Anda di halaman 1dari 26

Epidemiologi Penyakit Tidak

Menular

Penyakit Dementia Alzhaimer

Kelompok
Oleh Kelompok 9: 9 A1 IKM 2016

Mella Afri Jelita (1611211001) Relita Maizara (1611212009)


Dwi Gusti Adi Ningrum (1611211017) Fahruly Alhamda(1611212015)
Meysha Farashanda (1611211027) Rivanni Aftanisa(1611213029)
Dina Melati (1611212003)
A. Pengertian Alzheimer

Penyakit Alzheimer adalah suatu kondisi di mana sel-sel saraf di otak


mati, sehingga sinyal-sinyal otak sulit ditransmisikan dengan baik.
Seseorang dengan penyakit Alzheimer mempunyai masalah dengan
ingatan, penilaian, dan berpikir, yang membuat sulit bagi penderita
penyakit Alzheimer untuk bekerja atau mengambil bagian dalam
kehidupan sehari-hari. Kematian sel-sel saraf terjadi secara bertahap
selama bertahun-tahun.
Cont...
Penyakit Alzheimer kadang disebut sebagai
demensia degeneratif primer atau demensia senil
jenis Alzheimer, dibandingkanmerekan yang
meninggal akibat sebab-sebab lain, pada otak pasien
yang meninggal akibat penyakit Alzheimer terjadi
penurunan sampai 90% kadar enzim yang berperan
dalam pembentukan asetikolin, kolin
asetiltransferase. Dengan demikian, dengan tidak
adanya asetilkolin paling tidak ikut berperan
menyebabkan penyakit Alzheimer seperti : mudah
lupa dan mengalami penurunan fungsi kognitif. Pada
para pengiap penyakit ini, neurotransmitter lain juga
tampaknya berkurang.
GENETIK LINGKUNGAN

TRAUMA Faktor INFEKSI


Penyebab

NEUROTRANSMIT
ER
IMUNOLOGIS
1. GENETIK

Beberapa peneliti mengungkapkan 50% prevalensi kasus alzheimer


ini diturunkan melalui gen autosomal dominant. Individu keturunan garis
pertama pada keluarga penderita alzheimer mempunyai resiko menderita
demensia 6 kali lebih besar dibandingkan kelompok kontrol normal
Pemeriksaan genetika DNA pada penderita alzheimer dengan familial early
onset terdapat kelainan lokus pada kromosom 21 diregio proximal log arm,
sedangkan pada familial late onset didapatkan kelainan lokus pada kromosom
19. Begitu pula pada penderita down syndrome mempunyai kelainan gen
kromosom 21, setelah berumur 40 tahun terdapat neurofibrillary tangles
(NFT), senile plaque dan penurunan Marker kolinergik pada jaringan otaknya
yang menggambarkan kelainan histopatologi pada penderita alzheimer.
LINGKUNGAN

Ekmann (1988), mengatakan bahwa faktor lingkungan juga


dapat berperan dalam patogenesa penyakit alzheimer. Faktor lingkungan
antar alain, aluminium, silicon, mercury, zinc. Aluminium merupakan
neurotoksik potensial pada susunan saraf pusat yang ditemukan
neurofibrillary tangles (NFT) dan senile plaque (SPINALIS). Hal tersebut
diatas belum dapat dijelaskan secara pasti, apakah keberadaan aluminum
adalah penyebab degenerasi neurosal primer atau sesuatu hal yang
tumpang tindih. Pada penderita alzheimer, juga ditemukan keadan
ketidakseimbangan merkuri, nitrogen, fosfor, sodium, dengan patogenesa
yang belum jelas.
NEUROTRANSMITER

a. Asetilkolin

b. Noradrenalin

c. Dopamin

d. Serotonin

e. MAO (Monoamine
Oksidase)
a. Asetilkolin

arties et al (1982) mengadakan penelitian


terhadap aktivitas spesifik neurotransmiter dgncara biopsi
sterotaktik dan otopsi jaringan otak pada penderita
alzheimer didapatkan penurunan aktivitas kolinasetil
transferase, asetikolinesterase dan transport kolin serta
penurunan biosintesa asetilkolin. Adanya defisit
presinaptik dan postsynaptik kolinergik ini bersifat
simetris pada korteks frontalis, temporallis superior,
nukleus basalis, hipokampus.
b. Noradrenalin

Kadar metabolisma norepinefrin dan dopimin


didapatkan menurun pada jaringan otak penderita
alzheimer. Hilangnya neuron bagian dorsal lokus
seruleus yang merupakan tempat yang utama
noradrenalin pada korteks serebri, berkorelasi
dengan defisit kortikal noradrenergik.
c. Dopamin

Sparks et al (1988), melakukan pengukuran terhadap


aktivitas neurottansmiter regio hipothalamus, dimana
tidak adanya gangguan perubahan aktivitas dopamin
pada penderita alzheimer. Hasil ini masih kontroversial,
kemungkinan disebabkan karena potongan
histopatologi regio hipothalamus setia penelitian
berbeda-beda.
d. Serotonin

Didapatkan penurunan kadar serotonin dan hasil metabolisme 5 hidroxi-


indolacetil acid pada biopsi korteks serebri penderita alzheimer. Penurunan
juga didapatkan pada nukleus basalis dari meynert. Penurunan serotonin
pada subregio hipotalamus sangat bervariasi, pengurangan maksimal pada
anterior hipotalamus sedangkan pada posterior peraventrikuler
hipotalamus berkurang sangat minimal. Perubahan kortikal serotonergik
ini berhubungan dengan hilangnya neuron-neuron dan diisi oleh formasi
NFT pada nukleus rephe dorsalis
e. MAO (Monoamine
Oksidase)

Enzim mitokondria MAO akan mengoksidasi transmitter


mono amine. Aktivitas normal MAO terbagi 2 kelompok yaitu MAO A
untuk deaminasi serotonin, norepineprin dan sebagian kecil dopamin,
sedangkan MAO B untuk deaminasi terutama dopamin. Pada
penderita alzheimer, didapatkan peningkatan MAO A pada
hipothalamus dan frontais sedangkan MAO B meningkat pada daerah
temporal danmenurun pada nukleus basalis dari meynert.
IMUNOLOGIS

Behan dan Felman (1970) melaporkan


60% pasien yang menderita
alzheimer didapatkan kelainan serum
protein seperti penurunan albumin
dan peningkatan alpha protein, anti
trypsin alphamarcoglobuli dan
haptoglobuli.
TRAUMA

Beberapa penelitian menunjukkan adanya


hubungan penyakit alzheimer dengan trauma
kepala. Hal ini dihubungkan dengan petinju
yang menderita demensia pugilistik, dimana
pada otopsinya ditemukan banyak
neurofibrillary tangles.
INFEKSI

Ada hipotesa menunjukkan penyebab infeksi virus pada keluarga


penderita alzheimer yang dilakukan secara immuno blot analisis, ternyata
diketemukan adanya antibodi reaktif. Infeksi virus tersebut menyebabkan infeksi
pada susunan saraf pusat yang bersipat lambat, kronik dan remisi. Beberapa
penyakit infeksi seperti Creutzfeldt-Jacob disease dan kuru, diduga berhubungan
dengan penyakit alzheimer.
C. Gejala Alzheimer
Tanda dini dari penyakit Alzheimer adalah perubahan dalam
emosi. Hal ini terlihat dari gairah kerja yang menurun, merasa
malas atau kehilangan semangat.

Pada tahap awal, penderita Alzheimer akan mengalami gejala-


gejala seperti orang pelupa alias pikun. Keluhan utama disini
adalah gangguan daya ingat (memori).

Pada tahap kedua, tanda-tanda di atas kian jelas, baik dalam


kegagalan emosi, sosial, dan intelektualnya. penderita tidak lagi
mengelola dirinya sendiri apalagi pekerjaannya.

