Anda di halaman 1dari 177

PENGETAHUAN DAN PENANGANAN

BAHAN KIMIA

DISUSUN OLEH AHMAD ZAKARIA, M.Si

POLITEKNIK AKA BOGOR 2015


PENDAHULUAN
OLEH KARENA ITU SEBAGAI ORANG YANG
BERKECIMPUNG DENGAN DUNIA KIMIA ,
KITA HARUS .
MENGENAL LABEL
BAHAN KIMIA
ISTILAH
Lot-Number
Expired date Quantitas satu kemasan
R/S-Phrases

Order Number

Item Name
Rumus Kimia Data Transport
Karakteristik Bahaya
Standar Europa - Merk

Standar PBB United Nation


Explosive - mudah meleda
Bahan yang mudah meledak.

Oxidizing oksidator
Bahan tersebut mengakibatkan kebakaran saat bertemu
dengan api atau bahan lain yang mengandung api (flammable).

Highly Flammable sangat mudah terbakar


Cairan dengan titik nyala flash point dibawah 0 C
dan titik didih -boiling point maks. 35 C,
dalam bentuk gas yang jenuh memiliki titik nyala pada
tekanan udara normal.
Corrosive - korosif
Mengakibatkan terjadi kerusakan peralatan
laboratorium apabila terkontaminasi bahan tersebut.

Irritant mengakibatkan iritasi


Mengakibatkan iritasi pada kulit, mata atau organ
lain dalam tubuh.

Damaging to Environment berbahaya bagi lingkungan


Mengakibatkan kerusakan pada lingkungan.
Class 1
Class 2.1

Class 2.2
han mudah meledak

Class 3
Class 2.3

Gas bertekanan
tidak mudah terbakar

Cairan Mudah
Terbakar Gas Beracun
Class 4.1 Class 4.3
Class 4.2

Padatan
yang mudah terbakar Bahan membentuk
Bahan mudah terbakar
secara spontan gas-gas mudah terbakar
jika kontak dengan air

Class 5.1 Class 5.2


Class 6.1 Class 6.1 Class 6.2

Bahan Beracun

Bahan berbahaya Bahan yang menyebabkan infeksi


Class 7
Class 8 Class 9 Class 9
SIMBOL SIMBOL BAHAYA VERSI GHS
COMPARISON TRADITIONAL AND GHS HAZARD
INFORMATION (PERBANDINGAN SIMBOL BAHAYA)
Peraturan Kementerian terkait dengan GHS
No Regulation Sector Classification Label SDS Import

1 Ministry of INDUSTRY Decree Industry


Number 24/M-IND/PER/5/2006
concerning Hazardous Materials
Production and Usage Control for
the Industry
Ministry of Trade Decree Number Trading
2 04/M-DAG/PER/5/2006
concerning Distribution Control of
Hazardous Substances
3 Ministry of Environmental Decree Industry
number Per-MENLH No.3/2008

4 Ministry of INDUSTRY Decree Industry


Number 87/M-IND/PER/9/2009
concerning Globally
Harmonized System of
Classification and Labeling of
Chemicals (GHS)
Tinjau dan pelajari
Material Safety Data Sheet (MSDS) /
Lembar Data Keselamatan Bahan
(LDKB) untuk bahan kimia yang
dikerjakan.

Pakai Alat Pelindung Diri (APD)

Label botol bahan kimia

R dan S phrase
R-phrase
memberikan informasi tambahan tentang tingkat bahaya yang
dinyatakan dengan hazardous symbol.

Contoh: Benzoyl Peroxide


R-phrase-kode:
R 2-7-36-43

R2= Mengakibatkan ledakan hebat apabila dikocok, bergesekan


dengan api atau sumber nyala lainnya

R7= Mengakibatkan nyala api

R 36 = Iritasi pada mata

R 43 = Sensitif saat bersentuhan dengan kulit


S-phrase
memberikan beberapa informasi untuk mencegah bahaya yang
ditimbulkan oleh bahan tersebut.

S-phrase-kode:
S 3/7-14-36/37/39

S 3/7 = Jaga kemasan tertutup rapat dan disimpan ditempat yang dingin.

S 14 = Jauhkan dari bahan organik yang mudah terbakar

36/37/39 = Gunakan alat pelindung diri


(sarung tangan, kaca mata atau pelindung muka).
BAHAN KIMIA BERACUN
Very toxic / Sangat beracun
= LD50 dibawah 25mg/kg

Toxic
= LD50 lebih besar dari 25 mg/kg tetapi
kurang dari 200 mg/kg

Harmful
= LD50 lebih dari 200 mg/kg tetapi kurang
dari 2000 mg/kg
UKURAN TOKSISITAS

LD50 = Letal dosis (Lethal dose)


Dosis zat tersebut yang dapat membunuh 50 % populasi
makhluk hidup!

LC50 = Letal konsentrasi (Lethal Concentration)


Konsentrasi gas dalam udara yang dapat membunuh 50 %
populasi makhluk hidup pada keterpaan (exposure)
selama 6 jam!
Gunakan Alat Pelindung Diri (APD)

Bekerja di dalam lemari asam yang berventilasi baik

Pelajari bahaya untuk bahan kimia ini

Karsinogenik (contoh: Benzene, Arsenic)

Mutagenik (contoh: Acetaldehyde)

Teratogenik (contoh: Dimetylmercury)

Gunakan pippete filler, jangan pakai mulut


Bentuk-bentuk Penyerapan :
Bahan kimia dapat masuk ke dalam tubuh melalui 3 cara:

- Penghirupan

- Tertelan

- Penyerapan lewat kulit dan mata


Penghirupan

Paling sering,
kontaminasi yang
diterima tubuh
melalui
penghirupan
Faktor yang mempengaruhi tingkat bahaya racun :

1. Daya racun dengan satuan LD50, LC50


2. Cara masuk dalam tubuh
3. Konsentrasi dan lama pemaparan
4. Sifat kimia dari bahan
5. Kerentanan calon korban
Efek Akut :
Pengaruh sejumlah dosis tertentu yang akibatnya dapat
dilihat / dirasakan dalam waktu pendek

Contoh : - keracunan fenol dapat menyebabkan diare


- keracunan gas CO dapat menyebabkan hilang
kesadaran / kematian dalam waktu pendek

Efek Kronis :

Pengaruh sejumlah dosis kecil tetapi terus menerus yang


efeknya baru dapat dirasakan dalam jangka panjang

Contoh : menghirup kloroform, karbon tetra klorida dalam


kadar rendah tapi terus menerus akan menimbulkan
panyakit hati setelah beberapa tahun
Kategori toksisitas akut (konsentrasi dalam satuan ppm :

1. Super toxic (<1)


2. Extremely toxic (1 - 5)
3. Highly toxic ( 5 - 50)
4. Moderately toxic ( 50 - 500)
5. Slightly toxic ( 500 - 5000)
6. Practically toxic ( 5000 - 15000)
Kategori toksisitas kronis dinyatakan sebagai batas
keterpaan :
Batas konsentrasi suatu gas, uap atau aerosol dalam
udara kerja, dimana pekerja dapat terpapar tanpa
menimbulkan gangguan kesehatan

Istilah batas keterpaan :


1. MAC : maximum allowable concentration (jerman,
Uni Soviet, Belanda)
2. TLVs : Threshold Limit Values (Amerika)
3. Limit Control (Inggris)
4. NAB : nilai ambang batas (Indonesia)
Kategori Nilai ambang batas :

1. TLV TWA (Time Weighted Average)


Konsentrasi polutan yang dihirup pekerja setara 8 jam
(TLV-TWA < NAB = kondisi aman)

2. C (Ceiling)
Batas konsentrasi zat dari udara yang tidak boleh
dilampaui

3. STEL (Short Time Exposure Limit)


Batas konsentrasi maksimum zat yang boleh dihirup
dalam jangka pendek (15 menit)
Contoh Soal :
Diketahui :
NAB-TLV-TWA : 10 ppm H2S
Pekerja bekerja 8 jam /hari

Pertanyaan :
Apakah pekerja aman bekerja tiap hari bila pekerja tersebut
menghirup konsentrasi berbeda tiap waktu yaitu : 15 ppm
selama 2 jam; 10 ppm selama 1 jam; 12ppm selama 2 jam

Jawab : (15 ppm x 2 jam) + (10 ppm x 1 jam) + (12 ppm x 2 jam) = 12,8 ppm
5 jam
Dalam 8 jam = 5/8 x 12,8 ppm = 8 ppm H2S (aman)
atau
(15 ppm x 2 jam) + (10 ppm x 1 jam) + (12 ppm x 2 jam) = 8 ppm
8 jam
NAB Campuran :
efeknya merupakan efek kombinasi, bila tidak ada
informasi berarti efknya aditif C1 + C2 +Cn <1(aman)
NAB1 NAB2 NABn
Diketahui :
Ruang lab mengandung :
400 ppm aseton (NAB = 750 ppm)
150 ppm butil asetat sekunder (NAB = 200 ppm)
100 ppm metil etil keton (NAB = 200 ppm)
Pertanyaan :
Apakah pekerja aman bekerja tiap hari di lab
tersebut ?
Jawab : 400 + 150 + 100 = 0,553 + 0,75 + 0,50 = 1,78
750 200 200 (Tidak aman)
Manfaat Nilai ambang batas bahan kimia :

1. Sebagai kadar standar untuk perbandingan


2. Pedoman untuk perencanaan proses produksi dan
perencanaan teknologi pengendalian
3. Substitusi bahan dengan kurang beracun
4. Membantu menentukan gangguan kesehatan,
timbulnya penyakit dan hambatan effisiensi kerjja
akibatt faktor kimia
BAHAN KIMIA KOROSIF

Didefinisikan sebagai bahan yang menimbulkan kerusakan


berupa rangsangan atau iritasi dan peradangan kulit

Efek yang ditimbulkan :


Efek setempat (primer)
Efek Sistemik (sekunder)
Asam Kuat (Contoh: H2SO4, HNO3)
Asam Hydrofluoric (HF) merupakan bahan kimia yang
berbahaya, baik bersifat korosif maupun iritasi.
Terbakar akan bahan ini akan sembuh lama.

Basa Kuat (Contoh: NH4OH, NaOH, KOH)


Sodium (NaOH) dan Potassium hydroxide (KOH)
sangat berbahaya bagi kulit (akan terbakar) dan mata
(buta).
Hydrofluoric Acid Terbakar karena Korosif

Lengan tangan
setelah kontak
sekitar 4 cm dengan 25-50%
Hydrofluoric
Acid.

Tapi hanya
terbakar
ringan!"

Semakin besar bentuk pohon palm dapat berdampak fatal.


Referensi: Sichere Chemiearbeit / June 2000.
Bahan Menyebabkan Iritasi
Beriritasi pada mata (contoh: Benzyl bromide)
Bisa memicu kepada kebutaan.
Asam Osmic (OsO4) menyebabkan mata berair,
diikuti dengan terbakar, dan makin parah pada
kebutaan.

Beriritasi pada kulit (contoh: Toluene, Ethanol)


Memicu kerusakan kulit, seperti terbakar, kulit
kering, kulit kasar.
Prosedur Penanganan Bahan Kimia yang Korosif

Lindungi kulit dari kontak dengan bahan kimia


Selalu bekerja di dalam lemari asam dengan ventilasi
yang bekerja baik
Antisipasi dengan tumpahan bahan kimia (siapkan
Chemizorb)
Siapkan peralatan keselamatan (contoh: emergency
shower, eye wash). Lepas semua pakaian dan
sepatu yang terkontaminasi
Cuci sarung tangan yang telah dipakai sebelum
bekerja dengan bahan kimia yang lain atau
berikutnya
Prosedur Penanganan Bahan Kimia yang Korosif
Gunakan Sarung Tangan !
BAHAN KIMIA MUDAH TERBAKAR
(FLAMMABLE)
Jenis bahan kimia Mudah Terbakar

Padat : belerang, logam alkali, dll


Cair : eter, metanol, alkohol, n-heksana, dll
Gas : hidrogen, asetilen, dll
Bahan Mudah Terbakar

Bahan mudah terbakar secara spontan


Contoh: Aluminium alkyls, Phosphorus
Pencegahan: Hindarkan kontak dengan udara!

Gas mudah terbakar


Contoh: Butane, Propane
Pencegahan: Hindarkan terbentuknya
campuran gas ini di udara!!! Jauhkan dari
sumber api!!!
Cairan mudah terbakar
Cairan dengan titik nyala flash point dibawah 21C
(Contoh: Acetone, Benzene)
Pencegahan: Jauhkan dari sumber api terbuka!

Bahan kimia mudah terbakar saat bereaksi dengan air


(Contoh: Lithium aluminium hydride, Sodium, Calcium
oksida)
Pencegahan: Hindari kontak dengan air dan simpan
ditempat yang kering/tidak lembab!
Bahan Mudah Terbakar
Titik Nyala / Flash Point
Adalah suhu dimana suatu cairan menghasilkan
uap yang dapat membentuk campuran dengan
udara yang dapat dibakar pada permukaan
cairan

Kemampuan suatu cairan kimia terbakar tergantung


pada titik nyala / flash point
Prinsip Terjadinya
Api
Prinsip Dasar Timbulnya Api
Sumber Api
Sumber Panas :
Api terbuka
Permukaan panas

Panas mekanik

Listrik

Panas Kimia
Prinsip terjadinya Api
Bagaimana prinsip terjadinya Api?

Oxygen
(O2)

+
+

Energi
Bahan Kimia
mudah terbakar

+
HILANGKAN satu api tidak terjadi!
Penggolongan Jenis Kebakaran

Class A : Kebakaran karena bahan solid,


material organik (kayu, kertas dsb)

Class B : Kebakaran karena cairan (alkohol,


minyak, parafin dsb)

Class C : Kebakaran karena gas


(hidrogen, methane, acetylene, dsb)

Class D : Kebakaran karena logam


(aluminium, sodium, potasium, dsb)
Alat pemadam Api Ringan (APAR)
PENANGGULANGAN KEBAKARAN
PENGGUNAAN PEMADAM KEBAKARAN UNTUK
:

MENURUNKAN SUHU BAHAN TERBAKAR


MENGURANGI KONTAK DENGAN OKSIGEN
MENGURANGI RADIKAL PENYEBAB REAKSI
BERANTAI
JENIS PEMADAM KEBAKARAN :

1. AIR
MUDAH DIPEROLEH DENGAN CEPAT

BERFUNGSI SBG PENDINGIN DAN MENYELIMUTI


BAHAN DARI O2 OLEH UAP AIR YANG TERBENTUK
COCOK UNTUK API KLAS A

2. BUSA
DISPERSI GAS DALAM CAIRAN DAN BERFUNGSI
MENGISOLASI BAHAN DAN OKSIGEN
COCOK UNTUK KLAS A & B
3. BUBUK KERING (DRY POWDER)
BUBUK HALUS CAMPURAN BAHAN KIMIA, Na2CO3, K2CO3, KCl, dsb YANG MUDAH
MENGALIR APABILA DISEMPROTKAN
BERFUNGSI MELINDUNGI BAHAN DARI O2, RADIASI PANAS DAN MENYERAP RADIKAL
PEMBENTUK REAKSI BERANTAI
COCOK UNTUK API KELAS A,B dan D

4. GAS CO2
BERTENAGA TINGGI DAN DAPAT MEMADAMKAN API KLAS A,B,C,D
GAS LEBIH BERAT DARI UDARA, DAPAT MENUTUPI /MENGISOLASI BAHAN DARI O2

5. HALON
SENYAWA HC YANG TERHALOGENASI
COCOK UNTUK PEMADAMAN API KLAS A,B,C,D
PEMBENTUK SELIMUR INERT YANG MENGISOLASI BAHAN DARI O2
PENYERAP EFEKTIF TERHADAP RADIKAL PENYEBAB REAKSI BERANTAI
PEMADAM KEBAKARAN JENIS HALON
FORMULA NOMOR TITIK NAMA
DIDIH C

CF2BrCl H-1211 -4 Bromokloro difluoro metana

CF3Br H-1301 -57,5 Bromo trifluoro metana

CF2Br2 H-1202 24 Dibromo difluor metana

CH2ClBr H-1011 67 Kloro bromo metana

CF2BrCF2Br H-2402 46 Dibromo tetrafluor etana

CATATAN :
NOMOR : H-1211 artinya : jumlah atom C, F, Cl, Br (1,2,1,1)
KELOMPOK CAIRAN MUDAH TERBAKAR BERDASARKAN TD+FP
1. CAIRAN MUDAH TERBAKAR (FLAMMABLE LIQUIDS)
2. CAIRAN DAPAT DIBAKAR (COMBUSTIBLE LIQUIDS)
Klasifikasi cairan flammable/combustible menurut NFPA

klasifikasi keterangan Titik nyala Titik bakar


Klas I Flammable 100F (37,8C)
73F (22,8C) 100F (37,8C)
Klas IB 73F (22,8C) 100F (37,8C)
Klas IC 73F (22,8C) 100F (37,8C)
Klas II Combustible 100F (37,8C)
Klas III 140F (60,0C)
Klas IIIB 200F (93,4C)
Titik nyala (flash Point) :
Suhu dimana uap zat pada permukaannya dapat dibakar
Faktor lain yang dapat menyebabkan mudah terbakar :

1. Batas konsentrasi bawah /Lower Flammable Limit(LFL)


Batas konsentrasi terendah zat/udara yang dapat dibakar
2. Batas Konsentrasi tertinggi (UFL)
3. Ignition temperatur / ignition point/ suhu bakar
Suhu dimana suatu zat dapat terbakar dengan sendirinya
4. Flammable range
Daerah dimana campuran uap zat dan udara dapat dibakar
5. Berat jenis uap relatif terhadap udara
Berat uap udara maka akan merayap dibawah mendekati sumber
api
6. Berat jenis terhadap air
7. Titik Didih
Suhu dimana suatu zat mempunyai tekanan uap yang sama dengan
tekanan luar atau atmosfir
Contoh pelarut organik dan sifat penentu bahaya
N Nama pelarut NAB LFL - UFL Titik Titik Titik
o. (ppm) % % nyalaC bakar didih
C C
1. Aseton 1000 3 - 13 -18 538 56
2. Benzena 250 1,4 8 -11 562 80
3. Etil alcohol 1000 19 33 12 425 79
4. Etil eter 400 1,85 48 -45 180 34
5. n-Heksana 500 1,1 7,5 -22 261 68
6. Karbon 20 1 44 -30 100 46
disulfida
7. Metil etil keton 200 2 10 -7 515 80
8. Petroleum eter 500 1 6 -57 288 30 60
9. Sikloheksana 300 1,3 84 -20 260 80
10. Toluene 200 1,4 6,7 4,4 536 111
Prosedur Penanganan Bahan Kimia Mudah Terbakar

Bekerja di dalam lemari asam yang


ventilasinya bekerja dengan baik
Hindari sumber api (e.g. peralatan
elektrik, api terbuka, elektrik statis,
korek api, dan permukaan yang
panas)
Kebocoran gas (contoh: acetylene,
ammonia) dapat memicu kebakaran
dan ledakan
GAS-GAS BERTEKANAN
DEFINSI (US DOT) :
Sesuatu dalam kontainer yang mempunyai tekanan 2,8
kg/cm2 (40 psi) pada 21oC atau bahan cair mudah terbakar
yang mempunyai tekanan uap 40 psi pada 38oC.

Sumber Utama Bahaya Gas bertekanan :


tekanan tinggi
sifat bahan ( mudah menyebar, mudah terbakar, reaktif,
toksis, korosif)
GAS TOKSIS
Gas yang dapat merusak atau mengganggu sistem metabolisme dalam jaringan tubuh
yang menimbulkan kecelakaan, gangguan kesehatan bahakan kematian.
Tabel 1. Daftar Gas-gas Toksis dan NAB-nya

No. JENIS GAS NAB (ppm)

1 Amoniak 50

2 Boron triflourida 1
3 Karbon monoksida 50

4 Karbon dioksida 5000

5 Klorin 1

6 Hidrogen klorida 5

7 Hidrogen sulfida 5

8 Nitrogen oksida 10

9 Sulfur dioksida 5
GAS-GAS MUDAH TERBAKAR
Tiga kondisi terjadinya pembakaran : konsentrasi gas (harus berada pada daerah mudah terbakar),
adanya gas mengoksidasi, sumber panas

Tabel 2. Gas-gas mudah terbakar dan daerah mudah terbakarnya


No. JENIS GAS Daerah mudah terbakar dalam udara(% volume)

1
Asetilen 2,5 - 100
2
n-butana 1,8 12
3
1,3-butadiena 2 12
4
Karbon monoksida 12,5 74
5
Etana 3 12
6
Etilena 2,7 3,6
7
Hydrogen 4 75
8
Hydrogen sulfida 4 44
9
Metana 5 15
10
Propana 2,1 9,5
Klasifikasi Label bahaya menurut DOT:
Label merah : gas mudah terbakar
Label hijau : gas-gas yang tidak mudah terbakar
Label kuning : gas-gas oksidator

Label peringatan tambahan (CGA) :


DANGER :
Gas dan/cairan mudah terbakar
Dapat membentuk campuran eksplosif dengan udara
Beracun
Gas dan /cairan korosif
Fatal bila terhirup
Iritasi terhadap mata
Gas radioaktif
Terbakar bila kontak dengan udara
WARNING
Gas dan/cairan oksidator
Mempercepat pembakaran yang hebat
Cairan dan gas sangat dingin
Dapat menyebabkan luka pada jaringan
CAUTION
dapat menyebabkan gangguan pernafasan
gas bertekanan tinggi
cairan dan gas bertekanan rendah
Bahan Kimia Mudah Meledak
Bahan kimia reaktif atau tidak stabil yang bersifat mudah

meledak atau eksplosif yang menghasilkan panas dan gas

dalam jumlah besar !!!!!


Aspek Penyebab Eksplosif

Reaksi Kesetimbangan dengan Oksigen


Selisih antara jumlah oksigen dalam sistem
dengan jumlah oksigen yang diperlukan
untuk mengoksidasi secara sempurna
menjadi CO2 dan H2O
Aspek Penyebab Eksplosif

Struktur Molekul
Struktur molekul yang tidak stabil seperti :
CC, CN2, C-NO, C-NO2, C=N-O,
N-NO / NO2, O-O, N3, dll
Faktor Penyebab Eksplosif

Suhu penyimpanan
Benturan, gesekan mekanik
Kelembaban
Listrik
Pengaruh bahan kimia lain
ex: oksidator+reduktor+pemicu->
meledak.
Prosedur Penanganan Bahan Kimia Mudah Meledak

Bekerja di dalam lemari asam yang


ventilasinya bekerja dengan baik
Hindari sumber api (e.g. peralatan
elektrik, api terbuka, elektrik statis,
korek api, dan permukaan yang
panas)
Kebocoran gas (contoh: acetylene,
ammonia) dapat memicu kebakaran
dan ledakan
Bahan Kimia Oksidator
Bahan kimia yang dapat menghasilkan oksigen dalam

penguraian atau reaksinya dengan senyawa lain. Misalnya

K2Cr2O7 ; KMnO4, H2O2, HNO3; KCLO4; KClO3 dsb.

Apakah Na2S2O3 termasuk bahan oksidator ????

Cr mengalami perubahan biloks +6 -> +3 reduksi=oksidator

Mengandung Cadangan O2 = bahaya = mempertahankan

api

Kebakaran akibat bahan oksidator sukar dipadamkan karena

mampu menghasilkan oksigen sendiri


Prinsip terjadinya Api
Bagaimana prinsip terjadinya Api?

Oxygen
(O2)

+
+

Energi
Bahan Kimia
mudah terbakar
+
HILANGKAN satu api tidak terjadi!
combustible material = Reduktor
Prosedur Penanganan Bahan Kimia Oksidator

Hindari sumber api (Contoh:


peralatan elektrik, api terbuka,
elektrik statis, korek api, dan
permukaan yang panas)
Hindari kontak dengan bahan
organik
Hindari kontak dengan bahan
kimia yang dapat terbakar dan
meledak
Bahan Kimia Sensitif
Bahan kimia reaktif terhadap air adalah bahan kimia yang
mudah bereaksi dengan air menghasilkan panas dan atau
gas yang mudah terbakar
Contoh : 2 Na + H2O 2 NaOH + H2 + kalori
Hidrogen gas mudah terbakar

Bahan kimia reaktif terhadap asam adalah bahan kimia yang


mudah bereaksi dengan asam menghasilkan panas, gas
mudah terbakar, dan atau gas beracun
Contoh : NaCN + HCl NaCl + HCN
HCN folatil,gas beracun
Bahan kimia sensitif terhadap uap lembab
Contoh: Hidroksida metal alkali, Lithium Aluminium
hydride, dll (Hidroksida metal alkali ex:NaOH, berat NaOH
higroskopis)
Bahan kimia dapat beroksidasi
Contoh: Anilines, Phenol dll
Bahan kimia sensitif terhadap udara
Contoh: Silica gel, dll
Bahan kimia dapat berpolimerisasi
Contoh: Acrylates, Methacrylates, Formaldehyde (Gas)
solution, dll
Bahan kimia sensitif terhadap temperatur
Contoh: Produk biologis dll
Bahan kimia dengan titik didih rendah
Contoh: Benzene, Phenol, Asam Bromoasetat dll
Bahan kimia mudah menghasilkan uap,/ asap
Contoh: Asam-asam kosentrasi tinggi, (Asam Nitrat, Asam
Klorida), Bromina
Prosedur Penanganan Bahan Kimia Oksidator

Hindari sumber api (Contoh: peralatan elektrik, api


terbuka, elektrik statis, korek api, dan permukaan
yang panas)
Hindari kontak dengan air dan asam
Hindari kontak dengan bahan kimia yang dapat
terbakar dan meledak
Bahan Kimia Incompatible(TIDAK
COCOK)
Bahan kimia incompatible adalah bahan kimia yang tidak

boleh dicampur dalam penyimpanannya.

Contoh :

asam dengan bahan yang beracun,

bahan mudah terbakar dengan bahan oksidator.

EX : TIOSULFAT DAN PERMANGANAT (reduktor dan

oksidator) tidak boleh disimpan bersamaan.


Senyawa Tidak boleh campur dengan Eksplosif atau Menghasilkan gas
menghasilkan toksik, atau tidak
panas, gas atau stabil atau
substansi yang substansi
mudah menyala berbahaya

Asam asetat Alkohol, asam kromat, etilen glikol,asam X


nitrat, asam perklorat, peroksida,
permanganat

Asetat anhidrat Asam kromat, etilen glikol, asam nitrat, X


asam perklorat, peroksida, permanganat.
alkohol, air : senyawa yang mengandung
hidroksil

Aseton Campuran asam nitrat / asam sulfat pekat X

Asetilen halogen, tembaga dan alloy nya, silver X


and mercury, garam logam berat

Logam alkali Air, asam, alkohol, halogen, asam halida, X


oksigen udara,garam, hidrokarbon
terhalogenasi, seluruh oksidator, karbon
dioksida
Senyawa Tidak boleh campur dengan Eksplosif atau Menghasilkan gas
menghasilkan toksik, atau tidak
panas, gas atau stabil atau
substansi yang substansi
mudah menyala berbahaya

Alkil aluminium Air, udara,alkohol X

Aluminium klorida Air, alkohol, hidrida X

Bubuk aluminium Semua agen oksidator, asam, alkali, X


hidrokarbon halogenasi, peroksida

Amoniak dan halogen, bubuk logam, asam, X


alkil amina yang merkuri (dari termometer),
lebih rendah kalsium hipoklorit, asam fluorida

Ammonium nitrat Asam, bubuk logam, cairan mudah X


menyala, klorat, nitrat, sulfur,
senyawa organik bercabang atau
material mudah menyala

Senyawa arsenik Senyawa pereduksi X


Amonium nitrat NH4NO3, N=oksidator
NH4 bahan peledak

Aqua redia = asam sulfat+asam nitrat


Melelehkan logam
Kelas Penyimpanan
Kelas Penyimpanan (LGK)

1 Bahan mudah meledak


2A Gas bertekanan, cair dan terlarut
2B Wadah gas kecil bertekanan (kaleng-kaleng
Aerosol)
3A Cairan yang mudah terbakar (titik nyala dibawah
55C)
3B Cairan yang mudah terbakar (VbF A III)
4.1 Padatan yang mudah terbakar
4.2 Padatan yang mudah terbakar secara spontan
Kelas Penyimpanan (LGK)

4.3 Bahan yang membentuk gas-gas yang mudah


terbakar jika kontak dengan air
5.1 Bahan pengoksidasi (TRGS 515/511)
5.2 Peroksida Organik
6.1 Bahan Beracun
6.2 Bahan yang menyebabkan infeksi
7 Bahan Radioaktif
8 Bahan Korosif
9 Bahan Berbahaya
Kelas Penyimpanan (LGK)

10 Cairan yang mudah terbakar jika tidak termasuk di


dalam kelas 3A atau 3B

11 Padatan yang mudah terbakar

12 Cairan yang tidak mudah terbakar di dalam


kemasan yang tidak mudah terbakar

13 Padatan yang tidak mudah terbakar di dalam


kemasan yang tidak mudah terbakar
Kelas Penyimpanan (LGK)
AI Cairan dengan titik nyala dibawah 21C
Contoh : n-Hexane, Diethylether

AII Cairan dengan titik nyala antara 21 dan 55C


Contoh : Cyclohexane

AIII Cairan dengan titik nyala antara 55 dan 100C


Contoh : 1-Octanol

B Cairan dengan titik nyala dibawah 21C


larut dalam air pada 15C
Contoh : Acetone
PENYIMPANAN BAHAN KIMIA VERSI MERCK GHS
Flammabel hindarkan dari bahan
oksidator
H : hazard
R : Risk/Resiko
PERBANDINGAN SIMBOL GHS DENGAN SIMBOL
LAMA
Kelas Penyimpanan (LGK)
STORAGE CLASSES

For reasons of storage safety all product that are to be


store should be allocated to storage classes on the
basis of their productspecific hazard characteristic.
Hazardous characteristic :
Explosive
Extremely flammable, highly flammable, flammable
Oxidizing.
Very toxic or toxic
Corrosive
RUANG PENYIMPANAN
CONTOH TEMPAT PENYIMPANAN BAHAN KIMIA
CONTOH TEMPAT PENYIMPANAN BAHAN KIMIA
SAFETY SIGNS
MEANING OF SAFETY COLOURS
CONTRASTING COLOURS AND SYMBOL COLOURS
AND GEOMETRICAL FORM
PROHIBITION SIGNS
WARNING SIGNS
MANDATORY SIGNS
EMERGENCY SIGNS
limbah laboratorium adalah buangan atau bahan sisa pakai

yang harus disimpan didalam wadah atau tempat yang

sesuai dengan sifat limbah tersebut sebelum ditangani lebih

lanjut
Definisi Limbah Bahan Kimia Berbahaya

Limbah yang mempunyai efek toksik dan berbahaya terhadap manusia.

Secara umum, semua limbah yang bertanda di bawah ini adalah berbahaya.
Pembuangan Limbah Limbah laboratorium dikumpulkan
dan dibuang dalam wadah terpisah
menurut tipe bahan kimia yang
berkaitan
Wadah diberi label (A-J)
Dengan label A-J dipastikan bahan
kimia yang terkumpul dalam satu
kategori tidak bereaksi satu sama
lain
Pengecekan untuk kandungan asam
dan basa, pH indikator (No. Kat.
109535)
Click me ! Sebelum dikumpulkan, lakukan
penetralan. Sediakan larutan
penetral
A Pelarut organik bebas halogen dan senyawa organik dalam
larutan
B Pelarut organik mengandung halogen dan senyawa organik
dalam larutan
C Residu padatan bahan kimia laboratorium organik
D Garam dalam larutan: lakukan penyesuaian kandungan
kemasan pada pH 6 -8
E Residu bahan anorganik beracun dan garam logam berat dan
larutannya
F Senyawa beracun mudah terbakar
G Residu air raksa dan garam anorganik raksa
H Residu garam logam; tiap logam harus dikumpulkan secara
terpisah
I Padatan anorganik
J Kumpulan terpisah limbah kaca, logam dan plastik
Dapat tahan terhadap bahan kimia yang disimpan
Tidak mudah pecah/rusak
Anti-bocor dan rapat gas
Memiliki sertifikat UN untuk pengangkutan limbah
internasional

