Anda di halaman 1dari 65

KMB

GANGGUAN PERSYARAFAN
Components of the Nervous System

Figure 11.1
Anatomy of the Autonomic Nervous System

Figure 7.25

Copyright 2003 Pearson Education, Inc. publishing as Benjamin Cummings Slide 7.73
Comparison of Somatic and Autonomic
Nervous Systems

Copyright 2003 Pearson Education, Inc. publishing as Benjamin Cummings Figure 7.24 Slide 7.69
Struktur & Fungsi Sistem Otonom
Jalur Motorik Otonom
Pemeriksaan umum pd
gangguan sistem persyarafan
1. Anamnesa meliputi :
Riwayat keluhan sekarang
Riwayat medis sebelumnya
Keterangan mengenai sistem2 tubuh
Riwayat sosial & keluarga
Perlu juga diperhatikan penampilan, sikap,
tingkah laku, kemampuan pasien thd informasi
yg berkaitan, kemampuan memusatkan pikiran
2. Pemeriksaan fisik sistem saraf
meliputi : Tes
status mental
tingkat kesadaran
fungsi serebral
kemampuan berbahasa & bicara
saraf2 kranial
fungsi motoris, refleks & fungsi
sensoris
Pemeriksaan status mental
Utk mengevaluasi kemampuan pasien utk
memberi alasan, meringkas,
merencanakan sesuatu utk masa yg akan
datang & menilai sesuatu
Perubahan tingkah laku & personalitas
mungkin berkaitan dgn disfungsi otak
Pemeriksa hrs mengetahui lbh dahulu
status ekonomi, pendidikan & etnis
penderita
Kemampuan pasien utk mengingat masa
lalu & sekarang (baru dialami)
Tingkat kesadaran
Evaluasi tingkat kesadaran merup bag yg
penting dlm proses px neurologis
Dgn menggambarkan tingkah laku &
respon pasien
Meliputi : sadar, delirium, stupor, koma,
koma ireversibel & mati
Fungsi serebral
Dikaitkan dengan tanda & gejala yg
muncul pd penderita
Lobus oksipitalis : berfungsi sbg daerah
penglihatan, ingatan penglihatan juga
disimpan dlm lobus ini
Lobus temporalis : berfungsi sbg daerah
pendengaran dan penciuman
Sistem limbik terutama korpus amigdaloid
dan formatio hipokampus yg tdp pd lobus
temporalis dikaitkan dgn ingatan yg baru
dialami
dll
Kemampuan berbahasa &
bicara
Disartria : gangguan artikulasi, enumerasi,
dan irama bicara akibat melemahnya otot2
bicara
Biasanya diketahui saat berbicara dengan
pend tp dpt pula dipastikan dgn cara
menyusuh pasien menirukan kata atau
ungkapan yg sulit
Disfonia : gangguan vokalisasi shg suara
parau
Gangguan ini dpt dipastikan dgn menyuruh
mengucapkan E
Juga dgn laringoskopi indirek
Afasia : kehilangan kemampuan
memahami, mengeluarkan &
menyatakan konsep bicara
Ada 2 : motoris & sensoris
Saraf Cranial
Fungsi & Distribusi Saraf Cranial
Pemeriksaan saraf kranial
Terdapat 12 pasang saraf kranial
Tdd serabut aferen atau eferen dan
beberapa memp 2 serabut dis serabut
campuran
Pemeriksaan saraf kranial sesuai dgn
fungsinya bukan urutanya
N. olfaktoris/1 : penciuman persepsi bau
N. optikus/II : tes ketajaman penglihatan
dgn tes Snellen, lapangan penglihatan
N. okulomotoris, troklearis & abdusen (III,
IV &VI) : mengatur otot2 extraokuler spt
pupil, kelopak mata
N. trigeminus/V : fungsi dr otot pengunyah,
refleks kornea
N. fasialis/VII : mempersarafi otot expresi
wajah, persepsi pengecapan anterior lidah
spt rasa manis, asin & asam. Kelainan yg
plg sering Bells palsy
N. Vestibulokoklearis/VIII : berfungsi
mempertahankan keseimbangan &
mendengar
N. glosofaringeus & vagus (IX, X) :
pengecapan posterior lidah/pahit, fungsi
motoris palatum, faring & laring
N. asesorius/XI : fungsi motoris memutar
kepala, mengangkat bahu
N. hipoglosus/XII : fungsi otot lidah yi utk
bicara & menelan