Pada tahap ketiga, kegagalan dalam berbahasa sudah sampai


pada puncaknya. Penderita Alzheimer tidak dapat lagi mengerti
ucapan seseorang dan mengekspresikan jalan pikiran melalui
bicaranya.
Beberapa Tanda-tanda Awal Penyakit Alzheimer Umum

• Kurangnya kebersihan.
• Kehilangan memori jangka pendek.
• Masalah bahasa.
• Pengulangan.
• Perubahan kepribadian.
• Disorientasi dan kebingungan.
• Perilaku aneh.
D. Kriteria Diagnosa

Kriteria Diagnosis Tersangka Penyakit Alzheimer


Terdiri Dari
Demensia ditegakkan dengan pemeriksaan klinik dan pemeriksaan status
mini mental atau beberapa pemeriksaan serupa, serta dikonfirmasikan dengan
test neuropsikologik
Didapatkan gangguan defisit fungsi kognisi > 2
Tidak ada gangguan tingkat kesadaran
Awitan antara umur 40-90 tahun, atau sering >65 tahun
Tidak ada kelainan sistematik atau penyakit otak lainnya
Diagnosis Tersangka Penyakit Alzheimer Ditunjang
Oleh
Perburukan progresif fungsi kognisi spesifik seperti berbahasa, ketrampilan
motorik, dan persepsi

Perubahan pola tingkah laku

Adanya riwayat keluarga, khususnya kalau dikonfirmasikan dengan


neuropatologi

Pada gambaran EEG memberikan gambaran normal atau perubahan non


spesifik seperti peningkatan aktivitas gelombang lambat

Pada pemeriksaan CT Scan didapatkan atropu serebri


Gambaran Lain Tersangka Diagnosa Penyakit Alzheimer
Setelah Dikeluarkan Penyebab Demensia Lainnya Terdiri
Dari
Gejala yang berhubungan dengan depresi, insomnia, inkontinentia, delusi,
halusinasi, emosi, kelainan seksual, berat badan menurun
Kelainan neurologi lain pada beberapa pasien, khususnya penyakit pada
stadium lanjut dan termasuk tanda-tanda motorik seperti peningkatan tonus
otot, mioklonus atau gangguan berjalan
Terdapat bangkitan pada stadium lanjut
Makan diet Mediterania

Berhenti Langkah-Langkah
merokok Minum
Pencegahan dan kopi
Pengobatan

Latihan (Olahraga)
Makan diet Mediterania

Para peneliti menemukan bahwa orang yang secara teratur mengkonsumsi diet
Mediterania 38 persen lebih rendah untuk terserang penyakit Alzheimer. Sebuah
diet Mediterania yang kaya dalam kacang-kacangan, lemak sehat (dari salad
dressing, alpukat), tomat, ikan, sayuran, sayuran berdaun gelap dan dan buah-
buahan.
Minum Kopi

European Journal of Neurology menemukan bahwa mereka yang


memiliki asupan kafein meningkat memiliki risiko yang jauh lebih
rendah berkembangnya penyakit Alzheimer daripada mereka yang
dengan sedikit atau tidak mengkonsumsi kafein.
Latihan (Olahraga)

Beberapa penelitian telah menunjukkan manfaat olahraga pada orang dengan


penyakit Alzheimer. Journal of American Medical Associate menerbitkan
penelitian yang menemukan bahwa latihan olahraga untuk pasien dengan
penyakit Alzheimer tidak hanya meningkatkan kondisi fisik dan
memperpanjang mobilitas independen mereka. Mobilitas Independen penting
terutama bagi mereka dengan penyakit Alzheimer, karena salah satu gejala
Alzheimer yang sering tidak dibahas adalah kurangnya keseimbangan, jatuh
dan tersandung. Hal ini menyebabkan cedera dan kebutuhan untuk
pengawasan konstan pada pasien Alzheimer. Dengan menggabungkan 60
menit latihan pada hari-hari dalam seminggu, dan istirahat teratur, seseorang
dapat meningkatkan mobilitasnya.
Berhenti Merokok

Sebuah studi baru-baru ini dalam Archives of Internal Medicine


menemukan bahwa merokok secara langsung terkait dengan peningkatan
dramatis dalam demensia di kemudian hari. Studi ini menemukan bahwa
mereka yang dilaporkan merokok dua bungkus rokok sehari memiliki
resiko 100% lebih besar dari diagnosis demensia dibandingkan non-
perokok
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai