Anda di halaman 1dari 54

HAERIAH RACHMAN

PENDAHULUAN
TB masih merupakan masalah kesehatan yang penting di dunia.
Indonesia termasuk dalam 5 negara dengan kasus TB terbanyak di
dunia
Permasalahan TB anak di Indonesia Penegakan diagnosis
Sejak tahun 2005 sistem skoring TB anak disosialisasikan dan
direkomendasikan sebagai pendekatan diagnosis
Permasalahannya : Tidak semua fasyankes di Indonesia mempunyai
fasilitas uji tuberkulin dan pemeriksaan foto thorax yang merupakan dua
parameter yang ada di sistem skoring Banyak dijumpai
underdiagnosis TB anak
Semakin meningkatnya jumlah kasus TB resisten obat (TB RO) pada
dewasa sumber penularan bagi anak
EPIDEMIOLOGI TB PADA ANAK

Sebagian besar kasus terjadi pada anak umur < 5 tahun

Sebagian besar penyakit terjadi dalam 2 tahun setelah kontak


dengan sumber penularan

Sebagian besar kasus TB pada anak adalah TB paru, bukan


ekstra paru
Sebagian besar BTA negatif atau tidak dilakukan pemeriksaan BTA sputum
BTA positif biasanya ditemukan pada anak yang lebih tua
MENGAPA TB PADA ANAK PENTING ?

TB anak merupakan 6-10% dari seluruh kasus TB


Anak berisiko tinggi untuk:
Berkembang menjadi sakit setelah terinfeksi

Menderita sakit TB berat (meningitis TB, TB milier)

Infeksi laten TB pada anak


Jika tidak diobati dengan benar akan menjadi kasus TB di masa dewasanya, yang merupakan
sumber penularan baru.
PATOGENESIS TERJADINYA TB
INHALASI Mycobacterium
Tuberculosis

Fagositosis oleh makrofag alveolus


Kuman mati
paru
MASA
INKUBASI
Kuma hidup (2 12 MINGGU )

Pembentukan fokus primer


Penyebaran limfogen
Penyebaran hematogen

Uji Tuberkulin Kompleks primer


(+) Terbentuk imunitas selular spesifik
Uji Tuberkulin Kompleks primer
(+) Terbentuk imunitas selular spesifik

T
Sakit TB Infeksi TB B
Komplikasi kompleks primer
Komplikasi penyebaran hematogen Imunitas optimal P
Komplikasi penyebaran limfogen R
I
M
Kalau imunitas turun,
Reaktivasi/reinfeksi
E
R

Sembuh Sakit TB

Sembuh Meninggal
ALUR DIAGNOSIS TB PADA ANAK
Penegakan diagnosis TB pada anak didasarkan pada 4 hal yaitu :

1. Konfirmasi bakteriologis TB

2. Gejala klinis khas TB

3. Adanya bukti infeksi TB

hasil uji tuberkulin positif

kontak erat dengan pasien TB

4. Gambaran foto toraks sugestif TB


PENDEKATAN DIAGNOSIS TB ANAK

1. Anamnesis yang teliti


a. gejala TB
b. riwayat kontak dg pasien TB paru dewasa
2. Pemeriksaan fisik
- status gizi
- tanda TB ekstra paru
3. Uji tuberkulin
4. Foto Rontgen dada
5. Konfirmasi bakteriologi jika memungkinkan
6. Pemeriksaan penunjang terkait TB ekstra paru
7. Tes HIV
ANAMNESIS
a. Gejala TB
Batuk > 3 minggu, tidak membaik dengan antibiotika atau
anti asma (atau penyebab yg lain)
Demam > 2 minggu, tidak membaik dengan antibiotika atau
anti malaria (sesuai indikasi)
Berat badan tidak naik atau turun dalam 2 bulan terakhir,
yang tidak membaik dengan asupan nutrisi yang optimal
Lesu dan tidak aktif
B. RIWAYAT KONTAK ERAT DENGAN PENDERITA TB PARU
DEWASA

Tanyakan hal-hal berikut:


seberapa erat kontaknya dengan sumber penularan
BTA sumber penularan: positif/negatif ?
Kapan kontak terjadi ?
sakit TB biasanya berkembang dlm 2 th setelah
kontak
Jika sumber penularan tidak dapat diidentifikasi, selalu tanyakan apakah
ada yang batuk lama. Jika ya, anjurkan orang tersebut untuk pelacakan TB
PEMERIKSAAN FISIK
Tanda utama: suhu dan frekuensi napas
Tanda distres respirasi
Pembesaran kelenjar limfonodi cervical
Perkusi dan auskultasi: biasanya normal
Pada TB paru berat atau efusi pleura TB bisa ditemukan kelainan
GEJALA TB
1. Sistemik

Berat badan turun atau tidak naik dalam 2 bulan meskipun dengan perbaikan gizi yang
adekuat

Demam lama (2 minggu) dan/atau berulang tanpa sebab yang jelas. Demam umumnya
tidak tinggi.

Batuk lama 3 minggu, batuk bersifat non-remitting, dan sebab lain batuk telah dapat
disingkirkan. Batuk tidak membaik dengan pemberian antibiotika atau obat asma (sesuai
indikasi).

Lesu atau malaise, anak kurang aktif bermain

Gejala-gejala tersebut menetap walau sudah diberikan terapi yang adekuat


GEJALA TB
2. Spesifik organ

a. Tuberkulosis kelenjar
Biasanya di daerah leher (regio colli)
Pembesaran kelenjar getah bening (KGB) tidak nyeri, konsistensi kenyal,
multiple dan kadang saling melekat (konfluens).
Ukuran besar (lebih dari 2x2 cm), biasanya pembesaran KGB terlihat jelas
bukan hanya teraba.
Tidak berespon terhadap pemberian antibiotika
Bisa terbentuk rongga dan discharge

b. Tuberkulosis otak dan selaput otak, sistem skeletal, mata, kulit (skrofuloderma), organ
lain
PEMERIKSAAN BAKTERIOLOGIS

1. MIKROSKOPIS (APUSAN BTA)


Minimal 2 kali, yaitu sewaktu dan pagi hari.

2. TES CEPAT MOLEKULER/TCM


Line Probe Assay (misalnya Hain GenoType)
NAAT=Nucleic Acid Amplification Test (misalnya Xpert
MTB/RIF).

3. BIAKAN/UJI KEPEKAAN
Media padat: hasil biakan dapat diketahui 4-8 minggu
Media cair: hasil biakan bisa diketahui lebih cepat (1-2
minggu), tetapi lebih mahal.
CARA MENDAPATKAN
SPESIMEN ANAK
TB PARU
Berdahak langsung
Bilas lambung
Induksi sputum
aman untuk anak semua umur

TB EKSTRAPARU
Aspirasi KGB
Cairan serebrospinal
INDUKSI
SPUTUM
Alat dan bahan:
- nebulizer
- masker inhalasi
- NaCl3%
- Salbutamol dan
saline
- pulse oximetry
- ekstraktor mukus
- pot dahak
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. UJI TUBERKULIN

- Mantoux test atau Tuberculin Skin - Pembacaan dalam kurun waktu


48-72 jam
Test (TST)
- Yang dinilai adalah diameter
- Menilai adanya respon imunitas indurasi, bukan eritema
tubuh terhadap antigen kuman TB - Hasil dinyatakan dalam millimeter
untuk mengetahui adanya infeksi - Pengulangan: setelah 2 minggu
- PPD: Dapat digunakan hingga 30 - Vaksinasi BCG: Uji tuberkulin
dapat dikerjakan di hari yang
hari sejak kemasan dibuka. sama atau 4-6 minggu setelah
vaksinasi
UJI TUBERKULIN
Interpretasi hasil

Pembacaan Indurasi Penafsiran


(mm)
Negatif 0-4 Tidak ada infeksi
Sedang dalam masa inkubasi
Anergi

Positif 5-9 Infeksi M. atipik


meragukan BCG
Infeksi TB alamiah
Kesalahan teknis

Positif 10-14 Infeksi TB alamiah


BCG
Infeksi M.atipik

15 Sangat mungkin infeksi TB


alamiah
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Imunoglobulin Release Assay (IGRA).


Program nasional belum merekomendasikan penggunaan IGRA di
lapangan.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
2. FOTO TORAKS
Gambaran foto toraks pada TB tidak khas kecuali gambaran TB milier. Secara umum,
gambaran radiologis yang menunjang TB adalah sebagai berikut:
Pembesaran kelenjar hilus atau paratrakeal dengan/tanpa infiltrat
(visualisasinya selain dengan foto toraks AP, harus disertai foto toraks
lateral)
Konsolidasi segmental/lobar
Efusi pleura
Milier
Atelektasis
Kavitas
Kalsifikasi dengan infiltrate
Tuberkuloma
PEMERIKSAAN PENUNJANG
3. HISTOPATOLOGI
(PA/PATOLOGI ANATOMI)

PA akan menunjukkan gambaran granuloma dengan nekrosis perkijuan di tengahnya


dan dapat pula ditemukan gambaran sel datia langhans dan atau kuman TB.
TIDAK DIREKOMENDASIKAN

Laju Endap Darah (LED)

Darah perifer lengkap: limfositosis

Pemeriksaan serologi TB (misalnya IgG TB, PAP TB, ICT TB, Mycodot, ELISA, A60,
38kD, dsb).

Direktur Jenderal BUK Kemenkes telah menerbitkan Surat Edaran pada bulan
Februari 2013 tentang larangan penggunaan metode serologi untuk penegakan
diagnosis TB.
ALUR DIAGNOSIS TB ANAK
Revisi tahun 2016

Menggunakan gejala spesifik TB (well-defined symptoms)

Menekankan pentingnya pemeriksaan bakteriologis

Menjelaskan diagnosis TB anak di fasyankes yang tidak mempunyai akses uji


tuberkulin dan rontgen dada

Menjelaskan diagnosis TB pada anak yang hasil skoring sistem <6

Menyesuaikan dengan definisi kasus yang baru


ALUR
DIAGNOSIS
TB ANAK
(BARU)
ALUR Anak dengan satu atau lebih gejala khas TB:
Batuk 2 minggu
DIAGNOSIS Demam 2 minggu
TB ANAK BB turun atau tidak naik dalam 2 bulan sebelumnya
2016 Malaise 2 minggu
Gejala-gejala tersebut menetap walau sudah diberikan terapi
yang adekuat
(1)

Pemeriksaan mikroskopis/tes cepat


molekuler (TCM) TB

Positif Negatif Spesimen tidak dapat diambil

Ada akses foto rontgen toraks Tidak ada akses foto rontgen
TB anak dan/atau uji tuberkulin*) toraks dan uji tuberkulin
terkonfirmasi
bakteriologis

Terapi OAT
ALUR
DIAGNOSIS
TB ANAK Ada akses foto rontgen toraks
dan/atau uji tuberkulin*)
Tidak ada akses foto rontgen
toraks dan uji tuberkulin
2016

(II) Berkontak dengan Tidak ada/ tidak jelas


pasien TB paru dewasa berkontak dengan pasien
TB paru dewasa

Observasi gejala selama


2 minggu,

Menetap Menghilang

TB anak klinis
Bukan TB

Terapi OAT
ALUR
DIAGNOSIS
TB ANAK Ada akses foto rontgen toraks
dan/atau uji tuberkulin*)
Tidak ada akses foto rontgen
toraks dan uji tuberkulin
2016

(III) Skoring sistem

Skor 6 Skor <6

Uji tuberkulin ATAU Uji tuberkulin DAN


kontak TB paru kontak TB paru dewasa
dewasa (+) (-)

Observasi gejala selama


2 minggu,

TB anak klinis
Menetap Menghilang

Terapi OAT Bukan TB


Parameter 0 1 2 3 Skor
SISTEM
Kontak TB Tidak jelas - Laporan keluarga, BTA (+)
SKORING TB BTA (-) / BTA tidak
ANAK jelas/ tidak tahu
Uji tuberkulin Negatif - - Positif (10 mm
(Mantoux) atau 5 mm pada
imunokompromais)

Berat Badan/ Keadaan - BB/TB<90% atau Klinis gizi buruk -


Gizi BB/U<80% atau BB/TB<70%
atau BB/U<60%
Demam yang tidak diketahui - 2 minggu - -
penyebabnya
Batuk kronik - 3 minggu - -
Pembesaran kelenjar limfe - 1 cm, lebih dari - -
kolli, aksila, 1
inguinal KGB, tidak nyeri
Pembengkakan tulang/sendi - Ada - -
panggul, pembengkakan
lutut, falang
Foto toraks Normal/ Gambaran - -
kelainan tidak sugestif
jelas (mendukung) TB
Skor Total
TB EKSTRAPARU
TB Meningitis
TB Tulang/ Sendi
TB Kelenjar
TB pleura
Skrofuloderma
TB abdomen
TB sistem retikuloendotelial
TB ginjal
TB jantung
DEFINISI KASUS
Terduga TB Anak Seseorang yang mempunyai keluhan atau gejala klinis
mendukung TB

Pasien TB anak Pasien TB anak terkonfirmasi bakteriologis


Pasien TB anak terdiagnosis klinis
KLASIFIKASI PASIEN TB:
Paru
Lokasi Ekstraparu

Baru
Riwayat Pernah diobati sebelumnya
pengobatan Riwayat pengobatan tidak diketahui

Sensitif
Hasil uji Resistan (monoresistan, poliresistan, multidrugs resistant (MDR),
kepekaan extensive drugs resistant (XDR), resistan rifampisin (RR)

Negatif
Status HIV Positif
Tidak diketahui
Pengobatan TB
pada Anak
TUJUAN
Menyembuhkan
Mencegah kematian atau kecacatan
Mencegah kekambuhan
TUJUAN Mencegah terjadinya resistansi obat

&
Mencegah transmisi TB & reservasi sumber infeksi

PRINSIP PRINSIP
1. OAT diberikan dalam paduan obat, tidak boleh monoterapi.
2. Pengobatan setiap hari.
3. Pemberian gizi adekuat.
4. Mencari dan menatalaksana penyakit penyerta
REJIMEN
Kategori Diagnostik Fase Intensif Fase Lanjutan
TB paru BTA negatif 2HRZ 4HR
TB Kelenjar
Efusi pleura TB
TB paru BTA positif 2HRZE 4HR
TB paru dengan kerusakan luas
TB ekstraparu (selain TB Meningitis dan
TB Tulang/sendi)

TB Tulang/sendi 2HRZE 10 HR
TB Millier
TB Meningitis
DOSIS & EFEK SAMPING OBAT
Dosis harian Dosis
Nama Obat (mg/kgBB/ maksimal Efek samping
hari) (mg /hari)

Isoniazid 10 (7-15) 300 Hepatitis, neuritis perifer, hipersensitivitis


(H)
Rifampisin 15 (10-20) 600 Gastrointestinal, reaksi kulit, hepatitis,
(R) trombositopenia, peningkatan enzim hati,
cairan tubuh berwarna oranye kemerahan
Pirazinamid 35 (30-40) - Toksisitas hepar, artralgia, gastrointestinal
(Z)
Etambutol 20 (1525) - Neuritis optik, ketajaman mata berkurang,
(E) buta warna merah hijau, hipersensitivitas,
gastrointestinal
KOMBINASI Bayi <5 kg pemberian OAT secara terpisah (bukan KDT)

DOSIS TETAP Dosis obat menyesuaikan kenaikan BB

(KDT) Untuk anak obesitas, dosis KDT menggunakan Berat Badan ideal
(sesuai umur).

Berat 2 bulan 4 bulan OAT KDT diberikan secara utuh (tidak boleh dibelah atau digerus)
badan RHZ (RH
(kg) (75/50/150) (75/50) Obat dapat ditelan utuh, dikunyah/dikulum (chewable), atau
dimasukkan air dalam sendok (dispersable).
57 1 tablet 1 tablet
Obat ditelan saat perut kosong, atau paling cepat 1 jam setelah
8 11 2 tablet 2 tablet makan
12 16 3 tablet 3 tablet
Bila INH dikombinasi dengan Rifampisin, dosis INH tidak boleh
17 22 4 tablet 4 tablet melebihi 10 mg/kgBB/hari
23 30 5 tablet 5 tablet
Apabila OAT lepas diberikan dalam bentuk puyer, maka semua obat
>30 OAT dewasa tidak boleh digerus bersama dan dicampur dalam satu puyer
PEMBERIAN
KORTIKOSTEROID
Pada kondisi :
TB meningitis,
sumbatan jalan napas akibat TB kelenjar (endobronkhial TB)
perikarditis TB.
TB milier dengan gangguan napas yang berat,
efusi pleura
TB abdomen dengan ascites.
Sering digunakan:
Prednison dosis 2 mg/kg/ hari, hingga 4 mg/kg/hari pada kasus sakit berat, dosis maksimal 60 mg/hari
selama 4 minggu.

