Anda di halaman 1dari 37

PROPOSAL TESIS

KOMITMEN ORGANISASI,
SELF EFFICACY, MOTIVASI,
DAN PENGARUHNYA TERHADAP
KINERJA GURU SMA
DI KABUPATEN
KOTAWARINGIN TIMUR

Oleh:
MARIA EMMANUELLA TRICAHYANINGTYAS
ABD 215 003
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Guru sebagai tenaga profesional mempunyai
fungsi, peran, dan kedudukan yang sangat
penting dalam mencapai visi pendidikan yaitu
menciptakan insan Indonesia cerdas dan
kompetitif. Karena itu, profesi guru harus
dihargai dan dikembangkan sebagai profesi
yang bermartabat sebagaimana diamanatkan
dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005
tentang Guru dan Dosen
Dalam organisasi sekolah guru
merupakan tenaga pengajar profesional
yang berhadapan langsung dengan siswa,
maka guru dalam menjalankan tugasnya
sebagai pendidik mampu menjalankan
kebijakan-kebijakan dengan tujuan
tertentu dan mempunyai komitmen
yang kuat terhadap sekolah tempat dia
bekerja.
Antara guru dan peserta didik tentu tidak
bisa dipisahkan, guru dan peserta didik selalu
dilibatkan dalam proses belajar mengajar.
Oleh karena saling dilibatkan satu sama lain,
guru dan peserta didik selalu berinteraksi di
dalam kelas. Tetapi, bukan hanya peserta didik
yang bisa terpengaruh oleh peran seorang
guru, seorang guru pun bila tidak bisa
mengendalikan situasi didalam kelas bisa juga
mempengaruhi dirinya sendiri, untuk
menghadapi hal-hal tersebut maka guru harus
mempunyai self efficacy yang berhubungan
dengan kepercayaan diri seseorang untuk
dapat mencapai apa yang diinginkannya.
Motivasi kerja guru berpengaruh terhadap
kinerja guru. Besar atau kecilnya pengaruh
motivasi pada kinerja seseorang tergantung
pada seberapa banyak intensitas motivasi
yang diberikan. Perbedaan motivasi kerja
bagi seorang guru biasanya tercermin dalam
berbagai kegiatan dan bahkan prestasi yang
dicapainya. Motivasi kerja adalah dorongan
dari dalam diri dan luar diri seseorang, untuk
melakukan sesuatu yang terlihat dari
dimensi internal dan dimensi eksternal. Jadi
faktor motivasi tersebut ada dalam
pekerjaan mereka akan berdampak positif
dalam kinerja.
Kondisi dilapangan tentang kinerja guru SMA Negeri
yang ada di Kecamatan Cempaga dan Kecamatan
Kota Besi menunjukkan bahwa kurangnya komitmen
organisasional guru di tempat kerjanya, salah satunya
ada kecenderungan menurun dalam hal kedisiplinan
dimana guru datang terlambat, keberangkatan dan
kepulangan mereka tidak sesuai dengan jam yang
telah dijadwalkan, sering melalaikan tugas dan tidak
membuat rencana pembelajaran. Ada sebagian guru
yang mengajar seadanya karena kurangnya rasa
percaya dalam dirinya (self efficacy), serta kurangnya
motivasi guru dalam menjalankan tugasnya, sehingga
antusiasme guru memprihatinkan. Sedangkan faktor
kinerja guru sangat penting, khususnya dalam
pengelolaan pendidikan.
Di sinilah yang menjadi pertanyaan peneliti
tentang sejauh mana gambaran kinerja guru
dan faktor-faktor yang mempengaruhi guru-
guru SMA di Kabupaten Kotawaringin Timur
khususnya di Kecamatan Cempaga dan
Kecamatan Kota Besi. Sebab diketahui bahwa
kinerja guru dipengaruhi oleh berbagai faktor,
selain komitmen organisasional, juga faktor
yang lain berupa faktor percaya diri (self
efficacy), dan faktor motivasi kerja juga
menentukan keberhasilan guru dalam
kinerjanya.
1.2. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat diidentifikasi
permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini dan dirumuskan
sebagai berikut:
1. Apakah ada pengaruh langsung komitmen terhadap self efficacy pada
guru SMA?
2. Apakah ada pengaruh langsung komitmen terhadap motivasi pada guru
SMA?
3. Apakah ada pengaruh langsung komitmen terhadap kinerja guru SMA?
4. Apakah ada pengaruh langsung self efficacy terhadap motivasi guru
SMA?
5. Apakah ada pengaruh langsung self efficacy terhadap kinerja guru SMA?
6. Apakah ada pengaruh langsung motivasi terhadap kinerja guru SMA?
7. Apakah ada pengaruh tidak langsung komitmen terhadap kinerja guru
melalui self efficacy?
8. Apakah ada pengaruh tidak langsung komitmen terhadap kinerja guru
melalui motivasi?
9. Apakah ada pengaruh tidak langsung self efficacy terhadap kinerja guru
melalui motivasi?
1.3.Tujuan Penelitian
Sesuai dengan pokok masalah, tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengatahui dan menganalisis pengaruh langsung komitmen terhadap self
efficacy pada guru SMA.
2. Untuk mengatahui dan menganalisis pengaruh langsung komitmen terhadap
motivasi pada guru SMA.
3. Untuk mengatahui dan menganalisis pengaruh langsung komitmen terhadap
kinerja guru SMA.
4. Untuk mengatahui dan menganalisis pengaruh langsung self efficacy terhadap
motivasi guru SMA.
5. Untuk mengatahui dan menganalisis pengaruh langsung self efficacy terhadap
kinerja guru SMA.
6. Untuk mengatahui dan menganalisis pengaruh langsung motivasi terhadap
kinerja guru SMA.
7. Untuk mengatahui dan menganalisis pengaruh tidak langsung komitmen
terhadap kinerja guru melalui self efficacy.
8. Untuk mengatahui dan menganalisis pengaruh tidak langsung komitmen
terhadap kinerja guru melalui motivasi.
9. Untuk mengatahui dan menganalisis pengaruh tidak langsung self efficacy
terhadap kinerja guru melalui motivasi.
1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1. Manfaat Teoritis


