Anda di halaman 1dari 34

KEBIJAKAN INDUSTRI DAN INVESTASI

Seminar Updating Kebijakan Ekonomi dan Publik Indomesia


Yogyakarta, Sabtu, 17 Maret 2007

Prof. MUDRAJAD KUNCORO, Ph.D


Koordinator Ahli Ekonomi Regional Pusat Studi Ekonomi & Kebijakan Publik UGM
Tim Eksternal, Menko Perekonomian
Pemimpin Redaksi Jurnal Ekonomi & Bisnis Indonesia

E-Mail :
mudrajadk@psekp.ugm.ac.id
HP : 0811 25 4255
KUNJUNGI SITUS:
http://www.mudrajad.com

@www.mudrajad.com 1
Sektor Riil dalam Dinamika
Perekonomian Indonesia
GEJOLAK EKSTERNAL OTONOMI DAERAH
Harga minyak terkoreksi
Harga komoditas ekspor utama Grand strategy?
Volatilitas the fed fund rate

FAKTOR INTERNAL
Struktur perekonomian yang SEKTOR RIIL
rentan terhadap gejolak
Deindustrialisasi
Ketimpangan antar gol
Daya beli menurun
pendapatan & daerah
Daya saing ekonomi dan efisiensi menurun
meningkat
Problem ketenagakerjaan
Permasalahan struktural
Dominasi hot money
Infrastruktur lemah
Bencana alam

KEBIJAKAN MONETER & KEBIJAKAN INDUSTRI &


KEBIJAKAN FISKAL
PERBANKAN PERDAGANGAN
Sustainabilitas dan insentif fiskal Kebijakan uang longgar Menggerakkan sektor riil
Sumber pembiayaan yang lebih Kebijakan stabilisasi rupiah Harmonisasi dan Penurunan Tarif
murah Prudensial & risk based
Fasilitasi Perdagangan (ASEAN
(Basel II) Single Window) 2
Konsolidasi
Relaksasi peraturan
Ditopang oleh penurunan laju inflasi, suku bunga, dan menguatnya nilai rupiah, ekonomi Indonesia
tumbuh setidaknya 5,5% tahun 2006. Kendati belum mampu memecahkan masalah
pengangguran, angka ini sedikit lebih tinggi dibanding rata-rata pertumbuhan ekonomi per tahun
selama enam tahun terakhir, yakni 4,6%. Konsumsi tetap merupakan penyumbang utama (66-
68%) pertumbuhan ekonomi Indonesia, pertumbuhan investasi mulai turning point sejak tahun
2004, dan ekspor netto masih tumbuh rendah.

Indikator Rata-rata
Pertumbuhan sisi per tahun
permintaan (%) 2000 2002 2004 2005 2006* (2000-6)
Pertumbuhan
ekonomi 4.9 3.7 5.1 5.6 5.5 4.6
# Konsumsi 2.0 4.7 4.9 4.0 3.2 3.9
# Investasi (PMTB) 16.7 0.2 14.7 10.8 2.9 7.6
# Ekspor 26.5 -0.6 13.5 16.4 9.2 10.3
# Impor 25.9 -5.0 26.7 17.1 7.6 11.8
@www.mudrajad.com 3

Sumber: Diolah dari BI & BPS


Pertumbuhan ekonomi Indonesia ternyata belum on the
right track karena hanya dinikmati oleh 40% gol menengah
dan 20% gol terkaya, sementara pangsa 40% gol termiskin
makin merosot sejak 2005.

Kelompok Penduduk 2002 2003 2004 2005 2006*

40% terendah 20.92 20.57 20.8 20.25 19.2

40% menengah 36.89 37.1 37.13 35.05 35.08

20% teratas 42.19 42.33 42.07 44.7 45.72

Gini Ratio 0.29 0.32 0.32 0.374 0.35


@www.mudrajad.com 4

Sumber: Diolah dari BI, Laporan Perekonomian Indonesia 2006


2003 2001 2000 1999 Perusahaan Skor
3 1 1 2 Astra Int 6.06
10 Besar Perusahaan 1 2 2 3 Indofood 5.90
Terbaik di Indonesia
yang masuk 6 3 3 6 Sampoerna 5.72
Top 200 best
Companies in Asia 4 4 4 1 Gudang Garam 5.55
Menurut Far Eastern
7 5 5 5 Indosat 5.42
Economic Review
(25/12/2003- 8 6 8 7 Djarum 5.10
5/1/2004)
Sumber: 9 7 9 (-) Telkomsel 5.03
http://www.feer.com/articl
es/2003/0312_25/free/p064
- 8 (-) (-) Satelindo 4.97
.html, accessed 25 Dec 10 9 7 (-) Sosro 4.95
2003
- 10 10 (-) SCTV 4.94
Tidak semua industri mengalami krisis. Perilaku konsumtif rakyat Indonesia: tetap beli
mobil/sepeda motor, makan mie instant, ngrokokan untuk penghilang stress, ke mana-
@www.mudrajad.com
mana nenteng ponsel, nonton TV terus, sambil minum teh botol. Inilah perilaku gol 5

menengah dan kaya di Indonesia.


Dualisme Industri Indonesia terus berlanjut:
Industri kecil mendominasi dari sisi unit usaha (99%) dan penyerapan
tenaga kerja (60%), namun menyumbang hanya 22% terhadap nilai
tambah. Sebaliknya industri besar dan menengah, yang jumlah unit
usahanya hanya kurang dari 1%, menyerap tenaga kerja 40% dan
menyumbang nilai tambah 78%. Sementara itu, kontribusi UKM thd PDB
54-57%, sedang UB sekitar 42-46% selama tahun 2002-5.
Sumbangan UKM (Usaha Kecil Menengah) dan UB (Usaha Besar)
dalam PDB tanpa migas Indonesia 2002-2005 (persentase)
Usaha Usaha Kecil
Usaha Kecil Usaha Besar
Tahun Menengah Menengah Total
(UK) (UB)
(UM) (UKM)

2002
40,62 16,54 57,16 42,84 100,00
2003
40,35 16,71 57,06 42,94 100,00
2004
39,36 16.59 55.96 44.04 100,00
2005
38,08 16.13 54.22 45,78 100,00
@www.mudrajad.com 6
Sumber : Menegkop & UKM dan BPS (2005)
Sumbangan UKM terhadap laju pertumbuhan ekonomi cenderung
meningkat. Dari pertumbuhan ekonomi 2005 sebesar 5,6 persen,
sumbangan UKM adalah 3,16 persen.

Sumbangan Laju PDB UKM


Tahun 2002-2005
Sumbangan Pertumbuhan UK, UM, dan UB terhadap
Pertumbuhan PDB Indonesia

100%
UB
80% 2.01 2.11 2.22 2.44
UM
60% UK
0.74 0.80 0.86 0.96
40% UKM
UKM UKM UKM
2,49 2,84 3,16
2,67
20% 1.75 1.87 1.98 2.20

0%
2002 2003 2004 2005
@www.mudrajad.com 7
Sumber : Menegkop dan UKM dan BPS (2005)
UKM mendominasi sektor pertanian, bangunan, perdagangan-hotel-
restoran, pengangkutan-komunikasi, dan keuangan-persewaan-jasa

Rata-rata Struktur PDRB Menurut Skala,


LAPANGAN USAHA 2001-2004 (%)
UK UM UB Jml
1. Pertanian, Perkebunan, 85,89 9,05 5,06 100,00
Peternakan,Kehutanan dan Perikanan

2. Pertambangan dan Penggalian 7,42 3,09 89,49 100,00

3. Industri Pengolahan 14,95 12,80 72,25 100,00

4. Listrik, Gas dan Air Bersih 0,54 7,34 92,12 100,00

5. Bangunan 43,57 22,61 33,82 100,00

6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 75,19 21,06 3,75 100,00

7. Pengangkutan dan Komunikasi 35,35 26,40 38,25 100,00

8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Persh. 16,17 46,32 37,51 100,00

9. Jasa-jasa 35,78 7,22 57,00 100,00

PDB 40,65 15,39 43,96 100,00

PDB TANPA MIGAS 46,00 17,27 36,73 100,00


@www.mudrajad.com 8

Sumber : Menegkop dan UKM (2005)


Sasaran Kuantitatif 2005 2009 vesi Departemen Perindustrian menargetkan
sektor industri manufaktur tumbuh 8,56% dan menyerap 2,67 juta tenaga
kerja per tahun selama 2004-2009

Harga konstan 2000


Jumlah Tenaga
Sektor Industri Laju Pertumbuhan
Kerja
(ISIC 2-digit) (%)
(ribu orang)

1. Makanan, Minuman dan Tembakau 5,00 514,6


2. Tesktil, Barang Kulit dan Alas Kaki 7,17 486,0
3. Barang Kayu dan Hasil Hutan lainnya 3,16 133,1
4. Kertas dan Barang Cetakan 7,80 42,6
5. Pupuk, Kimia dan Barang dari Karet 10,63 143,3
6. Semen dan Galian Non-Logam 10.13 5,9
7. Logam Dasar, Besi dan Baja 6,56 341,4
8. Alat Angkut, Mesin dan Peralatan 12,03 96,5
9. Barang lainnya 10,20 887,9
Total 8,56 2.635,7
ISIC: 31, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 38, dan 39
@www.mudrajad.com 9

9
Sumber : Departemen Perindustrian (2005)
Sektor Industri Manufaktur Indonesia
Pertumbuhan sektor industri manufaktur di Indonesia 2001-2006
menunjukkan tren yang secara umum meningkat antara 2,8%
hingga 4,63%. Pertumbuhan sektor industri di Indonesia 2005-
2006 hanya meningkat sebesar 4.6%. Padahal, pemerintah
menargetkan industri tumbuh sebesar 8,56% tahun selama
2004-2009.

Pertumbuhan Sektor Industri Indonesia, 2001-2006* (%)


5

4.5 4.49 4.6

4 4.63
3.4
4.19
3.5
3

2.5
2.8
2
1.5

1
0.5

0
2001 2002 2003 2004 2005 2006
10

Sumber: BPS, diolah.


Some leading indicators, starts to pick up
Growth of Motor Vehicle Sales Growth of Motorcycle Sales
% change % change

50 50

40 40
30
30
20
20
10

0 10

-10 0

-20
-10
-30
-20
-40
-30
-50

-60 -40
Apr-2005 Jul-2005 Oct-2005 Jan-2006 Apr-2006 Jul-2006 Oct-2006 Jan-2007 Apr-2005 Jul-2005 Oct-2005 Jan-2006 Apr-2006 Jul-2006 Oct-2006 Jan-2007

Source: CEIC Source: CEIC

@www.mudrajad.com 11
Some leading indicators
Growth of Cement Sales
% change
Pertumbuhan Tahunan Total Penjualan Listrik (KWH)
60

16
50

40 12

dalam persen
30
8
20

10 4
0
0

Mei
Jul

Jul
Jan

Jun

Jan

Jun

Jan
Feb

Oct

Feb

Oct
Mar

Mar
May

Nov
Dec

Nov
Dec
Sep

Sep
Aug

Aug
Apr

Apr
-10

-20 -4
Apr-2005 Jul-2005 Oct-2005 Jan-2006 Apr-2006 Jul-2006 Oct-2006 Jan-2007 2005 2006 2007
Source: CEIC

Sumber: Basri (2007)


@www.mudrajad.com 12
Daya saing Indonesia merosot dari tahun ke tahun
Peringkat Daya Saing Negara Versi World Competitiveness Report (IMD)
Negara 2006 2005 2004 2002 2000 1998
USA 1 1 1 1 1 1
Singapura 3 3 2 8 2 2
Malaysia 23 28 16 24 26 12
Korea 38 29 35 29 29 36
Jepang 17 21 23 27 21 20
Cina 19 31 24 28 24 21
Thailand 32 27 29 31 31 41

Indonesia 60 59 58 47 43 40
Argentina 55 58 59 48 42 -
Venezuela 61 60 60 46 46 -
@www.mudrajad.com 13
Jumlah negara (n) (n= 61) (n = 60) (n = 60) (n = 49) (n = 49) (n = 49)
PERMASALAHAN STRUKTURAL INDUSTRI INDONESIA
1. Industri Indonesia terkonsentrasi secara geografis ke Kabarin (Kawasan Barat
Indonesia), yaitu Jawa, Bali dan Sumatra. Ini terlihat dari aktivitas industri manufaktur,
pajak-pajak pusat, dana & kredit perbankan

Penyerapan
Figure Tenaga Kerja
1.1. LME Industri Manufaktur
Employment Menurut
by Main Island Pulau: 1976-2001
1976-2001 (%) (%)

100
80
60
40
20
0
Other
Sumatera Jawa Bali Kalimantan Sulawesi
Sumber: Diolah dari BPS Eastern

