1.dasar-Dasar Perpajakan
1.dasar-Dasar Perpajakan
PERPAJAKAN
TM.1
Kus Tri Andyarini, SE. M.Si
DEFINISI PAJAK
2
Paham Imperatif
Pelaksanaannya tidak dapat ditunda
HUKUM PAJAK
HUKUM PAJAK FORMIL
Memuat bentuk/tata cara untuk mewujudkan hukum
materiil menjadi kenyataan (cara melaksanakan hukum
pajak materiil). Contoh :UU KUP, UU PPSP
Contoh
: Undang-Undang Pajak Penghasilan (UU PPh),
UU PPN, UU PBB.
PENGELOMPOKKAN PAJAK
12
14
15
Pajak Subjektif dan Pajak Objektif
Pajak Subjektif, Pajak yang memperhatikan
keadaan WP.
Pajak Objektif, Pengenaan pajak yang tidak
memperhatikan keadaan WP.
Keuntungan membedakannya :
1. Bidang penafsiran, karena diketahui titik
tangkapnya, maka maksud pembuat UU mudah
ditafsirkan
2. Bidang yuridiksi, yaitu apabila ada soal
tentang Termasuk dalam kompetensi negara
manakah suatu pajak tertentu dapat dipungut
Pajak Pusat dan Pajak Daerah
Pajak Pusat
Pajak yang dipungut oleh Pemerintah
Pusat, digunakan untuk membiayai rumah
tangga negara
Pajak Daerah
Pajak yang dipungut oleh Pemerintah
Daerah digunakan untuk membiayai
rumah tangga daerah.
TATA CARA PEMUNGUTAN PAJAK
1. STELSEL PAJAK
2. ASAS PEMUNGUTAN PAJAK
3. SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK
STELSEL PEMUNGUTAN PAJAK
1. STELSEL NYATA (RIIL)
Pengenaan pajak didasarkan pada objek (penghasilan yang nyata),
sehingga pemungutannya baru dapat dilakukan pada akhir tahun
pajak, yakni setelah penghasilan yang sesungguhnya diketahui.
2. STELSEL ANGGAPAN (FICTIVE)
Pengenaan pajak didasarkan pada suatu anggapan yang diatur
oleh undang-undang. Misalnya, penghasilan suatu tahun dianggap
sama dengan tahun sebelumnya, sehingga pada awal tahun pajak
sudah dapat ditetapkan besarnya pajak yang terutang untuk tahun
pajak berjalan.
3. STELSEL CAMPURAN
Stelsel ini merupakan kombinasi antara stelsel nyata dan stelsel
anggapan. Pada awal tahun, besarnya pajak dihitung berdasarkan
suatu anggapan, kemudian pada akhir tahun besarnya pajak
disesuaikan dengan keadaan yang sebenarnya.
18
ASAS PEMUNGUTAN PAJAK
1. Asas Domisili (Asas Tempat Tinggal)
Pemungutan Pajak berdasarkan domisili dari Wajib Pajak.
Negara berhak mengenakan pajak atas seluruh penghasilan
Wajib Pajak yang bertempat tinggal di wilayahnya, baik
penghasilan yang berasal dari dalam negeri maupun
penghasilan yang berasal dari luar negeri. (World Wide
Income)
2. Asas Sumber
Pemungutan pajak berdasarkan sumber penghasilan Wajib
Pajak. Negara berhak mengenakan pajak atas penghasilan
yang bersumber dari wilayahnya tanpa memperhatikan
tempat tinggal Wajib Pajak.
3. Asas Kebangsaan
Pemungutan pajak berdasarkan kebangsaan dari wajib pajak
SISTEM/TEKNIK PEMUNGUTAN PAJAK
20
TIMBULNYA HUTANG PAJAK
21
1. FAHAM FORMAL
Hutang pajak timbul karena perbuatan fiskus, yaitu
menerbitkan surat ketetapan pajak.
2. FAHAM MATERIAL
Hutang pajak timbul karena terpenuhinya tatbestand.
Artinya:jika ketentuan dalam Undang-undang
terpenuhi, maka tanpa harus menunggu fiskus
menerbitkan surat ketetapan pajak, WP harus
membayar pajak yang terhutang.
Hapusnya Utang Pajak
1. Pembayaran
2. Daluarsa
3. Kompensasi
4. Pembebasan
Tarif Pajak
23
Tarif Proporsional
Tarif Progresif
Tarif Degresif
Tarif Tetap
TAX FORMULA
PKP TARIF
1. S.d. Rp 50.000.000,- 5%
2. Di atas Rp 50.000.000,- s.d. Rp 250.000.000,- 15%
3. Di atas Rp 250.000.000,- s.d. Rp 500.000.000,- 25%
4. Di atas Rp 500.000.000,- 30%
Tarif PPh Badan
(Pasal 17 UU PPh):
Single rate 28%
Diturunkan menjadi:
25% mulai Tahun Pajak 2010