bilateral
Tampak pemadatan hillus
Kedua diafragma mendatar dan pleural space normal
CTR terukur normal
Sistema tulang intak
Kesan:
Infiltrat di perihiller bilateral dengan limfadenopati hillus, sugestif ec TB, besar cor
dalam batas normal.
CHILD
TUBERCULOSIS
Jindan Zulfi Fahmi
Nika Istiyana
Siti Setyowati M.P
Katia Fitriani
EPIDEMIOLOGI
Bacillus
Non-spore-forming
Non-motile
Pleomorfik
Gram positive (berbentuk batang 2-4m)
Obligat aerob
Media kultur Loewenstein-Jensen (gliserol sebagai
sumber karbon, ammonia NH3 sebagai sumber
nitrogen)
37-41o C
PATOGENESIS
TRANSMISI
Tuberkulosis Paru.
Tuberkulosis paru adalah tuberkulosis yang menyerang jaringan
(parenkim) paru, tidak termasuk pleura (selaput paru) dan
kelenjar pada hilus.
Pengobatan ulang
Kasus TB Anak yang pernah mendapat pengobatan dengan
OAT lebih dari 1 bulan ( 28 dosis) dengan hasil pemeriksaan
bakteriologis sesuai definisi di atas, lokasi penyakit bisa paru
atau ekstra paru. Berdasarkan hasil pengobatan sebelumnya,
anak dapat diklasifikasikan sebagai kambuh, gagal atau
pasien yang diobati kembali setelah putus berobat (lost to
follow-up).
KLASIFIKASI RESISTENSI OBAT
Resistance Definition
Mono resistance M. tuberculosis yang resistan terhadap salah satu
jenis OAT lini pertama.
Polydrug resistance M. tuberculosis yang resistan terhadap lebih dari
satu jenis OAT lini pertama selain Isoniazid (H) dan
Rifampisin (R) secara bersamaan.
Multidrug resistance M. tuberculosis yang resistan terhadap Isoniazid
(H) dan Rifampisin (R) dengan atau tanpa OAT lini
pertama lainnya.
Extensive Drug MDR disertai dengan resistan terhadap salah satu
Resistance OAT golongan fluorokuinolon dan minimal salah
satu dari OAT lini kedua jenis suntikan yaitu
Kanamisin, Kapreomisin dan Amikasin.
Rifampicine M. tuberculosis yang resistan terhadap Rifampisin
Resistance dengan atau tanpa resistansi terhadap OAT lain
yang dideteksi menggunakan metode pemeriksaan
yang sesuai, pemeriksaan konvensional atau
pemeriksaan cepat
Clinical approach to diagnosis of EPTB
PEMERIKSAA N BAKTERIOLOGIS
Uji tuberkulin
Diagnosis dan tatalaksana TB pada anak menjadi lebih sulit karena faktor berikut :
1. Beberapa penyakit yang erat kaitannya dengan HIV, termasuk TB, banyak
mempunyai kemiripan gejala.
2. Interpretasi uji tuberkulin kurang dapat dipercaya. Anak dengan kondisi
imunokompromais mungkin menunjukkan hasil negatif meskipun sebenarnya
telah terinfeksi TB.
3. Anak yang kontak dengan orangtua pengidap HIV dengan BTA sputum
positif mempunyai kemungkinan terinfeksi TB maupun HIV. Jika hal ini terjadi,
dapat tejadi kesulitan dalam tatalaksana dan mempertahankan keteraturan
pengobatan.
World Health Organization merekomendasikan dilakukan pemeriksaan HIV
pada suspek TB maupun sakit TB. Kecurigaan adanya HIV pada penderita,
terutama:
a. Gejala-gejala yang menunjukkan HIV masih mungkin,
b. Gejala yang umum ditemukan pada anak dengan infeksi HIV, tetapi juga
lazim ditemukan pada anak sakit yang bukan infeksi HIV,
c. Gejala atau kondisi yang sangat spesifik untuk anak dengan infeksi HIV
DIAGNOSIS: TB - HIV
REKOMENDASI:
Skrining TB harus rutin dilakukan pada semua anak HIV (+), pada saat
penegakan diagnosis HIV atau pada saat memulai ART