1976 6.7 89.1 0.9 1.8 0.9 0.7


1985 12.1 78.6 1.0 5.6 1.7 0.9
1995 10.8 82.2 0.7 3.9 1.4 1
@www.mudrajad.com 14
2001 11.1 82.0 0.6 3.7 1.4 1.1
2. Tingginya Kandungan Impor Bahan Baku Dan Bahan
Setengah Jadi untuk industri Padat Modal dan Padat Karya:
import content ind padat modal lebih tinggi daripada ind
padat karya. Apakah ini berarti strategi substitusi impor kita
tidak berjalan?
Industri Padat Modal (Tahun 2002) Industri Padat Karya (Tahun 2002)

43.45
60 54.90 45 39.23
Input Impor/Total Input (%)

51.66
50 40
37.84 35
40 33.48 25.68
30
30 25
20
20
15
10 10
0 5
INDUSTRI KIMIA INDUSTRI INDUSTRI INDUSTRI ALAT
0
HULU PERMESINAN KOMPONEN LISTRIK INDUSTRI TEKSTIL INDUSTRI GARMEN INDUSTRI ALAS KAKI
ALAT ANGKUT @www.mudrajad.com 15

15
Sumber : BPS (diolah)
3. Lemahnya penguasaan dan penerapan teknologi karena:
industri kita masih banyak yang bertipe tukang jahit
(industri tekstil & garmen) dan tukang rakit (industri
elektronik).
transfer teknologi dari perusahaan asing kepada
perusahaan domestik hanya sekedarnya di indonesia:
Kurangnya kemajuan perkembangan dari pemasok domestik
dan industri pendukung.
Kurangnya pendalaman dan diversifikasi teknologi pada
struktur industri Indonesia.
Tidak ada bukti bahwa perusahaan asing pada industri yang
padat tenaga kerja berorientasi ekspor melakukan banyak
pelatihan pada pekerjanya dibanding perusahaan domestik.
Hubungan eksternal dari perusahaan domestik tetap lemah,
sebab mereka secara terus-menerus mengandalkan agen
asing dan perantara asing untuk mendapat input dan
memasarkan produk akhir mereka pada pasar dunia.

@www.mudrajad.com 16
4. Gejala deindustrialisasi terjadi
untuk industri padat karya
Setidaknya 467
perusahaan tekstil,
% Ekspor Industri Padat Karya pemintalan, pencelupan,
45.0
dan garmen di Jawa-Bali
40.0
menutup usaha (API,
35.0
2006). Ditutupnya
30.0
perusahaan berarti
25.0
menambah panjang
barisan pengangguran
%

20.0

15.0
Indonesia.
10.0 Masalah:
5.0 Kenaikan harga BBM dan
0.0 UMK
Textile Furniture Garment Footwear
Banjir impor dari China dll
Komoditi
Tak ada peremajaan
mesin
1990 1993 1996 2000 2001 2003
@www.mudrajad.com 17
Selundupan
Struktur Biaya Perusahaan Per Industri
Kayu &
no Biaya Tekstil Garmen Sepatu Furnitur Elektronik bambu Rata-
rata

1 Raw Material 63.3 55.5 46.2 44.4 53.6 54.2 51.5


2 Labor 13.3 17.4 25.3 34.5 16.5 24.0 23.6
3 Central Tax 2.0 2.8 5.3 3.9 5.6 4.2 4.3

Retribusi/
4 pajak daerah
2.0 2.2 3.2 3.2 6.0 4.0 3.8

5 Transport 3.3 3.1 5.4 2.7 2.5 3.8 3.6


6 Engine 5.6 3.3 2.5 2.2 4.4 2.5 3.0
7 Gasoline 3.8 2.7 1.5 3.0 2.8 2.5 2.5
Lobbying
8 Cost
1.5 2.0 2.1 1.4 3.2 2.5 2.3

9 Telephone 1.4 1.6 1.8 2.5 1.9 2.2 2.0

10 Water 0.4 1.9 1.5 1.7 1.9 2.8 2.0

11 Others 3.7 8.1 11.4 2.9 4.6 3.9 5.9


@www.mudrajad.com 18

Sumber: Diolah dari data primer


IKLIM INVESTASI MEMBAIK?
Percent of respondents reporting obstacle to be moderate, severe,
or very severe (ranked by mid-2006 survey)
79
Macroeconomic Instability 63
71

