Anda di halaman 1dari 51

PETROLOGI BATUAN BEKU

Klasifikasi dan Pemerian


Batuan Beku Non Fragmental
Rocks are made of Minerals
Komposisi batuan beku

1. Mode atau Modal Composition:


komposisi mineralogi dari suatu batuan
beku

2. Norm: normalisasi komposisi kimia


batuan (oksida utama) untuk
mengetahui komposisi mineral
normative
Mineral penyusun batuan beku
Mineral Properties

Olivine Green to yellow -green; vitreous; fractures;


small, equidimensional grains
Plagioclase Usually white or gray;
2 cleavages at 90;
elongate grains; striations sometimes visible
Pyroxene Greenish black or brow nish black;
rather dul l luster;
blocky grains
Amphibole Black with shiny, splinter y appearance;
two cleavages at 60 and 120;
elongate grains
Biotite Shiny, blac k sheets;
one perfect cleavage
Orthoclase Usually white or pin k;
2 cleavages at 90;
equidimensional grains
Muscovite Shiny, silver y sheets;
one perfect cleavage
Quartz Colorless to gray;
vitreous with conchoidal fracture;
irregular grains in intrusive rocks;
equidimensional phenocrysts in extrusive rocks
Tekstur
Batuan
Beku
TEKSTUR
Definisi :
Istilah yang dipakai untuk menjelaskan hubungan antar kristal

Pembagian tekstur berdasarkan granularitas :


Fanerit
Cukup besar, dapat ditentukan dengan mata / lensa pembesar
(tubuh intrusi, inti tubuh ekstrusi besar)
- Kasar : > 5 mm
- Sedang : 1-5 mm
- Halus : < 1 0,05 mm

Afanit (kristalin, sangat halus :< 0,05 mm)


Ditentukan dengan mikroskop (tubuh intrusi kecil dekat permukaan
bumi, ekstrusi)

Gelasan
Aliran lava, intrusi-intrusi kecil sangat dangkal
Kristal-kristal kasar :
- Pendinginan lambat (kesempatan dalam
penambahan ion-ion, pertumbuhan kristal : besar)
- Kekentalan magma yang rendah
- Proses pengintian sukar terjadi serta berlangsung
perlahan-lahan
- Jumlah inti kristal yang sedikit : memungkinkan sedikit
kristal tumbuh menjadi besar sebelum kristal di
sampingnya tumbuh

Kristal-kristal dalam basalt yang halus :


- Pengintian yang cepat (inti kristal banyak)
- Kristalisasi cepat (pendinginan cepat pada
permukaan bumi), dihalang-halangi oleh
kekentalan magma yang rendah (encer)
Tekstur gelasan dalam riolit :
- Pendinginan cepat
- Polimerisasi (tetrahedra silika), magma silikaan,
(kecepatan kristalisasi)
- Migrasi ion yang perlahan-lahan : karena
kekentalan magma yang tinggi dapat
menghalang-halangi kristalisasi
Pembagian tekstur berdasarkan kristalinitas :
Holokristalin
Semuanya kristal

Hipokristalin
Sebagian kristal, sebagian gelas gunungapi

Holohialin
Semuanya gelas gunungapi
Pembagian tekstur berdasarkan fabrik / hubungan
antar kristal :
Panidiomorfik granular
Sebagian besar tersusun oleh kristal-kristal
euhedra
Hipidiomorfik granular
Sebagian besar tersusun oleh kristal-kristal
subhedra
Senomorfik / alotriomorfik granular
Sebagian besar tersusun oleh kristal-kristal
anhedra
Kristal euhedra :
Hubungan antar kristal yang dibatasi oleh muka
kristalnya sendiri

Kristal subhedra
Hubungan antar kristal, dengan sebagian muka kristal
dibatasi oleh muka kristal mineral yang lain

Kristal anhedra
Hubungan antar kristal yang semuanya dibatasi oleh
muka kristal mineral lain
Textural classification of
igneous rocks
1. Phaneritic: crystals visible with naked eye
Plutonic or intrusive rocks
2. Aphanitic: crystal too small for naked eye
Volcanic or extrusive rocks
3. Porphyritic: two different, dominant grain sizes
Large crystals = phenocrysts; small crystals = groundmass
4. Fragmental: composed of disagregated igneous
material
Pyroclastic rocks
Porphyritic - bimodal size distribution,
with large grains surrounded by numerous
small grains or glass
Porphyritic Size Distribution
Phenocrysts - Large crystals formed by
relatively slow cooling below the earths
surface

Groundmass - Small crystals or glass,


formed by more rapid cooling
14
Textural classification of
igneous rocks
Pegmatitic: very large xtals (cm to 10s of cm); i.e., slowly
cooled
Forms veins or layers within plutonic body

Glassy: non-crystalline; cools very fast (e.g., obsidian)


Volcanic rocks

Vesicular: vesicles (holes, pores, cavities) form as gases


expand
Volcanic rocks
Essential Minerals which must be
present in order for a rock to be
classified with a certain name
Types of Minerals
Accessory Minerals need not be
present in a rock, but which may be
present in small amounts

16
STRUKTUR BATUAN BEKU

Definisi :
Istilah yang dipakai untuk menjelaskan hubungan
antar kumpulan mineral / material penyusun batuan

Macam-macam struktur :
Perlapisan bersusun (intrusi melapis)
Skoriaan
Vesikuler
Amigdaloidal
Trasitik
Perlitik
Kekar tiang dan lembaran
Lava bantal
Coarse Grained Fine Grained

Igneous Textures -
Crystalline
Keluarga batuan faneritik

Granit biotit dari Sibolga, Sumatera Utara, berumur


Perm (280-230 juta tahun yang lalu).
Keluarga batuan faneritik

Granit biotit, dari pulau Natuna, berumur Perm-Yura


(141-280) juta tahun yang lalu.
Keluarga batuan faneritik

Granit biotit berlapis, dari pantai Trikora, pulau Bintan,


kabupaten Kepulauan Riau, berumur Trias-Jura (248-
131 juta tahun yang lalu)
Keluarga batuan faneritik

Mikrogranit dari Sibolga, Sumatera Utara, berumur


Perm (280-230 juta tahun yang lalu).
Keluarga batuan faneritik

Aplit, dari Bourder County, Colorado, berumur Pra-


Kambrium (>500 juta tahun yang lalu)
Keluarga batuan faneritik

Pegmatit, dari Portland, Middlesex County, Connecticut,


berumur Devon Atas (360-345 juta tahun yang lalu).
Porphyritic

Igneous Textures -
Crystalline
Masa dasar
(Groundmass)

Fenokris
(Phenocrysts)
Glassy

Vesicular
Pyroclastic/Fragmental

Made of rock fragments


rather than crystals
Klasifikasi
Batuan
Beku
KLASIFIKASI DAN PENAMAAN
BATUAN BEKU NON FRAGMENTAL

Berdasarkan

Tekstur
Struktur
Komposisi mineralogi
Komposisi kimia
KLASIFIKASI BATUAN BEKU

Berdasarkan kejenuhan silika :


Batuan sangat jenuh silika (silica-oversaturated)
- Batuan beku yang mengandung silika yang melebihi
jumlah yang dibutuhkan untuk membentuk mineral
silikat; ditandai dengan munculnya mineral Kuarsa
Batuan jenuh silika (silica-saturated)
- Batuan beku yang mengandung mineral-mineral yang
jenuh silika; kuarsa muncul dalam komposisi Norm-nya
Batuan tidak jenuh silika (silica-undersaturated)
- Batuan beku yang mengandung mineral-mineral
undersaturated terhadap silica, khususnya Feldspatoid
dan Olivin
Konsep Kejenuhan Terhadap Silika

Mineral jenuh silika


- Semua feldspar, piroksen / miskin Ti,
amfibol,mika, olivin / kaya Fe, magnetit, ilmenit

Mineral tidak jenuh silika


- Feldspatoid (Leusit, nefelin), olivin / kaya Mg,
piroksen / kaya Ti, korundum
KLASIFIKASI BATUAN BEKU

Berdasarkan kandungan silika (SiO2) :


Asam
- SiO2 : > 66 %
- Granit, sienit, diorit kuarsa, trasit
Menengah
- SiO2 : 52 66 %
- Diorit, granodiorit, andesit
Basa
- SiO2 : 45 52 %
- Gabro, basalt
Ultrabasa
- SiO2 : < 45 %
- Peridotit, dunit
KLASIFIKASI BATUAN BEKU

Berdasarkan komposisi mineralogi :


Batuan felsik
- Mineral mafik tidak melimpah sedikit (< 40 %)

