Anda di halaman 1dari 172

PENILAIAN

ELEKTROKARDIOGRAFI

Djoen Herdianto
SMF Jantung
RSUD Abdul Wahab Sjahranie
Samarinda
Definisi
Elektro : listrik
Kardio : jantung
Elektrokardiograf : alat untuk merekam
aktivitas listrik jantung
Elektrokardiogram : grafik hasil
perekaman potensial listrik yang
ditimbulkan oleh jantung
Manfaat EKG

Aktivitas listrik siklus jantung dapat di rekam


dan dipakai sebagai alat diagnostik
Alat pemeriksaan penunjang
Deteksi gangguan kelistrikan jantung :
Hipertrofi
Infark myocard
Disritmia
Gangguan elektrolit , Kalium
Dasar Kerja EKG
Tubuh manusia konduktor listrik yang baik
60% mengandung air
Cairan ekstra seluler ~ 150 mM NaCl solution
Larutan garam merupakan penghantar listrik yang
baik
Perbedaan potensial ion berpindah
Elektrode pada permukaan kulit merekam
beda potensial
Perubahan letak elektroda > perubahan hasil
perekaman
ANATOMI JANTUNG
Sel otot jantung

2 macam sel :
Sel autoritmik (1%)
Potential pace maker
Hanya terdapat pada NSA NAV berkas his
cabang kanan dan kiri serabut purkinye
Sel kontraktil (99%)
Sel yang berkontraksi sebagai respon thd impuls
dari sel autoritmik
Sifat-Sifat Listrik Sel Jantung
Susunan ion intra dan ekstraseluler
berbeda
( Na dan K)
Kadar K+ intraseluler 30 X > dari
ekstraseluler
Membran sel otot jantung lebih permeabel
untuk ion K+ daripada ion Na+
Saat istirahat bagian luar berpotensial
positif dibandingkan bagian dalam
Different ion concentrations are established between the intracellular and
extracellular spaces by the action of several protein pumps and exchangers. The
Na+-K+ ATPase is the main pump behind these differences by transporting 3 Na+
out and 2 K+ in, using the energy from ATP breakdown. Higher extracellular Ca2+
concentrations are maintained by the Ca2+ ATPase and the Na+-Ca2+ exchanger.
The Na+-Ca2+ exchanger is driven by Na+ traveling into the extracellular space
down its electrochemical gradient
Proses Aktivasi Jantung
SIKLUS OTOT JANTUNG

Fase depolarisasi ;
bagian yang terjadi akibat penyebaran impuls
Fase repolarisasi :
bagian yang terjadi bila sel otot jantung kembali
istrirahat
Arah defleksi , ditentukan :
Arah penyebaran impuls depolarisasi
Letak elektroda
Hubungan arah impuls defleksi
elektrokardiogram

Arah impuls Arah defleksi Gambar


depolarisasi
Menuju Positif (ke atas)
elektroda +
Menuju - Bifasik
meninggalkan
Meninggalkan Negatif (ke
elektroda + bawah)
P wave : Atrial depolarization
QRS complex : Ventricular depolarization
T wave : Ventricular repolarization

DEFLEKSI DEFLEKSI
NEGATIF POSTIF

DEFLEKSI
BIFASIK
Sistem Konduksi
Jantung
Sistem Sandapan
Pada EKG
SANDAPAN EKG (ECG LEADS)

Untuk rekaman rutin, terdapat 12 sandapan,


yaitu :
a. Tiga buah sandapan bipolar standar (I, II
dan III)
b. Tiga buah sandapan unipolar ekstremitas
(aVR, aVL dan aVF)
c. Enam buah sandapan unipolar prekordial (VI
sampai dengan V6)
SANDAPAN EKG (ECG LEADS)

Bipolar standard lead & unipolar lead


ekstremitas menggambarkan keadaan
medan bioelektrik aktivitas jantung pada
bidang frontal
Precordial /Chest lead Bidang
horizontal
Bipolar lead/ Standard
lead
Mengukur perbedaan potensial medan
bioelektrik aktivitas jantung pada bidang
frontal tubuh
Lead I : mengukur beda potensial antara
RA (-) dan LA (+)
Lead II : mengukur beda potensial antara
RA (-) dan LL (+)
Lead III : mengukur beda potensial
antara LA (-) dan LL (+)
SANDAPAN EKSTREMITAS UNIPOLAR
(UNIPOLAR LIMB LEAD WILSON)

Sandapan aVR = sandapan unipolar lengan


kanan yang diperkuat
(augmented)
Sandapan aVL = sandapan unipolar lengan
kiri yang diperkuat
(augmented)
Sandapan aVF = sandapan unipolar tungkai
kiri yang diperkuat
(augmented)
SANDAPAN DADA UNIPOLAR
(UNIPOLAR CHEST LEAD = V LEAD)
Sandapan V1 :
Sela iga IV garis sternal kanan
Sandapan V2 :
Sela iga IV sternal kiri
Sandapan V3 :
pertengahan antara V2 dan V4
Sandapan V4 :
Sela iga V garis midklavikula kiri
semua sandapan selanjutnya V5-
V9 diambil dalam bidang horizontal
seperti V4
Sandapan V5 : Setinggi V4 aksilaris anterior kiri
Sandapan V6 : Setinggi V4 garis mid aksilaris kiri
Sandapan V7 : Garis aksilaris posterior
Sandapan V8 : Garis skapularis posterior
Sandapan V9 : Batas kiri kolumna vertebralis
Sandapan V3R-V9R : Dada sisi kanan dengan tempat yang
sama seperti sandapan V3-9 sisi kiri
Positions of Precordial Leads

ICS IV ICS V
Standard Rekaman EKG :
- Kecepatan rekaman : 25 mm/detik
- Kalibrasi : 1 milivolt (mV) = 10 mm
( standar ganda, separuh, seperempat )

Ukuran di Kertas EKG :


Garis horizontal
- Tiap satu mm = 1/25 detik = 0,04 detik
- Tiap lima mm = 5/25 detik = 0,20 detik
- Tiap 25 mm = 25 x 0,04 = 1,00 detik
Garis vertikal
- 1 mm = 0,10 mV
- 10 mm = 1,00 mV
Gambaran Siklus
Jantung Pada EKG
EKG NORMAL
GELOMBANG P
Menggambarkan aktivitas depolarisasi atrium kanan
dan kiri ( dari kanan ke kiri dan ke bawah )
Ciri-ciri gel. P normal
Arah vektor normal (selalu positif di II dan
selalu negatif di aVR)
Tinggi : kurang dari 3 mm (2,5 mm)
Durasi ( lebar ): kurang dari 3 mm (0,10 det)

Gel P abnormal
Gangguan konduksi intra atrial
Tidak selalu disebabkan hipertrofi atria
The Electrocardiogram

S-A Node

A-V Node
GELOMBANG P
Kompleks QRS

- Depolarisasi Ventrikel
- Gel Q: Defleksi negatif pertama
- Gel R: Defleksi positip pertama. Defleksi positip
kedua disebut R
- Gel S: Defleksi negatif pertama setelah gelombang
R.
The Electrocardiogram
GELOMBANG Q

DEFLEKSI KE BAWAH YANG PERTAMA KOMPLEKS QRS

Menggambarkan awal dari fase depolarisasi


ventrikel.
Ciri-ciri gelombang Q patologis :
1. Lebarnya sama atau lebih dari 0,04 detik (1 mm)
2. Dalamnya lebih dari 25% amplitudo gelombang R
Kepentingan :
Menunjukkan adanya nekrosis miokard (infark
miokard)
Gelombang Q pada sandapan aVR : normal
GELOMBANG R
Adalah defleksi positif pertama
kompleks QRS
Menggambarkan fase depolarisasi ventrikel
Nilai normal : akan dibahas dalam bagian
tentang hipertrofi
Bentuk normal : akan dibahas dalam bagian
tentang B.B.B
Abnormal :
1. Menandakan adanya hipertrofi ventrikel
2. Menandakan adanya tanda-tanda B.B.B
3. Dan lain-lain
GELOMBANG S
adalah defleksi negatif sesudah
gelombang R
Menggambarkan fase depolarisasi ventrikel
Nilai normal : akan dibahas dalam bagian
tentang hipertrofi
Bentuk normal : akan dibahas dalam bagian
B.B.B
Kepentingan : hampir sama dengan
gelombang R
GELOMBANG T
Menggambarkan fase repolarisasi ventrikel
Arah normal :
- Sesuai dengan arah gelombang utama kompleks QRS
- Positif di sandapan II

Amplitudo normal :
< 10 mm di sandapan dada
< 5 mm di sandapan ekstremitas
Minimum 1 mm

Abnormal :
1. Menandakan adanya iskemia/ infark
2. Menandakan adanya kelainan elektrolit
The Electrocardiogram
EKG NORMAL

25 mm/s
GELOMBANG U
Asal usulnya tidak diketahui dan paling jelas
terlihat di sandapan dada V1 - V4
Normal :
- kurang dari 2 mm
- Selalu lebih kecil dari gelombang T di
sandapan II
Abnormal :
Bila amplitudo U > 2 mm atau >T,
menandakan adanya hipokalemia
Gelombang U yang terbalik terdapat pada
iskhemia dan hipertrofi
INTERVAL PR
Menggambarkan waktu mulai dari depolarisasi atria sampai
onset depolarisasi ventrikel

Adalah jarak antara permulaan gelombang P sampai


dengan permulaan kompleks QRS
Nilai normal interval PR ditentukan oleh frekuensi
jantung, bila denyut jantung lambat maka interval PR
akan menjadi lebih panjang.
Batas normal : 0,12 0,20 detik ( tergantung heart
rate )
Kepentingan :
1. Interval PR < 0,12 detik : terdapat pada keadaan
hantaran dipercepat (sindrom W.P.W)
2. Interval PR > 0,20 detik : terdapat pada blok AV
3. Interval PR berubah-ubah : terdapat pada Wandering-
pacemaker
INTERVAL QRS
menggambarkan lamanya aktivitas depolarisasi
ventrikel

- Jarak antara permulaan gelombang Q sampai akhir


gelombang S
- Nilai normal < 0,12 detik
- Abnormal :
- BBB
- Hiperkalemia
- Konduksi ventrikel aberans
- Preeksitasi ventrikel
- Aritmia ventrikel
INTERVAL QT

Jarak antara permulaan gelombang Q sampai dengan


akhir gelombang T
Menggambarkan lamanya aktivitas depolarisasi dan
repolarisasi ventrikel.
Nilai interval QT dipengaruhi oleh frekuensi jantung, dan
batas-batas normalnya dapat dilihat dalam tabel/kurva.
Interval QT c (corrected QT interval) adalah nilai
interval QT yang telah dikoreksi/ disesuaikan dengan
interval QT pada frekuensi jantung 60 kali per menit, dan
nilainya dapat ditentukan dengan sebuah NOMOGRAM.
Abnormal :
- Memanjang : kuinidin, hipokalsemia
- Memendek : digitalis, hiperkalsemia
V.A.T.
= Ventricular Activation Time = defleksi
Intrinsik
Jarak antara permulaan gelombang Q ke puncak
gelombang R
Menggambarkan waktu yang diperlukan oleh impuls
untuk menyebar dari permukaan dalam ventrikel
(endokard) ke permukaan luar ventrikel (epikard).

Nilai normal : di V1 V2 < 0,03 detik


di V5 V6 < 0,05 detik
Kepentingan :
V.A.T yang memanjang terdapat pada B.B.B, hipertrofi
ventrikel dan lain-lain.
TITIK J ( = RS T JUNCTION)
Adalah titik di mana kompleks QRS
berakhir dan segmen ST dimulai.
Kepentingan :
Sebagai titik pegangan untuk
menentukan adanya deviasi segmen ST
SEGMEN S T (RS T SEGMENT)
Mulai titik J sampai permulaan
gelombang T

Normal :isoelektris (boleh berkisar antara -0,5 mm


sampai +2 mm)
Kepentingan :
1. Elevasi segmen ST terdapat pada :
- Infark miokard - perikarditis
- Aneurisma - dan lain-lain
2. Depresi segmen ST terdapat pada :
- Angina pektoris - ventricular strain
- Efek digitalis - dan lain-lain
CARA MENILAI EKG

1. RATE (= frekuensi)
2. RHYTHM (= irama)
3. AXIS (= sumbu)
4. POSISI, ROTASI
5. INTERVAL
6. HIPERTROFI
7. ISKEMIA / INFARK
8. DAN LAIN-LAIN
Normal Sinus Rhythm

Sino-Atrial node is the pacemaker, firing at a regular rate of 60 - 100


bpm. Each beat is conducted normally through to the ventricles
Regularity: regular (R-R interval = P-P interval) Rate: 60-100 beats per
minute
P Wave: uniform shape; one P wave for each QRS
PRI: .12-.20 seconds and constant
QRS: .04 to .1 seconds
Cara Menghitung Frekuensi Jantung :

1. Tentukan satu gelombang R (atau P) yang


tepat berimpit pada garis vertikal kotak
sedang
2. Cari puncak gelombang R (atau P) ke II
3. Hitung jarak antara R pertama dan kedua
dalam ukuran kotak sedang (begitu juga
gelombang P)
4. Frekuensi jantung kemudian ditentukan dengan
rumus di bawah ini :
a. Jarak 1 kotak sedang : 300 x/menit
b. Jarak 2 kotak sedang : 150 x/menit
c. Jarak 3 kotak sedang : 100 x/menit
d. Jarak 4 kotak sedang : 75 x/menit
e. Jarak 5 kotak sedang : 60 x/menit
f. Jarak 6 kotak sedang : 50 x/menit
Formula ( jembatan keledai ) :
300 150 100 - 75 60 50 - 43
HEART RATE CALCULATION IN ECG
HR
QRS Rate R 60 50

1500
Small Boxes
HEART RATE CALCULATION IN ECG

Heart rate is.?

Heart Rate: 300, 150, 100, 75, 60, 50, 43, 37 bpm
Konsep Vektor pada
Elektrokardiografi
Gaya listrik mempunyai besar dan arah :
vektor
Vektor dinyatakan dengan anak panah
Arah anak panah menunjukkan arah vektor
Panjang anak panah menunjukkan besar
vektor
P, QRS dan T merupakan vektor ruang :
selalu berubah besar dan arahnya
Sistem Sumbu ( Aksis )
Untuk vektor ruang dipakai sistem sumbu
ruang
Terdiri dari 3 buah bidang yang saling tegak
lurus : horizontal ( H ), Frontal ( F ) dan
Sagital ( S )
Cukup dipakai 2 bidang saja : H dan F
Sandapan pada bidang frontal : I,II,II, aVR,
aVL, aVF
Sandapan pada bidang horizontal : V1-V6
Aksis pada Bidang Frontal
Penelitian menunjukkan : letak sumbu-sumbu
sebagai berikut :
0 = pusat jantung
I = garis mendatar 0 derajat
II = membuat sudut 60 dengan I, searah
jarum jam yaitu + 60 derajat
III = + 120 derajat
aVR = - 150 derajat
aVL = - 30 derajat
aVF = + 90 derajat
AVR +
+ IRAMA SINUS

III +
+ II
+
AVF
VEKTOR
QRS AXIS SYSTEM IN THE ECG
Aksis pada Bidang Horizontal

V6 = garis mendatar 0 derajat


V5 = + 22 derajat
V4 = + 47
V3 = + 58
V2 = + 94
V1 = + 115
Sumbu Listrik Vektor QRS
Menentukan aksis QRS pada bidang
horizontal :
1. Pilih 2 sandapan : yang termudah yang
saling tegak lurus : I dan aVF
Tentukan jumlah aljabar pada masing-
masing sandapan dan gambarkan sebagai
vektor pada masing-masing sumbu
Buat resultante yang meggambarkan aksis
QRS
-90
Lead I Lead AVF
6
5 1

180 1 0 Lead I 2

4 2 3
3

+90 4

Lead
AVF 5

6
Normal
Left Axis Deviation
Right Axis Deviation
Irama Sinus Normal
Gelombang P :
- harus ada
- mendahului kompleks QRS
- positif di II, aVF
- inverted di aVR
Interval PR :
- durasi 0,12- 0,20 detik dan konstan
Kompleks QRS :
- durasi < 0,10 detik
Frekuensi 60-100/menit
Irama Sinus Normal
Abnormal ECG
1. Hypertrophy
2. Activation Sequence Disorders
(Intraventricular Defect Conduction )
3. Coronary Circulation (Acute Coronary
Syndrome)
4. Arrhythmias
HIPERTROFI
Hipertrofi Ventrikel Kiri

Mekanisme :
Terdapat peninggian voltase QRS karena
:
Terdapat peningkatan massa otot karena
dilatasi ventrikel dan atau penebalan
dinding ventrikel
Peningkatan tekanan transmural dan
intraventrukular
Etiologi HVKi

Pressure load pada ventrikel kiri


Hipertrofi Ventrikel Kiri
Kriteria EKG untuk HVKI
1. Kriteria Voltase ; voltase ventrikel kiri meninggi.
Ada macam-macam kriteria, yang dapat dipilih
salah satu :
R atau S di sandapan ekstremitas 20 mm, atau
S di kompleks Vka 25 mm, atau
R di kompleks Vki 25 mm, atau
S di Vka + R di Vki 35 mm
2. Depresi ST dan inversi T di kompleks Vki. Ini
sering disebut strain pattern.
3. AAKi
4. Sumbu QRS pada bidang frontal -15o
5. Interval QRS atau WAV di kompleks Vki memanjang :
Interval QRS 0.09 detik
WAV 0.04 detik

Salah satu sistem skoring yang sering dipakai ialah:

sistem skoring Romhilt-Estes :

No. 1 = nilai 3
No. 2 = nilai 3
No. 3 = nilai 3
No. 4 = nilai 2
No. 5 = nilai 1
Bila jumlah nilai 5 DEFINITE/DIAGNOSTIC LVH
= 4 PROBABLE LVH
LEFT VENTRICULAR HYPERTROPHY (LVH)
Left Ventricular Hypertrophy
Hipertrofi Ventrikel Kanan (HVKa)
Kriteria EKG untuk HVKa :
1. Rasio R/S yang terbalik :
R/S di V1 > 1
R/S di V6 < 1
2. Sumbu QRS pada bidang frontal yang
bergeser ke kanan, meskipun belum
mencapai DSKa
3. Beberapa kriteria tambahan yang tidak
begitu kuat misalnya : WAV di V1 0.035
detik, depresi ST dan inversi gelombang T di
V1, S, di I, II dan III
Etiologi
Tekanan tinggi persisten pada ventrikel
kanan
Berdasarkan konfigurasi QRS di V1, maka
HVKa dibagi menjadi 3 tipe :
1. Tipe A
Gelombang R yang tinggi. Sering disertai depresi
ST dan inversi T di V1 dan V2. Tipe ini
menunjukkan beban tekanan yang tinggi.
2. Tipe B
Di sini terdapat bentuk RS, yang menunjukkan
HVKa yang sedang.
3. Tipe C
Terdapat bentuk rsR, yang merupakan blok
cabang berkas kanan yang inkomplit. Bentuk ini
biasanya menunjukkan adanya hipertrofi jalur ke
luar ventrikel kanan.
Hipertrofi Ventrikel Kiri

Hipertrofi Ventrikel Kanan


GANGGUAN PADA
SISTEM KONDUKSI
Bundle branch block

The ventricular conduction


system is composed of
two major divisions :

the right bundle branch

the left bundle branch


Blok Cabang Berkas Kanan (BCBKa)
Gambaran EKG pada BCBKa :

Interval QRS memanjang 0.10 detik


S yang lebar di I dan V6
R yang lebar di V1

Bila interval QRS 0.10 0.12 detik : BCBKa inkomplit.


Bila interval QRS 0.12 detik : BCBKa komplit.
Blok Cabang Berkas Kiri (BCBKi)
Gambaran EKG pada BCBKi :

Interval QRS melebar 0.10 detik


Gelombang R yang lebar, sering berlekuk di I, V5
dan V6 dengan WAV > 0.08 detik.
rS atau QS di V1, disertai rotasi searah jarum jam.

Bila interval QRS 0.10 0.12 detik : BCBKi inkomplit.

Bila interval QRS 0.12 detik : BCBKi komplit.


GANGGUAN SIRKULASI KORONER
Coronary Circulation (Acute Coronary Syndrome)

ACUTE CORONARY SYNDROME

No ST Elevation ST Elevation

NSTEMI

Unstable Angina Qw Myocardial


N Qw Myocardial Infarction
Infarction
AHA Guidelines, 2000
Atherosclerosis Timeline
Foam Fatty Intermediate Atheroma Fibrous Complicated
cells streaks lesion plaque lesion rupture

Endothelial Dysfunction
From First Decade From 3rd decade From 4th decade

Growth mainly by lipid accumulation Smooth Thrombosis


muscle and hematoma
collagen
CORONARY ARTERY DISEASE

REVERSIBLE

REVERSIBLE

IREVERSIBLE
Ischemia
A. ST- Segment Depression

b c
a

3 Types of ST- Segment Depression :


a.Horizontal
Spesific Ischemia
b.Downslope
c.Upslope Unspesific Ischemia
T- Inversion

Arrowhead

a. Unspesific Ischemia b. Spesific T Inversion


Ischemia
Subendocardial ischemia.
Anterolateral ST-segment depression
Gambaran EKG pada infark Miokard Akut
Fase awal atau fase hiperakut :
Elevasi ST yang nonspesifik
T yang tinggi dan melebar

Fase evolusi yang lengkap :


Elevasi ST yang spesifik, konveks ke atas
T yang negatif dan simetris

Q patologis

Fase infark lama :


Q patologis, bisa QS atau Qr
ST yang kembali iso-elektrik
T bisa normal atau negatif
INJURY

Ciri Khas Injuri


-Elevasi ST yang Konveks keatas
-Elevasi ST menunjukkan injuri di daerah subepikardial
Sedangkan di daerah subendokardial menujukkan
Depresi ST yang dalam
Acute anteroseptal myocardial infarction.
Hyperacute T-wave changes are noted
Acute Inferior & Right Ventricular myocardial infarction
NEKROSIS

Ciri khas nekrosis adalah adanya gelombang Q patologis


a. Lebar 0.04 sec
b. Dalam 4 mm atau 25% tinggi R

a. qR : Nekrosis dengan sisa miokard sehat yg cukup


b. Qr : Nekrosis tebal dengan sisa miokard sehat yg tipis
c. QS : Nekrosis seluruh tebal miokard yaitu transmural
Acute anterolateral myocardial infarction (Resolution phase)
Q Pathology

Q Pathology

Old Inferior myocardial infarction


QS Complex QS Complex

QS Complex

QS Complex

Old anteroseptal myocardial infarction (Resolution phase)


Location of Region Ischaemic & Infarction at
Ventricular Wall
Arrhythmias
Irama Sinus Normal
Irama Sinus Normal
Gelombang P :
- harus ada
- mendahului kompleks QRS
- positif di II, aVF
- inverted di aVR
Interval PR :
- durasi 0,12- 0,20 detik dan konstan
Kompleks QRS :
- durasi < 0,10 detik
Frekuensi 60-100/menit
Physiologic Basis of Pacemaker
Cells

Pacemaking & Conduction System


Batasan dan Pembagian Aritmia

Pada umumnya aritmia dibagi


menjadi 2 golongan besar :