Pemeriksaan fungsi motoris
Kekuatan dan koordinasi otot
Dlm melakukan evaluasi hrs
dipertimbangkan usia, seks dan keadaan
fisik pasien
Tonus otot
Tremor
Atetosis
Distonia
Tic
Pembagian Saraf Spinal
Saraf Spinal
Fungsi & Distribusi Saraf Spinal
Medulla Spinalis
Evaluasi refleks
Dlm mengevaluasi respon refleks perlu
membandingkan dgn respon pd sisi yg lain
Reflex tendon
Reflex superfisial dgn menggores kulit
dgn benda keras
Evaluasi sensoris
Tes dilakukan dgn mata pasien tertutup
4 daerah yg diperiksa yi :
Sensasi taktil superfisial spt nyeri, suhu &
raba
Indera proprioseptik yi sensasi pergerakan
& posisi
Sensasi getar
Fungsi sensoris kortikal
Penyakit Persarafan
Peradangan/infeksi
Gangguan sirkulasi
Gangguan sistem konduksi
Trauma
Peradangan/infeksi
Tetanus
Infeksi sistem saraf pusat
Tetanus
Penyakit infeksi yg disebabkan toksin kuman
clostridium tetani
Manifestasinya berupa kejang otot scr paroksismal
dan diikuti kekakuan otot seluruh badan, selalu
nampak kekakuan otot ini pd otot masseter & otot
rangka
Etiologi : kuman yg mengeluarkan toksin yg bersifat
neurotoksik
Beberapa keadaan yg menyebabkan keadaan
anaerob yg disukai kuman ini : luka tusuk dalam,
luka ringan
Masa inkubasi : 2 -21 hari
Gejala munculnya mendadak didahului dgn
ketegangan otot terutama rahang dan leher
Kemudian trismus krn pd otot masseter,
berlanjut ke kuduk (opistotonus), dinding
perut dan sepanjang tlg belakang
Gejala risus sardonicus krn spasme otot muka
Gambaran khas berupa badan kaku dgn
opistotonus, tungkai extensi, lengan kaku dan
tangan mengepal tp kesadaran baik
Serangan timbul paroksismal dpt dicetus o/
rangsang suara, cahaya atau sentuhan juga
spontan
Krn kontraksi otot yg kuat timbul asfiksia dan
sianosis
Diagnosa :
riwayat luka dan gejala klinis
Penanganan :
Oksigen bila perlu
Merawat & membersihkan luka
Antitoksin berupa TIG/tetanus imun globulin
Anti kejang
Ab
Prognosis , tergantung keadaan berikut :
MI yg pendek (< 7 hari)
Neonatus & usia tua > 55 thn
Frekwensi kejang yg sering
Kenaikan suhu yg tinggi
Terlambat pengobatan
Periode trismus & kejang yg semakin sering
Pencegahan :
Merawat luka scr adekwat
Pemberian anti tetanus serum/ATS 1500 U
dlm beberapa jam stl luka akan memberikan
kekebalan pasif
Toksoid dan TIG
Infeksi sistem saraf pusat
Infeksi SSP dpt mengenai jaringan otak
(ensefalitis) atau meningen (meningitis) atau
ke 2 nya (meningoensefalitis)
Pd infeksi SSP menyebabkan peningkatan
pembengkakan dan edema di dlm atau sekitar
otak shg tjd peningkatan tekanan intrakranial
Ensefalitis juga berkaitan dgn kematian
neuron ok kuman yg menginfeksi
Meningitis
Merup infeksi serius yg plg umum pd SSP
Biasanya disebabkan o/ bakteri, virus, jamur,
protozoa, toksin
Sering tjd akibat penyebaran infeksi dr tempat
lain di tubuh spt sinus, telinga atau saluran
napas bag atas
Juga fraktur tengkorak
Walaupun diobati sebanyak 40% kasus bersifat
fatal dan sebanyak 30% yg bertahan
mengalami komplikasi neurologis
Gambaran Klinis
Gejala peningkatan TIK berupa sakit kepala,
muntah, penurunan kesadaran, papil edema
Demam, fotofobia, kaku kuduk
Delirium dan penurunan kesadaran scr
progresif
Kejang dan gerakan abnormal dpt tjd
Diagnostik & komplikasi
Pungsi lumbal utk mendapatkan CSS
CT scan & MRI, merup Dx yg sangat cepat dan
plg bermanfaat dlm situasi kedaruratan
Pemberian CS (deksametason) utk
mengurangi inflamasi
Komplikasi : disabilitas permanen, kerusakan
otak
Meninggal
kejang
Penatalaksanaan
Ab spektrum luas, stl pemeriksaan CSS dan
kultur
Anti virus bila diperlukan
Tindakan menurunkan TIK
Isolasi di RS
Gangguan Sirkulasi
Stroke
Embolisme
Perdarahan
Penyakit serebrovaskuler
Yg plg umum dikenal ad stroke
Merup akibat sekunder proses patologis pd
pembuluh darah serebral spt trombosis, embolus,
ruptur dinding pembuluh, peny dasar vaskuler :
arteriosklerosis, arteritis, aneurisme, trauma,
kelainan perkembangan
Penyebab utama : aterosklerosis, embolisme,
perdarahan intra serebral hipertensif, ruptura
aneurisme sakular (berry)
Biasanya disertai dgn hipertensi, peny jantung,
peningkatan lemak darah, DM, peny vaskuler
perifer
Sesuai dgn perjalanan peny dibagi 3 jenis :
TIA
Progresif
Stroke lengkap
Stroke juga dibagi atas hemoragik & non hemoragik
(stroke iskemik) dgn gejala yg berbeda2
Stroke iskemik : stroke trombotik & embolik
Stroke iskemik akibat trombus & embolus
Stroke hemoragik akibat pembuluh darah otak pecah
Trombosis merup penyebab stroke yg paling sering. Ini
diakibatkan oleh arteriosklerosis. Biasanya pd pend usia
tua
Embolisme
Merup urutan kedua dr berbagai penyebab utama
stroke
Biasanya pd usia muda
Kebanyakan berasal dr trombus dlm jantung
Perdarahan serebri
Biasanya disebabkan ruptur arteri serebri
Bisa juga krn pecahnya aneurisme
Biasanya tampak pd CSS (cairan serebrospinal)
Diagnosa :
Berdasarkan gejala yg muncul
Angiografi utk mengetahui penyebab dan letak
gangguan
CT scan
EEG membantu dlm melokalisasi lesi
Penanganan :
Menstabilkan tanda2 vital
Menemukan dan memperbaiki aritmia
jantung
Merawat kandung kemih dgn kateter
Mobilisasi pasien
Pengobatan dgn vasodilator, antiagregasi
trombosit
Pembedahan utk memperbaiki aliran darah
serebral
Gangguan Konduksi
Alzheimer
Parkinson
Epilepsi
Alzheimer
Demensia progresif yg ditandai dgn kematian luas
neuron otak terutama di nukleus basalis yg
bertanggung jawab utk memori & fungsi kognitif
Biasanya tjd pd usia > 65 thn
Merup penyebab demensia yg plg umum
Dx nya biasanya berdasarkan klinis , riwayat, biokimia,
fisik & radiologis
Gejala klinis : mudah lupa yg berkembang lambat,
penurunan kemampuan menilai, kehilangan memori
jangka pendek dan masalah dgn konsep matematika
Penanganan : pemberian obat (Cognex) utk
memperlambat atau mengatasi gejala awal peny dan
memperlambat perkembangan gejala
Inhibitor kolinesterase (rivastigmin) yg
memperlama waktu paruh asetilkolin
Menurut penelitian suplementasi vit E dpt
memperlambat demensia berat pd beberapa
pasien
Penyuluhan pasien & keluarga mengenai alat
bantu memori
Parkinson
Merupakan gangguan otak progresif yg ditandai
kehilangan neuron di area otak tengah yi substansia
nigra
Neuron ini menggunakan dopamin sbg
neurotransmiter shg tjd penurunan dopamin pd
peny ini
Akibat penurunan dopamin shg neuron di stimulasi
scr berlebihan o/ asetilkolin yg menyebabkan tonus
otot berlebihan yg ditandai tremor dan rigiditas
Penyebab : belum diketahui tp pd beberapa
penelitian virus & toksin terlibat
Gejala : tremor saat istirahat, mengeluarkan
air liur dan disfagia (sulit menelan)
Berjalan dgn kaki terseret, rigiditas otot
Hilangnya reflex postural shg tjd kehilangan
keseimbangan dan kecenderungan utk
membungkuk
Dx : berdasarkan riwayat & pemeriksaan fisik,
respon yg positif dgn levodopa
Penanganan : pemberian obat dopaminergik
(levodopa)
Epilepsi