79
Economic Policy Uncertainty 57
63

41
Transportation 44
52
62
Local Corruption 52
54

43
Electricity 41
48
63
National Corruption 49
48
57
Tax Administration 43
47
54
Legal System&Conflict 44
45
63
Tax rate 42
45
53
Labor skills & Education 44
44
58
Cost of Finance 42
44
46
License&Permits-Local 40
42
56
Labor Regulation-National 38
40
56
Labor Regulation-Local 39
42

44
License&Permits-National 34
38
51
Customs&Trade Regulation - 35
40

48
Customs&Trade Regulation-Local 34
41

50
Crime 30
33
45
Access to Finance 26
31

@www.mudrajad.com
0 10 20 30 40 50 60 70 1980

LPEM mid-2006 panel LPEM end-2005 panel ADB/WB 2003


Kendala utama yg dikeluhkan UKM DI Kota dan Desa
(K+D) adalah
permintaan yg melemah, akses kredit, akses jalan, biaya
transportasi, dan tingkat bunga
Kendala Yang Terpenting Bagi Usaha yg Ada (K+D)
Permintaan

Akses ke kredit f ormal


Akses jalan

Biaya transportasi

Tingkat bunga
Akses ke pasar

Kualitas jalan
Kualitas listrik

Ketidakpastian kebijakan ekonomi

Akses pinjam uang ke keluarga


Prosedur pinjam uang yg berbelit

Kuatir akan cicilan hutang


Biaya listrik

Korupsi

Inf ormasi tentang pasar

0 10000 20000 30000 40000 50000 60000

Sumber: World Bank, Rural Investment Climate Survey, 2006


Tren Persetujuan Investasi 1967/68-2006
Sejak 1997, ekonomi Indonesia didorong oleh konsumsi
(consumption driven growth), bukan karena investasi.
Tren investasi yang disetujui menurun terus setelah 1997, dan
menurun secara drastis setelah 2001, periode pasca otonomi
daerah diluncurkan.
350000

300000

250000
(bilions Rp)

200000

150000

100000

50000

0 Source: BKPM (2003)


67

69

71

73

75

77

79

81

83

85

87

89

91

93

95

97

99

01

03
19

19

19

19

19

19

19

19

19

19

19

19

19

19

19

19

19

20

20
Year
@www.mudrajad.com
PMDN PMA 21

Source: BKPM
MULTILEVEL CORRUPTION ATAU KORUPSI BERJAMAAH?

@www.mudrajad.com 22

Sumber: Dwiyanto, et al. (2002); Kuncoro (2006)


Strategi SBY-JK
Triple track strategy (pro-growth, pro-jobs, pro-poor) bagus dari
sisi visi tapi lemah dari sisi implementasi.
Kebijakan industri:
Revitalisasi, konsolidasi, dan restrukturisasi industri
Pengembangan industri berkeunggulan kompetitif dengan
pendekatan Klaster
Tiga sasaran & prioritas korupsi
Upaya pencegahan terjadinya korupsi
Melakukan tindakan tegas pada kegiatan korupsi yang masih terjadi,
apalagi skalanya menengah dan besar.
Mencari mereka yang oleh pengadilan telah dinyatakan bersalah
karena melakukan korupsi
@www.mudrajad.com 23

http://www.presidensby.info/index.php/topik/index.html
Sasaran Kebijakan Industri Era SBY-JK

Jangka Menengah
2004 - 2009 Keluaran Yang
Diharapkan

1. Tumbuhnya industri yang


mampu menciptakan
kesempatan kerja dalam
jumlah besar.
2. Terselesaikannya program
Revitalisasi, Konsolidasi 1. Mengatasi masalah
& Restrukturisasi Industri. pengangguran 2010 -2020 2025 -20.
3. Teroptimalisasikannya 2. Mengembalikan
pasar dalam negeri dalam kinerja industri
rangka pembangunan yang terpuruk Negara
industri komponen lokal & akibat krisis Negara Industri
industri pengolah 3. Meningkatkan Industri yang
sumberdaya dalam negeri kandungan Maju baru Tangguh
lainnya. bahan
baku/penolong, di Dunia
4. Meningkatnya daya saing
industri berorientasi ekspor. komponen lokal
5. Tumbuhnya industri 4. Meningkatkan
potensial yang menjadi kinerja ekspor
motor pertumbuhan secara signifikan
industri masa depan. 5. Membangun pilar-
6. Meningkatnya pilar industri
pertumbuhan IKM masa depan
khususnya Industri 6. Memperkuat
Menengah tiga kali lebih struktur industri
cepat dari industri kecil yang
diharapkan.
@www.mudrajad.com 24
Sumber: Departemen Perindustrian (2006)
24
Rancang Bangun Industri Nasional Masa Depan (2025)