1. Hasil penelitian ini dapat menguatkan teori yang telah dibuat oleh
para ahli dan peneliti sebelumnya.
2. Penelitian ini dapat menambah wawasan khazanah keilmuan
tentang komitmen organisasi, self efficacy, motivasi, dan
pengaruhnya terhadap kinerja guru serta dapat digunakan sebagai
bahan acuan di bidang penelitian selanjutnya.

1.4.2.Manfaat Praktis
1. Bagi Lembaga Pendidikan, diharapkan dapat dipergunakan sebagai
bahan pertimbangan dalam mengambil kebijakan yang berkaitan
dengan komitmen organisasi, self efficacy, dan motivasi.
2. Bagi Kepala Sekolah penelitian ini diharapkan digunakan sebagai
masukan dalam upaya meningkatkan kemampuan Kepala Sekolah
untuk meningkatkan komitmen organisasi dan motivasi kerja guru.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.Definisi Istilah atau Istilah Operasional
2.1.1.Pengertian Komitmen Organisasi
Meyer dan Allen (1997) merumuskan suatu definisi
mengenai komitmen dalam berorganisasi sebagai suatu
konstruk psikologis yang merupakan karakteristik
hubungan anggota organisasi dengan organisasinya dan
memiliki implikasi terhadap keputusan individu untuk
melanjutkan keanggotaannya dalam berorganisasi.
Berdasarkan definisi tersebut anggota yang memiliki
komitmen terhadap organisasinya akan lebih dapat
bertahan sebagai bagian dari organisasi dibandingkan
anggota yang tidak memiliki komitmen terhadap organisasi
2.1.2.Pengertian Self Efficacy (Efikasi Diri
Guru)
Menurut Bandura (1997), self-efficacy berkaitan
dengan penilaian kemampuan pribadi, artinya self
efficacy yang ada pada seseorang yaitu seseorang
terlebih dahulu menilai seberapa besar
kemampuan yang ada pada dirinya.
Dari pengertian tersebut maka terlihat bahwa
dalam diri seseorang yang memiliki self efficacy
terdapat usaha yang benar-benar dilakukan
berdasarkan keyakinan atas kemampuan yang
dimilikinya dan dengan itu ada pengharapan akan
hasil yang diperkirakan dari usaha tersebut.
2.1.3. Pengertian Motivasi
Menurut Robbins (2015) motivasi adalah
keinginan untuk melakukan sesuatu dan
dikondisikan oleh kemampuan seseorang
untuk bertindak dalam memenuhi
sebagian besar kebutuhan. Menurut
Lunenburg dan Ornstein bahwa motivasi
merupakan penentu kinerja dalam
organisasi. Berasal dari Movere, bahasa
Latin ( yang berarti bergerak ).
2.1.4. Kinerja Guru
Menurut Surya (2008), kinerja guru dapat dilihat dan diukur berdasarkan
spesifikasi/kriteria kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap guru.
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia
Nomor 16 Tahun 2007 tentang standar kualifikasi akademik dan kompetensi
guru, dijelaskan bahwa standar kompetensi guru dikembangkan secara utuh
dari empat kompetensi utama, yaitu: (1) kompetensi pedagogik, (2)
kepribadian, (3) sosial, dan (4) profesional. Keempat kompetensi tersebut
terintegrasi dalam kinerja guru
Penilaian kinerja adalah alat yang berfaedah tidak hanya untuk mengevaluasi
kerja dari para guru, tetapi juga untuk mengembangkan dan memotivasi
kalangan guru. Dalam penilaian kinerja tidak hanya semata-mata menilai hasil
fisik, tetapi pelaksanaan pekerjaan secara keseluruhan yang menyangkut
berbagai bidang seperti kemampuan, kerajinan, disiplin, hubungan kerja atau
hal-hal khusus sesuai bidang tugasnya semuanya layak untuk dinilai.
Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa kinerja atau
prestasi kerja guru adalah keberhasilan guru dalam melaksanakan kegiatan
pembelajaran yang bermutu.
2.2. Penelitian Terdahulu
No Nama Peneliti Hubungan Antar Variabel Hasil Penelitian
1. Supriyadi (2015) 1.Kompetensi Kompetensi, self efficacy dan
2.Self efficacy komitmen organisasi memiliki
3.Kinerja guru pengaruh positif dan signifikan
terhadap kinerja guru
2. Endang 1. Motivasi Kerja Pengaruh motivasi kerja terhadap
Purwaningtyas 2. Gaya Kepemimpinan kinerja guru pembimbing
Tidarini (2012 3. Kinerja Guru mempunyai kontribusi positif
3. Jumari, Md. Yudana, 1.Budaya organisasi Pengaruh efikasi diri guru terhadap
IGK. A. Sunu, 2.Efikasi diri kinerja mengajar guru adalah
( 2013 ) 3.Kepuasan kerja signifikan
4.Kinerja guru
4. Melly Julistia, 1.Komitmen organisasi Motivasi kerja dan komitmen
( 2015 ) 2.Motivasi organisasional berpengaruh positif
3.Kinerja guru dan signifikan secara parsial dan
simultan pada kinerja
5. Benny Roesly, 1.Komunikasi organisasi Komitmen organisasi meningkatkan
( 2012 ) 2.Komitmen organisasi kinerja guru
3.Iklim organisasi
4.Kinerja guru
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1.Rancangan Penelitian
Penelitian ini akan menganalisis komitmen organisasi,
self efficacy, motivasi, dan pengaruhnya terhadap
kinerja guru, maka pendekatan yang digunakan adalah
pendekatan penelitian kuantitatif, dengan jenis
korelasional/kausal. Rancangan korelasional berguna
untuk menganalisis hubungan antara satu variabel
dengan variabel lainnya, atau bagaimana suatu variabel
mempengaruhi variabel lainnya.
Adapun rancangan penelitian secara
konseptual/teoritis dapat dibuat seperti dibawah ini.
Self Efficacy
(X2)

Komitmen
Organisasi Kinerja guru
(X1) (Y)

Motivasi
(X3)

Gambar 3.1. Konseptual Teoritis

Keterangan:
X1 = Komitmen Organisasi
X2 = Self Efficacy
X3 = Motivasi
Y = Kinerja Guru
3.2. Populasi dan Sampel
3.2.1.Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas
obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya
(Sugiyono 2010). Populasi dalam penelitian ini adalah
semua guru di SMA Negeri Cempaga dan SMA Negeri
Kota Besi Kabupaten Kotawaringin Timur.

No. Nama Sekolah Jumlah Guru

1. SMAN-1 CEMPAGA 27

2. SMAN-1 KOTA BESI 26

JUMLAH 53
3.2.1. Sampel
Pada penelitian ini teknik model pengambilan
sampel menggunakan area purposive sampling
yang merupakan kombinasi dari area sampling
karena diambil dari dua tempat yang berbeda,
dan disisi lain sampel diambil sesuai dengan
tujuan peneliti yaitu purposive sampling. Area
sampling merupakan pengambilan sampel
berdasarkan pembagian area. Dalam hal ini area
sampelnya adalah guru-guru di SMA Negeri
Cempaga dan SMA Negeri Kota Besi.
Sedangkan purposive sampling merupakan teknik
pengambilan sampel dengan memperhatikan
pertimbangan-pertimbangan yang dibuat oleh
peneliti.
3.3. Instrumen Penelitian
Variabel komitmen organisasi, self efficacy,
motivasi berfungsi sebagai variabel bebas (X),
sedangkan kinerja guru berfungsi sebagai
variabel terikat (Y). Instrumen penelitian untuk
data komitmen organisasional, self efficacy, dan
motivasi kinerja yang digunakan adalah
kuesioner. Sedangkan untuk mengumpulkan
data tentang kinerja guru diambil dengan cara
menggunakan lembar observasi dengan
menggunakan format PKG (Penilaian Kinerja
Guru).
3.3.1.Ujicoba Instrumen Penelitian
Sebelum instrumen dipergunakan untuk
mengumpulkan data penelitian, terlebih dahulu
dilakukan ujicoba pada tempat dengan
subjek/tempat yang memiliki karakteristik yang
hampir sama dengan tempat penelitian yang
sesungguhnya. Uji coba dilakukan ditempat
daerah yang berbeda dari tempat sampel
penelitian yaitu guru-guru yang mengajar di
SMA Parenggean yang terdapat di Kecamatan
Parenggean.
3.3.2.Uji Validitas
Uji Validitas digunakan untuk mengukur sah atau
valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner
dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner
mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan
diukur oleh kuesioner tersebut (Ghozali, 2013).
3.3.3.Uji Reliabilitas
Pengujian Reabilitas digunakan untuk mengetahui
sejauh mana hasil instrument tersebut konsisten,
dalam penggunaannya, atau dengan kata lain alat
ukur tersebut mempunyai hasil yang konsisten
apabila digunakan berkali-kali pada waktu yang
berbeda
3.4.Teknik Pengumpulan Data
3.4.1.Angket (Questionaire)
Kuesioner yang berupa daftar pertanyaan diberikan
kepada responden. Metode ini digunakan untuk
memperoleh data primer
3.4.2.Observasi
Teknik observasi digunakan dalam penelitian ini untuk
mengamati dan memahami berbagai rupa kejadian,
peristiwa, keadaan dan perilaku sehari-hari dari
informan
3.4.3.Dokumentasi
Dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data
yang sudah tersedia dalam catatan dokumen
3.5. Hipotesis

Hipotesis 1 = Ho : tidak ada pengaruh yang signifikan komitmen organisasi (X1) ke self
efficacy (X2)
Ha : ada pengaruh yang signifikan komitmen organisasi (X1) ke self efficacy
(X2)
Hipotesis 2 = Ho : tidak ada pengaruh yang signifikan komitmen organisasi (X1) ke motivasi
(X3)
Ha : ada pengaruh yang signifikan komitmen organisasi (X1) ke motivasi (X3)
Hipotesis 3 = Ho : tidak ada pengaruh yang signifikan komitmen organisasi (X1) ke kinerja
guru (Y)