I. Gangguan pembentukan impuls


II.Gangguan penghantaran impuls
Gangguan Pembentukan Impuls
a. Gangguan pembentukan
impuls di sinus
1. Takikardia sinus
2. Bradikardia sinus
3. Aritmia sinus
4. Henti sinus
Sinus Tachycardia

Sinus node is the pacemaker, firing regularly at a rate of greater


than 100 times per minute. Each impulse is conducted normally
through to the ventricles .
Regularity: The R-R intervals are constant; Rhythm is regular
Rate: Atrial and Ventricular rates are equal; heart rate greater
than 100
P Wave: Uniform P wave in front of every QRS
PRI: PRI is between .12 -.20 and constant
QRS:QRS is than .12
Sinus Bradycardia

Sinus node is the pacemaker, firing regularly at a rate of less


than 60 times per minute. Each impulse is conducted normally
through to the ventricles
Regularity: The R-R intervals are constant; Rhythm is regular
Rate: Atrial and Ventricular rates are equal; heart rate less than
60
P Wave: Uniform P wave in front of every QRS
PRI: PRI is between .12 -.20 and constant
QRS: QRS is less than .12
Gangguan Pembentukan Impuls

b. Pembentukan impuls di atria


(aritmia atrial)
1. Ekstrasistol atrial
2. Takikardia atrial
3. Gelepar atrial
4. Fibrilasi atrial
Fluter/Gelepar Atrial

Denyut atria cepat dan teratur, frekuensi 250-350/menit


Gelombang fluter : seperti gergaji
Biasanya terdapat konduksi 2:1, karena simpul AV tak dapat
Meneruskan semua impuls dari atria
Fibrilasi Atrial

Gelombang f ( fibrilasi ) : gelombang-gelombang P yang tak teratur,


frekuensi 350-600/menit
Gelombang QRS tak teratur, frekuensi 140-200/menit
FA halus ( fine ) : defleksi gelombang P < 1 mm
FA kasar ( coarse ) : defleksi gelombang P > 1 mm
Atrial
Fibrillation

The atria are so irritable that a multitude of foci initiate impulses, causing the
atria to depolarize repeatedly in a fibrillatory manner. The AV node blocks most
of the impulses, allowing only a limited number through to the ventricles.
Regularity: Atrial rhythm is unmeasurable; all atrial activity is chaotic. The
ventricular rhythm is grossly irregular, having no pattern to its irregularity.
Rate: Atrial rate cannot be measured because it is so chaotic; research
indicates that it exceeds 350 beats per minute. The ventricular rate is
significantly slower because the AV node blocks most of the impulses. If the
ventricular rate is below 100 beats per minute, the rhythm is said to be
"controlled"; if it is over 100 bpm, it is considered to have a "rapid ventricular
response."
P Wave: In this arrhythmia the atria are not depolarizing in an effective way;
instead, they are fibrillating. Thus, no P wave is produced. All atrial activity is
depicted as "fibrillatory" waves, or grossly chaotic undulations of the baseline.
PRI: Since no P waves are visible, no PRI can be measured.
QRS: QRS is less than .12
AV Nodal Reentry Tachycardia ( AVNRT )
(Paroxysmal) Supraventricular
Tachycardia
(Paroxysmal) Supraventricular
Tachycardia
1).Heart rate is regular rhythm (Regular
R-R interval) with a rate of 160-
250/minute.
2).The QRS complex in form is usually
normal.
3).The P wave is not easy to see (P wave
can be buried).
4).With abrupt onset and abrupt terminal.
Gangguan Pembentukan impuls

Pembentukan impuls di ventrikel


( aritmia ventrikular )

1. Ekstrasistol ventrikular
2. Takikardia ventrikular
3. Fibrilasi ventrikular
4. Henti ventrikular
5. Irama lolos ventrikular
Ventricular premature beats

1).The QRS complex is premature ,is 0.12second


or more wide ,and is aberrant,notched ,or
slurred .It is associated with a T wave that usually
point in a direction opposite to the main deflection
of the QRS complex.
2).The premature QRS complex is not preceded by
a P wave.
Ventricular premature beats

3).A ventricular premature beat is often followed


by a fully compensatory pause(the sum of the R-R
intervals including the pre-premature beat and
the post-premature beat interval equals the sum
of two normal R-R intervals)
4).Multiply, ventricular premature beats that arise
from a single focus show a similar shape and
usually a similar coupling intervals (distance
from the preceding normal QRS complex to the
premature ventricular beat) in any one lead.
Ventricular premature beats
Tipe Ekstrasistol Ventrikel

Couplet : 2 EV, Takikardia atrial : 3 atau lebih EV


Bigemini : 1 kompleks sinus diikuti 1 EV
Trigemini : 2 kompleks sinus diikuti 1 EV
Ventricular premature beats

multifocal ventricular premature beat


(VPB) and multiformed VPB

5).occasionally, a ventricular premature beat will occur


simultaneously with the apex of the preceding T wave,This
is R on T phenomenon.
When this occurs ,it may be a precursor of a ventricular
tachycardia.
Note: multifocal ventricular premature beat (VPB) and
multiformed VPB
Fenomena R on T

QRS ekstrasitol jatuh sekitar puncak gelombang T


Takikardia Ventrikular
Kriteria diagnosis :
- terdapat 3 atau lebih ekstrasistol ventrikel
yang berturutan
Gambaran EKG :
- frekuensi biasanya 160-200/menit
- bila P dapat dikenali, maka P dan QRS
tidak berhubungan : disosiasi AV
- QRS melebar dan bizarre
Takikardia Ventrikel
Takikardia Ventrikel Polimorfik

Bentuk QRS beubah secara bergelombang melalui garis isoelektrik


Takikardia Ventrikel dan Torsade de Pointes
Fibrilasi Ventrikel

Gelombang QRS dan T menyatu menjadi undulasi


yang tidak teratur dan cepat
FV halus ( fine ) : gelombang f < 3 mm
FV kasar ( coarse ) : gelombang f > 3 mm
Fibrilasi Ventrikel
Fibrilasi dan Asistol Ventrikel
Asistol Ventrikel
Asystole

The heart has lost its electrical activity. There is no electrical


pacemaker to initiate electrical flow.
Regularity: Not measurable; there is no electrical activity.
Rate: Not measurable; there is no electrical activity.
P Waves: Not measurable; there is no electrical activity.
PRI: Not measurable; there is no electrical activity.
QRS: Not measurable; there is no electrical activity.
II. Gangguan Penghantaran Impuls

Blok sino atrial


Blok atrio ventrikular
Blok intraventrikular
Blok Atrio-
Ventrikular
Blok yang paling penting karena
menyebabkan gangguan pada koordinasi
antara atrium dan ventrikel sehingga
sangat mengganggu fungsi jantung
Blok AV adalah blok yang paling sering
terjadi
Gangguan Penghantaran Impuls
Pada umumnya suatu blok mempunyai
Beberapa derajat :
Blok derajat I :
impuls masih bisa diteruskan, tetapi dengan
lambat.
Blok derajat II :
sebagian impuls dapat diteruskan, dan
sebagian lagi terhenti.
Blok derajat III :
impuls tak bisa lewat sama sekali. Juga
disebut blok total.
Blok AV Total

Pada blok AV total, atria dan ventrikel


berdenyut sendiri-sendiri, yang disebut
disosiasi AV komplit.

Gambaran EKG secara khas menunjukkan


letak gelombang-gelombang P yang tak ada
hubungannya dengan letak gelombang-
gelombang QRS.
Blok AV Derajat III
Blok AV Derajat III
Pembacaan EKG
Contoh Pembacaan EKG

Irama Sinus, QRS rate 70x/mnt, QRS Axis


+1350 (Deviasi Aksis Kekanan) , Gel P
normal, Interval PR 0,18, Durasi QRS
0,10, rSR di V1-V2,
Kesan : RBBB inkomplet.

Anda mungkin juga menyukai