Anda di halaman 1dari 30

Referat

AMENOREA SEKUNDER

Disusun oleh: yogi prasetyo


NIM: FAA
Pembimbing:

BAGIAN/SMF ILMU KESEHATAN PEREMPUAN RSUD dr. DORIS


SYLVANUS/
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
1
Pendahuluan
Menstruasi keluarnya darah, mukus dan
debris-debris seluler yang
berasal dari uterus secara
periodik dengan siklus
teratur.
Normalnya:
-Usia perempuan menarke
berbeda-beda, sekitar 98% pada
usia 15 th
-Siklus menstruasi 21 35 hari
-volume darah yang dikeluarkan
40 ml dan cairan serosa 35 ml.
...pendahuluan
Menstruasi diregulasi oleh feedback
Hipotalamus-Pituitary-Ovarium (HPO)
Jika ada gangguan

Amenorea
...pedahuluan
Amenorea the absence of mens
Dibagi atas 2: amenorea primer dan sekunder
Amenorea merupakan gejala dan bukanlah
penyakitamenorea dapat diatasi dengan
mengatasi penyakit yang mendasarinya.
Tinjauan pustaka
Sistem endokrin manusia
Anatomi sistem endokrin reproduksi
Terdiri atas:
Hipothalamus menghasilkan GnRH, GiRH,
PRH, PIH, dsb
Hipofisis
Anterior: FSH, LH, prolaktin, TSH, ACTH,
somatotrof
Posterior: oksitosin, ADH
Ovarium menghasilkan estrogen dan
progesteron
Kompartemen
sistem
reproduksi

Fisiologi
menstruasi
merupakan hasil
kerjasama antara
keempat
kompartemen
disamping
Siklus
menstruasi
Amenorea
Amenorea tidak terjadinya menstruasi pada
wanita.

Dibagi 2:
Amenorea primer: tidak menstruasi usia 14 th
tanpa karakteristik seksual sekunder atau pada
usia 16 th tanpa memandang perkembangan
sekunder.
Amenorea sekunder: tidak menstruasi selama 3
siklus pada wanita yang telah mengalami
menstruasi reguler atau 6 siklus pada wanita yang
telah mengalami menstruasi ireguler.
Epidemiologi
Insidensi amenorea primer di US <1% per
tahunnya 40% dari kasus karena gangguan
endokrin, dengan kelainan perkembangan
akuntansi untuk sisa 60% dari kasus.
Sekitar 5-7% per tahun wanita di US
mengalami amenorea sekunder selama 3
bulan.
Penyebab
amenorea
sekunder
Penyebab amenorea sekunder
berdasarkan kompartemen
Kompartemen I sindrom asherman,
endometritis TB
Kompartemen II Premature Ovarian Failure,
Sindroma Ovarium Resisten Gonadotropin,
Sindroma Sweyer
Kompartemen III Adenoma Hipofisis Sekresi
Prolaktin, Empty Sella Syndrome, Sindroma
Sheehan
Kompartemen IV Amenorea Hipotalamus,
Anoreksia Nervosa, Bulimia, stres, penyakit kronis
dsb
Tanda dan gejala
Tidak menstruasi, ditambah gejala dari
penyebabnya seperti:
Galaktorea
sakit kepala, penglihatan tepi menurun ex:
tumor intrakranial
hirsutisme peningkatan hormon androgen
Vagina kering, hot flashes, berkeringat di malam
hari ex: kegagalan ovarium prematur
penurunan berat badan yang cepat anoreksia
Kecemasan yang berlebihan
Patofisiologi
Gangguan pada HPO axis feedback negatif
terhambat amenorea
dalam beberapa kasus, HPO axis normal,
namun amenore terjadi karena kelainan
uterus seperti perlekatan dalam rongga
endometrium, defek pada serviks, septum
uteri, dan hymen imperforata.
Diagnosis
Hipergonadtropin
masalah di
kompartemen II
(ovarium)
Hipo dan
normogonadotropi
n masalah di
kompartemen III
atau IV
(hipotalamus dan
hipofisis).
Guideline progesteron dan estrogen/progesteron test

Tes progestin bertujuan bertujuan untuk mengetahui


kadar esterogen endogen dan patensi traktus genitalia
DD amenorea sekunder
- Hipotiroid
- Hiperprolaktinemia
- Normogonadotropic amenorrhea
- Hypergonadotropic hypogonadism
- Hypogonadotropic hypogonadism
Diagnosis hiperprolaktinemia
Pemeriksaan MRI untuk menyingkirkan DD
tumor hipofisis ex: adenoma dan
prolaktinoma
Jika ada mikroadenoma asimtomatik (< 10
mm) pada MRI pengukuran ulang prolaktin
dan pencitraan untuk monitoring
perkembangannya.
Diagnosis normogonadotropic amenorrhea
penyebab umum amenorea ini obstruksi
saluran keluar (ex:Asherman Sindrom) dan
hiperandrogenik anovulasi kronik (ex:PCOS)
Peningkatan kadar testosteron secara
signifikan menunjukkan kemungkinan suatu
androgen-secreting tumor (ovarium atau
adrenal).
17-hidroksiprogesteron dapat mendiagnosa
hiperplasia adrenal yang kongenital.
Evaluasi laboratorium untuk
hiperandrogen
Diagnosis Hipergonadotropik
Hipogonadisme
Kegagalan ovarium prematur menyebabkan
menopause cepat ditandai: amenorea,
hipoestrogenisme, dan peningkatan kadar
gonadotropin sebelum usia 40 tahun dan tidak
selalu irreversible
Wanita dengan kegagalan ovarium prematur
risiko osteoporosis dan penyakit jantung
karena gangguan autoimun endokrin perlu
periksa glukosa puasa, thyroid-stimulating
hormone (TSH), dan, jika secara klinis sesuai,
kadar kortisol pagi
Diagnosis Hipogonadotropik
Hipogonadisme
dikaitkan dengan kelainan di sekresi
gonadotropinreleasing hormone (GnRH) dan
gangguan sumbu hipotalamus-
pituitaryovarian dikaitkan dengan stres,
penurunan BB berlebih, olahraga terlalu berat
Penatalaksanaan
penatalaksanaan umum:
Jika obesitas diet dan olahraga
Belajar mengendalikan rasa stres
Tidak boleh olahraga berlebih, dll

Pengobatan amenorea yang dilakukan sesuai


dengan penyebab dari amenorea yang dialami
Penatalaksanaan hiperprolaktinemia
Pengobatan mikroadenoma fokus pada
manajemen infertilitas, galaktorea, dan
ketidaknyamanan pada payudara Beri
agonis dopamin untuk menurunkan gejala dan
meningkatkan kesuburan.
Macroadenoma diobati dg agonis dopamin
atau dihilangkan dengan reseksi
transsphenoidal atau kraniotomi
Penatalaksanaan normogonadotropic
amenorrhea
Pengobatan utama PCOS penurunan berat
badan dapat menurunkan tingkat androgen,
meningkatkan hirsutisme, menormalkan
menstruasi, dan mengurangi resistensi insulin.
kontrasepsi oral pil atau agen progestasional siklik
mempertahankan endometrium yang normal.
Insulin agen sensitisasi seperti metformin
(Glucophage) dapat mengurangi resistensi insulin
dan meningkatkan fungsi ovulasi.
Komplikasi
infertilitas
keterlambatan perkembangan seksual fisik
normal
Osteoporosis pada pasien
hipoestrogenrisiko fraktur patologis
Komplikasi pada pasien amenorea yang
berespon thd progestin hiperplasia
endometrium dan karsinoma
Prognosis
secara klinis baik, tidak selalu mengancam
jiwa, apabila dengan evaluasi yang tepat maka
Hampir semua wanita amenore yang tidak
memiliki kegagalan ovarium prematur dapat
dibuat untuk berovulasi dengan agonis
dopamin, clomiphene citrate, agen sensitisasi
insulin, dan gonadotropin.
Kesimpulan
Amenorea tidak ada menstruasi pada wanita.
Amenorea terbagi menjadi amenorea primer dan
amenorea sekunder
Amenorea sekunder merupakan amenorea patologis
yang paling sering ditemukan dibandingkan dengan
yang primer.
Amenorea sekunder dapat disebabkan oleh gangguan
pada ovarium, kelenjar hipofisis, ataupun hipotalamus.
Diagnosis amenorea sekunder ditegakkan berdasarkan
penyakit yang mendasarinya melalui anamnesis,
pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang.
Pengobatan juga tergantung penyakit yang mendasari
amenorea sekunder tersebut timbul.
Daftar pustaka
Chiavaroli V, Adamo ED, Diese L., et.al. Primary and secondary ammenorhea on Update on
Mechanisms of Hormone Action - Focus on Metabolism, Growth and Reproduction. Europe:
intech, 2011.
Hardjaja M. Amenorea pada atlet. Jurnal Universitas Wijaya Kusuma. Vol. 1 no.2. 2010.
Djatioetomo AP. Amenorea. Universitas Atmajaya: Jakarta, 2014.
Nur Ira PH. Analisis sitogenetika pada pasien dengan amenorea primer di Center for
Biomedical Research (CEBIOR) Semarang. Skripsi Universitas Diponegoro: Semarang. 2015.
Well CK. Patient education: absent or irregular periods (beyond the basics).2017. [diunduh 23
juli 2017 pada http://www.uptodate.com/contents/absent-or-irregular-periods-beyond-the-
basics].
Bielak KM. Amenorrhea. 2017 [diunduh 23 juli 2017 pada
http://emedicine.medscape.com/article/252928-overview#a2]
Bielak KM. Amenorrhea differential diagnosis. 2017. [diunduh 23 juli 2017 pada
http://emedicine.medscape.com/article/252928-differential ]
Radiansyah A. Amenorea sekunder. 2014.
Master-Hunter T, Heiman DL. Amenorrhea: Evaluation and treatment. 2006. [diunduh 23 juli
2017 pada www.aafp.org/afp/2006/0415/p1374.html ]

Anda mungkin juga menyukai