Tappering off setelah 2 minggu pemberian, kecuali pada TB meningitis: tappering off setelah 4 minggu.
PIRIDOKSIN
Isoniazid dapat menyebabkan defisiensi piridoksin simptomatik, terutama
pada anak dengan malnutrisi berat dan anak dengan HIV yang mendapatkan
ARV.
Suplementasi piridoksin (510 mg/hari) direkomendasikan pada HIV positif, dan
malnutrisi berat.
NUTRISI
Malnutrisi berat berhubungan dengan mortalitas TB.
Penilaian yang cermat dengan mengukur berat, tinggi, lingkar lengan atas
atau pengamatan gejala dan tanda malnutrisi seperti edema atau muscle
wasting.
ASI tetap diberikan
Pemberian makanan tambahan selama pengobatan
PEMANTAUAN PENGOBATAN PASIEN TB ANAK

Pasien TB anak sebaiknya dipantau setiap 2 minggu selama fase intensif,


dan sekali sebulan pada fase lanjutan
Pada setiap kunjungan dievaluasi respon pengobatan, kepatuhan, toleransi
dan kemungkinan adanya efek samping obat.
Pada pasien TB anak BTA positif: pemantauan sputum harus dilakukan pada
akhir bulan ke2, ke5 dan ke6.
Foto rontgen tidak rutin dilakukan
HASIL PENGOBATAN
Hasil pengobatan Definisi

Pasien TB paru dengan hasil pemeriksaan bakteriologis positif pada awal pengobatan yang
Sembuh hasil pemeriksaan bakteriologis pada akhir pengobatan menjadi negatif dan pada salah satu
pemeriksaan sebelumnya.
Pasien TB yang telah menyelesaikan pengobatan secara lengkap dimana pada salah satu
Pengobatan lengkap pemeriksaan sebelum akhir pengobatan hasilnya negatif namun tanpa ada bukti hasil
pemeriksaan bakteriologis pada akhir pengobatan.

Pasien yang hasil pemeriksaan dahaknya tetap positif atau kembali menjadi positif pada bulan
kelima atau lebih selama pengobatan atau kapan saja apabila selama dalam pengobatan
Gagal diperoleh hasil laboratorium yang menunjukkan adanya resistensi OAT

Meninggal Pasien TB yang meninggal oleh sebab apapun sebelum memulai atau sedang dalam
pengobatan.
Putus berobat Pasien TB yang tidak memulai pengobatannya atau yang pengobatannya terputus selama 2
(loss to follow-up) bulan terus menerus atau lebih.

Tidak dievaluasi Pasien TB yang tidak diketahui hasil akhir pengobatannya. Termasuk dalam kriteria ini adalah
pasien pindah (transfer out) ke kabupaten/kota lain dimana hasil akhir pengobatannya tidak
diketahui oleh kabupaten/kota yang ditinggalkan.
Tatalaksana pasien yang berobat tidak teratur
Ketidakpatuhan minum OAT pada pasien TB merupakan penyebab kegagalan
terapi.
Jika:
anak tidak minum obat >2 minggu di fase intensif atau > 2 bulan di fase
lanjutan DAN menunjukkan gejala TB beri pengobatan kembali mulai dari
awal.
anak tidak minum obat <2 minggu di fase intensif atau <2 bulan di fase
lanjutan DAN menunjukkan gejala TB lanjutkan sisa pengobatan sampai
selesai.
Pada pasien dengan pengobatan yang tidak teratur, risiko terjadinya TB kebal
obat akan meningkat.
PEMBERIAN
PP INH
PENGOBATAN PENCEGAHAN DENGAN
ISONIAZID PADA ANAK

Prinsip
Diberikan kepada kontak yang tidak terbukti sakit TB. Prioritas pemberian
pengobatan pencegahan adalah anak balita dan anak dengan infeksi HIV positif
semua usia.

Tujuan
Menurunkan beban TB pada anak. Efek perlindungan pengobatan pencegahan
dengan pemberian selama 6 bulan dapat menurunkan risiko TB pada anak tersebut
di masa datang.
MENGAPA ANAK PERLU DIBERIKAN
PROFILAKSIS?