INDUSTRI INDUSTRI INDUSTRI ALAT


AGRO TELEMATIKA ANGKUT INDUSTRI
ANDALAN
MASA DEPAN

INDUSTRI MATERIAL INDUSTRI BARANG MODAL BASIS


INDUSTRI BARANG INDUSTRI
DASAR MANUFAKTUR
KONSUMSI (TPT,
(PETRO KIMIA, SEPATU, ELEKTRONIK,
SEMEN,
BAJA, DLL
INDUSTRI KOMPONEN DLL
(BASIS I K M)

SDA TERBARUKAN SDA TIDAK TERBARUKAN

SUMBERDAYA MANUSIA

@www.mudrajad.com 25
Sumber: Departemen Perindustrian (2005) 25
Inpres No.3/2006 tentang Paket
Perbaikan Iklim Investasi
Issues Actions Completed Pending On
going
Sampai Desember
2006, baru 71%
General 19 14 1 4 rencana aksi yang
dinyatakan selesai
Customs 17 7 2 8 Aksi yang belum
selesai karena
terganjal 3 RUU
Tax 20 4 2 14 yang masih
dibahas di DPR
Labor 19 6 4 9 (RUU Penanaman
Modal,
Ketenagakerjaan,
SME 10 4 6 0
Perpajakan).
Total 85 35 15 35
@www.mudrajad.com 26

Sumber: Menko Perekonomian (2006)


Arah Terobosan Kebijakan Industri?

Menurut Jick & Peiperl (2003),


setidak ada 3 jenis perubahan: B

1. Development change
(Perubahan Pengembangan)
Perbaikan ketrampilan,
metode, atau kondisi
do better than atau do more
of yang sudah ada
Memfasilitasi organisasi agar A
berubah dari titik A (awal) ke
B (akhir), yang dapat
diidentifikasi dan tidak terlalu
jauh
@www.mudrajad.com 27
2. Transitional Change
( Perubahan Transisional)
Mengelola perubahan yang perlahan (evolutif)
Kebiasaan perilaku organisasi yang ada diganti
dengan yang baru (misal: reorganisasi, merjer,
proses baru)
Mencakup banyak tahapan transisi

SITUASI SITUASI SITUASI


LAMA TRADISIONAL BARU

@www.mudrajad.com 28
BASIS: BASIS: BASIS:
Low labor cost Efficiency in Product Innovation
Abundence of Products & By global &
resources Services sophisticated technology
@www.mudrajad.com 29
3.Transformational Change
Mencakup perubahan pengembangan dan
transisional
Mengelola perubahan yang mencakup beberapa
tahapan perubahan transisional
Keadaan baru biasanya tidak diketahui sampai
perubahan itu mulai berbentuk

Plateau
Chaos

Growth

Reemergence
Death
Birth @www.mudrajad.com 30
KEUNGGULAN KOMPETITIF
From comparative to competitive advantage

@www.mudrajad.com 31
CHANGE AND STRATEGY
Level of change Events Strategy

- create new technology and product


- launch new market
Leading - Force other firm to follow
- raise industry standard
- redefine customer expectation
- increase pace of industry product cycle

- globalization of market - line up resources


Anticipating - creation of new customer segment - develop corresponding marketing channel
- emergence of conflicting knowledge - create technical option

Reacting - competitor's product move - release better product


- new government policy - create service that exploit change
- unexpected customer demand - repackage existing product

Rhenald Kasali (2005): Para change makers melakukan transformasi


struktural, sekaligus kultural. Untuk berubah, seorang pemimpin
harus mampu mengajak orang lain, melihat apa yang ia lihat,
@www.mudrajad.com 32

bergerak, dan menyelesaikannya dengan tuntas.


PERUBAHAN BELUM PASTI MEMBAWA PERBAIKAN
TAPI DAPAT DIPASTIKAN BAHWA
UNTUK MENJADI LEBIH BAIK SEGALA SESUATU
HARUS BERUBAH

akhirnya.
Lebih Kurang Mohon Dimaafkan
Lain Kali Mohon Diundang

@www.mudrajad.com 33
BACAAN YANG DIANJURKAN

@www.mudrajad.com 34

Anda mungkin juga menyukai