Anda di halaman 1dari 14

PENGETAHUAN LINGKUNGAN

7. INDUSTRIALISASI DAN
DAMPAK LINGKUNGAN
Kehadiran industri sangat dibutuhkan untuk memenuhi
kebutuhan hidup manusia.
Industri merupakan upaya manusia menghasilkan produk yang
memiliki nilai tambah dan nilai guna untuk meningkatkan kualitas,
kenyamanan dan kesejahteraan manusia.
Industri menimbulkan dampak lingkungan, terutama berupa
limbah dan pencemaran.
Industri menghasilkan produk samping berupa limbah (padat,
cair, gas).
Limbah adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan (UU No. 23
Tahun 1997).
Limbah dpt cemari lingkungn dan rusak daya dukung lingkungn.
Sebelum dibuang ke lingkungan, limbah industri harus dikelola
Industri dan Dampak Lingkungan (2)

Faktor Eksternal Penyebab Pencemaran


Kerusakan daya dukung lingkungan dan pencemaran
lingkungan karena faktor eksternal (akibat aktivitas manusia)
antara lain disebabkan oleh:
(1) Pencemaran udara yang berasal dari cerobong pabrik
(kegiatan industri) dan gas buang pembakaran BBM kendaraan
bermotor.
(2) Pencemaran air dari limbah industri (dan rumah tangga).
(3) Pencemaran daratan dari limbah industri, sampah, barang
bekas dsb. Limbah sulit terurai rusak lingkungan.
(4) Penambangan untuk pengambilan SDA, limbah tailing,
pencemar kimia, logam berat (kasus Teluk Buyat).
Industri dan Dampak Lingkungan (3)
Industri Penghasil Limbah
Kegiatan industri pada umumnya menimbulkan pencemaran air,
udara, tanah, gangguan kebisingan, bau, dan getaran.
Beberapa jenis industri menggunakan air dengan volume sangat
besar, yang diperoleh baik dari sumber air tanah
ataupun air permukaan. Penggunaan air tanah ini
mempengaruhi sistem hidrologi sekitarnya.
Jenis kegiatan industri penghasil limbah wajib AMDAL (Kep-
Meneg LH No. 17 Tahun 2001 tentang Jenis Rencana Usaha
dan/atau Kegiatan yang Wajib Dilengkapi AMDAL) sbb:
(1) Industri Semen, berpotensi menghasilkan berbagai jenis
limbah: padat (tailing), debu (CaO, SiO2, Al2O3, FeO2)
dengan radius 2-3 km, limbah cair (sisa cooling mengandung
minyak pelumas), limbah gas (CO2, SOx, NOx) dari
pembakaran energi batubara, minyak dan gas.
Industri dan Dampak Lingkungan (4)
(2) Industri Pulp atau Industri Kertas yang terintegrasi dengan
industri pulp (tidak termasuk pulp dari kertas bekas),
berpotensi menghasilkan limbah cair (BOD, COD, TSS), limbah
gas (H2S, SO2, NOx, Cl2) dan limbah padat (ampas kayu,
serat pulp, lumpur kering).
(3) Industri Petrokimia Hulu, berpotensi menghasilkan limbah gas
(SO2, NOx), debu (SiO2), limbah cair (TSS, BOD, COD, NH4Cl)
dan limbah sisa katalis bekas yang bersifat B3.
(4) Industri Pembuatan Besi Dasar atau Baja Dasar berpotensi
menghasilkan limbah (termasuk limbah B3), limbah padat,
limbah cair (minyak), gas (NOx, H2S, SO2), debu berupa scale
(2-3% dari total produk per hari).
(5) Industri Pembuatan Timah Hitam (Pb) Dasar (termasuk
industri daur ulang). Timah hitam (Pb) merupakan logam berat
yang termasuk bahan berbahaya dan beracun (B3) yang
mudah terurai.
Industri dan Dampak Lingkungan (5)
Proses pembuatan Pb melalui proses peleburan yang
menghasilkan limbah gas beracun dan debu (partikel) dan
proses perendaman yang menghasilkan limbah cair dengan
kadar asam yang tinggi.
(6) Industri Pembuatan Tembaga (Cu) Dasar berpotensi
menghasilkan limbah gas (SO2, SOx, NO2, O2 dan tail gas
dengan parameter Zn, Pb, Cd, Hg), limbah cair (Fe, Cu, Zn,
Hg, Pb, Sn, As, Ni, Se, F, Cd, Cr, TDS dan TSS), limbah padat
gipsum dan sludge (Fe, Cu, Zn, Ni, Pb, As, Hg, Se, Cd).
(7) Industri Pembuatan Alumunium Dasar berpotensi
menghasilkan limbah (termasuk limbah B3), limbah padat
(dross, pelapis bekas), limbah cair (air spay dengan kadar
Flour tinggi dan air pendingin mengandung minyak), limbah
gas (H2S, NH3, NO2, SO2) dan debu.
(8) Kawasan Industri (termasuk Kompleks Industri Teritegrasi),
berpotensi menghasilkan berbagai jenis limbah dan cemaran.
Industri dan Dampak Lingkungan (6)

(9) Industri Galangan Kapal dengan sistem graving dock,


berpotensi menghasilkan limbah cair (air ballast, pengecatan
lambung kapal dan bahan kimia B3) maupun limbah gas dan
debu dari kegiatan sand blasting dan pengecatan.
(10) Industri Pesawat Terbang menimbulkan gangguan kebisingan
dan getaran.
(11) Industri Senjata, Amunisi dan Bahan Peledak, proses
produksinya menggunakan bahan kimia bersifat B3 dan
kegiatannya membutuhkan tingkat keamanan yang tinggi.
(12) Industri Baterai Kering (menggunakan bahan baku Hg)
berpotensi menghasilkan berbagai jenis limbah padat (sludge
B3, bekas kemasan), limbah cair (Zn, Hg, Cr, COD, TSS, Mn
dan NH3), limbah debu dan gas (H2S, SO2, NOx, CO, NH3, Zn,
Pb dan Cd).
Industri dan Dampak Lingkungan (7)
(13) Industri Baterai Basah berpotensi menghasilkan limbah cair
(TDS, Sulfat dan Pb), gas (proses finishing dengan parameter
Pb, Sulfat, COx, NOx, dan SO2), dan limbah padat (sludge dari
IPAL dan bekas kemasan bahan penolong).
(14) Industri Bahan Kimia Organik dan Anorganik yang
memproduksi minirel digolongkan B3 berpotensi menimbulkan
pencemaran udara, air dan tanah.

Keterangan:
BOD (biological oxygen demand) = kebutuhan oksigen biologis
COD (chemical oxygen demand) = kebutuhan oksigen kimiawi
TSS (total suspended solid) = total padatan tersuspensi
TDS (total dissolved solid) = total padatan terlarut
Industri dan Dampak Lingkungan (8)
Pencemaran Udara
Udara merupakan campuran beberapa macam gas yang
perbandingannya tidak tetap, tergantung pada keadaan suhu
udara, tekanan udara dan lingkungan di sekitarnya. Terdapat
gas yang penting bagi kehidupan seperti oksigen (O2) untuk
bernapas, CO2 untuk fotosintesis dan ozon (O3) untuk
menahan sinar ultraviolet matahari.
Susunan (komposisi) udara bersih terdiri dari 78,09% Nitrogen
(N2), 21,94% Oksigen (O2), 0,93% Argon (Ar) 0,032% CO2.
Gas lain adalah Hidrogen, Methana (CH4), Belerang Dioksida
(SO2), Amonia (NH4) dan lain-lain.
Penyebab pencemaran udara adalah: (1) Faktor Internal
(alamiah) yaitu debu tiupan angin, abu vulkanik, proses
pembusukan sampah organik, (2) Faktor Eksternal (aktivitas
manusia) yaitu pembakaran BBM (fosil), debu atau serbuk
industri, pemakaian racun kimia yg disemprotkan ke udara.
Industri dan Dampak Lingkungan (9)
Komponen Pencemar Udara
Udara di daerah industri menjadi kotor karena terkena
bermacam-macam pencemar. Di antara komponen pencemar
yang paling banyak berpengaruh dalam pencemaran udara
adalah CO, NOx, (NO2, NO), SOx (SO2, SO3), HC, partikel
(debu) dan lain-lain.
CO terjadi pada pembakaran BBM pada suhu tinggi (sehingga
kekurangan oksigen): C + O2 ------- > 2CO. Pada suhu tinggi
juga terjadi penguraian CO2 menjadi CO: CO2 ----- > CO + O.
Partikel adalah pencemar udara yang berbentuk padatan.
Aerosol adalah partikel yg terhambur dan melayang di udara.
Fog (kabut) adlah aerosol berupa butiran cair yg ada di udara.
Smoke (asap) adalah aerosol yang berupa campuran antara
padatan dan cairan yang melayang di udara.
Plume adalah asap yg keluar dari cerobong asap pabrik.
Industri dan Dampak Lingkungan (10)

Dampak Pencemaran Udara Terhadap Kesehatan


CO (Karbon Monoksida)
Apabila CO terhisap ke dalam paru-paru akan ikut peredaran
darah dan menghalangi masuknya oksigen yang dibutuhkan
tubuh. Gas CO bersifat racun metabolis, ikut bereaksi secara
metabolis dengan darah.
Hemoglobin + O2 -------- > O2Hb (Oksihemoglobin)
Hemoglobin + CO --------- > COHb (Karboksihemoglobin)
Penderita kekurangan darah (anemia) dan anak kecil mudah
keracunan CO. Keracunan CO ditandai dengan pusing, sakit
kepala dan mual (ringan). Keracunan berat menyebabkan
menurunnya gerak tubuh, gangguan sistem kardiovaskuler,
serangan jantung dan kematian.
Industri dan Dampak Lingkungan (11)

Pertolongan korban dibawa ke tempat berudara terbuka (udara


segar) dan memberi kesempatan untuk bernapas dalam-dalam
atau dengan cara pemberian gas oksigen.
COHb + O2 ------- > O2Hb + CO

NOx
NO (sulit diamati, tidak berwarna dan tidak berbau)
NO2 (warna coklat kemerahan, bau menyengat)
NO konsentrasi tinggi yang terhirup dalam pernapasan dapat
menimbulkan gangguan sistem syaraf, kejang-kejang dan
kelumpuhan. NO2 toksitasnya empat kali dari NO, dapat
menyebabkan paru-paru bengkak, sulit bernapas dan
menimbulkan kematian.
Industri dan Dampak Lingkungan (12)
SOx
Gas SOx mudah menjadi asam (asam sulfat), menyerang selaput
lendir hidung atau tenggorokan (radang), saluran pernapasan
lain sampai ke paru-paru. SOx menyebabkan iritasi pada
bagian tubuh yang terkena. Pada konsentrasi tinggi SOx
menyebabkan kelumpuhan dan kematian.

HC
HC merupakan hasil pembakaran bahan bakar fosil. Benzena
(C6H6) menyebabkan iritasi selaput lendir, lemas, paralysis
(gangguang syaraf, lumpuh), kematian. Toluena (C6H5CH3)
menyebabkan pusing, lemah, pandangan kabur, gangguan
syaraf, kematian.
Industri dan Dampak Lingkungan (13)
Partikel
Pneumokoniosis adalah penyakit saluran pernapasan yang
disebabkan oleh adanya partikel (debu) yang masuk atau
mengendap dalam paru-paru. Penyakit ini banyak jenisnya
tergantung jenis debu yang masuk paru-paru, yaitu Silikosis,
Asbestosis, Bisinosis, Antrakosis, dan Berilosis.
Silikosis disebabkan oleh pencemaran debu silika (SiO2) yang
masuk dan mengendap di paru-paru. Debu silika banyak
terdapat di pabrik besi baja, keramik, pengecoran beton,
bengkel (kikir, gerenda). Tanda-tandanya sesak napas, batuk
(tidak disertai dengan dahak), keadaan yang parah
menyebabkan kegagalan jantung.
Asbestosis disebabkan oleh debu atau serat asbes (campuran
magnesium silikat). Banyak ditemukan di pabrik permintalan
serat asbes, atau pabrik asbes. Gejala asbestosis adalah sesak
napas dan batuk berdahak.
Industri dan Dampak Lingkungan (14)

Bisinosis disebabkan oleh debu kapas atau serat kapas. Banyak


terjadi di pabrik pemintalan kapas, tekstil, gudang kapas,
pembuatan kaos dll.
Antrakosis disebabkan oleh debu batubara. Banyak ditemukan
pada pekerja pengumpan tanur besi, lokomotif, pekerja PLTU.
Berilosis disebabkan oleh debu berilium, menyebabkan bronchitis,
demam, batuk kering, sesak napas. Banyak ditemukan pada
pekerja pabrik tabung radio, pabrik seng.
Insektisida merupakan racun yang dapat menyebabkan kanker
(carcinogenik).*

Anda mungkin juga menyukai