KELAINAN KROMOSOM
Kromosom
Struktur seperti benang/tongkat yang terlihat pada
sel yang sedang membelah
Berisi molekul DNA dan protein yang membawa
informasi penurunan sifat (hereditas) suatu
organisme.
Kromatin
Material yang membentuk kromosom yaitu :
DNA
Protein : histon
non histon
Ditemukan pada inti sel eukariota dan mitokondria
Dari Kromosom - Protein
Jumlah Kromosom
Berbeda untuk setiap species
Tidak berhubungan dengan ukuran besarnya
Metoda Lainnya :
1. Q banding (Quinacrine)
Untuk identifikasi sekuens pada lengan panjang
kromosom Y.
2. R banding (Reverse)
Untuk identifikasi kelainan kromosom diujung/distal
kromosom.
3. C banding (Centromere)
Untuk identifikasi kelainan pada daerah sentromer.
C
A B
F G
E
D
PENYAKIT KELAINAN GENETIK (PKG)
PKG Kromosom
1. Kelainan Numerik : Perubahan pada jumlah kromosom
A. Set Kromosom
B. Kromosom Autosom
C. Kromosom Seks
2. Kelainan Struktur : Delesi, adisi, atau gabungan
3. Kelainan Mosaik : Kromosom tidak merata di sel tubuh
Pada sel berbeda, berbeda materi genetiknya
1. Kelainan Numerik
A. Set Kromosom (Ploiditas)
1. Euploid
Triploid
Tambahan kromosom paternal.
Pada kelainan plasenta Hydatiiform moles (mola).
Tambahan kromosom maternal
abortus spontan pada awal kehamilan.
Tetraploid diduga kegagalan pada cleavage zigot.
2. Aneuploid
Monosomi umumnya letal, kecuali monosomi
kromosom X 45, X (sindrom Turner)
Trisomi
Trisomi 21 Sindrom Down
Trisomi 18 Sindrom Edward
Trisomi 13 Sindrom Patau
Triploid
Disjunction - Nondisjunction
1. Kelainan Numerik
B. Kelainan Autosom :
1. Trisomi 21 (Sindrom Down) (47,XX/XY + 21)
Insidensi Kelahiran 1 : 700
Fenotip :
Retardasi mental, IQ : 25 50
Jarak mata lebar (hipertelorisme)
Hidung datar dengan pangkal pipi
Tangan/jari pendek, terdapat simian crease
Ada kelainan jantung
Sindrom Down (Trisomi 21)
Simian Crease
Sindrom Down (Trisomi 21)
Variasi Sindrom Down
1. Robertsonian Translocation
4% dari kasus sindrom Down,
Mempunyai 46 kromosom, kromosom 21q bertranslokasi
ke kromosom 14/akrosentrik.
Konstitusi kromosomnya 46, XX/XY, rob(14;21),+ 21;
atau translokasi 21q21q (46,XX/XY, rob(21q;21q).
Retardasi mental
Kelainan pertumbuhan
Umumnya dapat hidup mandiri
Kecuali sindrom Turner, umumnya berfenotip
normal
Prognosis pada kelainan euploid dan mozaik
umumnya lebih baik
C. Kelainan Kromosom Seks Lanjutan.
1. Sindrom Klinefelter
Kariotip umumnya 47,XXY
Kromatin X dan Y Positif (+)
Insiden 1 : 600 bayi laki-laki lahir hidup (USA)
Fenotip :
Postur tubuh tinggi kurus (>170 cm), tungkai kaki panjang
Gynecomastia
Testis kecil, dengan biopsi :
Hialinisasi tubulus seminiferus, tidak ada spgenesis,
azoospermia, sel Leydig sedikit
Libido menurun (hypogonadism)
Steril/infertil (Ciri seks sekunder tidak berkembang)
IQ biasanya rendah (Retardasi mental).
Beberapa pasien dijumpai gangguan kesulitan belajar.