Ha : ada pengaruh yang signifikan komitmen organisasi (X1) ke kinerja guru
(Y)
Hipotesis 4 = Ho : tidak ada pengaruh yang signifikan self efficacy (X2) ke motivasi (X3)
Ha : ada pengaruh yang signifikan self efficacy (X2) ke motivasi (X3)
Hipotesis 5 = Ho : tidak ada pengaruh yang signifikan self efficacy (X2) ke kinerja guru (Y)
Ha : ada pengaruh yang signifikan self efficacy (X2) ke kinerja guru (Y)
Hipotesis 6= Ho : tidak ada pengaruh yang signifikan motivasi (X3) ke kinerja guru (Y)
Ha : ada pengaruh yang signifikan motivasi (X3) ke kinerja guru (Y)
3.6. Teknik Analisis Data
3.6.1.Analisis Statistik Deskriptif
3.6.2. Model Analisis Jalur
3.6.3. Regresi Linear Sederhana
3.6.4. Regresi Linear Berganda
3.6.5. Uji Asumsi Klasik
3.6.5.1.Uji Normalitas
3.6.5.2. Uji Linearitas
3.6.5.3. Uji Multikolineritas
3.6.5.4. Uji Heterokedastisitas
3.6.6. Pengujian Hipotesis
3.6.6.1. Signifikansi Pengaruh Parsial (Uji t)
3.6.6.2.Uji Signifikansi Simultan F (Uji Statistik F)
3.6.1.Analisis Statistik Deskriptif
Analisis Statistik Deskriptif dilakukan dengan
memberikan deskripsi atau gambaran tentang keadaan
responden sesuai dengan pengelompokan yang telah
ditentukan dalam penelitian. Responden yang ditentukan
dalam penelitian ini dikelompokkan secara statistik
berdasarkan jenis kelamin, tingkat pendidikan, usia, dan
masa kerja dengan menggunakan angket. Adapun
variabel dari penelitian ini masing-masing meliputi:
Nilai rata-rata (Mean)
Nilai sering muncul (modus)
Nilai minimum (min)
Nilai Maksimum (max)
Berdasarkan skor yang diperoleh kemudian dianalisis
guna mengungkapkan fenomena yang terdapat pada
setiap variabel sesuai dengan persepsi responden.
3.6.2. Model Analisis Jalur
Uji analisis jalur ini digunakan untuk
mengetahui apakah ada pengaruh variabel
tidak hanya secara langsung tetapi juga
secara tidak langsung pada komitmen
organisasional, self efficacy, dan motivasi
terhadap kinerja guru. Pada penelitian ini
akan dibuat tiga struktur analisis jalur yaitu:
3.6.3. Regresi Linear Sederhana
Regresi Linear Sederhana adalah Metode Statistik yang berfungsi untuk
menguji sejauh mana hubungan sebab akibat antara Variabel Faktor Penyebab
(X) terhadap Variabel Akibatnya.
Model Persamaan Regresi Linear Sederhana adalah seperti berikut ini :
Y = a + bX
Dimana :
Y = Variabel Response atau Variabel Akibat (Dependent)
X = Variabel Predictor atau Variabel Faktor Penyebab (Independent)
a = konstanta
b = koefisien regresi (kemiringan); besaran Response yang ditimbulkan oleh
Predictor.
Nilai-nilai a dan b dapat dihitung dengan menggunakan Rumus dibawah ini :
a = (y) (x) (x) (xy)
. n(x) (x)
b = n(xy) (x) (y)
. n(x) (x)
3.6.4. Regresi Linear Berganda
Berdasarkan pada kerangka konseptual penelitian ini,
maka analisis yang dipergunakan untuk memecahkan
permasalahan penelitian adalah menggunakan analisis
regresi linear berganda. Adapun persamaan regresi
linear berganda dapat dirumuskan sebagai berikut:
Y = 0 + 1X1 + 2X2 + 3X3 +
Keterangan:
Y = kinerja guru
0 = intercept
1 3 = koefisien regresi
X1 = komitmen organisasi
X2 = self efficacy
X3 = motivasi
= kesalahan
3.6.5. Uji Asumsi Klasik