Batuan mafik
- Mineral mafik melimpah ( 40 70 %)

Batuan ultramafik
- Mineral mafik sangat melimpah (> 90 %)
Mineral felsik
- Warna putih, abu-abu, merah muda, rapat jenis
rendah
- Kuarsa, feldspar, feldspatoid

Mineral mafik
- Warna gelap, hijau, coklat, hitam, rapat jenis tinggi
( > 3,80)
- Piroksen, amfibol, olivin, biotit
KOMPOSISI MINERALOGI

Mineral utama :
- Mineral yang paling menentukan nama batuan
- Kelimpahan : melimpah sangat melimpah
- Misal : ortoklas, plagioklas dan kuarsa dalam
granit

Mineral asesori khas


- Mineral yang ikut memberi nama batuan
- Kelimpahan : cukup melimpah
- Misal : hornblenda dalam granit hornblenda
KLASIFIKASI BATUN BEKU

Berdasarkan cara terjadinya :

Batuan pluton

Batuan hipabisal

Batuan gunungapi
BATUAN PLUTON

Membeku di tempat yang dalam (abisal), tubuh


intrusi besar (batolit, stok dan pluton-pluton besar
lain), membeku perlahan-lahan

Berbutir sangat kasar, medium-kasar; secara lokal


ditemukan tekstur porfiritik; non porfiritik, subhedra
atau anhedra
BATUAN HIPABISAL

Mengristal di bawah kondisi yang terpengaruh antara


batuan pluton dan batuan gunungapi, intrusi dangkal
kecil, dekat permukaan bumi (hipabisal), pada kerak
benua bagian atas, korok, sill, sumbat gunungapi,
leher gunungapi atau tubuh yang lebih besar (lakolit)
pada tempat yang dangkal, dapat mendingin cukup
cepat
Pada umumnya berbutir fanerik halus, porfiritik,
porfiritik (masadasar halus, tanpa gelas volkanik
Bagian tepi intrusi dalam yang mendingin cepat dan
menerobos batuan yang dingin dapat mempunyai
sifat batuan hipabisal
BATUAN GUNUNGAPI

Membeku cepat, pada atau amat dekat dengan


permukaan bumi, afanitik dengan sedikit atau tanpa
campuran gelas, sangat halus-gelasan; klastik
Kristalisasi fenokris cenderung terjadi pada kisaran
suhu yang tinggi, sehingga muncul mineral-mineral
yang terbentuk pada suhu tinggi, P rendah (sanidin
dan plagioklas suhu tinggi)
Fenokris biotit, hornblenda, kuarsa
Ada dua fase pendinginan : fase intertelurik di tempat
yang dalam (fenokris) dan fase efusif (masadasar
afanitik), yaang menghasilkan tekstur porfiritik
Compositional terms for
igneous rocks
Felsic: feldspar + silica
~55-70% silica, K-feldspar > 1/3 of feldspars present
light-colored silicate minerals Continental crust
Intermediate: between felsic and mafic
~55-65% silica, plag > 2/3 of feldspars present
Na-rich plag predominates over Ca-rich plag
Mafic: magnesium + ferric iron
~45-50% silica; Ca-rich plag dominant feldspar
dark silicate minerals Oceanic crust
Ultramafic: >90% mafic minerals, silica < 45%, few or no
feldspars
Mantle-derived
Q
Quartzolite
90 90

Klasifikasi Batuan Beku Quartz-rich


Fanerit yang Baku Granitoid

adalah dari IUGS 60 60

(Streckeisen, 1976) Grano-


Granite
diorite

Alkali Fs. 20 20 Qtz. Diorite/


Quartz Syenite Qtz. Gabbro
Quartz Quartz Quartz
(A) Plutonic rocks Alkali Fs.
5
Syenite Monzonite Monzodiorite
5 Diorite/Gabbro/
Syenite Syenite Monzodiorite
10 35 Monzonite 65 90 Anorthosite
A (Foid)-bearing (Foid)-bearing (Foid)-bearing P
Syenite Monzonite Monzodiorite
10 (Foid)-bearing
Syarat: 10
Diorite/Gabbro
1. Batuan harus mengandung minimal (Foid)-bearing
Alkali Fs. Syenite
total mineral Plagioklas, Ortoklas (Foid) (Foid)
dan Kuarsa (atau Feldspatoid) Monzosyenite Monzodiorite
minimal 10%
2. Jumlah mineral-mineral tersebut
dinormalisasi ke 100%
60 60

(Foid)olites

A classification of the phaneritic igneous rocks. a.


Phaneritic rocks with more than 10% (quartz + feldspar +
feldspathoids). After IUGS.
F
Klasifikasi IUGS untuk Batuan Beku Fanerit yang Gabbroic
Plagioclase
Gabbroic Anorthosite A classification of the phaneritic igneous rocks.
rocks 90
b. Gabbroic rocks. c. Ultramafic rocks. After
IUGS.
ro

Tro
bb

cto Olivine
Ga

Olivine
lite
Ultramafic Dunite
gabbro rocks 90

Peridotites

Plagioclase-bearing ultramafic rocks


Lherzolite
Pyroxene Olivine
(b) 40

Orthopyroxenite Olivine Websterite Pyroxenites


10

(c) 10
Websterite
Clinopyroxenite
Orthopyroxene Clinopyroxene
Q

Klasifikasi Batuan Beku Afanit yang


Baku adalah dari IUGS (Streckeisen,
1976) 60 60

Volcanic rocks Rhyolite Dacite

Syarat: 20 20
1. Batuan harus mengandung minimal
total mineral Plagioklas, Ortoklas Trachyte Latite Andesite/Basalt
dan Kuarsa (atau Feldspatoid) 35 65
A (foid)-bearing (foid)-bearing (foid)-bearing P
minimal 10% Trachyte Latite Andesite/Basalt
10
2. Jumlah mineral-mineral tersebut 10

dinormalisasi ke 100%

Phonolite Tephrite
A classification and nomenclature of volcanic
rocks. After IUGS.
60 60

(Foid)ites

F
Klasifikasi Batuan Vulkanik
Secara umum, penamaan batuan vulkanik non-piroklastik adalah
berdasarkan komposisi mineral penyusunnya, dengan menggunakan
klasifikasi QAPF yang disusun oleh Streckeisen (1967).
Namun, jika prosentasi modal mineral yang disyaratkan untuk
klasifikasi tersebut tidak dipenuhi, maka klasifikasi tersebut tidak bisa
digunakan. Kandungan mineral sering tidak bisa ditentukan secara
prosentase modal karena kehadiran mineral berukuran halus atau karena
kehadiran material gelasan.
Untuk mengatasi hal tersebut , maka IUGS Subcommission on the
Systematics of Igneous Rocks membuat rekomendasi untuk membuat
berdasarkan diagram Total Alkali Silika atau dikenal sebagai diagram
TAS (Le Bass dkk., 1986).
Klasifikasi ini dipakai jika 1) analisa kimia yang valid diperoleh, 2)
analisis modal mineral tidak diperoleh dan 3) tidak berlaku untuk batuan
vulkanik piroklastik.
(Baca tentang klasifikasi batuan vulkanik di
http://geologi.ugm.ac.id/ind/news.php?readmore=39)
TAS Classification of (Volcanic) Rocks

A chemical classification of volcanics based on total alkalis vs. silica. After Le Bas et al. (1986) J.
Petrol., 27, 745-750. Oxford University Press.
COMPOSITION (Minerals Present)
Ultramafic Mafic Intermediate Intermediate Felsic

Olivine Ca- Na- Na-Plagioclase Quartz


(Pyroxene) Plagioclase Plagioclase Amphibole Orthoclase
Pyroxene Amphibole Quartz Biotite
Olivine Pyroxene Biotite Na-Plagioclase
Biotite
Coarse-
DUNITE GABBRO DIORITE GRANODIORITE GRANITE
grained*
Fine -
BASALT ANDESITE DACITE RHYOLITE
TEXTURES

grained*
Glassy OBSIDIAN

Vesicular SCORIA PUMICE


Fragmental
TUFF
(Pyroclastic)
*Some igneous rocks have a porphyritic texture. If a rock has 2 grain sizes, the rock is named after
the smaller grain size and the word porphyritic is added as an adjective. For example, if a rock is
predominantly fine-grained and mafic, it would be a basalt. If phenocrysts are present in the fine-
grained matrix, this rock would be called a porphyritic basalt.
KLASIFIKASI BATUAN BEKU

(Fenton, 1940 dalam Bateman, 1962)


Composition of Igneous Rocks
Schminke (2004)

Anda mungkin juga menyukai