Anda di halaman 1dari 46

Evaluasi Program Cakupan Keluarga Sadar Gizi di

Puskesmas Kecamatan Rengasdengklok


Kabupaten Karawang Periode
Juli 2016 sampai Juni 2017

Octaviani Sanjaya
11 2015 238
Kepaniteraan IKM Fakultas Kedokteran
UKRIDA 2017
Latar Belakang
Menurut Riskesdas 2013 tentang pemantauan
pertumbuhan balita yang dilakukan setiap bulan:
Persentase balita umur 6-59 bulan yang tidak
pernah ditimbang dalam 6 bulan terakhir
mengalami peningkatan dari 23,3% pada
tahun 2010 menjadi 34,3% pada tahun 2013
Persentase pemberian ASI saja dalam 24 jam
terakhir dan tanpa riwayat diberikan makanan
prelaktal pada umur 6 bulan sebesar 30,2%.
Proporsi rerata nasional perilaku konsumsi
kurang sayur dan atau buah 93,5%.
Proporsi rumah tangga mengonsumsi garam
mengandung cukup iodium adalah 77,1%.
Cakupan pemberian vitamin A pada anak 6-59
bulan 75,5%.
Pada tahun 2009, jumlah balita di Jawa Barat
yang mengalami gizi buruk sebanyak 10,9% atau
334.491 anak balita
Tujuan Umum
Untuk mengetahui cakupan, masalah, dan cara
menyelesaikan masalah program keluarga sadar
gizi di Puskesmas Rengasdengklok, Karawang
pada periode Juli 2016 sampai Juni 2017 dengan
menggunakan pendekatan sistem.
Tujuan Khusus
Diketahuinya pemetaan awal dan akhir jumlah kepala
keluarga yang menimbang berat badan bayi dan balita
secara teratur.
Diketahuinya pemetaan awal dan akhir jumlah kepala
keluarga yang melakukan ASI eksklusif.
Diketahuinya pemetaan awal dan akhir jumlah kepala
keluarga yang makan makanan beraneka ragam.
Diketahuinya pemetaan awal dan akhir jumlah kepala
keluarga yang mengonsumsi garam beryodium.
Diketahuinya pemetaan awal dan akhir jumlah kepala
keluarga yamg mengonsumsi suplemen gizi.
Diketahuinya pemetaan awal dan akhir jumlah kepala
keluarga yang sudah sadar gizi.
Manfaat
Bagi puskesmas

Mengetahui masalah-masalah yang timbul dalam


program Puskesmas disertai dengan usulan atau saran
sebagai pemecahan masalahnya.
Membantu kemandirian Puskesmas dalam upaya lebih
mengaktifkan program keluarga sadar gizi sehingga
memenuhi target cakupan program.
Memberikan masukan terhadap jalinan kerjasama dan
membina peran serta masyarakat dalam melaksanakan
program keluarga sadar gizi secara optimal.
Manfaat
Bagi masyarakat

Sumber informasi bagi masyarakat, sehingga


masyarakat dapat menerapkan keluarga sadar gizi
ditengah keluarganya.
Sasaran
Semua keluarga yang bermasalah gizi diutamakan
keluarga yang mempunyai balita dan ibu hamil di
wilayah kerja Puskesmas Rengasdengklok periode
Juli 2016 sampai dengan Juni 2017.
Materi
Program Keluarga Sadar Gizi di wilayah kerja
Puskesmas Rengasdengklok, Karawang periode
Juli 2016 sampai dengan Juni 2017

Persiapan pendampingan keluarga sadar gizi.


Pelaksanaan pendampingan keluarga sadar gizi.

METODE
Membanding Temukan
Pengumpula kan tolak Masalah di
n, ukur dan Puskesmas Usulan
Pengolahan, Evaluasi
cakupan Rengasdengklo dan saran
analisis data program k, Kabupaten
Kadarzi Karawang

PENDEKATAN SISTEM
Kerangka Teori
Tolak Ukur
Variabel Masukan
Tenaga Dana
Pimpinan Puskesmas Dana Bantuan Operasional
Bidan koordinator Kesehatan (BOK)
Tenaga pelaksana gizi
Penyuluh kesehatan
Bidan Poskesdes
Kader Poskesdes
Kepala desa
Sarana

Pedoman pendampingan
Buku saku kader Kadarzi
Formulir pencatatan pendampingan
Alat bantu penyuluhan dan nasehat gizi (leaflet
dan lembar balik)
Data jumlah sasaran
Informasi masalah gizi balita dan ibu
Rencana kunjungan rumah dan nasehat gizi
Metode

1. Persiapan pendampingan keluarga sadar


gizi
2. Pelaksanaan pendampingan keluarga
sadar gizi
3. Pemantauan kegiatan pendampingan
keluarga sadar gizi
Proses
Planning
Organizing
Actuating
Controlling
Persiapan pendampingan keluarga sadar gizi

Tingkat Puskesmas:
1.Menyelenggarakan pertemuan dengan bidan Poskesdes
untuk persiapan penyelenggaraan pendampingan
meliputi: pendataan sasaran, penetapan jumlah kader
pendamping, tata cara pemilihan kader pendamping.

2.Merencanakan dan menyiapkan pelatihan kader


pendamping (peserta, tempat
dan peralatan/perlengkapan pelatihan, dll). Pelatihan
akan dilaksanakan setelah kegiatan persiapan tingkat
desa selesai
Persiapan pendampingan keluarga sadar gizi (1)

Persiapan Tingkat Desa


1. Berdasarkan hasil SMD,Kader Poskesdes membuat
daftar keluarga sasaran. Daftar dibuat berdasarkan
hasil kegiatan Posyandu selama 3 bulan terakhir
(formulir 1)
2. Bidan Poskesdes merekapitulasi formulir 1 dengan
mengisi formulir 2 untuk menetapkan jumlah kader
pendamping yang dibutuhkan Formulir 2 yang telah
diisi disampaikan kepada Kepala Desa/Lurah.
1. Kepala Desa/Lurah menyelenggarakan
pertemuan untuk memilih calon kader
pendamping dengan jumlah sesuai dengan
hasil pada formulir 2.
2. Kepala Desa/Lurah menerbitkan surat tugas
bagi kader pendamping untuk masing-masing
Posyandu.
3. Peningkatan kapasitas kader pendamping,
dilaksanakan selama 2 hari efektif oleh Tim
Puskesmas dengan menggunakan buku saku
pendamping keluarga.
Pemetaan awal keluarga sadar
gizi

Mendata anggota keluarga dari 20 kepala


keluarga terpilih pada masing-masing cluster
berupa jumlah bayi usia 0-6 bulan, bayi-balita
usia 6-59 bulan, ibu hamil, ibu nifas, dan lainnya
untuk menggambarkan karakteristik masing-
masing keluarga.
Pemetaan awal keluarga sadar
gizi (1)

Menilai perilaku Kadarzi di keluarga


berdasarkan 5 indikator Kadarzi yang telah
disesuaikan dengan karakteristik masing-
masing keluarga terpilih.
Mendemonstrasikan tes yodium pada garam
yang digunakan pada masing- masing keluarga
terpilih.
Kegiatan ini dilaksanakan oleh tenaga pelaksana
gizi.
Pelaksanaan pendampingan
keluarga sadar gizi

Membuat jadwal kunjungan rumah keluarga


sasaran.
Melakukan kunjungan ke keluarga sasaran
secara berkelanjutan.
Mengindentifikasi dan mencatat masalah gizi
yang terjadi di keluarga sasaran
Memberikan nasehat gizi Sesuai 5 indikator
Pelaksanaan pendampingan
keluarga sadar gizi(1)

Mengantarkan kasus rujukan dan


menindaklanjuti masalah pasca
rujukan/perawatan
Menyelenggarakan diskusi kelompok terarah
(DKT) untuk membahas masalah gizi yang
ditemukan selama kegiatan pendampingan.
Pelaksanaan pendampingan
keluarga sadar gizi(2)
Kader pendamping menjain kerjasama dengan
tokoh masyarakat, Tokoh Agama, LSM< dan
donator untuk memecahkan masalah gizi
keluarga melalui pertemuan kelompok kerja
KADARZI desa.
Mencatat perubahan perilaku Kadarzi.
Merekap hasil perubahan perilaku dari seluruh
keluarga yang didampingi.

Pemantauan kegiatan pendampingan


keluarga sadar gizi
Kader pendamping menyampaikan
formulir hasil perubahan perilaku,
formulir kesimpulan hasil, dan formulir
hasil kegiatan pendampingan kepada
bidan Poskesdes.
Pemantauan kegiatan
pendampingan keluarga sadar gizi
Bidan poskesdes merekap hasil
pemantauan keluarga sasaran di desa
bersangkutan dan melaporkan hasilnya
kepada Kepala Desa dan tim
puskesmas.
Tenaga pelaksana gizi merekap hasil
pemantauan keluarga sasaran.
Pengorganisasian
Kepala Puskesmas
Kepala Desa
dr. Hj. Siti Yulyana

Bidan Koordinator
Bd.Nurjanah, Amd
Keb

Penanggung Jawab
Gizi
H.Deden Kusnadi

Bidan Poskesdes

Kader pendamping
Penyajian Data
Sumber Data
Data wilayah administrasi Puskesmas Rengasdengklok, Kecamatan
Rengasdengklok, Kabupaten Karawang tahun 2016.
Data kependudukan wilayah Puskesmas Rengasdengklok,
Kecamatan Rengasdengklok, Kabupaten Karawang tahun 2016.
Catatan tahunan UPTD puskesmas Rengasdengklok tahun 2016.
Catatan pemetaan awal keluarga sadar gizi di puskesmas
Rengasdengklok periode bulan Juli 2016 sampai dengan Juni 2017.
Data Khusus

Masukan
Pimpinan Puskesmas : 1 orang
Bidan koordinator : 1 orang
Tenaga pelaksana gizi : 1 orang
Penyuluh kesehatan : 1 orang
Bidan Poskesdes : 12 orang
Kader yang aktif : 15 orang (total 90)
Kepala desa : 6 orang

2. Dana
APBD : ada
1. Sarana
Medis
Stetoskop : 1 buah
Tensimeter : 1 buah
Termometer : 1 buah
Lampu senter : 1 buah
Timbangan berat badan : 1 buah
Meteran tinggi badan : 1 buah
Kartu snellen : 1 buah
Obat-obatan : Ada
Non Medis

Pedoman pendampingan : tidak ada


Buku saku kader Kadarzi : tidak ada
Formulir pencatatan pendampingan : tidak ada

Alat bantu penyuluhan dan nasehat gizi :


Leaflet : tidak ada
Lembar balik : tidak ada
Poster : tidak ada
Yodium test : ada

Data jumlah sasaran : ada (200 KK)


Data informasi masalah gizi balita dan ibu : tidak ada
Data rencana kunjungan rumah dan nasehat gizi : tidak ada
Metode
Persiapan pendampingan keluarga sadar gizi.
Pelaksanaan pendampingan keluarga sadar gizi.
Pemantauan kegiatan pendampingan keluarga sadar gizi.

Proses
Perencanaan Pengorganisasian Pelaksanaan
Keluaran
Jumlah KK yang sudah sadar gizi

menimbang berat badan secara teratur


memberikan ASI eksklusif 0-6 bulan
makan beraneka ragam makanan
mengonsumsi garam beryodium
minum suplementasi gizi
Baik Belum Baik
No Indikator Kadarzi
N % N %
Menimbang Berat Badan
1 Secara Teratur 136 68.00 64 32.00
Memberi ASI saja sampai 6
2 bulan 54 27.00 146 73.00

3 Makan Aneka Ragam Makanan 150 75.00 50 25.00


Mengonsumsi Garam
4 Beryodium 142 71.00 58 29.00

5 Mengonsumsi Suplemen Gizi 124 62.00 76 38.00

KADARZI N %

Jumlah KK Sudah Kadarzi 82 41

Jumlah KK Belum Kadarzi 118 59

Jumlah 200 100


Umpan Balik

Pencatatan dan pelaporan


Pencatatan dilakukan setiap bulan, untuk
indikator pemberian suplementasi gizi dilakukan
pada bulan Agustus 2016 dan Februari 2017.
Pelaporan pada rapat lokakarya mini puskesmas.
Dampak
Langsung Tidak Langsung
Meningkatkan penimbangan Menurunkan angka kejadian gizi
berat badan secara teratur. buruk.
Meningkatkan pemberian ASI
Menurunkan angka kejadian KEK
eksklusif 0-6 bulan.
pada wanita.
Meningkatkan makan makanan
Menurunkan angka kejadian
yang beranekaragam.
GAKY.
Meningkatkan penggunaan
Menurunkan angka anemia
garam beryodium.
defisiensi besi
Meningkatkan suplementasi gizi.
Menurunkan angka kematian ibu
Meningkatkan status gizi
dan anak.
keluarga.
Menurunkan angka BBLR.
Masalah Menurut Variabel Keluaran
Cakupan menimbang berat badan secara teratur sebesar 68% dari
tolak ukur 100%, sehingga didapatkan besar masalah sebesar
32.00%.
Cakupan ASI eksklusif usia 0 sampai 6 bulan sebesar 27.00% dari
tolok ukur 100%, sehingga didapatkan besar masalah sebesar
73.00%.
Cakupan makan aneka ragam makanan 75% dari tolok ukur 100%,
sehingga didapatkan besar masalah sebesar 25.00%.
Cakupan mengkonsumsi garam beryodium 71% dari tolok ukur
100%, sehingga didapatkan besar masalah sebesar 29.00%.
Cakupan mengkonsumsi suplementasi gizi 62% dari tolok ukur
100%, sehingga didapatkan besar masalah sebesar 38.00%.
Cakupan kepala keluarga yang sudah Kadarzi 41% dari tolok ukur
100%, sehingga didapatkan besar masalah sebesar 59.00%.
Masalah Menurut Variabel
Masukan

Tidak tersedianya poster keluarga sadar gizi.


Formulir pendampingan yang telah diisi oleh
kader tidak ada/tidak diisi/tidak dikumpulkan
sehingga data tidak tercatat dengan baik.
Tidak ada data kunjungan rumah keluarga
sasaran kadarzi dan nasihat gizi yang dilakukan
oleh kader.
Masalah Menurut Variabel Proses

Tidak ada pertemuan lintas sektor untuk


membahas masalah gizi serta untuk
pemberdayaan masyarakat dalam masalah gizi.
Kurang adanya kegiatan pendampingan
keluarga sasaran oleh kader.
Tidak adanya kegiatan pencatatan dan
pelaporan dalam kegiatan pemetaan akhir.
Pembagian dan pelaksanaan tugas tidak jelas,
karena hanya dilakukan oleh tenaga pelaksana
gizi.
Prioritas Masalah
No Parameter A B C D E F

1 Besarnya masalah 3 5 3 3 4 5

2 Berat ringan akibat 4 5 3 5 4 4


yang ditimbulkan
3 Keuntungan sosial 4 4 4 4 4 5
jika masalah selesai
4 Teknologi 4 4 4 5 4 3

5 Sumber daya 4 4 4 4 4 4

Total 19 22 18 21 20 21

1. Cakupan ASI eksklusif dengan besar masalah sebesar 73.00%


2. Cakupan garam beryodium dengan cakupan sebesar 71%.
Penyelesaian Masalah
MASALAH
Cakupan ASI eksklusif usia 0 sampai 6 bulan sebesar
27.00% dari tolok ukur 100%, sehingga didapatkan
besar masalah sebesar 73.00
Penyebab :
Tidak ada poster tentang ASI ekslusif.
Tidak adanya penyuluh program untuk ASI ekslusif di
Puskemas Rengasdengklok.
Pendidikan terakhir warga setempat kebanyakan antara
SD-SMP dan meyakini harus diberikan air mineral dan
susu formula karena takut ASI habis atau tidak cukup.
Kurang adanya koordinasi dengan pemilik program lain
khususnya di bidang kesehatan ibu dan anak (KIA)
dalam menyelesaikan masalah cakupan ASI eksklusif.
Penyelesaian Masalah
Disediakannya poster tentang ASI ekslusif.
Merekrut tenaga ahli sebagai penyuluh dan
pemberi konsultasi mengenai ASI eksklusif.
Melakukan penyuluhan untuk orang tua dan
lansia tentang pentingnya ASI ekslusif bagi bayi.
Melakukan koordinasi dengan pemegang
program kesehatan ibu dan anak mengenai
masalah ASI eksklusif 0-6 bulan ini agar dapat
menyelesaikan masalah secara bersama-sama.
Penyelesaian Masalah
MASALAH
Cakupan mengkonsumsi garam beryodium dengan
tolok ukur 100%, pencapaian 71%, besar masalah
29%.
Penyebab :
Tidak rutin dilakukannya demonstrasi yodium di
setiap posyandu
Masyarakat masih bingung dalam memilih garam
beryodium yang baik untuk dikonsumsi
dikarenakan pengetahuan gizi yang kurang
Tidak adanya poster ataupun lembar balik mengenai
pentingnya garam beryodium bagi kesehatan
Penyelesaian Masalah
Penyelesaian Masalah :
Melakukan demonstrasi yodium di setiap
kegiatan posyandu
Meningkatkan kesadaran masyakat mengenai
garam beryodium dengan penyuluhan di setiap
kegiatan posyandu
Menyediakan poster ataupun lembar balik
mengenai manfaat garam beryodium untuk
mendukung kegiatan demonstrasi yodium di
setiap kegiatan posyandu.
Saran Kepada Puskesmas
Melakukan kegiatan lintas sektor secara aktif
untuk membahas dan mencari jalan keluar dalam
masalah gizi di cakupan wilayah kerjanya.
Menyediakan dan melakukan pemasangan poster
keluarga sadar gizi di berbagai tempat, sehingga
lebih banyak masyarakat yang terpapar informasi
keluarga sadar gizi tentang pengertian dan
manfaat dari keluarga sadar gizi khususnya
tentang pemberian ASI eksklusif.

Setiap kader Kadarzi membuat jadwal kunjungan
keluarga sasaran agar para kader memiliki target yang
harus dicapai, dengan banyaknya paparan
pendampingan dan informasi yang diberikan kepada
keluarga sasaran, akan memberikan dampak perubahan
perilaku yang lebih baik.

Anda mungkin juga menyukai