Secara umum, semua provisi bersifat kontinjensi karena tidak pasti dalam
jumlah atau waktu. Tetapi, dalam Pernyataan ini istilah kontinjensi
digunakan untuk liabilitas dan aset yang tidak diakui karena keberadaannya
baru dapat dipastikan dengan terjadi atau tidak terjadinya satu peristiwa
atau lebih yang tidak pasti di masa depan dan tidak sepenuhnya berada
dalam kendali entitas. Di samping itu, istilah liabilitas kontinjensi digunakan
untuk liabilitas yang tidak memenuhi kriteria pengakuan.
entitas memiliki kewajiban kini (baik bersifat hukum maupun bersifat konstruktif)
sebagai akibat peristiwa masa lalu;
Penggunaan estimasi merupakan bagian mendasar dalam penyusunan laporan keuangan dan
tidak mengurangi keandalan laporan keuangan tersebut. Hal itu tampak jelas pada provisi karena
Estimasi sifatnya mengandung ketidak pastian yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan sebagian besar
Kewajiban yang pos lainnya dalam laporan posisi keuangan (neraca).
Andal
Entitas tidak diperkenankan mengakui liabilitas kontinjensi.
Jika entitas bertanggung jawab secara masing-masing dan bersama dengan pihak
lainnya (tanggung renteng) atas suatu kewajiban, maka bagian kewajiban yang
Liabilitas diharapkan akan dipenuhi oleh pihak-pihak lain diperlakukan sebagai liabilitas
kontinjensi.
Kontijensi