Aspek penurunan ND pada oogenesis atau spgenesis
Varian : 48,XXXY; mosaik 46,XY/47,XXY atau 46,XY/48,XXXY.
Sindrom Klinefelter Drs. H. Yurnadi M.Kes.
C. Kelainan Kromosom Seks Lanjutan.
2. Sindrom Turner
Kariotip umumnya 45,X0.
Kromatin seks (X dan Y) negatif (-)
Insiden 1 : 2.500 kelompok perempuan
Fenotip :
Postur tubuh pendek (130 cm)
Webbed neck, edema pada kaki
Cubitus vagus
Dada rata, mamae (-)
Coartation aorta dan defek skeletal
Genitalia eksterna infantil
Klitoris hipertrofi
Rambut axilla dan pubis (-)
Streak gonads, Ovarium dysgenesis, amenore primer, steril
IQ : normal (< rata-rata normal).
Aspek penurunan ND selama oogenesis Meiosis I
Varian Mosaik : 45,X/46,XX (15%); 45,X/47,XXX; dll
Drs. H. Yurnadi M.Kes.
Sindrom Turner
C. Kelainan Kromosom Seks Lanjutan.
3. Sindrom Y- Ganda
Kariotip umumnya 47,XYY
Kromatin X (-) dan Y (++)
Insiden 1 : 1.000 kelompok laki-laki
Fenotip :
Postur tubuh tinggi (>180 cm)
Raut muka asimetris
Telinga cenderung lebih panjang
2-4% dalam LP dan Mental Hospital
Tingkah laku eksplosif, hiperaktif, agresif, dan psikopat
Perkembangan seks normal, testosteron normal
IQ 90 (10-15 < rata-rata normal)
Aspek penurunan ND pada spgenesis meiosis II
Varian - Mosaik : 47,XYY/47,XXY atau 47,XYY/49,XXXYY.
C. Kelainan Kromosom Seks Lanjutan.
4. Sindrom X Ganda
Kariotip umumnya 47,XXX.
Fenotip :
Postur tubuh tinggi.
Beberapa pasien mengalami kesulitan belajar.
Infertil
Beberapa psikopatologi, antisosial sangat jarang.
IQ : rendah (< rata-rata normal).
Kromatin X : positif ganda; kromatin Y : negatif.
Umumnya akibat ND meiosis I (M I) maternal
Variasi kariotip: 47,XXX atau 48,XXXX atau 49,XXXXX.
C. Kelainan Kromosom Seks Lanjutan.
1. Hermafrodit (hermaphroditsm)
Terdapat testis dan ovarium atau dalam bentuk
ovotestis.
Genitalia ambiguous : hipospadia, perbesaran
klitoris
Kariotip:46,XX/46,XY
2. Pseudohermafrodit Wanita (female pseudohermaphroditsm)
Terdapat ovarium atau gonad pada satu seks saja.
Genitalia ambiguous : perbesaran klitoris, fusi labia majora
menyerupai kantong scrotum.
Umumnya akibat hiperplasia adrenal kongenital,
menimbulkan defek enzim yang dibentuk kelenjar adrenal,
dibutuhkan biosintesis kortisol untuk virilisasi.
Ovarium berkembang normal, namun produksi androgen.
Kariotip:46,XX.
Hiperplasia adrenal menyebabkan defisiensi 21-hidroksilase,
menghambat normal pathway biosintesis, menyebabkan
overproduction precursors, yang diperlukan dalam pathway
androgen biosynthesis, menyebabkan peningkatan
androgen yang abnormalitas (tinggi).
Adrenal Hiperplasia
3. Pseudohermafrodit pria (male pseudohermaphroditsm)
Bentuk dari androgen insensitivity.
A. Defiensi 5-alfa reduktase.
Enzim ini berperan dalam konversi testosteron menjadi
dihidrotestoteron.
Feminisasi genetalia eksterna : mikropenis, vagina buntu
Kariotip:46,XY.
Testis berkembang normal.
Pseudohermaphfrodite ()