Anda di halaman 1dari 68

KEWARGANEGARAAN

OLEH : MEYSHA FARASHANDA


(1611211027)
A1 IKM
BAB 1
PENDAHULUAN
A. PENGERTIAN DAN TUJUAN
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

1. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan

Kesadaran demokrasi serta implementasinya harus senantiasa


dikembangkan dengan basis filsafat bangsa, identitas nasional,
kenyataan dan pengalaman sejarah bangsa tersebut, serta
dasar-dasar kemanusiaan dan keadaban. Oleh karena itu
dengan pendidikan kewarganegaraan diharapkan intelektual
Indonesia memiliki dasar kepribadian sebagai warga negara
yang demokratis, religius, berkemanusiaan dan berkeadaban.
2. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan

Visi Pendidikan kewarganegaraan di perguruan tinggi


adalah merupakan sumber nilai dan pedoman dalam
pengembangan dan penyelenggaraan program studi,
guna mengantarkan mahasiswa memantapkan
kepribadiannya sebagai manusia seutuhnya.

Misinya adalah membantu mahasiswa memantapkan


kepribadiannya, agar secara secara konsisten mampu
mewujudkan nilai-nilai dasar pancasila, rasa
kebangsaan dan cinta tanah air dalam menguasai,
menerapkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan,
teknologi dan seni dengan rasa tanggung jawab dan
bermoral.
B. Landasan Ilmiah dan Landasan Hukum

1. Landasan Ilmiah

a. Dasar Pemikiran Pendidikan Kewarganegaraan


Setiap warga Negara dituntut untuk hidup berguna dan
bermakna bagi Negara dan bangsanya, serta mampu
mengantisipasi perkembangan dan perubahan masa
depannya.

b. Objek Pembahasan Pendidikan Kewarganegaraan


Objek material adalah bidang sasaran yang dibahas dan dikaji
oleh suatu bidang atau cabang ilmu.
Objek formal adalah sudut pandang tertentu yang dipilih
untuk membahas objek material tersebut.
2. Landasan Hukum

Landasannya pada :
1. UUD 1945
2. Ketetapan MPR No. II/MPR/1999
3. Undang-Undang No. 20 Tahun 1982
4. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003
5. Pelaksanaannya berdasarkan surat Keputusan
Direktur Jendral Pendidikan Tinggi Departemen
Pendidikan Nasional Nomor 43/DIKTI/Kep/2006
BAB II
FILSAFAT
PANCASILA
A. Pengertian Filsafat

Filsafat adalah suatu bidang ilmu yang senantiasa ada


dan menyertai kehidupan manusia. Secara etimologis
istilah filsafat berasal dari bahasa Yunani philein
yang artinya cinta dan sophos yang artinya
hikmah atau kebijaksanaan atau wisdom. Jadi
secara harfiah istilah filsafat adalah mengandung
makna cinta kebijaksanaan.
B. Pengertian Pancasila
sebagai Suatu Sistem

Sistem lazimnya memiliki ciri-ciri sebagai berikut :


Suatu kesatuan bagian-bagian

Bagian-bagian tersebut mempunyai fungsi sendiri-


sendiri
Saling berhubungan, saling ketergantungan

Kesemuanya dimaksudkan untuk mencapai suatu


tujuan bersama
Terjadi dalam suatu lingkungan yang kompleks
C. Kesatuan Sila-Sila
Pancasila

1. Susunan Pancasila yang bersifat Hierarkhis


dan Berbentuk Piramidal

=> Susunan Pancasila adalah hierarkhis dan


mempunyai bentuk piramidal digunakan untuk
menggambarkan hubungan hierarkhi sila-sila dari
Pancasila dalam urut-urutan luas (kwantitas) dan
juga dalam sifat-sifatnya (kwalitas).
2. Kesatuan Sila-sila Pancasila yang saling
Mengisi dan Saling Mengkualifikasi

Tiap-tiap sila seperti telah disebutkan di atas


mengandung empat
sila lainnya, dikualifikasi oleh empat sila lainnya
dengan rumus hierarkhis, sebagai berikut:
Sila 1: Ketuhanan Yang Maha Esa
Sila 2: Kemanusiaan yang adil dan beradab
Sila 3: Persatuan Indonesia
Sila 4: Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan
Sila 5: Keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia
D. Kesatuan Sila-Sila
Pancasila Sebagai Suatu
Sisitem Filsafat