Wadah harus ditempatkan di ruang


berventilasi baik
Wadah harus disimpan tertutup rapat untuk
mencegah penguapan uap berbahaya
Pilih wadah yang tepat (mengeliminir
kebocoran)
Kemasan untuk limbah cair organik (pelarut organik bebas halogen) :
Kemasan baja nirkarat, 10 l, No. order 9.43442.1013,
Alat bantu pengumpul, corong, No. order 1.09040.0001

Kemasan untuk limbah cair organik (pelarut organik berhalogen) :


Kemasan kombinasi, 10 l dengan inliner PE, No. order 9.43442.1013,
Alat bantu pengumpul, corong, No. order 1.09041.0001

Kemasan untuk limbah mengandung air dan limbah air terkontaminasi :


Kemasan kombinasi, 10 l dengan inliner PE, No. order 9.43442.1013,
Alat bantu pengumpul, corong, No. order 1.09041.0001 atau kemasan PE No.
order 9.54528.1010, Alat bantu pengumpul, corong, No. order 1.090391.0001

Kemasan untuk limbah kimia yang padat :


Limbah padat dapat dikumpulkan dalam kemasan yang terbuat dari bahan yang
sama- gelas, logam atau plastik- seperti kemasan produksi asal.
Kemasan untuk asam dan basa:
Kemasan kombinasi, 10 l dengan inliner PE, No. order 9.43442.1013
Alat bantu pengumpul, corong, No. Order 1.0904 1.0001 atau
kemasan PE, No. order 9.54528. 1010,
Alat bantu pengumpul, corong, No. order 1.090391.0001

Gambar 37: Corong Gambar 38: Corong Gambar 39: Corong


untuk kemasan baja untuk kemasan untuk kemasan PE
nirkarat Kombinasi
Harus dalam kondisi baik, tidak rusak, bebas
dari korosi dan kebocoran.

Bentuk, ukuran dan bahan wadah harus sesuai


dengan karakteristik limbah B3 yang hendak
dikemas.

Terbuat dari bahan plastik (HDPE, PP atau


PVC), atau bahan logam (teflon, baja, karbon,
SS304, SS316 atau SS440) dan tidak bereaksi
dengan limbah B3 yang disimpannya.
MODUL 10
Petunjuk Pengumpulan Limbah

Pengecekan apakah Limbah tersebut dapat


digunakan/didaur ulang sendiri dan digunakan kembali

Pengecekan oleh pihak K3 apakah bahan kimia tersebut


harus dibuang atau digunakan kembali

Menonaktifkan bahan kimia sebelum penyimpanan


JENIS DAN MACAM BAHAN PENYERAP
TUMPAHAN
Bahan Penyerap Organik
1. Serbuk gergaji
tidak direkomendasikan zat pengoksidasi dan asam kuat
2. Pasir kali
Murah, daya serapnya rendah 10% berat tumpahan,
3. Arang kayu granul
Harus kering, tidak untuk zat pengoksidasi
Bahan Penyerap Anorganik
Silikat
Bahan Penyerap Sintetik
Copolymer inert
Netralisasi

Penetralan adalah reaksi asam dan


basa :

H+ + OH- --------> H2O

Pemilihan bahan penetral :


Banyak tersedia
Harga terjangkau
Mudah penangan
Dapat dicampur dengan limbah
NetralisasiBasa yang dipilih sebagai penetral :
Kapur tohor (CaO)
Ca(OH)2
NaOH
Sodium karbonat
CaCO3
NaHCO3

Asam yang dipilih sebagai penetral :


Asam sulfat (H2SO4)
Asam klorida (HCl)
Asam sitrat
Netralisasi
Contoh
1. Asam mineral (HCl, HBr, HClO4, HNO3, H2SO4)
Netralisasi dengan sodium karbonat
(No.Kat. 106392)
2 HX + Na2CO3 2 NaX + CO2 + H2O
2. Senyawa peroksida (paling mudah : insinerasi !)

Peroksida sangat mudah


dideteksi dengan Tes-Perex
(No. Kat. 116206)
PROSEDUR PENANGANAN TUMPAHAN
TUMPAHAN PADATAN
Jangan panik
Pakai Alat Pelindung Diri (APD) yang sesuai (MSDS)
Isolasi daerah tumpahan
Beri peringatan Awas, ada tumpahan bahan kimia
Beri tali pembatas agar tidak ada yang melintas
Tutup tumpahan dengan sorbent jenis matras atau
disedot dengan vakum khusus, jika perlu lakukan
penetralan
Perlakukan buangan tumpahan seperti tumpahan B3,
jangan dibuang langsung ke lingkungan
PROSEDUR PENANGANAN TUMPAHAN
TUMPAHAN CAIRAN

Serap tumpahan dengan bahan penyerap yang inert


Jika perlu, lakukan netralisasi dan cek derajat
keasamannya pH dengan pH indikator
Perlakukan buangan tumpahan seperti tumpahan B3,
jangan dibuang langsung ke lingkungan
PROSEDUR PENANGANAN TUMPAHAN
TUMPAHAN MERKURI
MODUL 11
Petunjuk Penanganan limbah
Limbah yang telah dikumpulkan dicek sifat (asam, basa)
dan jenis (logam/non logam)

Tentukan metoda yang tepat untuk menangani limbah


yang telah dikumpulkan sebelum dibuang
PENGOLAHAN LIMBAH

1. Secara Fisika
2. Secara Kimia

3. Secara Biologi
CARA KIMIA : Pengendapan, koagulasi/flokulasi
dilakukan bila terdapat Kontaminan logam berat
dalam air buangan

Pengendapan adalah pemisahan partikel terdispersi dalam air


sehingga membentuk endapan padat polutan.

Koagulasi adalah suatu cara untuk memisahkan partikel-partikel


halus (koloidal) yang melayang dalam air sehingga membentuk
agregat yang dapat mengendap

Flokulasi adalah pengendapan koloidal akibat pembentukan


agregat yang lebih lamban dibandingkan kooagulasi
Oksidator dan reduktor disesuaikan dengan limbah

Oksidator Limbah
Cl2, OCl- CN-
H2O2 CN-
Ozon (O3) feno;, sianida

Reduktor Limbah
SO2, Sulfit Cr6+
FeSO4 Cr6+
Pengendapan, koagulasi/flokulasi
dilakukan bila terdapat Kontaminan logam berat
dalam air buangan

Pengendapan adalah pemisahan partikel terdispersi dalam air


sehingga membentuk endapan padat polutan.

Koagulasi adalah suatu cara untuk memisahkan partikel-partikel


halus (koloidal) yang melayang dalam air sehingga membentuk
agregat yang dapat mengendap

Flokulasi adalah pengendapan koloidal akibat pembentukan


agregat yang lebih lamban dibandingkan kooagulasi
Penukaran Ion
dilakukan dengan menggunakan resin

Kation dapat digunakan untuk menyerap ion-ion logam berat


Contoh : Logam berat Ni 2+

Anion dapat digunakan untuk menyerap anion beracun


Contoh : anion sianida
Pembakaran Terbuka, dengan insenerator dan
penguburan dalam tanah
dilakukan secara terbuka atau melalui alat insenerator dan
penguburan dalam tanah

Bahaya yang harus dihindari : (pembakaran terbuka /


insenerator)
hasil pembakaran yang dapat bersifat racun, iritan dalam asap

Pembakaran sempurna dalam insenerator dilakukan pada suhu


tetap sekitar 1000 oC

penguburan dalam tanah dapat dilakukan untuk bahan yang


reaktif, bahaya yang akan ditimbulkan :
-bila zat larut dalam air akan merembes dalam sumur,
-zat eksplosif akan menimbulkan bahaya bila ada galian tanah
PENGOLAHAN LIMBAH

1. Secara Fisika
2. Secara Kimia

3. Secara Biologi
PENGOLAHAN LIMBAH SECARA
BIOLOGIS

Merupakan metode mengolah limbah dengan menggunakan


bantuan mikroba
Mikroba atau jasad renik yang digunakan umumnya berupa
bakteri.
Bakteri mampu mendegradasi limbah organik menjadi
konstituen yang lebih kecil
Produk yang dihasilkan CO2, CO, CH4, NO3, NO2, H2S, NH3
dsb.
Volume limbah dan potensi bahaya menjadi berkurang
TIPE PENGOLAHAN LIMBAH SECARA
BIOLOGIS
1. Tehnik menggunakan lumpur aktif (active sludge)
2. Tehnik menggunakan biofilm

Kedua tehnik ini pada prinsipnya berusaha


menumbuhkan mikroorganisme pada suatu media
yang berbeda
METODE LUMPUR AKTIF
Metode ini sering digunakan dalam
pengolahan limbah skala besar.
Prinsipnya adalah menggunakan bantuan
lumpur yang dijadikan media tumbuh
perkembangan mikrorganisme.
Lumpur tersebut disuspensikan ke dalam
cairan limbah sehingga bakteri mampu
mendegradasi limbah tersebut.
PERKEMBANGAN MIKROORGANISME

Mikrorganisme yang tumbuh didalam lumpur


memerlukan nutrient untuk pertumbuhannya.
Untuk itu bakteri akan mendegradasi bahan
organik untuk memenuhi kebutuhannya . Selain
itu bakteri juga memerlukan senyawa lain yang
harus di suplai dari luar, seperti senyawaan nitrat,
posfat dan mineral lainnya.
Bakteri yang sudah mati akan menjadi biomassa
dan membuat lumpur menjadi bertambah.
KEUNTUNGAN PENGOLAHAN LIMBAH
MENGGUNAKAN LUMPUR AKTIF

Terbebas dari penggunaan bahan kimia


berbahaya sehingga metode ini ramah lingkungan
Biaya relatif murah
Dapat menurunkan nilai COD dan BOD serta
parameter limbah lainnya .
Terima kasih!
The most basic fundamental truth is found
in mathematics. Applied math is physics.
Applied physics is chemistry. Applied
chemistry is biology. Applied biology is life.
Therefore, in the center of the search
between truth and life, there you will find
chemistry.
DAFTAR PUSTAKA

www.merck-chemicals. com/safety
www.merck-chemicals. co.id/peraturan-
pendukung
SNI 19-0232-2005 Nilai Ambang Batas (NAB)
zat kimia di udara tempat kerja
Peraturan Menteri perindustrian No.87 tahun
2009,Sistem harmonisasi global klasifikasi dan
label pada bahan kimia
ADA PERTANYAAN ?????

HATUR NUHUN

Anda mungkin juga menyukai