Merup gangguan fungsional kronik dan ditandai dgn
aktivitas serangan kejang yg berulang2
Serangannya tdk lama, tdk terkontrol, timbulnya
episodik
Serangan ini ada kaitanya dgn pengeluaran impuls
o/ neuron serebral yg berlebihan
Insiden plg sering pd anak2
Dpt digolongkan sbg idiopatik/esensial &
simtomatik (tdp kelainan serebral krn trauma, ggg
metabolisme, nutrisi, faktor toksik, ensefalitis, ggg
sirkulasi, neoplasma
Beratnya serangan tergantung pd lokasi &
keadaan patologi. Lesi pd otak tengah, talamus &
korteks serebri bersifat epileptogenik
Gejala : serangan umum yi fase tonik & klonik
Serangan berlangsung sekitar 3 5 menit diikuti
dgn periode tdk sadar yg berlangsung bbrp menit
spi setengah jam
Pasien yg sadar kembali tampak bingung, stupor
atau bodoh dan biasanya tdk mengingat serangan
yg tlh dialaminya
Status epileptikus : serangan yg berturut2 tanpa
ada waktu istirahat antara kejang yg satu dgn
kejang yg lain
Merup keadaan darurat yg berakibat fatal bila tdk
ditanggulangi dan dipulihkan kembali
Biasanya diberikan dilantin IV
EEG membantu dlm evaluasi klinik
Pengobatan : pemberian obat utk mencegah
timbulnya lagi serangan kejang atau mengurangi
frekwensinya
Dosisnya ditentukan dgn kondisi individu
Pembedahan dilakukan bila terapi obat tdk cukup
efektif
Bila pend mengalami serangan penanganan yg utama
adalah mempertahankan jalan udara/ventilasi yg
adekwat dan melindungi kepalanya, juga menghindari
dr tempat2 yg berbahaya di dekatnya
Trauma
Cedera kepala
Comutio Cerebri
Hematoma epidural
Hematoma subdural
Hemoragi subarakhnoid
Cedera spinal
Cedera kepala
Dpt bersifat terbuka (menembus mll
duramater) atau tertutup (tanpa menembus)
Kerusakan tjd bila pembuluh darah, sel glia,
neuron rusak atau hancur
Penyebab : kecelakaan, perkelahian, jatuh,
cedera olah raga
Jenis cedera kepala
Gegar otak/comutio cerebri
Cedera kepala tertutup ditandai penurunan
kesadaran. Dpt ringan, sedang atau berat
tergantung lama tdk sadarnya
Hematoma epidural
Akumulasi darah di atas duramater
Hematoma subdural
Akumulasi darah di bawah duramater
Hemoragi subaraknoid
Akumulasi darah dibawah membran
subaraknoid
Gejala klinis :
Kesadaran menurun
Pola napas dpt mjd abnormal
Respon pupil bisa tdk ada
Sakit kepala
Muntah
Amnesia
Perubahan perilaku, kognitif
Diagnosa :
CT scan atau MRI dpt menentukan letak & luas
cedera
Komplikasi : hematoma intraserebral
Penanganan :
Pd gegar otak ringan sedang cukup dgn
observasi & bed rest
Ligasi pembuluh darah yg pecah dgn
pembedahan dan evakuasi hematoma
Dekompresi mll pengeboran lubang dlm otak
Diperlukan ventilasi mekanis
Ab pd cedera terbuka
Pemberian diuretik & antiinflamasi utk
menurunkan TIK
Cedera spinal
Biasanya berupa fraktur atau cedera lain pd tlg
vertebra
Medula spinalis dpt terpotong, tertarik,
terpuntir atau tertekan
Kerusakan bs tjd di setiap tingkatan
Juga bs tjd sebagian atau seluruh medula
spinalis
Penyebab tersering kecelakaan, jatuh, olahraga,
luka
Akibat cedera :hemoragik, kehilangan sensasi,
kontrol motorik & refleks, syok spinal, paralisis
Gejala :
hilangnya sensasi, kontrol motorik, reflex di
bawah cedera
Diagnosa :
CT scan & MRI
Penanganan : imobilisasi utk mencegah
semakin beratnya cedera medula spinalis
Pembedahan utk menghilangkan tekanan pd
medula spinalis
Pemberian steroid mengurangi
pembengkakan dan inflamasi medula spinalis
Fiksasi medula spinalis

Anda mungkin juga menyukai