Secara filosofis pancasila sebagai suatu


kesatuan sistem filsafat memiliki, dasar
ontologis, dasar epistimologis dan dasar
aksiologis sendiri yang berbeda dengan sistem
filsafat yang lainnya.
E. Pancasila Sebagai Nilai Dasar
Fundamental bagi Bangsa dan
Negara Republik Indonesia
Pancasila sebagai filsafat bangsa dan negara Republik
Indonesia, mengandung makna bahwa dalam setiap aspek
kehidupan kebangsaan, kemasyarakatan serta kenegaraan
harus berdasarkan nilai-nilai Ketuhanan, Kemanusiaan,
Persatuan, Kerakyatan dan Keadilan.

Nilai-nilai Pancasila sebagai dasar filsafat negara


Indonesia pada hakikatnya merupakan suatu sumber dari
hukum dasar dalam negara Indonesia. Sebagai suatu sumber
dari hukum dasar, secara objektif merupakan suatu
pandangan hidup, kesadaran, cita-cita hukum, serta cita-cita
moral yang luhur yang meliputi suasana kejiwaan, serta watak
bangsa Indonesia, yang pada tanggal 18 Agustus 1945 telah
dipadatkan dan diabstraksikan oleh para pendiri negara
menjadi lima sila dan ditetapkan secara yuridis formal menjadi
dasar filsafat negara Republik Indonesia.
F. Pancasila sebagai
Ideologi Bangsa dan Negara
Indonesia
Unsur-unsur yang merupakan materi
(bahan) Pancasila tidak lain diangkat dari
pandangan hidup masyarakat Indonesia sendiri,
sehingga bangsa ini merupakann kausa materialis
(asal bahan) Pancasila. Unsur-unsur Pancasila
tersebutkemudian diangkat dan dirumuskan oleh
para pendiri negara, sehingga Pancasila
berkedudukan sebagai dasar negara dan ideologi
bangsa dan negara Indonesia.
G. Makna Nilai-nilai Setiap Sila
Pancasila
Realisasi setiap sila atau derivasi setiap sila senantiasa,
dalam hubungan yang sistemik dengan sila-sila lainnya. Hal ini
berdasarkan pada pengertian bahwa makna sila-sila Pancasila
senantiasa dalam hubungannya sebagai sistem filsafat.

H. Pancasila sebagai Dasar Kehidupan


Berbangsa dan Bernegara
Untuk mencapai tujuan dalam kehidupan kebangsaan
dan kenegaraan terutama dalam melaksanakan pembangunan
dan pembaharuan maka harus mendasarkan pada suatu
kerangka pikir, sumber nilai serta arahan yang didasarkan pada
nilai-nilai Pancasila.
Filsafat Pancasila sebagai dasar kehidupan kebangsaan
dan kenegaraan adalah merupakan Identitas Nasional
Indonesia. Hal ini didasarkan pada suatu realitas bahwa kausa
materialis atau asal nilai-nilai Pancasila adalah bangsa
Indonesia sendiri.
BAB
III
IDENTITAS
NASIONAL
16
ARTI & KONSEP IDENTITAS NASIONAL
IDENTITAS NASIONAL

Identitas (Identity) Nasional ( Nation)

Sifat khas/Jati Diri Bangsa

IDENTITAS NASIONAL
Sifat khas / jati diri yang melekat pada suatu
bangsa

Asal kata : Identity (identitas) dan nation (nasional)


Identitas (identity) => ciri, tanda, jati diri atupun sifat khas
Nasional (nation) => bangsa
17
Sifat khas yang melekat pada suatu bangsa / kepribadian suatu bangsa
ARTI & KONSEP IDENTITAS NASIONAL

Merupakan manifestasi nilai-nilai budaya


yang tumbuh & berkembang dalam aspek-
aspek kehidupan suatu bangsa dengan ciri-
ciri khas tertentu yang membedakan dengan
bangsa lainnya.
Identitas nasional adalah sesuatu yang
selalu berubah dan terbuka untuk diberi
makna baru agar tetap sesuai dengan
tuntutan zaman.

18
FAKTOR PENDUKUNG KELAHIRAN IDENTITAS
NASIONAL
FAKTOR OBJEKTIF FAKTOR SUBJEKTIF

Geo- Eko- Demo His- Ke-


Sosia Poli-
grafis
logis grafis toris l tik buda-
yaan

IDENTITAS NASIONAL
19
Robert de Ventos, diadaptasi oleh Manuel Castells & Suryo, 2002
KEMUNCULAN IDENTITAS NASIONAL

IDENTITAS NASIONAL

Primer Pendo- Penarik Reaktif


rong

Etnisitas, Komunik Kodifika-si Penindasa


teritorial, bahasa, n
bahasa,
asi & tek- birokrasi, Dominasi,
agama dsb nologi AB sistem
pencarian
modern, pend.nas
identitas
sentralis alternatif
asi kolektif
20
Robert de Ventos, diadaptasi oleh Manuel Castells & Suryo, 2002
UNSUR- UNSUR PEMBENTUK
IDENTITAS NASIONAL

1. Sejarah
2. Kebudayaan
3. Suku Bangsa
4. Agama
21
5. Bahasa
Identitas Nasional Indones
SIFAT KHAS YANG MENJADI JATI DIRI BANGSA
INDONESIA
Bahasa Negara : Bahasa Indonesia

Falsafah Negara : Pancasila

PKN MBKL- NZ
Lagu Kebangsaan : Indonesia Raya

Lambang Negara : Garuda Pancasila

Semboyan Negara : Bhinneka Tunggal Ika

Bendera Negara: Sang Saka Merah Putih

Konstitusi : UUD 1945

Bentuk Negara : NKRI 22

Kebud. Nasional : Kebudayaan-Kebudayaan


Daerah
Identitas Nasional Indonesi
Identitas nasional Indonesia berbasis pada
masyarakat multikultur sangat relevan bagi
penegasan kembali identitas nasional bangsa
Indonesia yang inklusif dan toleran dengan
tetap mengakar pada identitasnya yang maje-
muk sebagaimana terefleksi dalam konsep
dasar negara Pancasila

Konsep masyarakat multikultural dapat menja-


di wadah pengembangan demokrasi dan ma-
syarakat madani serta bisa menjadi modal
sosial bagi pengembangan model masyarakat
multikultural Indonesia dalam bingkai NKRI
23
PEMBENTUKAN IDENTITAS NASIONA
Pencarian identitas nasional
bangsa Indonesia pada dasarnya
melekat erat dengan perjuangan
masyarakat dan bangsa Indo-
nesia untuk membangun konsep
INDONESIA

Pembentukan identitas nasional


melekat erat dengan persoalan-
persoalan lainnya berkaitan
dengan dimensi sosial, kultural,
ekonomi dan politik.

Kesadaran tentang ancaman


globalisasi menuntut semua
bangsa untuk menyegarkan
kembali identitas nasionalnya
tanpa harus menjadi eksklusif
24
KEMAJEMUKAN DAN INTEGRASI
NASIONAL
Konsep Bhinneka Tunggal Ika pada dasarnya merupakan
simbol dan identitas yang berakar dari sejarah dan
realitas sosial masyarakat Indonesia.

Dua ciri struktur masyarakat Indonesia:

PKN MBKL- NZ
a. Horizontal: ditandai kenyataan bahwa kesatuan sosial
berdasarkan perbedaan suku, agama, adat istiadat dan
kedaerahan
b. Vertikal : ditandai adanya perbedaan antara lapisan atas
& lapisan bawah yang cukup tajam (Nasikun, 1989:30)

25
Dalam ke-Bhinnekaan, persoalan penting yang dihadapi

bangsa Indonesia adalah integrasi nasional


HAMBATAN INTEGRASI NASIONAL
BANGSA INDONESIA (MENURUT R. WILLIAM LIDLE)

1.Adanya pembelahan
horizontal masyarakat yang

PKN MBKL- NZ
berakar pada perbedaan suku,
ras, agama dan geografi
2. Adanya pembelahan vertikal,
celah perbedaan antara elite dan
massa; latar belakang pendidikan
26 masyarakat perkotaan
menyebabkan kaum elite berbeda
dari massa yang berpan-dangan
tradisional di pedesaan.
Menggalakkan kembali
SOLUSINYA ADALAH kesadaran tentang
MELALUI:
identitas nasional bangsa
Indonesia yang salah satu
TINDAKAN
STRATEGIS
cirinya adalah Majemuk.
Penghargaan terhadap
perbedaan baik etnis,
agama, politik, kultural dan
sebagainya dapat mem-
bantu tumbuhnya per-
saudaraan nasional. 27
MULTIKULTURALISME
1. Multikulturalisme intinya adalah kesediaan
menerima kelompok lain secara sama sebagai
satu kesatuan tanpa memedulikan perbedaan
budaya, etnik, gender, bahasa ataupun agama.
2. Multikulturalisme memberi penegasan sese-
orang atau kelompok bahwa dengan segala
perbedaannya diakui dan sama di dalam ruang
publik.
3. Multikulturalisme sangat menjunjung
perbedaan bahkan menjaganya agar tetap
hidup dan berkembang secara dinamis
4. Multikulturalisme memandang hakikat kema-
28
nusiaan sebagai sesuatu yang universal
5. Karakter masyarakat multikultural adalah
TOLERAN- hidup berdampingan secara damai
jalinan komunikasi, dialog & toleransi kreatif.
MULTIKULTURALISME ANTARA
NASIONALISME DAN GLOBALISASI
ADA 4 TAHAP PERKEMBANGAN NASIONALISME
INDONESIA :
Tahap 1, ditandai tumbuhnya perasaan
kebangsaan dan rasa senasib perlawanan pada
penjajah
Tahap 2, kelanjutan dari semangat revolusioner
&masa perjuangan kemerdekaan & peran
pemimpin nasional sangat besar.
Tahap 3, Nasionalisme persatuan dan kesatuan
(perbedaan diredam bukan dengan menyele-
saikan pokok persoalan tapi ditindas /dilindas
29
/disembunyikan di bawah karpet an kedaulatan,
integritas dan identitas bangsa)
Tahap 4, Nasionalisme kosmopolitan : Indonesia
bagian dari masyarakat global-aktor kosmopolit
dan eforia politik pasca reformasi
1. Konsep multikulturalisme
menyebar luas dan dipa-hami
UPAYA MEMBANGUN oleh masyarakat Indonesia, serta
INDONESIA YANG adanya keinginan bangsa Indo-
MULTIKULTURAL nesia pada tingkat nasional
untuk mengadopsi &
TERWUJUD JIKA: menjadikan sbg pedoman
2. Kesamaan pemahaman diantara
masyarakat me-ngenai makna
multikul-turalisme dan
bangunan konsep yang
mendukung-nya.

30
HUBUNGAN PANCASILA DENGAN
MULTIKULTURALISME
Multikulturalisme : pandangan kebudayaan yang berorientasi
Multikulturalisme :
pandangan kebudayaan
yang berorientasi praktis
praktis => multikulturalisme diartikan sebagai penerjemahan
=> multikulturalisme
diartikan sebagai
penerjemahan Pancasila
Pancasila ke dalam kontks yang lebih konkret & praktis.
ke dalam konteks yang
lebih konkret & praktis.

Multikulturalisme : pandangan kebudayaan yang berorientasi


Multikulturalisme harus
menjadi grand strategy praktis => multikulturalisme diartikan sebagai penerjemahan
Pancasila ke dalam konteks yang lebih konkret & praktis.
ke masa depan
khususnya dalam
pendidikan nasional
learning by doing or
practice.

Memosisikan
Memosisikan multikulturalisme sebagai perwu-judan Pancasila,
multikulturalisme
sebagai perwu-judan
Pancasila, kebudayaan
kebudayaan tidak lagi dijadikan sampiran atau embel-embel saja
tidak lagi dijadikan
sampiran atau embel-
embel saja tapi sebagai
tapi sebagai satu prioritas utama dalam membangun bangsa.
satu prioritas utama
dalam membangun
bangsa.

Multikulturalisme harus menjadi grand strategy ke masa depan


Multikulturalisme khususnya dalam pendidikan nasional learning by doing or
practice.
sebagai sejumlah
kebudayaan yang hidup
berdampingan secara
damai, saling menghargai

Perubahan cara pikir dari pluralisme ke multikulturalisme dalam


memandang Pancasila adalah perubahan kebudayaan yang
perubahan cara pikir dari
pluralisme ke
multikulturalisme dalam

menyangkut nilai-nilai dasar yang tidak mudah diwujudkan.


memandang Pancasila
adalah perubahan
kebudayaan yang
menyangkut nilai-nilai
dasar yang tidak mudah
diwujudkan.

31
PEMBIASAAN DIRI BERINTERAKSI DALAM TATANAN MASYARAKAT
MULTIKULTURAL BERDASARKAN PRINSIP BHINNEKA TUNGGAL IKA

Menerima perbedaan etnik, agama, bahasa dan


budaya dalam struktur masyarakatnya
berbasis kearifan
Melakukan kerjasama multi etnik, multi kultur,

PKN MBKL- NZ
multi religi dalam konteks ekonomi dan
kekuatan bangsa
Menghormati hak individu warga negara tanpa
membedakan etnik, agama, bahasa dan budaya
mereka
Memberi peluang pada semua warga negara
untuk mewakili gagasan & aspirasinya dalam
lembaga- lembaga pemerintah
Mengembangkan sikap adil pada semua war-ga
negara tanpa membedakan latar belakang etnik,
budaya, agama, bahasa masing-masing
32
Mengembangkan & beradaptasi dengan nilai
kerifan lokal masyarakat malang tanpa
membedakan latar belakang masing-masing
CARA PANDANG LOKAL DALAM
KONTEKS WAWASAN

NASIONAL
Masyarakat Indonesia harus memiliki cara pandang yang
sama dalam memandang kehidupan sosial budaya
bangsanya.
Cara pandang lokal dirasakan sangat perlu bagi kehidupan
masyarakat di daerah, karena dapat digunakan dalam
mengembangkan potensi dan kelebihan daerah
Cara pandang lokal juga berguna untuk memperbaiki berbagai
kekurangan yang dimiliki masing-masing daerah
Munculnya keanekaragaman cara pandang lokal jangan
sampai dikatakan sebagai penyebab timbulnya perpecahan
(desintegrasi bangsa)
Bagaimana eksistensi cara pandang lokal yang melekat
dalam pluralisme bangsa Indonesia itu memiliki keber-
maknaan dalam membangun cara pandang nasional?
Cara pandang nasional digunakan sebagai jembatan
penghubung dan pemersatu bagi cara pandang lokal di setiap
daerah di Nusantara ini
Cara pandang lokal tidak boleh bertentangan dengan cara
pandang nasional
Cara pandang nasional sebagai resultant (hasil) interaksi cara
pandang lokal yang beranekaragam

33
BAB IV
DEMOKRASI INDONESIA
DEMOKRASI DAN IMPLEMENTASINYA
Dalam hubungannya dengan implementasi ke
dalam system pemerintahan, demokrasi juga
melahirkan sistem yang bermacam-macam seperti,
sistem presidensil, sistem parlementer, sistem
referendum (meletakkan pemerintah sebagai
bagian/ badan pekerja dari parlemen). Di beberapa
Negara ada yang menggunakan sistem campuran
antara presidensial dengan parlementer.
ARTI DAN PERKEMBANGAN DEMOKRASI
Negara demokrasi adalah negara yang
diselenggarakan berdasarkan kehendak dan
kemauan rakyat, atau jika ditinjau dari sudut
organisasi, ia berarti suatu pengorganisasian
negara yang dilakukan oleh rakyat sendiri atau
asas persetujuan rakyat karena kedaulatan berada
ditangan rakyat.
BENTUK BENTUK DEMOKRASI
Sistem Presidensial (sistem ini
menekankan pentingnya pemilihan presiden
secara langsung, sehingga presiden terpilih
mendapatkan mandat secara langsung dari
rakyat. Presiden merupakan kepala eksekutif
dan kepala negara).
Sistem Parlementer (Sistem ini
menerpakan model hubungan yang menyatu
antara kekuasaan eksekutif dan legeslatif.
Kepala eksekutif (head of government) adalah
berada di tangan seorang perdana menteri.
Adapun kepala Negara (head of state) adalah
berada pada seorang ratu)
PERKEMBANGAN DEMOKRASI DI
INDONESIA
Perkembangan demokrasi di Indonesia dibagi
dalam empat periode:
1.Periode 1945-1959, masa demokrasi
parlementer
2.Periode 1959-1965, masa demokrasi
terpimpin
3.Periode 1966-1998, masa demokrasi
Pancasila era Orde Baru
4.Periode 1999-sekarang, masa demokrasi
Pancasila era Reformasi
DEMOKRASI MENURUT UUD 1945
1. Dalam bidang Politik & Konstitusional. Menurut
UUD 1945, demokrasi berarti menegakkan kembali
asas-asas negara hukum dimana kepastian hukum
dirasakan oleh segenap warga negara. Hak-hak asasi
manusia baik dalam aspek kolektif maupun dalam
aspek perorangan dijamin, dan penyalahgunaan
kekuasaan dapat dihindarkan secara intitusional.
2. Dalam bidang Ekonomi. Demikrasi berarti
Kehidupan yang layak bagi semua warga negara.
Mencakup :
- Pengawasan oleh rakyat terhadap
penggunaan kekayaan dan keuangan Negara
- Koperasi
- Pengakuan atas hak milik perorangan dan
kepastian hukum dalam penggunaannya
- Peranan pemerintahan yang bersifat
pembinaan, penunjuk jalan serta pelindung.
DEMOKRASI PASCA REFORMASI
Kekuasaan pemerintahan negara ditangan rakyat
mengandung pengertian tiga hal :
1.Pemerintah dari rakyat (government of the
people)
2.Pemerintahan oleh rakyat (government by
people)
3.Pemerintahan untuk rakyat (government
for people)
STRUKTUR PEMERINTAHAN INDONESIA
BERDASARKAN UUD 1945

Keterlibatan warga Negara dalam pembuatan


keputusan politik
Tingkat persamaan tertentu diantara
warganegara
Tingkat kebebasan atau kemerdekaan tertentu
yang diakui dan dipakai oleh warganegara
Suatu sistem perwakilan

Suatu sistem pemilihan kekuasaan mayoritas


LEMBAGA-LEMBAGA NEGARA ATAU ALAT-
ALAT PERLENGKAPAN NEGARA
Majelis Pemusyawaratan Rakyat
Dewan Perwakilan Rakyat

Presiden

Mahkamah Agung

Badan Pemeriksa Keuangan


KOMPONEN INFRASTRUKTUR NEGARA
Partai Politik
Golongan (yang tidak berdasarkan pemilu)

Golongan Penekan

Alat komunikasi politik

Tokoh-Tokoh Politik
KONSEP KEKUATAN NEGARA INDONESIA
Kekuasaan ditangan rakyat
Pembagian Kekuasaan

Pembatasan Kekuasaan
KONSEP PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Penjelasan UUD 1945 tentang pokok pikiran ke
III
Putusan Majelis Permusyawaratan Rakyat
ditetapkan dengan suara terbanyak
KONSEP PENGAWASAN
Pasal 1 ayat (2)
Pasal 2 ayat (1)

Penjelasan UUD 1945 tentang kedudukan DPR


BAB V
NEGARA DAN
KONSTITUSI
A. Pengertian negara
Nicollo Machiavelli yang merumuskan Negara
sebagai Negara kekuasaan. Teori Negara menurut
Machiavelli tersebut mendapat tantangan dan reaksi
yang kuat dari filsuf lain separti Thomas Hobbes
(1588-1679), John Locke (1632-1704) dan Rousseau
(1712-1778). Mereka mengartikan Negara sebagai
suatu badan atau organisasi hasil dari perjanjian
masyarakat secara bersama. Menurut mereka,
manusia sejak dilahirkan telah membawa hak-hak
asasinya seperti hak untuk hidup, hak milik serta hak
kemerdekaan.
B. Konstitusionalisme

Basis pokok konstitusionalisme adalah kesepakatan umum


atau persetujuan (consensus) diantara mayoritas rakyat
mengenai bangunan yang diidealkan berkaitan dengan
negara.

Konsensus yang menjamin tegaknya konstitusionalisme


pada umumnya dipahami berdasarkan pada :
1. Kesepakatan tentang tujuan atau cita-cita bersama
2. Kesepakatan tentang the rule of law
3. Kesepakatan tentang bentuk institusi-institusi dan
prosedur ketatanegaraan
C. konstitusi Indonesia
Amandemen terhadap UUD 1945 dilakukan oleh bangsa
Indonesia sejak tahun 1999, dimana amandemen pertama
dilakukan dengan memberikan tambahan dan perubahan
terhadap pasal 9 UUD 1945. Kemudian amandemen kedua
dilakukan pada tahun 2000, amandemen ketiga dilakukan
pada tahun 2001 dan disahkan pada tanggal 10 Agustus
2002.

Pengertian hukum dasar meliputi dua macam yaitu, hukum


dasar tertulis dan hukum dasar tidak tertulis. Oleh karena
itu sifatnya yang tertulis, maka Undang-Undang Dasar itu
rumusannya tertulis dan tidak mudah berubah. Undang-
Undang Dasar menurut sifat dan fungsinya adalah suatu
naskah yang memaparkan kerangka dan tugas-tugas
pokok dari badan-badan pemerintahan suatu Negara dan
menentukan pokok-pokok cara kerja badan-badan
tersebut.
BAB VI
RULE OF LAW DAN HAK
ASASI MANUSIA
A. Pengertian Rule of Law dan
Negara Hukum

Pengertian rule of law dan Negara hukum pada


hakikatnya sulit dipisahkan. Ada sementara pakar
mendeskripsikan bahwa pengertian Negara hukun
dan rule of law itu hamper dikatakan sama, namun
terdapat pula sementara pakar menjelaskan bahwa
meskipin antara Negara hokum dan rule of law tidak
dapat dipisahkan namun masing-masing memiliki
penekanan masing-masing.
Prinsip-prinsip Rule of Law

Pengertian rule of law tidak bias dipisahkan dengan


pengertian Negara hokum atau rechsstaat, meskipun
demikian Negara yang mengnut system rule of law haris
memiliki prinsip prinsip yang jelas, terutama dalam
hubungannya dengan merealisasikan rule of law itu
sendiri,menurut dicey terdapat tiga unsur yang
funadamental

(1) supremasi aturan-aturan hokum, tidak adanya


kekuasaan sewenang-wenang dalam arti seseorang
harusnya boleh dihukum jikalau memang melanggar
hokum
(2) kedudukan yang sama di muka hokum hal ini berlaku
bagi masyarakat biasa maupun pejabat Negara dan
(3) terjaminnya hak asasi manusia oleh undang-undang serta
keputusan-keputusan pengadilan.
B. Hak Asasi Manusia
Awal perkembangan hak asasi manusia dimulai tatkala
ditandatangani Magna Charta (1215), oleh raja John
Lackland. Kemudian juga penandatanganan petition
of right pada tahun 1628 oleh raja Charles I.
Dalam hubungan ini raja berhadapan dengan utusan
rakyat. Dalam hubungan inilah maka perkembangan
hak asasi manusia itu sangat erat hubungannya
dengan perkembangan demokrasi. Puncak
perkembangan perjuangan hak-hak asasi manusia
yaitu ketika human right untuk pertama kalinya
dirumuskan secara resmi dalam declaration of
independence Amerika Serikat pada tahun 1776.
C. Penjabaran Hak-Hak Asasi
Manusia dalam UUD 1945

Dalam rentangan berdirinya bangsa dan Negara


Indonesia, secara resmi deklarasi pembukaan dan pasal-
pasal UUD 1945 telah lebih dahulu merumuskan hak-hak
asasi manusia dari pada Deklarasi Universal Hak-Hak
Asasi Manusia PBB. Fakta sejarah menunjukkan bahwa
pembukaan UUD 1945 beserta pasal-pasalnya disahkan
pada tanggal 18 Agustus 1945, sedangkan Deklarasi Hak-
Hak Asasi Manusia PBB pada tahun 1948.
Dalam UUD 1945 hasil amandemen 2002, telah
memberikan jaminan secara ekplisit tentang hak-hak asasi
manusia yang tertuang dalam BAB XA, pasal 28A sampai
pasal 28J.
D. Hak dan Kewajiban warga
Negara
Warganegara adalah rakyat yang menetap di suatu wilayah
dan rakyat tertentu dalam hubungannya dengan Negara.
Dalam hubungan antara warganegara dan Negara,
warganegara mempunyai kewajiban-kewajiban terhadap
Negara dan sebaliknya.

Asas-asas kewarganegaraan adalah :


1. Asas ius-sanguinis dan asas ius-soli
2. Bipatride dan apatride

Pasal-pasal UUD 1945 yang menetapkan hak dan


kewajiban warganegara mencakup pasal-pasal
27,28,29,30,33 dan 34.
Ada beberapa dasar yang dapat digunkan sebagai
motivasi setiap warga untuk ikut serta membela
Negara Indonesia :
1. Pengalaman sejarah perjuangan RI
2. Kedudukan wilayah geografis nusantara yang
strategis
3. Keadaan penduduk (demografis) yang besar
4. Kekayaan sumber daya alam
5. Perkembangan dan kemajuan IPTEK di bidang
persenjataan
6. Kemungkinan timbulnya bencana perang
BAB VII
GEOPOLITIK
INDONESIA
A. Pengertian

Geopolitik di artikan sebagai sistem politik atau


peraturan-peraturan dalam wujud kebijaksanaan dan
strategi nasional yang di dorong aspirasi nasional
geografik suatu Negara, yang apabila dilaksanakan
dan berhasil akan berdampak langsung atau tidak
langsung kepada sistem politik suatu negara.
Sebaliknya politik nrgara itu secara langsung
Geopolitik bertumpu pada geografi sosial,
mengenai situasi, kondisi dan segala sesuatu yang di
anggap relevan dengan karakteristik geografi suatu
Negara.
B. Pengertian Wawasan
Nusantara
Istilah wawasan berasal dari katawawas yang
berarti pandangan, tinjauan, atau penglihatan
inderawi. Akar kata ini membentuk kata mawas
yang berarti memandang atau melihat. Sedangkan
wawasan berarti cara pandang, cara tinjau, atau cara
melihat. Sedangkan nusa berarti pulau, dan antara
berarti diapit di antara dua hal.
Secara umum wawasan nasional berarti cara pandang
suatu bangsa tentang diri dan lingkungannya yang di
jabarkan dari dasar falsafah dan sejarah bangsa itu
sesuai dengan posisi dan kondisi geografi negaranya
untuk mencapai tujuan nasional. Sedangkan
wawasan nusantara mempunyai arti cara pandang
bangsa Indonesia.
C. Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Wawasan
Nusantara

1. Wilayah
2. Geopolitik dan Geostrategi
3. Perkembangan Wilayah Indonesia dan
Dasar Hukumnya
D. Unsur-unsur Dasar
Wawasan Nusantara
1. Wadah
2. Isi Wawasan Nusantara
3. Tata Laku Wawasan Nusantara Mencakup
Dua Segi, Batiniah dan Lahiriah
E. Implementasi Nusantara sebagai Pancaran
Falsafah Pancasila.
1. Wawasan Nusantara sebagai Pancaran
Falsafah Pancasil
2. Wawasan Nusantara dalam Pembangunan
Nasional
3. Penerapan Wawasan Nusantara
4. Hubungan Wawasan Nusantara dan
Ketahanan Nasional
BAB VIII
GEOSTRATEGI
INDONESIA
A. Pengertian Geostrategi
Geostrategi adalah suatu strategi dalam
memanfaatkan kondisi lingkungan didalam upaya
mewujudkan cita-cita proklamasi dan tujuan nasional.
Dan Geostrategi Indonesia adalah merupakan strategi
dalam memanfaatk konstelasi geografi negara
Indonesia untuk menentukan kebijakan, tujuan, dan
sarana-sarana dalam mencapai tujuan nasional
bangsa Indonesia. Oleh karena itu, geostrategi
Indonesia bukanlah merupak geopolitik untuk
kepentingan politik dan perang, melainkan untuk
kepenting kesejahteraan dan keamanan.
B. Ketahanan Nasional
Pengertian ketahanan nasional adalah suatu kondisi
dinamis suatu bangsa, yang berisi keuletan dan
ketangguhan yang mengandung kemampuan
mengembangkan kekuatan nasional dalam
menghadapi dan mengatasi segala ancaman,
gangguan, hambatan, dan tantangan, baik yang
datang dari luar maupun dari dalam negeri, yang
langsung maupun tidak langsung membahayakan
integrasi, identitas, kelangsungan hidup bangsa dan
negara serta perjuangan dalam mengejar tujuan
nasional Indonesia (Suradinata, 2005:47).
1. Konsepsi Ketahanan Nasional
Secara konseptual, katahanan nasional suatu bangsa dilatar
belakangi oleh :
Kekuatan apa yang ada pada suatu bangsa dan negara
sehingga ia mampu mempertahankan kelangsungan
hidupnya.
Kekuatan apa yang harus dimiliki oleh suatu bangsa dan
negara sehingga ia selalu mampu mempertahankan
kelangsungan hidupnya, meskipun mengalami berbagai
gangguan, hambatan dan ancaman baik dari dalam
maupun dari luar.
Ketahanan atau kemampuan bangsa untuk tetap jaya,
mengandung makna keteraturan (regular) dan stabilitas
yang di dalamnya terkandung potensi untuk terjadinya
perubahan (the stability idea of changes) (Usman, 2003:5)
C. Pengaruh Aspek Ketahanan Nasional pada
Kehidupan Berbangsa dan Bernegara

1. Pengaruh Aspek Ideologi


2. Pengaruh Aspek Politik
3. Pengaruh Aspek Ekonomi
4. Pengaruh Aspek Sosial Budaya
5. Pengaruh Aspek Pertahanan dan
keamanan

Anda mungkin juga menyukai