Sekitar 50-60% anak yang tinggal dengan pasien TB paru dewasa dengan BTA
sputum positif, akan terinfeksi TB

10 % dari anak yang terinfeksi TB akan menjadi sakit TB

Infeksi TB pada anak kecil berisiko tinggi menjadi TB berat (misalnya TB


meningitis atau TB milier)

Pemberian profilaksis INH akan menurunkan resiko menjadi sakit TB sebesar


60%
Indikasi
Pengobatan pencegahan diberikan kepada anak dengan kontak TB
namun anak tidak terbukti sakit TB dengan kriteria berikut :

Usia kurang dari 5 tahun

Anak dengan HIV positif

Anak dengan kondisi imunokompromais lain


(misalnya gizi buruk, diabetes mellitus,
keganasan, mendapatkan steroid sistemik
jangka panjang, organ transplant).
Obat dan Dosis
Untuk kasus indeksnya sensitif atau tidak terbukti Lama pemberian 6 bulan (1
resistan OAT, digunakan Pengobatan Pencegahan bulan = 28 hari pengobatan).
dengan Isoniazid (PP INH) Obat tetap diberikan sampai
6 bulan, walaupun kasus
Dosis PP INH 10 mg/kg BB (maks 300 mg/hari). indeks meninggal atau BTA
kasus indeks sudah menjadi
Obat dikonsumsi satu kali sehari, sebaiknya pada negatif.
waktu yang sama dan saat perut kosong. Dosis obat disesuaikan
Pada pasien dengan gizi buruk dan infeksi HIV, dengan kenaikan BB setiap
diberikan Vitamin B6 10 mg untuk dosis INH 200 bulan.
mg/hari, dan 2x10 mg untuk dosis INH >200
mg/hari
PEMANTAUAN DAN
EVALUASI

1. Keteraturan minum obat

2. Efek samping

3. Evaluasi munculnya gejala TB

Efek Samping INH Penanganan

Gatal, kemerahan kulit/ruam Anti alergi


Mual, muntah, tidak nafsu makan INH diminum malam sebelum tidur

Ikterus tanpa penyebab lain Hentikan PP INH sampai ikterus menghilang

Baal, kesemutan Berikan dosis vitamin B6 sampai dengan 100mg


Evaluasi munculnya gejala TB

1. Pantau gejala: Lesu, nafsu makan kurang, demam menetap >2 minggu dan atau
keringat malam, batuk menetap >3 minggu, pembengkakan di leher, diare menetap >
2 minggu
2. Pantau Berat Badan (BB) sesuai grafik CDC WHO. Waspadai arah garis
pertumbuhan BB pada grafik (tidak ada kenaikan, ada penurunan, atau naik tidak
sesuai arah garis).
3. Periksa apakah ada pembesaran kelenjar getah bening di leher, ketiak dan inguinal,
serta gejala TB di organ lain.
HASIL AKHIR PEMBERIAN PP INH
Pengobatan Menyelesaikan pengobatan pencegahan
lengkap INH selama 6 bulan

Putus Tidak minum obat INH selama 1 bulan


berobat secara berturut turut atau lebih

Gagal Dalam pengobatan PP INH menjadi sakit


TB

Meninggal meninggal sebelum menyelesaikan PP INH


selama 6 bulan dengan sebab apapun
PP INH PADA ANAK
Pada anak kontak pasien TB
KONTAK PASIEN TB RESISTAN RO yang mendapatkan PP
OBAT INH, harus dilakukan
evaluasi klinis setiap
Prinsipnya sama dengan kontak pasien TB sensitif OAT bulan selama dua tahun
setelah terpajan. Jika
berkembang menjadi TB aktif,
maka segera dilakukan
Perbedaan: pemeriksaan TB RO.

Obat yang digunakan


adalah INH dosis Pada semua pasien yang
tinggi yaitu 20 Pemantauan efek mendapat PP INH dosis
mg/kgBB dengan dosis samping obat lebih tinggi, diberikan Vitamin B6
maksimal 500 mg/hari. ketat. Bila perlu 10 mg untuk dosis INH 200
dilakukan pemeriksaan mg/hari, dan 2x10 mg untuk
fungsi hati. dosis INH >200 mg/hari
PEMBERIAN PP INH PADA ANAK
TERINFEKSI HIV

Anak yang terinfeksi HIV dan berkontak dengan pasien TB aktif dewasa dan terbukti tidak
sakit TB, mendapat pengobatan pencegahan dengan Isoniazid 10 mg/kgBB selama
minimal 6 bulan.

Di daerah dengan prevalensi TB tinggi seperti Indonesia, anak terinfeksi HIV berusia lebih
dari 12 bulan yang tidak mempunyai gejala TB dan tidak berkontak dengan pasien TB
diberikan pengobatan pencegahan INH selama 6 bulan .

Anda mungkin juga menyukai