Anda di halaman 1dari 6

Korupsi sebagai budaya dalam

masyarakat indonesia
Oleh
BUSTAMAN
Korupsi seolah menjadi suatu hal yang
biasa dalam masyarakat indonesia.
Hampir semua alat pemerintah dan ruang
pemerintahan mengalami persoalan tindak
korupsi baik itu dari staf terendah hingga
petinggi sekalipun.
Masyarakat Indonesia memang sudah
menganggap korupsi sebagai suatu kejahatan
yang luar biasa (extraordinary crime).
Dalam Undang-Undang NO.31/1999 jo UU
No.20/2001 menyebutkan bahwa pengertian
korupsi mencakup perbuatan: Melawan hukum,
memperkaya diri orang/badan lain yang merugikan
keuangan/perekonomian negara (pasal 2),
menyalahgunakan kewenangan karena
jabatan/kedudukan yang dapat merugikan
keuangan/kedudukan yang dapat merugikan
keuangan/perekonomian negara (pasal 3),
kelompok delik penyuapan (pasal 5,6, dan 11),
kelompok, delik penggelapan dalam jabatan (pasal
8, 9, dan 10, delik pemerasan dalam jabatan (pasal
12, delik yang berkaitan dengan pemborongan
(pasal 7), Delik gratifikasi (pasal 12B dan 12C)[2].
Masyarakat yang terjebak pada budaya korupsi
merupakan konsekuensi dari masyarakat
modern di mana semakin tidak adanya nilai dan
norma bersama.
Artinya, masyarakat hanya berpijak pada nilai-
nilai individualisme moral dan pada akhirnya
mengarah pada kepentingan yang bersifat
pribadi bukan kepentingan bersama
Budaya korupsi sendiri disebabkan oleh
beberapa faktor yang juga dekat dalam
kehidupan masyarakat. a.Lemahnya pendidikan
agama dan etika; b. Tidak dapat membedakan
milik pribadi dengan milik lembaga;
c.Kolonialisme; d.Kurangnya pendidikan;
e.Kemiskinan; f. Tidak adanya sanksi yang keras;
g. Kelangkaan lingkungan yang subur untuk
pelaku anti korupsi; h. Struktur pemerintahan; i.
Perubahan radikal; dan j. Keadaan masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai