2. Yulfa Intan Lukita (122310101034) 3. Made Enstini Sadhiharti P. (122310101035) 4. Sintara Ekayasa (122310101036) 5. Dina Amalia (122310101037) Sinusitis secara harfiah berarti "peradangan pada rongga sinus." Peradangan ini adalah apa yang terjadi terjadi ketika hidung pasien dan sinus yang terkena mikrorganisme atau benda berbahaya yang mungkin mengiritasi lapisan membran. Iritan ini mungkin termasuk debu dan polusi, asap rokok, dan iritasi lainnya. Reaksi alergi terhadap jamur, serbuk sari, dan sebagainya juga dapat mengiritasi lapisan hidung. Selanjutnya, infeksi oleh virus atau bakteri dapat mengiritasi lapisan hidung. Pembengkakan yang terjadi dapat menyebabkan mempersempit saluran rongga hidung dan rongga sinus. Tebal sekresi lendir yang abnormal juga dapat memblokir sinus lebih lanjut. Sinusitis akut, bila infeksi berlangsung dari beberapa hari sampai empat minggu; Sinusitis subakut, bila infeksi berlangsung dari empat minggu sampai tiga bulan; Sinusitis kronik, bila infeksi berlangsung lebih dari tiga bulan. Sinusitis adalah penyakit yang sering ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, bahkan dianggap sebagai salah satu penyebab gangguan kesehatan tersering di seluruh dunia. Individu dengan riwayat alergi atau asma berisiko tinggi terjadinya rhinosinusitis. Prevalensi sinusitis tertinggi pada usia dewasa 18-75 tahun dan kemudian anak-anak berusia 15 tahun. Pada anak-anak berusia 5-10 tahun, infeksi saluran pernafasan dihubungkan dengan sinusitis akut. Sinusitis jarang pada anak-anak berusia kurang dari 1 tahun karena sinus belum berkembang dengan baik sebelum usia tersebut. Sinusitis dapat disebabkan oleh: Bakteri: Streptococcus pneumoniae, Haemophillus influenza, Streptococcus group A, Staphylococcus aureus, Neisseria, Klebsiella, Basil gram -, Pseudomonas; Virus: Rhinovirus, influenza virus, parainfluenza virus; Bakteri anaerob: fusobakteria; Jamur. Faktor predisposisi terjadinya sinusitis antara lain: Obstruksi mekanik. Misalnya deviasi septum nasi. Hipertrofi konka nasi media. Benda asing dalam rongga hidung. Polip nasi. Tumor dalam rongga hidung Rinitis. Rinitis kronis dan rinitis alergi menyebabkan obstruksi ostium sinus dan menghasilkan lendir yang banyak sehingga menjadi media yang baik bagi pertumbuhan bakteri. Lingkungan. Lingkungan yang berpolusi dan udara dingin & kering dapat menyebabkan perubahan mukosa dan kerusakan silia. Penyumbatan Hidung Mendengkur Mulut Berbau Batuk Infeksiberulang Sinus Nyeri pada Rahang Atas dan Gigi Ingusan Bau dan Disfungsi Rasa Sinusitis disebabkan oleh bakteri atau virus pada dinding sinus. Selain itu, individu yang memiliki saluran pembuangan yang terlalu kecil untuk menampung hasil sekresi sinus dapat juga terkena sinusitis. Dalam beberapa kasus, sinusitis juga dapat dipicu oleh hasil produksi sekresi cairan sinus yang menyebabkan demam serta iritasi asap rokok. Kesehatan sinus dipengaruhi oleh patensi ostium-ostium sinus dan kelancaran klirens dari mukosiliar didalam komplek osteo meatal (KOM). Disamping itu mukus juga mengandung substansi antimikrobial dan zat-zat yang berfungsi sebagai pertahanan terhadap kuman yang masuk bersama udara pernafasan. Sinusitis Akut: abses epidural atau subdural, meningitis, trombosis sinus karvenosus, neoritis optik, selulitis, dan abses periorbital atau orbital, serta osteomielitis. Sinusitis Kronis: Setiap komplikasi sinusitis akut dapat terjadi pada sinusitis kronis. Anak dengan keadaan ini mungkin menderita jalan napas reaktif, kistik fibrosis, imunodefisiensi, atau silia diskinetik sebagai penyakit yang mendasari. Sinusitis dapat memperburuk asma dan alergi, lebih lazim pada penderita dengan penyakit yang luas, sering ditandai dengan eosinofilia perifer. Pengobatan ini terutama terdiri dari terapi antimikroba efektif, amoksisilin menjadi pilihan awal. Pada daerah dimana H. Influenzae dan M. Catarrhalis penghasil - laktamase lazim ditemukan atau pada pengobatan yang gagal, trimetropin- sulfametoksazol, amoksisilin dengan kalium klavulanat, eritromisin plus sulfonamid, dan sefalosporin generasi ke-2 dan ke-3 juga biasa digunakan Biasakan mencuci tangan sesering mungkin untuk menghindari bakteri menempel di tangan dan menimbulkan alergi. Jagan pula lingkungan agar tetap bersih. Mencegah stres dan mengonsumsi makanan yang kaya akan antioksidan, terutama sayur dan buah yang dapat menguatkan sistem kekebalan tubuh sehingga akan mencegah serangan sinus musiman. Jaga kondisi sinus agar tetap kering dan bersih dengan minum air yang cukup agar cairan hidung tetap encer. Menggunakan obat semprot hidung untuk melawan alergen. Menghindari zat-zat yang menyebabkan alergi yang terdapat di lingkungan, seperti debu, asap rokok, dan lain-lain. PENGKAJIAN
DataUmum Riwayat Sakit dan Kesehatan Pengkajian psiko-sosio-spiritual Pemeriksaan Fisik ( ROS : Review of System )