Objektif
Terapi farmakologi
Pasien diberikan pengobatan selama 3
bulan (tahap intensif), yang terdiri dari 2
bulan dengan HRZES setiap hari. Dilanjutkan
1 bulan dengan HRZE setiap hari. Setelah itu
diteruskan dengan tahap lanjutan selama 5
bulan dengan HRE yang diberikan tiga kali
dalam seminggu.
Untuk mengatasi efek samping yang
diberikan oleh INH maka dapat diberikan
suplemen vitamin B6.
Terapi non farmakologi
Pengobatan tuberkulosis mengalami beberapa tahap yakni :
Health Resort Era
setiap pasien TBC harus dirawat di sanatorium (berudara segar, sinar
matahari yang cukup, suasana yang menyenangkan dan makanan yang
bergizi tinggi).
Bedrest Era
Pasien tidak perlu dirawat di sanatorium, tetapi cukup diberi istirahat
terhadap fisiknya saja. Disamping makanan yang bergizi tinggi. Usaha
pengobatan pada health resort and bedrest era, masih bersifat
pemberantasan terhadap gejala yang timbul.
Collapse Therapy Era
Disini paru yang sakit diistirahatkan dengan melakukan pneumonia
artifisial. Paru-paru yang sakit dibuang secara wedge resection, satu
lobus atau satu bagian paru.
Monitoring & evaluasi
Evaluasi klinis :
Pasien dievalusi setiap 2 minggu pada 1 bulan pertama pengobatan selanjutnya setiap 1 bulan .
Evaluasi respon pengobatan dan efek samping yang muncul serta komplikasi dari penyakit
Keluhan, berat badan, dan pemeriksaan fisik.
Evaluasi bakteriologi : (0-2-6/9 bulan pengobatan) dilakukan untuk mendeteksi ada atau tidaknya
konversi dahak.
Pemeriksaan dan evaluasi foto toraks dilakukan pada :
Sebelum pengobatan dimulai
Setelah 2 bulan pengobatan
Pada akhir pengobatan
Evaluasi radiologik (0-2-6/9bulan pengobatan)
Pemeriksaan dan evaluasi foto toraks dilakukan pada :
Sebelum pengobatan
Setelah 2 bulan pengobatan (kecuali pada kasus yang juga dipikirkan kemungkinan keganasan
dapat dilakukan 1 bulan pengobatan)
Pada akhir pengobatan.
Evaluasi efek samping secara klinik
Sebaiknya dari awal diperiksa fungsi hati, fungsi ginjal, dan darah lengkap
Fungsi hati : SGOT, SGPT, bilirubin, fungsi ginjal : ureum, kreatinin, dan gula darah, serta asam
uratuntuk data dasar penyakit atau efek samping pengobatan.
Asam urat diperiksa bila menggunakan pirazinamid
Pemeriksaan visus dan uji buta warna bila menggunakan etambutol (bila ada keluhan).
Uji keseimbangan dan audiometri bila pasien mendapat streptomisin (bila ada keluhan).
Pada anak dan dewasa muda umumnya tidak diperlukan pemeriksaan awal tersebut, yang paling
penting adalah evaluasi klinis kemungkinan terjadinya efek samping obat. Bila pada evaluasi klinis
dicurigai terdapat efek samping, maka dilakukan pemeriksaan laboratorium.
Evaluasi keteraturan berobat (ketidakteraturan berobat menyebabkan resistensi).
Ktiteria sembuh :
BTA mikroskopik negatif dua kali (pada akhir fase intensif dan akhir pengobatan) dan
telah mendapatkan pengobatan yang adekuat
Pada foto toraks, gambaran radiologi serial tetap sama atau perbaikan.
Bila ada fasiliti biakan, maka kriteria ditambahbiakan negatif.
Evaluasi pasien yang telah sembuh
Pasien TB yang telah dinyatakan sembuh sebaiknya tetap dievalusi minimal dalam 2 bulan
pertama setelah sembuh, hal ini dimaksudkan untuk mengetahui kekambuhan. Hal yang
dievalusi adalah mikroskopis BTA dahak dan foto toraks. Mikroskopis BTA dahak 3, 6, 12
dan 24 bulan (sesuai indikasi/bila ada gejala) setelah dinyatakan sembuh. Evaluasi foto
toraks 6, 12, 24 bulan setelah dinyatakan sembuh (bila ada kecurigaan TB kambuh)
Thank you for your
nice attention