3.6.5.1. Uji Normalitas


Uji normalitas bertujuan untuk menguji
apakah dalam model regresi variabel
independen dan variabel dependen atau
keduanya terdistribusikan secara normal atau
tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki
distribusi data normal atau mendekati
normal. Untuk mendeteksi normalitas data
dapat diuji dengan analisis statistik. Dalam
penelitian ini, uji statistik yang digunakan
adalah Uji Kolmogorov-Smirnov.
3.6.5.2. Uji Linearitas

Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui


hubungan antara variabel bebas dengn
variabel terikat adalah merupakan fungsi
linear atau tidak. Uji liniearitas dilakukan
melalui metode scatter plot (diagram pencar).
Hasil uji linieritas dari variabel bebas
terhadap variebel terikat akan terpenuhi jika
diantara nilai residual dan nilai prediksinya
tidak membentuk pola tertentu.
3.6.5.3. Uji Multikolineritas

Uji multikolinieritas dilakukan untuk menguji


apakah pada model regresi ditemukan adanya
korelasi antar variabel independen. Jika terjadi
kolerasi, maka dinamakan terdapat problem
Multikolinieritas. Model regresi yang baik
seharusnya tidak terjadi korelasi diantara
variabel independen. Uji multikolinieritas pada
penelitian dilakukan dengan matriks kolerasi.
3.6.5.4. Uji Heterokedastisitas

Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk


menguji apakah dalam sebuah model regresi,
terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari
satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika
varians dari residul dari satu pengamatan ke
pengamatan yang lain tetap, maka disebut
Homokedastisitas. Dan jika varians berbeda,
disebut Heterokedastisitas. Model regresi yang
baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas
(Gozali, 2013). Untuk menguji heteroskedastisitas
dapat dilakukan dengan uji Glesjer dengan cara
meregres nilai absolute residual terhadap variable
independent.
3.6.6. Pengujian Hipotesis
Sesuai dengan hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini,
maka pengujian hipotesis dilakukan dengan dua cara yaitu
pengujian secara simultan dan parsial.

3.6.6.1.Uji Signifikansi Pengaruh Parsial (Uji t)


Pengujian hipotesis secara parsial adalah pengujian pengaruh
variabel independen terhadap variabel dependen secara
satu-satu (individu), yang dilakukan dengan menggunakan uji
t.

3.6.6.2.Uji Signifikansi Simultan F (Uji Statistik F)


Pengujian hipotesis secara simultan atau uji statistik F pada
dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen
atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai
pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel
dependen/terikat
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai