Anda di halaman 1dari 31

Refleksi kasus

Obesitas dan retardasi mental ringan

Oleh : andi aprizal


Pembimbing
dr. Christina Kolondam Sp.A
Pendahuluan
Obesitas atau kegemukan adalah kelainan atau penyakit yang
ditandai dengan penimbunan jaringan lemak tubuh secara
berlebihan. Penderita obesitas berpotensi mengalami berbagai
penyebab kesakitan dan kematian antara lain penyakit
kardiovaskuler, hipertensi, gangguan fungsi hati dan diabetes
mellitus.
Obesitas hingga saat ini masih merupakan masalah gizi berlebih
yang semakin sering dijumpai pada hampir seluruh anak di setiap
negara. Obesitas pada anak merupakan akibat dari asupan kalori
yang melebihi jumlah kalori yang dimetabolisme oleh tubuh
sehingga mengakibatkan kalori banyak tersimpan dalam tubuh dan
akhirnya melebihi jumlah yang seharusnya.(
Obesitas mulai menjadi masalah kesehatan diseluruh dunia, bahkan
WHO menyatakan bahwa obesitas sudah merupakan suatu
epidemi global, sehingga obesitas merupakan suatu problem
kesehatan yang harus diatasi. Di Indonesia, terutama di kota-kota
besar, dengan adanya perubahan gaya hidup mengkibatkan
perubahan pada pola makan/konsumsi masyarakat yang menjadi
tinggi kalori, tinggi lemak dan kolesterol, terutama penawaran
makanan fast food yang semakin meningkatkan resiko obesitas.(1)
Retardasi mental merupakan masalah dunia dengan implikasi yang
besar terutama bagi negara berkembang. Diperkirakan angka
kejadian retardasi mental berat sekitar 0.3% dari seluruh populasi
dan hampir 3% mempunyai IQ dibawah 70. Sebagai sumber daya
manusia tentunya mereka tidak bisa dimanfaatkan karena 0.1%
dari anak-anak ini memerlukan perawatan, bimbingan serta
pengawasan sepanjang hidupnya. Sehingga retardasi mental masih
merupakan dilema, sumber kecemasan bagi keluarga dan
masyarakat. Demikian pula dengan diagnosis, pengobatan dan
pencegahannya masih merupakan masalah yang tidak kecil.2,3
Di indonesia 1-3% penduduknya menderita kelainan ini.
Insidennya sulit di ketahui karena retardasi metal kadang-kadang
tidak dikenali sampai anak-anak usia pertengahan dimana
retardasinya masih dalam taraf ringan. Insiden tertinggi pada masa
anak sekolah dengan puncak umur 10 sampai 14 tahun. 3
Retardasi mental dapat terjadi dengan atau tanpa gangguan jiwa
atau gangguan fisik lainnya. Prevalensi dari gangguan jiwa lainnya
sekurang-kurangnya tiga sampai empat lipat pada populasi ini
dibanding dengan populasi umum.
KASUS

IDENTITAS :
Tanggal/jam masuk : 23-11-2016
Nama : An. M.P
Jenis kelamin : Laki-laki
Usia : 9 tahun
Agama : Islam
Suku Bangsa : Bugis
Nama Ayah : Tn. Lawali Usia : 70 tahun
Pekerjaan : Wirasuasta
Nama Ibu : Ny. dahri Usia : 50 tahun
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Alamat : pantai barat/ogoamas
Diagnosis : Obesitas + Retradasi mental
Family tree
PEMERIKSAAN FISIK
Kondisi Umum :
Keadaan Umum : Sakit Ringan
Tingkat kesadaran : Kompos mentis
BB : 54 kg
TB : 137 cm
Status gizi : Obesitas ( CDC = 54/30 x 100% = 180%)
IMT : Obesitas 54/1,372 = 28,7 kg/m2
Sianosis : Tidak ada
Anemia : Tidak ada
Ikterus : Tidak ada
Keadaan mental : Normal
Suhu : 36,80C
Respirasi : 20 kali/menit
Nadi : 110 kali/menit
Tensi : 110/70 mmHg
Diskusi
Pasien dalam kasus ini didiagnosis Obesitas +
retradasi mental berdasarkan hasil
anamnesis, pemeriksaan fisis dan pemeriksan
penunjang yang telah dilakukan.
Dari hasil Anamnesis pasien
Pada kasus ini, Pasien tergolong dengan
status gizi obesitas, dimana dilakukan
pengukuran menurut CDC 2000 bb
sekarang / bb ideal x 100% = Obesitas (
CDC = 54/30 x 100% = 180 %
Teori
Overweight adalah kelebihan berat badan
dibandingkan dengan berat badan ideal,
yang dapat disebabkan oleh penimbunan
jaringan lemak atau massa otot. Penderita
obesitas berpotensi mengalami berbagai
penyebab kesakitan dan kematian antara
lain penyakit kardiovaskuler, hipertensi,
gangguan fungsi hati, diabetes mellitus.
Penatalaksanaan
Retardasi mental berhubungan dengan
beberapa gangguan heterogen dan
berbagai faktor psikososial. Terapi yang
terbaik untuk retardasi mental adalah
pencegahan primer, sekunder, dan tersier.
prognosis
pada kasus ini obesitas dan Retardasi
mental yang diketahui penyakit dasarnya,
biasanya prognosisnya lebih baik. Tetapi pada
umumnya sukar untuk menemukan penyakit
dasarnya. Anak dengan retardasi mental
ringan, dengan kesehatan yang baik, tanpa
penyakit kardiorespirasi, pada umumnya
umur harapan hidupnya sama dengan orang
yang normal. Tetapi sebaliknya pada retardasi
mental yang berat dengan masalah kesehatan
dan gizi, sering meninggal pada usia muda.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai